A. Teori Dualitas
1. Konsep dualitas
Konsep dualitas merupakan sebuah konsep bagian dari linier programing yang
menarik untuk dibahas. Setiap permasalahan linier programing memiliki dua
bentuk yang selalu saling berbubungan satu sama lainnya. Permasalahan pertama
disebut “primal” sedangkan permasalahan kedua disebut “dual”. Kedua
permasalahan tersebut selalu berkaitan sedemikian rupa, sehingga solusi yang
paling optimal dari permasalahan pertama akan memberikan informasi yang
lengkap tentang solusi permasalahan kedua.
Keadaan yang berhubungan dengan pola yang asli disebut dengan bentuk
primal dengan bentuk dualnya yang bermanfaat dalam berbagai hal. Terlebih
dalam interpretasi ekonominya. Bentuk dual dari bentuk dual tersebut adalah
bentuk primal.
Dasar metode simpleks dual ini menggunakan tabel yang sama seperti
metode simpleks pada bentuk primal, tetapi leaving dan entering variable yang
ditentukan sebagai berikut:
Primal:
Maksimasi Z=cX
AX ≤ b
X ≥0
Dual :
Minimasi Z=Yb
YA ≥ c
Y ≥0
Keterangan :
1. A : matriks (m ×n)
Primal
Maksimasi :
a 21 X 1 +a22 X 2 +...+a2 n X n ≤b 2
a m 1 X 1 +a m2 X 2+...+ amn X n ≤ b m
X 1 , X 2 ,... , X n ≥ 0
Dual
Minimasi :
a 12 Y 1+ a22 Y 2 +...+a m 2 Y m ≥ c 2
Y 1 ,Y 2 , ... ,Y m ≥ 0
Primal
Minimasi :
a 21 X 1 +a22 X 2 +...+a2 n X n ≥b 2
a m 1 X 1 +a m 2 X 2+...+ amn X n ≥ b m
X 1 , X 2 ,... , X n ≥ 0
Dual
Masimasi :
a 12 Y 1+ a22 Y 2 +...+a m 2 Y m ≤ c 2
Y 1 ,Y 2 , ... ,Y m ≥ 0
Dari keempat bentuk umum primal-dual simetri terbentuk hubungan antara primal
dan dual, yaitu:
Primal
a 21 X 1 +a22 X 2 +...+a2 n X n ≤b 2
X 1 , X 2 ,... , X n ≥ 0
1. Persoalan :
a. Maksimasi : Jika pembatas primal ke-i bertanda ≥, maka variabel dual
yang berkorespondensi dengan pembatas tersebut akan memenuhi
y i ≤0.
3. Jika variabel primal ke-i tidak terbatas dalam tanda, maka pembatas dual
ke-i akan bertanda ¿.
apabila ingin memperlihatkan keterkaitan antara solusi primal dan solusi dual
pada hubungan primal-dual asimetri perlu ditransformasikan ke dalam bentuk
simetri, berikut ini langkah transformasi dari bentuk asimetri ke bentuk simetri.
3. Menggantikan setiap variabel x j tak terbatas menjadi x j= x'j−x j ' ' yang
mana x j ' ≥ 0, x j ' ' ≥ 0.
menurut dual dan tidak optimum menurut primal. Kondisi yang layak menurut
dual dan kondisi yang optimum menurut primal adalah apabila Z j−C j ≥ 0dan
m
dengan metode simpleks dual mungkin kita menghadapi suatu kondisi dimana
tabel simpleks awal tidak layak, tetapi tabel tersebut optimum. Untuk menghadapi
keadaan seperti ini maka dikembangkanlah suatu metode baru yakni metode
simpleks dual. Penyelesaian masalah dengan teori simpleks dual di gunakan
apabila formulasi program linear mengandung banyak variabel, dan
membutuhkan banyak perhitungan untuk memperoleh solusi yang diinginkan
Dengan kendala :
2X1 + X2 + X3 + X4 ≥ 20
-2X1 - X2 - X3 - X4 ≥ -20
CB Cj 2 4 1 3 0 0 Konstanta
VDB X1 X2 X3 X4 S1 S2 Ruas
Kanan
0 S1 -1 -2 -3 -4 1 0 -30
0 S2 -2 -1 -1 -1 0 1 -20
Zj-Cj -2 -4 -1 -3 0 0 0
Dari tabel iterasi dalam metode dual simpleks diatas ditentukan bahwa
leaving variabelnya dengan solusi yang memiliki angka negatif terbesar
terletak pada variabel basis S1, karena memiliki nilai -60.
