Anda di halaman 1dari 5

Metode simpleks dual

A. Masalah Primal-Dual Simetrik


Program linier dikatakan simetri jika ruas kanan pembatas bernilai
tidak negatif, semua pembatas menggunnakan bentuk pertidaksamaan, jika
dalam masalah maksimasi bentuk pertidaksamaan berupa ≤ sedangkan
dalam masalah minimasi bentuk pertidaksamaan berupa ≥.
Notasi matiks masalah primal-dual simetri adalah:
Primal :
Maksimasi Z=cX
dengan pembatas berupa
AX ≤ b
X ≥ 0+
Dual :+
Minimasi Z=Yb
dengan pembatas berupa
YA ≥ c
Y ≥0
Keterangan :
1. A : matriks (m ×n)
2. b : vektor kolom (m ×1)
3. c : vektor baris (1 ×n)
4. x : vektor kolom (n ×1)
5. y : vektor baris (1 ×m)

Bentuk umum dari primal-dual simetri


Primal
Maksimasi :
Z=c 1 X 1+ c 2 X 2 +...+c n X n fungsi tujuan
a 11 X 1+ a12 X 2+...+ a1 n X n ≤ b1 fungsi pembatas

a 21 X 1 +a22 X 2 +...+a2 n X n ≤b 2

a m 1 X 1 +a m 2 X 2+...+ amn X n ≤ b m

X 1 , X 2 ,... , X n ≥ 0

Dual
Minimasi :
W =b1 Y 1+ b2 Y 2+...+b m Y m fungsi tujuan
a 11 Y 1 +a 21 Y 2 +...+am 1 Y m ≥ c1 fungsi pembatas

a 12 Y 1+ a22 Y 2 +...+a m 2 Y m ≥ c 2

a 1n Y 1 +a2 n Y 2+...+ amn Y m ≥ c n

Y 1 ,Y 2 , ... ,Y m ≥ 0

Primal
Minimasi :
Z=c 1 X 1+ c 2 X 2 +...+c n X n fungsi tujuan
a 11 X 1+ a12 X 2+...+ a1 n X n ≥ b1 fungsi pembatas

a 21 X 1 +a22 X 2 +...+a2 n X n ≥b 2

a m 1 X 1 +a m 2 X 2+...+ amn X n ≥ b m

X 1 , X 2 ,... , X n ≥ 0

Dual
Masimasi :
W =b1 Y 1+ b2 Y 2+...+b m Y m fungsi tujuan
a 11 Y 1 +a 21 Y 2 +...+am 1 Y m ≤c 1 fungsi pembatas

a 12 Y 1+ a22 Y 2 +...+a m 2 Y m ≤ c 2

a 1n Y 1 +a2 m Y 2+ ...+ amn Y m ≤ c m

Y 1 ,Y 2 , ... ,Y m ≥ 0

Dari keempat bentuk umum primal-dual simetri terbentuk hubungan antara


primal dan dual, yaitu:
1. Ruas kanan pembatas dari masalah dual merupakan koefisien fungsi tujuan
dari masalah primal, begitupun sebaliknya ruas kanan pembatas dari masalah
primal menjadi koefisien fungsi tujuan dari masalah dual.
2. Tanda pertidaksamaan pembatas dibalik, tanda dari masalah dual minimasi
merupakan kebalikan dari tanda masalah primal maksimasi.
3. Tujuan dari maksimasi masalah primal menjadi minimasi masalah dual,
begitu juga sebaliknya tujuan minimasi masalah primal menjadi maksimasi
masalah dual.
4. Setiap kolom pembatas pada masalah primal berhubungan dengan satu baris
pembatas masalah dual, sehingga banyaknya pembatas pada masalah dual
sama dengan banyaknya variabel masalah primal. Dengan kata lain ialah 1
kolom pembatas primal akan ditranpos menjadi baris pembatas dual.
5. Setiap baris pembatas pada masalah primal berhubungan dengan satu kolom
pada variabel dual, sehingga ada satu variabel dual menjadi bagian dari
pembatas primal.
6. Bentuk dual dari masalah dual merupakan bentuk primal.

