Anda di halaman 1dari 15

LP-KPK

LEMBAGA PENGAWASAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN KEADILAN
S.O.P
(Standar Operasional Prosedur )

PENDAHULUAN

Sebagai acuan dasar dalam melakukan tugas dalam mengoperasikan tugas LP-KPK di seluruh
instansi,institusi,penegak hukum,Lembaga Peradilan ,Pihak Swasta ,dll maka Komisi Nasional Lembaga
Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LPKPK) telah menetapakn dalam Peraturan
Organisasi menerbitkan dan menyempurnakan S.O.P ( Standara Operasional Prosedur ) sebagai
Panduan dalam segala tindakan di lapangan.

Bagi seluruh Pengurus LPKPK wajib mempelajari,memahami dan mematuhi semua aturan yang telah di
terbitkan oleh KOMISI NASIONAL LEMBAGA PENGAWASAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN KEADILAN (
KOMNAS LPKPK ) sehingga terhadap segala tindakan diluar control ,petunjuk dan ketentuan –
ketentuan LPKPK maka akan di kenakan Sanksi hingga pada Pemecatan dan segala perbuatan dan
akibatnya bukan menjadi tanggung jawab Lembaga LPKPK.

KOMNAS LPKPK akan selalu memberikan nasehat ,saran dan petunjuk, termasuk
kunjungan,pembekalan,seminar,pelatihan,konsolidasi ,dialog dan lain-lain baik di minta atau tidak di
minta oleh seluruh Pengurus Wilayah sehingga tidak ada alasan untuk melakukan penyimpangan ,
pelanggaran hukum dan ketentuan Lembaga LPKPK ,
BAB. I
PEMAHAMAN S.O.P

PASAL. 1
PENGERTIAN S.O.P :

1. S.O.P = Standar Operasional Prosedur adalah suatu ketentuan pokok yang mengatur
prosedur dalam mengoperasikan organisasi LP-KPK dan system kerja para Pengurus agar
senantiasa dimata hukum dan dimana saja LPKPK tidak disalah gunakan oleh siapapun yang
sedang dan akan berurusan dengan LP-KPK .

PASAL. 2
LANDASAN HUKUM :

I. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga LPKPKPerubahan yang di Notariskan 01/24-12-
2016 Eka Verawaty,SH,M.Kn Depok -Jabar
II. Peraturan Organisasi dan Pedoman Organisasi
III. SKT Kemendagri No.01-00-00/027 /D.III.4 / V / 2015, Tanggal 25 Mei 2015.
IV. SK KEMENKUMHAM PERUBAHAN AHU-0000608.AH.01.08.TAHUN 2016 Tanggal
05Desesmber 2015.
V. Pasal.28F UUD tahun 1945 Tentang Hak Asasi Manusia.
VI. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi ,Kolusi dan Nepotisme.
VII. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
VIII. UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang RI No.31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
IX. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
X. PERPU No. 4 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang- undang No. 30 Tahun 2002
XI. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Keterbukaan Informasi Publik
XII. Peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2000 tentang Tata cara Peran serta masyarakat dan
pemberian penghargaan terhadap pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
XIII. Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
XIV. Undang-undang RI Nomor 40 tahun 1999 tentang PERS
PASAL. 3
FUNGSI

Bahwa dengan ketentuan Standar Operasional Prosedur (S.O.P) ini berfungsi sebagai acuan dasar
atau pedoman dasar bagi Pengurus dan Lembaga LPKPK dalam kegiatan setiap saat khususnya jika
sedang dan akan berhadapan dengan Pihak luar baik perorangan atau Organisasi / Instansi pemerintah
sehingga baik secara internal LPKPK maupun eksternal LPKPK tidak terjadi kesalahan dalam tugas.

PASAL.4
MAKSUD DAN TUJUAN S.O.P

S.O.P diterbitkan dengan maksud dan tujuan untuk kelancaran dan ketepatan tugas bagi setiap
pengurusdan menjaga nama Baik Pribadi Pengurus dan Organisasi LP-KPK , .

