Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS GAYA DESAIN INDUSTRIAL MODERN PADA

ELEMEN INTERIOR AREA DUDUK PENGUNJUNG CALIBRATE


COFFEE, JAKARTA BARAT

Kelompok:
Trista Dewi 615170045
Tamara Vania 615170062
Jennifer Christine 615170069

Dosen: Ir. Nurhasanah, MM.


Dosen Pembimbing : Augustina Ika Widyani ST., M.Ds.

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan zaman yang terus berjalan mempengaruhi
berkembangnya gaya hidup dan kebutuhan setiap individu yang semakin
beraneka ragam. Di Indonesia sendiri sudah akrab dengan budaya
berkumpul. Masyarakat sendiri biasanya melakukan kegiatan itu di tempat
khusus nongkrong ataupun ​coffee shop.​ ​Coffee shop saat ini sudah sangat
berkembang dan sudah banyak jenisnya. ​Coffee shop juga bisa digunakan
untuk bertemu dengan klien bahkan saat ingin mengerjakan tugas sehingga
coffee shop a​ dalah satu tempat yang sangat sering dikunjungi oleh orang.
Seiring perkembangan zaman, ​coffee shop menyediakan makan kecil
dan makanan berat. ​Coffee shop pada mulanya hanya menyediakan tempat
untuk minum kopi dan teh dengan cepat. Akan tetapi, karena perkembangan
dan kebutuhan pelanggan yang semakin lama semakin kompleks dan tidak
ada habisnya, berkembanglah ​coffee shop seperti yang ada sekarang ini.
Salah satu coffee shop yang menyediakan makanan selain kopi yaitu
Calibrate Coffee
Semakin pesatnya perkembangan tren cafe menyebabkan persaingan
semakin ketat. Untuk menarik pengunjung, tidak saja menawarkan produk
yang beraneka ragam dengan harga yang bervariasi, namun juga
menyediakan tempat yang nyaman dengan konsep dan gaya desain interior
yang menarik, salah satunya konsep desain industrial.
Konsep desain yang paling banyak diaplikasikan pada ​cafe ​adalah
konsep industrial, karena pemberian kesan yang nyaman dan hangat, selain
itu konsep dari industri itu sendiri dapat menghemat biaya dan ramah
lingkungan, karena erat kaitannya dengan furniture dan elemen-elemen
interior yang tidak memerlukan banyak finishing. Konsep industrial ini bisa
digabungkan dengan gaya desain seperti modern untuk menyesuaikan
dengan perkembangan zaman saat ini.
Konsep industrial modern sendiri adalah soal keseimbangan antara
penampilan yang terlihat mentah dan ekspos elemen-elemen struktural,
dengan tampilan elegan dari sebuah fase gaya, modern. Desain industrial
yang identik dengan ekspos material dengan material besi dan kayu harus
digabungkan menjadi tampilan elegan merupakan hal yang tidak semua
orang bisa menampilkan hal ini.
Salah satu cafe yang mengusung konsep desain industrial modern
yaitu calibrate Coffee yang merupakan toko kopi yang memiliki suasana
tempat yang nyaman dengan konsep Industrial yang cocok untuk tempat
ngopi yang memiliki gaya modern yang menyediakan makanan dan juga
minuman dalam satu tempat. dengan konsep ​cafe ini membuat pengunjung
nyaman untuk berlama- lama, meeting bahkan untuk mengerjakan tugas.
Hal ini berhubungan dengan interior kafe karena bisa memberikan
kenyamanan bagi penggunanya. Salah satu peranan interior yaitu
menentukan konsep dan gaya pada hal yang ingin didesain. Gaya desain
yang berbeda dapat menciptakan pengaruh yang berbeda pada ruang dengan
elemen-elemen yang menjadi pembentuk masing-masing gaya.
Peneliti meneliti Calibrate Coffee sebagai objek penelitian karena
kafe ini memiliki konsep gaya industrial modern yang unik karena harus
tetap menampilkan ciri khas industrial dengan gaya elegan modern. Hal
inilah yang membuat kafe ini unik sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
kafe ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah material elemen interior area duduk pengunjung Calibrate
Cafe sudah mengusung gaya modern industrial?
2. Apakah warna elemen interior area duduk pengunjung Calibrate
Cafe sudah mengusung gaya modern industrial?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menemukan karakteristik material Industrial Modern pada
elemen interior Calibrate Coffee.
2. Untuk menemukan karakteristik warna Industrial Modern pada
elemen interior Calibrate Coffee.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini bermanfaat untuk
mendalami pengetahuan tentang gaya desain industrial modern yang
diterapkan dalam elemen interior cafe.
2. Bagi perancang, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui konsep
desain yang dibuat sesuai dengan karakteristik tema
3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan
mengenai material dan warna gaya desain industrial modern pada
elemen interior.

1.5 Batasan Masalah


Penelitian ini hanya difokuskan pada konsep desain industrial dan
modern yang digunakan sebagai konsep Calibrate Coffee. Elemen
interior yang akan dibahas di penelitian ini hanya difokuskan pada
beberapa elemen interior di Calibrate Coffee. Pencarian konsep gaya
modern industrial pada cafe dilihat dari penggunaan material dan
warna. Pada penelitian ini, unsur material dan warna difokuskan pada
material lantai, dinding, plafon dan furniture. Penelitian yang dilakukan
akan membandingkan data literatur dengan data faktual pada Calibrate
Coffee.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan Akhir


1. BAB II Pendahuluan
Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan, manfaat,
batasan masalah, dan sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menjelaskan tentang literatur yang mendukung
penelitian yang meliputi gaya modern industrial , ciri- cirinya,
sejarah dan juga pengertian yang berhubungan dengan penelitian.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Menjelaskan mengenai metode penelitian, parameter penelitian,
rincian kerja prosedur penelitian, serta alat dan bahan yang
digunakan.
4. BAB IV Hasil Survey dan Pembahasan
Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil
survey.
5. BAB V Penutup
Menjelaskan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan saran-saran
yang direkomendasikan berdasarkan pengalaman di lapangan untuk
perbaikan proses penguji selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Gaya Desain Modern