4. Tentukan entering variabel/kolom pivot. Kolom pivot diperoleh dengan
melakukan minimum test dengan terlebih dahulu membagi nilai baris z
dengan garis pivot. Dalam hal ini, sebagai catatan semua nilai baris pivot
dapat menjadi pembagi kecuali nilai 0. Kolom pivot merupakan kolom
dengan rasio pembagian mutlak dengan nilai minimum tanpa
mempertimbangkan tanda negatif. Berikut adalah tahapan untuk
menentukan entering variabel dengan menentukan rasio yang dicari
dengan membagi angka yang terdapat pada baris Z j - Cj dengan angka pada
baris kunci yang berkorespondensi dengan variabel nonbasis.
Variabel X1 X2 X3 X4
nonbasis
Baris Zj-Cj -2 -4 -1 -3
Baris S1 -1 -2 -3 -4
Rasio 2 2 1/3 3/4
Untuk menentukan variabel yang akan masuk sebagai basis atau kolom
kunci yaitu variabel yang memiliki rasio dengan angka terkecil, maka
didapatkan :
CB Cj 2 4 1 3 0 0 Konstanta
VDB X1 X2 X3 X4 S1 S2 ruas kanan
0 S1 -1 -2 -3 -4 1 0 -30
0 S2 -2 -1 -1 -1 0 1 -20
Zj-Cj -2 -4 -1 -3 0 0 0
Variabel yang termasuk dalam basis adalah X3, karena memiliki rasio
angka terkeci yaitu sebesar 1/3 dengan elemen pivotnya (-3).
5. Untuk menentukan persamaaan pivot baru, dapat diperoleh dengan
perhitungan iterasi sebagai berikut :
1. Bagi baris S1 yang memiliki elemen (-6), didapatkan hasil yang
menjadi baris baru untuk variabel masuk X3.
[ -1 -2 -3 -4 1 0 -30 ] : (-3)
[ 1/3 2/3 1 4/3 -1/3 0 10 ]
[ -2 -1 -1 -1 0 1 -20 ]
[ 1/3 2/3 1 4/3 -1/3 0 10 ] x [-1] -
[ -5/3 -1/3 0 1/3 -1/3 1 -10 ]
3. Kurangkan hasil dari baris baru diatas dengan baris Z j-Cj pada baris
selanjutnya, tentunya setelah dikalikan dengan elemen pivot pada baris
Zj-Cj yaitu -1. Sehingga hasilnya didapatkan persamaan pivot yang
baru untuk baris Zj-Cj.
[ -2 -4 -1 -3 0 0 0 ]
[ 1/3 2/3 1 4/3 -1/3 0 10 ] x [-1] -
-5/3 -10/3 0 -5/3 1/3 0 10
CB Cj 2 4 1 1 0 0 Konstanta
VDB X1 X2 X3 X4 S1 S2 Ruas
Kanan
1 X3 1/3 2/3 1 4/3 1/3 0 10
0 S2 -5/3 -1/3 0 1/3 -1/3 1 -10
Zj-Cj -5/3 -10/3 0 -5/3 1/3 0 10
Variabel X1 X2 X4 S1
nonbasis
Baris Zj - Cj -5/3 -10/3 5/3 -1/3
Baris S2 -5/3 -1/3 1/3 -1/3
Rasio 1 10 -5 1
1. Setelah dikalikan dengan elemen pivot baris X3, kurangkan hasil dari baris
baru diatas dengan X3, yaitu 1/3. Sehingga dihasilkan nilai baru untuk
baris X3
2. Untuk menghasilkan nilai baru pada baris X3, kurangkan hasil dari baris
baru diatas dengan baris pada Zj- Cj setelah dikalikan dengan elemen pivot
baris Zj- Cj yaitu -5/3. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
CB Cj 2 4 1 1 0 0 Konstanta
VDB X1 X2 X3 X4 S1 S2 Ruas
Kanan
1 X3 0 3/5 1 7/5 -2/5 1/5 8
2 X1 1 1/5 0 -1/5 1/5 -3/5 6
Zj-Cj 0 -3 0 -2 0 -1 20
Tabel optimum diatas dikatakan layak baik menurut primal maupun dual.