BAB.II
PROSEDUR MASUK DAN KELUAR PENGURUS

PASAL. 5
SYARAT REKRUTMEN PENGURUS/ANGGOTA BARU

Rekrutmen atau proses penerimaan calon pengurus dan anggota baru wajib memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Bukan pejabat Negara, termasuk Pengurus PARPOL ,BUMN,PNS ,TNI,POLRI yang masih aktif (
kecuali telah Pensiun atau Nonaktif dengan bukti surat ket dari instansi/institusi
yangbersangkutan.
2. Motivasinya adalah untuk mengabdi bagi nusa,bangsa dan Rakyat
3. Tidak sedang berurusan dengan Hukum Pidana atau atau terpidana .
4. Tidak sedang berurusan/bermasalah dengan orang/organisasi/perusahaan atau pihak lain baik
itu secara materil/nonmaterial ,atau persoalan lain yang akan berakibat pada Lembaga LPKPK.
5. Wajib memahami terlebih dahulu tentang Fungsi ,Tugas dan tujuan LPKPK dengan membaca
AD/ART dan Peraturan/pedoman organisasi LPKPK.
6. Mengikuti Test and Propertes.
7. Mengisi Formulir FL.1 dan melampirkan Pasfoto terbaru ukuran 3 x 4 = 2 (dua) Lembar dan
Salinan KTP yang masih berlaku.
8. Melampirkan Ijasah terakhir dan minimal SLTA ATAU sederajad.
9. Membayar Paket atribut sesuai petunjuk Surat Edaran dari KOMNAS LPKPK (Pusat)
10. Siap dan Patuh terhadap ketentuan AD/ART ,Peraturan/pedoman Organisasi.
11. Secara Otomatis berlaku masa percobaat 3 (tiga) Bulan sebelum diangkat dengan SK-ST Asli
kertas Concorde Kuning.
12. Tidak rangkap jabatan di LPKPK walaupun beda wilayah.

PASAL. 6
PENYEBAB PENGURUS/ANGGOTA DI NONAKTIFKAN
Pada dasarnya bagi pengurus dan anggota atau mitra kerjasama akan dapat di nonaktifkan atau di
putus hubungannya bilamana terbukti telah melakukan kesalahan atau pelanggaraan AD/ART dan
ketentuan Peraturan Organisasi ,atau Pelanggaran Hukum Pidana.
Adapun Penyebab di Nonaktifkan kepengurusan dan anggota adalah :

1. Saat masuk /Gabung LPKPK telah memberikan identitas dan keterangan biodata yang palsu
atau tidak sesuai dengan fakta kebenaran.
2. Tidak mengisi dan menyerahkan Formulir FL.1 secara lengkap ditandatangani,pasfoto, salinan
KTP atau identitas yang masih berlaku lainnya.
3. Tidak membayar paket atribut
4. Rangkap jabatan dalam organisasi sejenis dengan LPKPK atau organisasi terlarang atau
organisasi illegal.
5. Telah melakukan Pelanggaran Berat Organisasi
6. Telah status terdakwa dalam proses hukum pidana umum maupun Korupsi.
7. Meninggal Dunia
8. Telah mengundurkan diri secara resmi dengan surat pengunduran diri
9. Tidak Aktif dan tidak Produktif dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir.

PASAL. 7
KETENTUAN BAGI MANTAN PENGURUS

1. Bahwa pada dasarnya setiap mantan pengurus LPKPK yang telah mengabdi dan berjasa dalam
Lembaga LPKPK patut di hargai dan diberikan penghargaan dan layak untuk masuk kembali
dalam kepengurusan LPKPK.
2. Namun bagi mantan Pengurus/Anggota yang berakhir dengan Pemecatan akibat Pelanggaran
AD/ART,Kode Etik dan ketentuan LPKPK lainya tidak dapat diterima kembali untuk masuk
LPKPK dengan alasan apapun
3. Bagi mantan Pengurus yang di Nonaktifkan sebab pelanggaran tidak dibenarkan menggunakan
atribut atau seragam LPKPK ,menghubungi pihak lain dengan memakai nama LPKPK, dan jika
terbukti akan di proses hukum.
4. Bagi mantan Pengurus LPKPK yang nonaktif sebab SK-ST dibekukan/dicabut/dianulir akibat
dualisme,konflik internal,dan persoalan lainnya dapat di terima kembali, kecuali bagi yang
namanya tercantum TELAH diberhentikan atau terbukti bersalah.
5. Hal-hal lain yang belum diatur dalam S.O.P ini akan di atur kemudian.