2.1.1 Sejarah Modern

Kelahiran desain modern diakibatkan dari perkembangan teknologi


dan ilmu pengetahuan yang tengah terjadi. Revolusi industri dengan
ditemukannya mesin uap secara tidak langsung mengakibatkan posisi artisan
dan para seniman menjadi terancam. Ancaman industri ini memunculkan
kelompok anti industri yang berupaya memulihkan kembali peran seniman
dengan penciptaan barang-barang yang mengandalkan buatan tangan.
Gerakan anti industri mengalami kegagalan menjelang penghujung abad
ke-19.
Menjelang abad ke-20 muncul gerakan ​Deutsche Werkbund​, yang
berupaya menyelaraskan seni dengan industri. Gerakan inilah yang menjadi
awal munculnya desain modern, yang disusul dengan prinsip estetika mesin
pada tahun 1920. Prinsip estetika mesin inilah yang menjadi awal mula
kelahiran desain modern.
Meskipun desain pada periode pertama abad kedua puluh didominasi
oleh historisisme eklektik, kesadaran akan ide-ide modernisme mulai
menyebar secara bertahap. Pada tahun 1932, di Museum Seni Modern di
New York, sejarawan arsitektur Henry-Russell Hitchcock dan Philip
Johnson, direktur museum departemen arsitektur dan desain,
menyelenggarakan pameran arsitektur yang berjudul The International
Style. ( John F. Pile, 2009: 371)
Enam belas proyek dari sekian banyak karya yang dipresentasikan
adalah karya perintis modern. Mereka memiliki beberapa kesamaan kualitas
gaya, termasuk atap rata, dinding halus (dan biasanya putih), area kaca yang
luas, dan perencanaan asimetris, bersama dengan tidak adanya detail sejarah
atau ornamen. Desainnya mencerminkan "fungsionalisme," yaitu, mereka
menempatkan fungsi di atas tujuan estetika.Itu adalah salah satu prinsip
utama modernisme bahwa desain arsitektur harus dimulai dengan
pengaturan interior yang akan mengarah pada ekspresi eksternal yang logis.
Interior yang di gambar memiliki kesederhanaan fungsional yang sama,
tidak adanya detail historis dan ornamen yang sama yang mencirikan bentuk
eksternal bangunan yang bersangkutan.1

2.1.2 Perkembangan desain Modern

Louis Sullivan adalah arsitek penting tidak hanya sebagai pelopor


dalam perkembangan modernisme tetapi juga sebagai mentor bagi Frank
Lloyd Wright. Sullivan mengadopsi frase "bentuk mengikuti fungsi" sebagai
prinsip yang mendefinisikan elemen arsitektur dan desain yang
mengekspresikan struktur daripada menyembunyikannya dengan ornamen
eklektik. ( Rosemary Kilmer, 2014: 73- 8)
Frank Lloyd Wright (1867–1959) mengembangkan teori arsitektur
"organik", yang menyatakan bahwa sebuah bangunan harus tumbuh dari
dalam ke luar, menyatu dengan lanskap. Wright percaya arsitektur
melampaui kebutuhan kenyamanan dan tempat tinggal. Dalam desain
rumahnya, ia menggunakan konsep rencana terbuka, memisahkan diri dari
ruang interior yang tertutup seperti kotak. ( Rosemary Kilmer, 2014: 73)
Dia menggunakan tone warna alami dalam pekerjaan plester dan
finishing alami pada kayu. Interiornya dipenuhi dengan desain geometris,
motif diagonal, sisipan kaca patri, dan pengaturan asimetris.
Le Corbusier (1887–1965), seorang arsitek dan desainer Swiss,
adalah seorang Modernis Prancis awal yang menggunakan desain
sederhana, gaya-gaya kubisme. Dia percaya bahwa rumah adalah "mesin
untuk hidup," sedangkan konsep Wright berpendapat bahwa rumah dan
lansekap adalah satu. Desain Le Corbusier, yang menunjukkan abstraksi

1
​John F. Pile, ​A History of Interior Design​ (London: Laurence King Publishing Ltd, 2009).
hlm 371.
geometris, dibangun berdasarkan prinsip-prinsip matematika, modul teratur.
Kemudian dalam karier Le Corbusier, ia meninggalkan banyak bentuk
geometrisnya yang sederhana, dan menciptakan bentuk arsitektur yang lebih
terpahat dengan beton dan plester. ( Rosemary Kilmer, 2014: 73)
Kemudian muncul Filosofi Bauhaus (1919-1933) yang adalah untuk
menyederhanakan desain objek sehingga fungsionalisme, penggunaan
material, dan teknik konstruksi terlihat jelas pada karya akhir. Ornamen
dipandang sebagai hiasan permukaan dan pelengkap, karenanya dilarang.
Bauhaus menggunakan suku cadang prefabrikasi dan terstandarisasi dalam
desain yang berasal dari zaman pembuatan mesin.
Pengaruh Mies, Le Corbusier, dan Gropius memimpin modernisme
dan gaya Internasional ke garis depan desain. Perkembangan Plexiglas pada
tahun 1930-an, plastik termoseting, laminasi plastik, nilon, dan lampu
fluorescent ditambahkan pada tampilan bersih dan fungsional pada gaya
modern.
Meskipun modernisme memiliki karakteristik tipikalnya sendiri, ada
juga variasi di dalamnya. Namun pada umumnya gaya modern fungsional,
bentuknya sederhana, dan tidak memiliki ornamen.
Ward Bennett (1917–2003) mendesain perabotan dan interior pada
tahun 1950-an. Dia menjadi pengaruh besar dengan desain furnitur dan
tekstilnya, terutama untuk Brickel Corporation antara tahun 1963 dan 1988.
Dia dan desainer lain, seperti Nicos Zographos dan Benjamin Baldwin,
menemukan "gaya minimalis" untuk interior mereka, mengurangi ruang
untuk kebutuhan unsur dan menggunakan permukaan polos, kelegaan ruang,
tidak adanya ornamen, dan furnitur yang minimal.2

2.1.3 Ciri desain Modern

Desain interior modern memiliki ciri atau karakteristik ruangan yang


tidak banyak menggunakan dekorasi untuk menghiasi ruangan, terlihat

2
​Rosemary Kilmer, Otie Kilmer, ​Designing Interiors Second Edition.​ (New Jersey: John
Wiley & Sons, 2014). hlm 80.
simple, rapi dan bersih. Penggunaan bahan alami yang dipadukan dengan
bahan metal yang diterapkan menjadi karakteristik desain ini. Ruangan yang
terbuka dengan jendela-jendela besar, menggunakan warna-warna netral
seperti putih, hitam, coklat untuk warna dasar pada ruangannya.