B. Masalah primal-dual asimetri


Bentuk umum primal-dual asimetri
Primal
Maksimasi atau minimasi :
Z=c 1 X 1+ c 2 X 2 +...+c n X n fungsi tujuan
a 11 X 1+ a12 X 2+...+ a1 n X n ≥ b1 fungsi pembatas

a 21 X 1 +a22 X 2 +...+a2 n X n ≤b 2

a m 1 X 1 +a m 2 X 2+...+ amn X n=b m

X 1 , X 2 ,... , X n ≥ 0

Beberapa di bawah ini yang harus diperhatikan pada primal-dual asimetri:


1. Persoalan :
a. Maksimasi : Jika pembatas primal ke-i bertanda ≥, maka variabel dual
yang berkorespondensi dengan pembatas tersebut akan memenuhi
y i ≤0.
b. Minimasi : Jikai pembatas primal ke-i bertanda ≤, maka variabel dual
yang berkorespondensi dengan kendala tersebut akan memenuhi y i ≤0 .
2. Jika pembatas primal ke-i bertanda ¿, maka variabel dual yang
berkorespondensi dengan pembatas tersebut ialah tidak terbatas dalam tanda.
3. Jika variabel primal ke-i tidak terbatas dalam tanda, maka pembatas dual ke-i
akan bertanda ¿.
apabila ingin memperlihatkan keterkaitan antara solusi primal dan solusi dual
pada hubungan primal-dual asimetri perlu ditransformasikan ke dalam bentuk
simetri, berikut ini langkah transformasi dari bentuk asimetri ke bentuk simetri.
1. Mengalikan setiap pembatas dengan tanda ≥ pada fungsi tujuan maksimasi
atau pembatas dengan tanda ≤ pada fungsi tujuan minimasi dengan (-1).
2. Menggantikan setiap pembatas yang bertanda ¿ dengan dua tanda
pertidaksamaan yaitu ≤ dan ≥.
3. Menggantikan setiap variabel x j tak terbatas menjadi x j= x'j−x j ' ' yang
mana x j ' ≥ 0, x j ' ' ≥ 0.
Contoh bentuk primal-dual simetri sebagai berikut:
1.
Primal
Maksimasi
Z=2000 X 1 +5000 X 2 +4000 X 3

Pembatas 2 X 1 +3 X 2 +6 X 3 ≤ 60

2 X 1 +2 X 2 +4 X 3 ≤ 40

X 1 +3 X 2 +5 X 3 ≤ 30

X1 , X2 , X3≥ 0

Dual
Minimasi
W =60 X 1 +40 X 2+30 X 3

Pembatas 2 X 1 +2 X 2 + X 3 ≥2000

3 X 1 +2 X 2 +3 X 3 ≥5000

6 X 1 + 4 X 2 +5 X 3 ≥ 4000

X1 , X2 , X3≥ 0

Penjelasan dari contoh di atas,


Fungsi tujuan dari masalah primal menjadi ruas kanan dari masalah dual, setiap
kolom pada pembatas primal menjadi baris di pembatas dual dan fungsi tujuan
masalah dual berasal dari ruas kanan pembatas primal.

2. Suatu perusahaan bahan baku bangunan mendistribusikan produksi terbesar


mereka yaitu; semen, cat, pipa ke pada Toko Adi Makmur, Toko Jaya
Sentosa, dan Toko Sumber Bangunan dengan waktu pendistribusiannya
berbeda. Berikut data waktu yang dibutuhkan pada saat pendistribusian ke
masing-masing Toko.
Tabel 1 Data waktu distribusi produksi bahan bangunan ke toko

Nama Toko Jenis Produksi yang akan didistribusikan Waktu untuk


Semen Cat Pipa tiap toko
Adi Makmur 10 5 20 20
Jaya Sentosa 30 15 25 90
Sumber
15 20 30 60
Bangunan
Laba 4 5 6

Primal

Variabel keputusan: x 1 = jumlah produksi semen


x 2 = jumlah produksi cat
x 3 = jumlah produksi pipa

Fungsi tujuan:
Maksimasi Z=4 x 1 +5 x 2+6 x 3

Fungsi pembatas

Anda mungkin juga menyukai