BAB.III
SYSTEM KERJA PENGURUS

PASAL.8
KETENTUAN PENGURUS SECARA INTERNAL

1. Bagi setiap pengurus Eksekutif dan penasehat /pembina di semua tingkatan kepengurusan
wilayah di Indonesia akan secara otomatis mempunyai 2 (dua) ID.CARD yaitu ID LP-KPK dan ID
SURAT TUGAS UMUM kecuali LBH LP-KPK RI mempunyai struktur berbeda .
2. Bagi siapa saja yang masuk sebagai pengurus eksekutif, Penasehat/Pembina, Divisi atau anggota
maka diwajibkan mempunyai identitas KTP yang masih berlaku ,mengisi Form FL.1 dan
melampirkan pas foto terbaru 3x4 2 Lembar dengan latar belakang merah.
3. Bagi Pengurus LP-KPK yang melaksanakan Tugasnya wajib diketahui oleh 7 Eksekutif apapun
hasilnya sehingga tidak dibenarkan melakukan tugas secara sendiri-sendi setidaknya 2 (dua)
eksekutif.
4. Bagi Pengurus yang akan melakukan perubahan Biodata Pribadi dan/atau perubahan struktur
/posisi wajib mengisi Form FL.2 dan dilampirkan berita acara dari eksekutif dan wajib di ketahui
Ketua LPKPK setingkat.
5. Syarat Kepengurusan dinyatakan Aktif adalah Berkomunikasi, Memeberikan hasil kerja dan
Temuan ,Membayar kontribusi bulanan sesuai surat edaran, Kunjungan sesama Pengurus
Wilayah, mempunyai SK-ST dan IDCARD terbaru dan masih berlaku /tercatat di Komnas LPKPK
(PUSAT), namun bilamana dalam kurun waktu 6 ( enam ) Bulan berturut-turut Pasif sebagai
pengurus/anggota maka Komisi nasional akan segera melakukan Pembekuan/Pencabutan SK-
ST/menonaktifkan untuk selanjutnya di bentuk kembali dengan surat mandat baru.
6. Dalam hal telah terjadi dualisme kepemimpinan atau kepengurusan tandingan maka Komisi
Nasional hanya akan mengakui Pihak yang telah memberikan Laporan dan Bukti yang benar atau
kedua kubu yang berselisih akan di tegur secara lisan maupun tulisan untuk segera berdamai dan
bilamana berpotensi konflik besar maka komnas dapat mengeluarkan surat pembekuan untuk
sementara atau selamanya untuk selanjutnya dinyatakan lanjut atau diadakan pembentukan
kembali.
7. Setiap keputusan pengurus dapat dinyatakan tidak sah atau cacat hukum bilamana proses
pengambilan keputusan tidak sesuai dengan ketentuan AD/ART dan Peraturan Organisasi
8. Bagi pengurus 7 (tujuh ) Eksekutif harus bekerja secara kolektif kolegal Kecuali dalam hal
Pengurus atau anggota melakukan pelanggaran maka hanya berdasarkan barang bukti dan
ketentuan LPKPK dapat di putuskan tanpa kolektif kolegial, atau melalui siding kode etik oleh
Komnas LPKPK.
9. Setiap mengadakan rapat dalam bentuk apapun wajib membuat undangan tertulis dan resmi
,dan undangan via sms hanya bersifat sementara sebelum rapat dimulai,tanpa adanya undangan
resmi maka undangan dapat di abaikan ,kecuali adanya kesepakatan tertulis.
10. Setiap pengurus dalam segala tingkatan wajib mematuhi prosedur secara Hirarky dan
dinyatakan tidak sah sebuah keputusan dan informasi bilamana pengurus diatas tingkatan tidak
mengetahui/menyetujui.
11. Bagi setiap pengurus yang telah melakukan kesalahan atau pelanggaran organisasi yang dapat
merugikan Organisasi baik materil atau inmateril ,Pengurus dan/atau orang banyak maka dapat
di nonaktifkan sesuai barang bukti dan bobot kesalahan.
12. Pengurus dari satu wilayah dapat melakukan tugasnya di wilayah hukum lainnya dengan syarat
karna mengetahui adanya dugaan tipikor kemudian mengajukan kepada Komnas LP-KPK untuk
mendapatkan Surat Tugas Khusus bilamana pada wilayah tersebut belum terbentuk LP-KPK ,
dan bilamana sudah terbentuk LP-KPK maka kewenangan sepenuhnya berada di LP-KPK wilayah
tersebut.
13. Yang mempunyai Kewenangan untuk memutuskan dan menganalisa suatu perkara adalah
Dewan Eksekutif 7 (tujuh) Orang .sedangkan pengurus lainnya hanya berfungsi investigasi dan
pengawasan.
14. Setiap rekrutmen atau penerimaan calon pengurus dan anggota harus di adakan seleksi dengan
menandatangani Formulir FL.1 dan FL.13
15. Proses penerbitan SK dan IDCARD satu pintu dari Komnas LP-KPK (Pusat) dan hanya di terbitkan
bialamana sudah mengirim atau menyerahkan berkas persyaratan yang asli.
16. Wajib menjaga hubungan kerja yang harmonis antar sesama pengurus dan tidak dibenarkan
menghujat seorang pengurus atau pengurus lain dimuka umum yang dapat menjatuhkan
kredibilitas pengurus dan Lembaga.
17. Semua tindakan dan keputusan pengurus LP-KPK harus di ketahui dan disetujui oleh sesame
pengurus yang berwenang .
18. Bagi Calon Pengurus dan/atau Pengurus Aktif yang terindikasi masih aktif sebagai Pengurus
Partai Politik wajib menyerahkan Surat Keterangan/Pernyataan tidak menjadi pengurus
Partai,dan bilamana sewaktu-waktu keterangan/data tersebut tidak benar maka pengurus
yangbersangkutan akan di nonaktifkan secara otomatis tanpa harus dirapatkan oleh Komnas
LPKPK,Kecuali adanya pertimbangan lain .