Gambar 2.1 Desain Modern


(Sumber gambar: ​blenderartists.org​, 2020)

Selain itu, ciri ruang dengan gaya modern adalah gaya transparan
dimana ruang-ruang saling terhubung biasanya hanya menggunakan partisi
untuk menjadi perantara antar ruang itu juga tidak menyeluruh.
Menggunakan bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished,
aluminum, kaca lebar, dan bahan alami yang diolah hingga finishing ini
semua menjadi karakteristik dari ruangan desain modern.
Menurut Rosemary Kilmer ( 2014: 80) Meskipun modernisme
memiliki karakteristik tipikalnya sendiri, ada juga variasi di dalamnya.
Namun pada umumnya gaya modern fungsional, bentuknya sederhana, dan
tidak memiliki ornamen.
Selain karakteristik tersebut gaya desain ini juga dapat dilihat dalam
menentukan bentuk desain furniturenya yang berdasarkan fungsionalnya
yang sesuai dengan gaya hidup yang menuntun untuk praktis dalam
penggunaan agar dapat membantu melakukan aktifitas dengan serba cepat
dan efisien. Ciri desainnya simpel, bersih, rapi serta fungsional.
Gambar 2.2 Interior Modern
(Sumber gambar: archlovin.com, 2020)

2.2 Konsep Desain Industrial

2.1.1 Sejarah Industrial

Evolusi arsitektur dan desain modern terjadi berdasarkan


transformasi dari peradaban Barat yang dimulai pada abad ke-18.
Salah satu perkembangan yang paling penting adalah revolusi
industri yang merubah tatanan hidup masyarakat lama. Teknologi
baru di bidang transportasi dan komunikasi menyebabkan manusia
menjadi lebih sadar satu sama lain, adanya acara - acara penting, dan
munculnya barang-barang komersial. Kehidupan dan pekerjaan
masyarakat meningkat karena furnitur dan barang lainnya dapat
diproduksi secara masal.
Menurut John Heskett (1957 : 111-155), perang Dunia
Pertama telah mendorong penjelajahan kapasitas produksi
besar-besaran. Lewat tahun 1918 terjadilah ledakan konsumen
(​consumer boom​). Hal tersebut disertai pertumbuhan produksi massa
dengan investasi modal secara besar-besaran, dan upaya untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan. Lewat standarisasi
dan rasionalisasi maka metode-metode produksi dapat
disempurnakan, dan biaya satuan material baru bisa dikurangi.
Industri perabotan di Amerika dapat dikatakan sebagai tempat
latihan yang paling menonjol bagi desainer-desainer profesional.
Pada awal abad 20, mekanisasi dan produksi massanya mencapai
puncaknya di dunia. Banyak perusahaan-perusahaan mendirikan
studio dan dari sini pula desainer-desainer seperti Gilbert Rohde dan
Donald Deskey dapat mengembangkan diri ke lapangan lain.
Salah seorang arsitek yang sangat aktif serta cakap dalam
berbagai hal yang bekerja di lapangan desain ialah Gio Ponti. Pada
tahun 1928 ia menjadi editor majalah Domus. Lewat majalah itu ia
mengembangkan konsep ‘​true form’ ​(bentuk yang benar), sehingga
membuat pengaruh dalam dunia desain Italia selama beberapa tahun.
Konsep ini dapat dicapai dengan membuang semua konvensi yang
ada dan mendesain kembali dan harus sesuai dengan fungsinya.
Karya-karya Ponti meliputi barang-barang keramik, barang-barang
logam, lampu-lampu, perabotan dan bermacam-macam alat-alat
komersial dan kebutuhan rumah tangga. Pada tahun 1956, Eames
dan istrinya Ray mendirikan bengkel di Los Angeles dimana mereka
memulai dengan serangkaian riset struktur dan material yang
mendalam. Mereka mencoba menggunakan plywood, kemudian
mencoba membentuk kursi secara satuan. Kemudian mengalihkan
perhatiannya untuk menggunakan logam, aluminium tuangan,
plastik-plastik yang diperkuat fiberglass, kasa kawat besi tipis dan
balok-balok baja. Hasilnya sama sekali ‘individual’ namun ditangani
dalam proses tertentu untuk kemudian diproduksi. Karyanya terus
berkembang, tapi terdapat tiga kursi dengan kualitas desain yang
berbeda.
Revolusi industri memperkenalkan material dan teknologi
baru sehingga arsitektur dan desain dapat berkembang dan
menciptakan produk atau desain baru, terlepas dari gaya sebelumnya.
Gaya baru yang menggunakan besi, kayu, dan kaca muncul.
Pada abad ke-18 perkembangan desain lebih memfokuskan
pada fungsi. Gaya desain industrial pun lahir dari kebutuhan untuk
merubah fungsi sebuah bangunan seperti pabrik atau sebuah
lumbung tua menjadi hunian atau tempat tinggal yang sangat
nyaman untuk dihuni. Dekorasi industrial modern juga membawa
konsep ruang terbuka. Peralatan dan aksesorisnya disesuaikan
dengan ruang beserta tujuan dan fungsinya.

2.1.2 Industri dan Interior

Menurut John F Pile (2009 : 244 - 245) Dampak dari fase


awal revolusi industri dalam desain interior yaitu lebih terlihat
teknikal dibandingkan estetik. Dan adanya penekanan material besi,
kayu, dan kaca pada arsitektur dan juga interior. Langkah awal
terhadap zaman modern, pencahayaan, dan timbul pemanasan,
membuat beberapa elemen penting dari interior awal menjadi tidak
terpakai lagi. Besi cor yang menjadi murah dijadikan material praktis
untuk membuat peralatan-peralatan rumah.
Bukti nyata dari perkembangan teknologi pada awal abad
ke-19 masih sedikit. Desain industrialnya lebih terlihat karena
fungsional berdasarkan standar, karena industrial tidak begitu
memperhatikan aspek estetika.
Pada desain industrial material yang digunakan biasa juga
memakai bahan-bahan yang didaur ulang atau bahan-bahan industri
seperti kaca, besi dan alumunium yang diolah sedemikian rupa
sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik.