Solusi optimum primalnya adalah :
X1 = 6, X2 = 0, X3 = 8 dan X4 = 0, dengan total nilai Z adalah
Z = 2(6) + 4(0) +1(8) +3(0)
= 12 + 8
= 20
W = -30(0) -20(-1)
= 0 + 20
= 20
High
Soal
Penyelesaian :
67 X 1 +80 X 2 ≤ 150.000
1. Untuk spon yang akan digunakan adalah 908 cm 2 untuk sandal tali bahan
( X 1) dan 910 cm2 untuk sandal tali karet ( X 2) dengan kapasitas yang
tersedia sebesar 2.000 .000 cm2.
2. Untuk lem yang akan digunakan adalah 67 gram untuk sandal tali bahan
( X 1) dan 80 gram untuk sandal tali karet ( X 2) dengan kapasitas yang
tersedia sebesar 150.000 gram.
Apabila di sajikan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut :
Jenis Produk
Bahan Baku Sandal Tali Sandal Tali Kapasitas
Bahan Karet
Spon 908 910 2.000.000
Lem 67 80 150.000
Keuntungan Rp. 12.000 Rp. 10.000
X 1 , X 2 , X 3 , S1 , S 2 ≥ 0
Variabel Z X1 X2 S1 S2 K I
Dasar o n
n d
s e
t k
a s
n
t
a
R
u
a
s
K
a
n
a
n
Z 1 12.000 -10.000 0 0 0 0
S1 0 908 910 1 0 2 2
. 2
0 0
0 3
0
.
0
0
0
S2 0 67 80 0 1 1 2
5 1
0 0
. 0
0
0
0
67 80 0 1 150.000 x 67
1 1 1/908 0 2203
0 13 67/908 0 2399 -
K
o
n
s
t
a
n
t
a
Variabel X1 X2 S1 S2
Z
Dasar R
u
a
s
K
a
n
a
n
Z 1 0 2.000 12.000/908 0 2
6
.
4
3
6
.
0
0
0
S1 0 1 1 1/908 0 2
2
0
3
S2 0 0 13 -67/908 0 2
3
9
9
Berdasarkan tabel tersebut, baris fungsi Z sudah tidak ada lagi
yang bernilai negatif sehingga solusi yang diperoleh optimal yang memiliki arti
bahwa jika produsen ingin memperoleh keuntungan yang maksimal, maka
perusahaan “Naning Agatha Shoes” hanya memproduksi 2203 pasang sandal tali
bahan. Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan tersebut adalah :
1. Sandal tali bahan (X1) banyaknya adalah 2203 pasang sandal. Dalam
sebulan ini perusahaan “Naning Agatha Shoes”hanya memproduksi
sebanyak 2000 pasang sandal. Maka bila perusahaan ingin mencapai
keuntungan maksimal perusahaan harus menambah produksinya hingga
mencapai 2203 pasang sandal.
2. Sandal tali karet (X2) untuk tidak memproduksinya terlebih dahulu karena
jika perusahaan berupaya mendapatkan keuntungan yang maksimal
dengan persediaan bahan baku yang tetap pada setiap bulannya dan
keuntungan tetap setiap pasang sandal.
3. Maka keuntungan maksimum yang akan dicapai perusahaan “Naning
Agatha Shoes” adalah sebesar : Rp.12.000(2203) + 10.000(0) =
Rp.26.236.000.
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan
mendapatkan keuntungan yang maksimal dari sandal tali bahan sebanyak
Rp.26.236.000 bila perusahaan “Naning Agatha Shoes” mampu
memproduksi 2203 pasang sendal tiap bulannya.