2.1.3 Ciri-ciri Industrial

Desain interior berkonsep industrial memiliki ciri khas yaitu


beberapa material yang cenderung kasar seperti logam dan baja
balok lantai yang sengaja diekspos untuk menunjukkan karakternya
dan lebih menampilkan nuansa yang berkaitan dengan dunia industri.
Tema ini biasanya didesain fungsional dengan latar belakang teknik
yang kuat dan desain interior gaya industrial ini juga berkutat pada
pemilihan material yang tampak apa adanya seperti dinding batu bata
ekspos, lantai beton, material yang ada di finishing dengan
menonjolkan bentuk dan tekstur alaminya.
1. Menggunakan warna monokromatik, warna gelap yang
dipadukan dengan warna-warna netral.
2. Penggunaan dinding bata (dinding ​expose)​ .
3. Menggunakan kayu atau beton sebagai nilai keindahan.
4. Menggunakan material besi
5. Menggunakan material kaca
6. Menggunakan bahan daur ulang

Gambar 2.3 Desain Industrial


(Sumber gambar: Google ,2020)

Ciri khas pada konsep desain industrial itu sendiri, yaitu atap
atau langit-langit, dengan atap terbuka dan memperlihatkan elemen
struktural menjadi satu fitur yang menunjukan ruangan sehingga
tampak atraktif. Terlihatnya saluran pipa serta kerangka bangunan
pada langit-langit menjadikannya ciri khas serta keunikan pada gaya
desain interior ini.
Gambar 2.4 Desain Industrial 2
(Sumber gambar:Google, 2020)

Konsep desain industrial biasanya menggunakan


warna-warna monokromatik dan terkesan maskulin. Beberapa
material yang digunakan juga cenderung kasar seperti logam dan
baja yang sengaja diekspos untuk menunjukkan karakternya.
Material yang digunakan juga memakai bahan-bahan yang didaur
ulang atau bahan industri seperti kaca, besi, dan alumunium yang
diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior
yang menarik. Kolom-kolom atau struktur atap sering dibiarkan
terlihat dengan jelas, beberapa ada yang di-​finishing, ​tetapi ada juga
yang ​unfinish. Salah satu yang paling terlihat dari gaya industrial
adalah ekspos tampilan batu bata. Ada pula batu bata yang dicat
dengan warna cerah seperti putih atau warna teduh seperti abu-abu.
Pemakaian lantai beton juga sering diterapkan untuk memberi kesan
kuat.
Furniture yang digunakan cenderung tanpa ​finishing dan
lebih menunjukkan warna aslinya. Furniture berbahan kayu
biasanya tidak dicat, melainkan hanya dipolitur untuk
mengantisipasi rayap. Furniture berbahan besi, alumunium, dan
stainless j​ uga tidak dicat sama sekali, tetapi dibiarkan apa adanya
seperti layaknya material asli.
Furniture desain industrial mengutamakan kepraktisan
bentuk. Bentuk-bentuk yang digunakan terinspirasi dari
bentuk-bentuk yang terdapat di pabrik.

Gambar 2.5 Kursi Industrial


(Sumber: Google, 2020)

Gambar 2.6 Meja Industrial


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Motif yang terdapat di industrial adalah motif geometris


pergantian abad seperti papan catur atau bahkan garis-garis.
Namun, di industrial masa ini ada juga pola heksagonal atau
diamond.​
Gambar 2.7 Gambar 2.8
(Sumber: Google,2020) (Sumber: Google,2020)

2.3 Cafe

2.3.1 Sejarah Kafe

Menurut Fred Lawson ( 1987 : 30 - 31 ) Setelah kopi


diperkenalkan pada abad ke-17, mulai dikenal Rumah kopi yang
menjadi tempat paling modis untuk dijadikan tempat rapat dan
tempat untuk bertransaksi bisnis. ​Lloyd’s Coffee House ​adalah
cafe pertama yang di buka di kota London pada 1652.
Kafe menjadi sangat populer sehingga banyak penginapan-
penginapan yang mengikuti gaya yang sama hingga mengganti
salah satu ruangan publik mereka yang kosong dan dijadikan
sebagai ruang kopi, menuju perkembangan dari toko kopi hotel
menjadi restoran informal yang buka berjam- jam, melayani menu
set makanan ringan dan minuman bagi para turis.
Beberapa toko kopi yang sudah lebih dulu buka mengganti
jalur dan menjadi tempat minum dan tempat berjudi, seperti
Anthenaeum (1815) dan Reform (1836). Dan setelahnya
diperkenalkan klub pribadi berlisensi untuk berjudi.
Kopi pertama kali diperkenalkan di Paris pada tahun 1669
oleh duta besar Turki dan mendorong popularitas cafe menjadi
tempat pertemuan informal dimana terdapat makanan ringan dan
minuman yang selalu ada. Bar kopi spesialis bergaya Amerika
menjadi sedikit populer di tahun 1950 dan hal ini memunculkan
adanya ​snack bars​ dan ​beverage counters.

2.3.2 Pengertian Kafe

Pengertian Kafe menurut ​Dictionary of English Language


and Culture,​ Longman adalah restoran kecil yang melayani atau
menjual makanan ringan dan minuman, kafe biasanya digunakan
orang untuk rileks. Sedangkan menurut ​The New Dictionary and
Thesaurus, Kafe merupakan restoran murah yang menyediakan
makanan yang mudah diolah atau dihidangkan kembali.
Berikut ada beberapa pengertian cafe:
1. Cafe adalah restoran kecil dimana menyajikan
makanan kedai ringan dan minuman. (Oxford, 1955 :
54)
2. Cafe merupakan tempat minum kopi sambil dihibur
oleh musik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996)
3. Cafe merupakan tempat yang menyajikan makanan
kecil dengan harga yang tidak mahal. (Echols, 1980)
4. Cafe merupakan tempat dimana orang melakukan
pertemuan dan bertukar pikiran sambil menikmati
kopi atau minuman yang lainnya dan makanan kecil.
(Ensiklopedia Americana, 1983)

2.3.3 Jenis dan kategori kafe

Cafe sendiri juga dibagi lagi berdasarkan kelompoknya:


1. Cyber cafe
Merupakan jenis cafe yang menyajikan teknologi
komputer seperti internet ataupun permainan komputer
lainnya.
2. Gallery Cafe
Merupakan cafe yang menggabungkan unsur seni
rupa seperti lukisan dalam perencanaannya sehingga cafe
juga berfungsi sebagai media pameran.
3. Cafe Etnis:
Merupakan cafe yang mengambil satu budaya yang
digunakan sebagai konsep cafe yang diperlihatkan dari
elemen desain dan dekorasinya.
4. Cafe otomotif
Merupakan cafe yang menerapkan unsur otomotif
ataupun unsur lain yang berkaitan dengan otomotif.
5. Coffee House/coffee shop
Merupakan Restoran casual yang umumnya tidak
menggunakan table service, dan menekankan pada hidangan
kopi dan beverages lainnya.

2.5 Elemen Interior


Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu
lantai, dinding, plafon. Apabila salah satu diantaranya tidak ada maka
tidak dapat disebut sebagai interior karena ruangan tersebut tidak dapat
berfungsi dan dipergunakan dengan baik. Secara tiga dimensional,
terdapat empat elemen dasar pembentuk interior yang terdiri dari tiga
bidang dimensional (3D) yang akan membentuk volume (panjang x
lebar x tinggi) sebuah ruangan:
1. Lantai sebagai bidang bawah (angka)
2. Dinding sebagai bidang tengah atau penyekat
3. Plafon sebagai bidang atas
Elemen pengisi ruang yang disebut juga perabot (​furniture​), biasanya
berwujud kursi, meja, lemari, lukisan, vegetasi, lampu dan lain-lain.

2.5.1 Lantai
Selain berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, lantai
berfungsi sebagai pendukung beban dan benda-benda yang ada
diatasnya seperti perabot, manusia sebagai civitas ruang, dengan
demikian dituntut agar selalu memikul beban mati atau beban
hidup berlalu lalang di atasnya serta hal-hal lain yang ditumpahkan
di atasnya. (Mangunwijaya, 1980:329). Dalam kelangsungan
kegiatan, pemilihan jenis pelapis lantai akan ditinjau dari macam
atau jenis kegiatannya. Elemen horizontal bawah juga dapat
divariasikan. Semakin banyak beda ketinggian elemen horizontal
bawah dengan sekitarnya, rasa keterpisahan ruangnya semakin
kuat. Menurut Rosemary Kilmer (2014:432) Jenis material yang
digunakan sebagai struktur desain lantai seperti beban hidup
(orang, furnitur dan benda yang bergerak), beban mati (beban akan
material lantai) dan ekonomi. Tiga tipe utama pada material lantai
yang bisa dikombinasikan atau digunakan sendiri yaitu kayu, besi
dan beton.

2.5.2 Dinding
Dinding terdiri dari bidang vertikal eksterior dan interior
dalam sebuah bangunan, yang membantu mengatur batas, karakter,
ukuran, dan bentuk interior. Dinding adalah elemen utama dalam
membentuk dan melampirkan ruang interior. Dinding bisa menjadi
generator aktif pernyataan kuat yang menentukan penggunaan dan
karakter ruang. (Rosemary Kilmer, 2014:449). Menurut Rosemary
Kilmer (2014:449), ​finishing dinding bisa dibiarkan sama dengan
bahan konstruksi bangunan misalnya seperti beton, atau dengan
penggunaan pelapis seperti ​wallpaper​.

2.5.3 Plafon
Plafon merupakan area terbesar dalam lingkungan interior.
Plafon memainkan peran penting dalam membentuk karakteristik
visual, akustik, dan pencahayaan dalam suatu ruang serta
menentukan batas atas ruang serta memberikan perlindungan fisik
dan psikologis. Plafon harus dirancang sebagai bagian integral
dari interior. Ketinggian, bentuk, dan permukaan plafon memiliki
dampak besar pada penghuni, perabotan, dan benda-benda lain di
dalam ruang. Dimensi vertikal ruang interior harus proporsional
dengan dimensi horizontal, untuk mencapai keseimbangan. Plafon
yang tinggi dapat menciptakan perasaan terbuka, lapang, tinggi;
yang rendah dapat menciptakan ruang yang nyaman dan intim.
Konstruksi plafon umumnya terdiri dari sistem rangka balok dan
kasau yang serupa dengan sistem lantai. Namun, kayu atau baja
ini cenderung lebih ringan dan lebih kecil, karena beban atap
biasanya tidak sebesar lantai. (Rosemary Kilmer, 2014:458)

2.5.4 Furniture

Mebel atau ​furniture ​merupakan perlengkapan rumah yang


mencakup seluruh barang, layaknya seperti kursi, meja, dan
lemari. Mebel itu sendiri pun berasal dari kata ​moveable yang
berarti dapat dipindah atau bisa bergerak. Sedangkan kata
furniture berasal dari Perancis (​fourniture) fournir yang artinya
furnish atau perabot rumah atau ruangan. Dalam kata lain, mebel
atau ​furniture adalah semua benda yang ada di rumah dan
digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun
menyimpan benda kecil seperti pakaian atau cangkir. Mebel
terbuat dari kayu, papan, kulit, sekrup, dll.

2.6 Material Modern dan Industrial


Menurut Rosemary Kilmer (2014 : 373 - 405), Material adalah
bahan dasar bangunan arsitek dan desainer interior digunakan untuk
menciptakan lingkungan yang dibangun dan untuk memberikan wujud
bentuk, variasi, dan perbedaan untuk ruang interior. Material
menyajikan bentuk fisik dan psikologis untuk ruang, struktur, finishing,
dan konten untuk digunakan manusia. Beberapa material adalah bagian
dari struktur bangunan; yang lain diterapkan sebagai perawatan
permukaan atau digunakan pada komponen, seperti furniture atau
lemari. Misalnya, bahan-bahan seperti batu dan kayu dapat digunakan
sebagai elemen konstruksi untuk melampirkan ruang dan memberikan
perlindungan dan privasi, namun menyediakan warna, tekstur, pola, dan
daya tahan sebagai pelengkap ruang.

2.6.3 Macam Material

1. Kayu
Kayu merupakan bahan organik yang dapat didaur
ulang, diperbaharui. Kayu sudah digunakan dalam sejak
lama untuk penggunaan furniture dan bahan bangunan.
Kayu juga merupakan material isolator yang baik, dan
dapat diperbaharui, kayu dibagi menjadi 2 kategori : kayu
lunak (​softwood​) dan kayu keras (​hardwood)​ . ​Hardwood
dihasilkan oleh pohon berdaun lebar sedangkan ​softwood
dihasilkan oleh berdaun jarum.
2. Logam
Logam diproduksi dari bijih. Tersedia ratusan jenis
dan paduan (campuran) logam yang berbeda. Logam
sangat fleksibel, karena dapat dibentuk dengan melebur
dan menuang, menggulung, mengekstrusi,dengan mesin,
mengelas, mengebor, membengkokkan, dan sebagainya.
Logam digunakan untuk keperluan struktural dan
dekoratif, baik secara tunggal atau dalam kombinasi
dengan bahan lain. Kekuatan logam berkontribusi pada
kegunaannya dalam bentuk yang ramping dan tahan lama
yang tidak mungkin dilakukan dengan bahan lain, seperti
kayu, batu, atau keramik. Logam adalah bahan anorganik
yang tidak membusuk, lapuk, atau merangsang
kebakaran. Namun, mereka dapat meleleh pada suhu
tinggi dan beberapa dapat berkarat jika tidak dilindungi
dari kelembaban dan bahan kimia. Kebanyakan logam
adalah konduktor listrik dan panas yang baik. Namun,
ketika dua logam berbeda bersentuhan dalam iklim
lembab, aksi galvanik dapat terjadi dan menghancurkan
salah satu logam. Ini adalah alasan aluminium, bukan
baja, paku digunakan dengan memihak aluminium. Saat
ini, sejumlah besar logam dapat didaur ulang; pada
prinsipnya, mereka dapat digunakan berulang-ulang
untuk material dan penggunaan baru.
- Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi yang
berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon.
- Aluminium
Aluminium adalah logam paling berlimpah.
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat,
tetapi merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8%
dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga.
- Tembaga
Tembaga merupakan ​konduktor panas dan
listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi
yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah
untuk membuat​ ​perunggu.
3. Kaca
Kaca adalah zat tembus cahaya dan jernih
yang terjadi jika tanah kersik dalam bentuk pasir
kuarsa dan batu api yang ditumbuk atau batu pasir
yang dilebur bersama dengan zat-zat kimia. Kaca
terbagi atas beberapa jenis sesuai kebutuhan:
1. Kaca transparan
2. Kaca cermin
3. Kaca one way
4. Kaca-kaca aksen
5. Kaca patri
6. Kaca ​Sanblast

1. Semen
Beton adalah campuran dari semen portland, agregat
halus (pasir) dan kasar (kerikil atau batu hancur), dan air.
Semen Portland terdiri dari kombinasi silika bubuk dan batu
kapur, yang dibakar agar bersatu. Kombinasi itu kemudian
digiling menjadi bubuk dan dibakar dalam tungku, dan
zat-zat seperti gypsum ditambahkan untuk membuat produk
akhir. Jenis semen, agregat, dan campuran lainnya dapat
ditambahkan untuk mengubah kekuatan beton, penampilan,
warna, dan kemampuan kerja.
Saat ini, beton dibuat dengan bahan-bahan yang dapat
didaur ulang seperti abu terbang (produk sampingan dari
pembangkit listrik tenaga batu bara) untuk mengurangi
jumlah limbah di tempat pembuangan sampah dari abu.
Beton juga didaur ulang dengan meletakkannya melalui
mesin penghancur, dan digunakan sebagai kerikil untuk
konstruksi baru, seperti pangkalan di jalan raya.
2. Batu
1. Batu Bata
Pada mulanya batu bata dibentuk dari lumpur
yang ditambahkan jerami atau rambut sebagai
pengikat, kemudian dikeringkan di bawah sinar
matahari dan ditumpuk dengan lumpur (lumpur) di
antara sambungan untuk konstruksi dinding. Metode
ini ditingkatkan dengan tanah liat dan bentuk kayu
yang lebih baik dan dengan memanggang batu bata
dengan oven.

Gambar 2.9
Material Batu
(sumber gambar: Rosemary Kilmer, 2014)

Batu bata dibuat dari berbagai tanah liat dan


dibakar dalam tungku pada suhu yang berbeda untuk
menghasilkan warna, tekstur, kekuatan, dan kilau
yang berbeda. Meskipun panel kayu lebih mudah
dipasang dan tidak memerlukan tenaga sebesar
pemasangan batu bata, material ini masih sangat
populer. Banyak orang lebih suka batu bata karena
tahan lama, tahan cuaca, tahan api, dan dikenal
dengan kualitas tinggi dan permanen.

2. Concrete Masonry Units


Concrete masonry units (CMU) terbuat dari
beton dalam block atau bata berulubang maupun
padat. CMU biasanya lebih murah dan lebih kuat dari
batu bata dan lebih ringan, tergantung pada agregat
yang digunakan. Untuk alasan ini, unit batu umumnya
digunakan untuk dinding struktural atau sebagai
permukaan untuk ​brick facing.​

Gambar 2.10
Pengaplikasian bata
(Sumber gambar: Rosemary Kilmer, 2014)

Biomaterial
1. Komposit
1. Fiberglass
Adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis
tengah sekitar 0,005 mm - 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal
menjadi benang atau ditenun menjadi kain​, yang kemudian
diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan
korosi untuk digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal​.
Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk
plastik​; material komposit yang dihasilkan dikenal sebagai plastik
diperkuat-gelas (​glass-reinforced plastic,​ GRP) atau epoxy
diperkuat glass-fiber (GRE), disebut "​fiberglass​" dalam
penggunaan umumnya.
2. Concrete
Concrete atau Beton adalah campuran dari semen portland,
agregat halus (pasir) dan kasar (kerikil atau batu hancur), dan air.
Semen Portland terdiri dari kombinasi silika bubuk dan batu kapur,
yang dibakar untuk menyatukannya. Saat ini, beton dibuat dengan
bahan-bahan yang dapat didaur ulang seperti abu terbang (produk
sampingan dari pembangkit listrik tenaga batu bara) untuk
mengurangi jumlah limbah di tempat pembuangan sampah dari
abu. Beton juga didaur ulang dengan meletakkannya melalui mesin
penghancur, dan digunakan sebagai kerikil untuk konstruksi baru,
seperti pangkalan di jalan raya.

2.7 Warna Modern Industrial


Gaya industrial identik dengan material yang terekspos. Maka dari
itu warna-warna yang digunakan menyesuaikan dengan konsep tersebut.
Industrial menggunakan warna-warna gelap, warna abu ataupun warna
netral lainnya diantaranya warna favorit untuk gaya ini yaitu coklat kayu,
merah bata, dan warna abu-abu. Di beberapa area menggunakan
karakteristik dari warna dingin pipa metal.
1. Warna abu-abu
Abu-abu termasuk warna netral yang dapat menciptakan
kesan misterius, namun juga menentramkan dan menimbulkan
perasaan damai. Kesan yang lain dari abu-abu antara lain adalah
independen dan stabil, menciptakan keheningan dan kesan luas.
Abu-abu juga terkesan dingin, kaku dan tidak komunikatif.
2. Warna Hitam
Hitam adalah warna netral yang melambangkan keanggunan,
kemakmuran, percaya diri, kuat, maskulin, dramatis, misterius dan
ketegasan. Namun pada budaya barat warna hitam melambangkan
kematian dan kesedihan yang dapat menimbulkan perasaan tertekan​.
3. Warna Coklat
Warna coklat identik dengan warna tanah (Bumi atau Earth),
kayu, dan batu, yang berarti merupakan warna alami. Coklat
merupakan warna netral yang melambangkan kebersahajaan
(earthy), pondasi, stabilitas, kehangatan, rasa aman dan nyaman, rasa
percaya, keanggunan, ketabahan, serta kejujuran.

2.8 Karakteristik Dinding Modern Industrial


Gaya Modern industrial umumnya menggunakan bata ekspos atau
concrete yang menjadi fitur yang luar biasa pada gaya ini. Hal ini yang
keunikan dan atribut yang menonjol.
1. Bata Ekspos
Bata ekspos merupakan salah satu pilihan desain yang sering
diterapkan pada dinding untuk menciptakan hunian yang bersuasana
natural. Hal ini bisa diperoleh karena material dari tanah liat ini, jika
di ekspos dengan susunan yang benar dan rapi, sukses menghadirkan
suasana alam nan eksotis.
Yang dimaksud dengan bata ekspos adalah bata penyusun
dinding yang dibiarkan polos tanpa plester dan aci. Dengan begitu,
akan terekspos karakter bata, baik berupa warna, tekstur dan
bentuknya.
Gambar 2.11 Dinding Bata Ekspos
(Sumber gambar: Google ,2020)

2. Concrete
Concrete masonry units (CMU) terbuat dari beton dalam
block atau bata berulubang maupun padat. CMU biasanya lebih
murah dan lebih kuat dari batu bata dan lebih ringan, tergantung
pada agregat yang digunakan. Untuk alasan ini, unit batu umumnya
digunakan untuk dinding struktural atau sebagai permukaan untuk
brick facing.​

Gambar 2.12 Dinding concrete


(Sumber gambar: Google ,2020)

2.9 Karakteristik Lantai Modern Industrial


Untuk menjaga karakteristik suasana gaya modern industrial, banyak
pilihan yang dapat digunakan dalam menggunakan lantai polish concrete.
hal ini praktis dan menjadi pilihan ekonomi yang sesuai. Kekasaran,
ketidaksempurnaan, dn tambalan membuat sedikit perbedaan pada gaya
modern industrial. Efek ini sangat menakjubkan dan jika ingin memasukkan
beberapa kekontrasan dan kehangatan pada modern industrial disarankan
menggunakan material kayu atau batuan alami.

1. Polished Concrete Floor


Polished Concrete adalah lantai beton yang di poles hingga
mengkilap dan halus sama seperti GRANITE & MARMER. Pilihan
desain dan motifnya sangat beragam, sebelum di finishing, polished
concrete dapat diberikan warna dan motif agar terlihat menarik dan
indah. Polished Concrete merupakan salah satu pilihan lantai desain
yang baik karena menggunakan bahan yang sudah ada yaitu lantai
beton itu sendiri.

Gambar 2.13 Lantai ​Polished Concrete


(Sumber gambar: Google ,2020)
Keunggulan Polished Concrete :

● Hemat biaya karena biaya pemeliharaannya tidak ada


● Tahan lama dan awet, kuat
● Mudah dibersihkan
● Reflektifitas cahaya tinggi, juga menghemat energi dengan
mengurangi kebutuhan pencahayaan buatan
● Polished Concrete memberikan efek spektakuler yang
permanen dan keindahan tahan lama.
● Meningkatkan nilai properti
● Ramah lingkungan

2. Lantai Kayu
Lantai kayu yang paling umum adalah lantai parket
(parquette), yang berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki
kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket
saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis
lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang
permukaannya adalah hasil printing.

Gambar 2.14 Lantai parket


(Sumber gambar: Google ,2020)
Keunggulan menggunakan Lantai Kayu :
● Lantai kayu memberi kesan mewah
● Lantai parket​ mudah dirawat.
● Lantai parket mudah dibersihkan dan tidak membutuhkan
upaya ekstra untuk merawatnya. Itu karena lantai parket
selalu terlihat bersih dan tidak membosankan. Noda atau
kotoran tidak mudah menempel pada lantai parket.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Pada penelitian ini akan menganalisis adanya gaya desain Industrial
modern pada penggunaan material dan warna pada Elemen interior cafe.
maka rancangan yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan
pendekatan kualitatif.
Deskriptif analisis menurut (Sugiono: 2009; 29) adalah suatu metode
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum. penelitian deskriptif analitis mengambil masalah
atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya
saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulannya

3.2 Variabel Penelitian


Pada penelitian ini digunakan dua variabel yaitu : variabel terikat
dan variabel bebas. Menurut Kidder (1981) ​variabel adalah suatu kualitas
dimana peneliti mempelajari dan menarik sebuah kesimpulan dari proses

penelitian tersebut.  ​variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan

ketika proses penelitian itu sendiri. Variabel penelitian ini sangat ditentukan
oleh landasan teoritis dan kejelasannya yang ditegaskan oleh hipotesis
penelitian.
1. Variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variable
terikat).​1 Variabel bebas yang termasuk variabel bebas itu material
dan warna pada elemen desain
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel Terikat yang merupakan variabel terikat dari penelitian ini
gaya desain industrial modern pada Calibrate Coffee.

3.2 Objek / sasaran penelitian


Sasaran pada penelitian ini adalah material dan warna yang
digunakan pada elemen interior ( lantai, dinding, plafon) cafe.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Waktu: dari pemberian tugas hingga penelitian selesai dilakukan
Tempat: Jakarta Barat

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini dibutuhkan data literatur dan data survey untuk
dianalisis sehingga memerlukan teknik pengumpulan data yang tepat agar
penelitian berjalan dengan baik dan memiliki data yang cukup. berikut
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendukung
penelitian:
1. Metode Observasi
Metode observasi ini adalah metode pengamatan dan
pencatatan suatu objek dengan sistematika pada objek yang
diteliti. Peneliti melakukan observasi dengan cara peneliti
ikut melihat langsung objek yang diteliti mengobservasi dan
material pada elemen interior dan warna elemen interior di
Calibrate Coffee. Hal ini dilakukan untuk menilai tingkat
akurasi data dan informasi yang perlu dengan pertimbangan.

2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa data dari buku,
foto, gambar serta data tentang Calibrate Coffee. Untuk
memperlengkap dan memperdalam penelitian perlu adanya
metode dokumentasi. Dalam pengumpulan foto yang
dilakukan saat survey digunakan kamera handphone pada
objek yang diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Menurut Sugiyono (2009:15), metode penelitian kualitatif adalah penelitian
yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak
dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
a. pengumpulan data
b. reduksi data ( memilah data) data utama dan sekunder
BAB IV
DATA SURVEY

4.1 Profil Calibrate Cafe

Calibrate coffee, sebuah coffee shop yang terletak di kawasan Puri,


Jakarta Barat. Kedai kopi ini terletak di lantai dua gedung ini.
Kalibrasi adalah proses menemukan hubungan antara dua kuantitas
yang tidak diketahui: Panas dan Dingin, Hitam dan Putih, Kopi dan Krim,
Keras dan Lunak, Asing dan Teman, Kopi + Desain.
Cal-i-brate bukan hanya spesialis menyediakan kopi tetapi mereka
juga menyediakan makanan kecil dan makanan berat dengan tempat yang
nyaman bagi para pelanggan untuk berkumpul, berbicara, membaca,
menulis, menghibur satu sama lain, atau menghabiskan waktu, baik secara
individu atau dalam kelompok kecil.
Calibrate Coffee sendiri didirikan pada tahun 2017 dengan
mengusung tema modern industrial sebagai konsep dari kedai kopinya.

4.2 Elemen Material dan Warna pada Furniture

Furniture Material Warna

Meja menempel di Meja ini menggunakan


dinding dan tidak warna asli dari kayu
memiliki kaki meja. yaitu coklat
Materiall yang
digunakan adalah
cermin dan plywood
Meja dengan finishing HPL
Top Table:Granit Meja ini berwarna
Kaki Meja: Material cream dengan kaki
besi meja berwarna hitam

Top table: solid wood Meja ini menggunakan


Finishing: melanin warna asli dari kayu
yaitu coklat dengan
Kaki meja : Metal kaki meja berwarna
Finishing: Cat Hitam hitam

Rangka Kursi : Solid Rangka kursi ini


Wood berwarna coklat yang
Fin : melanin dikombinasikan
Dudukan : Foam dengan warna abu-abu
Fin : Fabric pada dudukan kursinya

Rangka kursi : Solid Rangka kursi ini


wood berwarna hitam yang
Fin : melanin dikombinasikan
Dudukan : Foam dengan warna abu-abu
Fin : Fabric pada dudukan kursinya

material : solid wood kursi ini berwarna


Fin : melanin coklat sesuai dengan
warna asli materialnya
Top Table : meja ini berwarna
Fin : coklat dengan kaki
Kaki meja : material meja berwarna hitam
besi untuk menimbulkan
Fin : cat hitam kesan industrial

material rak ini Rak ini berwarna


menggunakan solid coklat
wood dengan finishing
...

top table : Top table


Fin : menggunakan warna
Kaki meja : material coklat sedangkan kaki
besi meja nya
Fin : cat abu-abu menggunakan warna
abu-abu

dudukan : solid wood Dudukan kursi


(?) berwarna coklat yang
Fin : dipadukan dengan kaki
Kaki kursi : material kursi yang berwarna
besi hitam
Fin : cat hitam

4.3 Elemen Material dan Warna pada elemen Interior

Elemen Pembentuk Material Warna


Ruang

Lantai Menggunakan lantai warna berdasarkan


keramik motif concrete warna dari material
aslinya yaitu abu- abu.

Dinding Menggunakan dinding warna abu-abu.

Plafond Plafon ekspos dengan warna pada plafon


material besi dilapisi berdasarkan warna dari
dengan concrete material aslinya yaitu
abu- abu.

Plafond Outdoor plafon Metal Warna biru


Fin. cat minyak
DAFTAR PUSTAKA

A.W Marsum. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya, Edisi IV.


Yogyakarta: Andi.
Kilmer, Rosemary dan Otie Kilmer. 2014. ​Designing Interiors Second
Edition.​ New Jersey: John Wiley & Sons.

Lawson, Fred.1987. Restaurants, Clubs and Bars Planning​, (Design and


Investment for Food Service Facilities.) Great Britain: Bath Press,
Avon.

​ ondon: Architectural
Lawson, Fred. ​Restaurant Planning and Design. L
Press.
Pile, John F. 2007. ​Interior Design.​ London: King Publishing Ltd.
Pile, John F. 2009. ​A History of Interior Design​. London: Laurence King
Publishing Ltd.
Sugiarto, Endar dan Sulartiningrum, Sri. 2003. ​Pengantar Akomodasi dan
Restoran​. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

​ uspa Swara
Vani Anggres Wita. 2013. ​Inspirasi Desain Interior Lengkap. P

Anda mungkin juga menyukai