PASAL. 9
KETENTUAN PENGURUS SECARA EKSTERNAL

1. Setiap pengurus berwenang mencari dan meminta data atau informasi baik lisan maupun tulisan
terhadap penyelenggara Negara,BUMN ,Swasta yang melaksanakan Undang-Undang guna
pembuktian atas dugaan KKN.
2. Bagi setiap pengurus yang sedang berurusan dengan proses hukum pidana dan telah berstatus
terdakwah di Pengadilan Negeri maka secara otomatis nonaktif dari jabatan dalam kepengurusan
LPKPK dan akan segera di susul dengan surat keputusan nonaktif.
2. Setiap Pengurus dalam melaksanakan tugasnya harus menjaga etika sopan santun untuk menjaga
hubungan kerjasama dengan Pihak Pemerintahanatau Muspida/Muspika setempat.
3. Bagi pengurus LP-KPK dilarang membawa Sajam,Senpi atau peralatan lainya yang bertentangan
dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pelaksanaan Tugas untuk pengawasan dan investigasi dapat dilakukan baik secara terbuka
dengan kelengkapan surat tugas seragam dan ID.CARD maupun secara tertutup /intelijen.
5. Ketentuan ini juga berlaku dan diberlakukan bagi kepengurusan LPKPK yang berada di manca
Negara.

PASAL.10
SYSTEM KERJA DAN PENGAWASAN

Bahwa pada dasarnya setiap kegiatan dan perbuatan yang merugikan Negara :
• baik secara materil ( Kekayaan Negara ,Fasilitas Negara, Uang Negara, Pembayaran Pajak tidak
sesuai, suap barang dan jasa, Dll )
• maupun inmateril berupa (nama baik institusi,penyalahgunaan wewenang dan jabatan ,
Persekongkolan jahat,Kolusi dan Nepotisme )
wajib dilakukan Pengawasan,Peneguran, dan Pelaporan yang dapat dilakukan oleh seluruh Pengurus
LP-KPK dalam jabatan apapun yang hakekatnya guna upaya Pencegahan terhadap Perbuatan Tindak
Pidana Korupsi yang akan merugikan Negara dan Keterpurukan sendi perekonomian Rakyat ,bangsa
dan Negara.

SYSTEM PENGAWASAN LPKPK ADALAH :

1. SYSTEM TERBUKA :
MengadakanKunjungan,Konfirmasi,Konsultasi ,Komunikasi kepada pihak Pemerintahan ,institusi
penegak hukum/Lembaga Peradilan, dan Pihak terkait lainya dengan maksud :
a. Setiap melaksanakan tugas di wajibkan bagi pengurus untuk mengenakan seragam dinas
,Idcard, SK-ST (Identitas Pengurus yang masih Berlaku dan asli yang dikeluarkan oleh Komnas
LP-KPK Jakarta )
b. Menjalin hubungan Kemitraan guna pencegahan TIPIKOR
c. Meminta informasi ,keterangan maupun data atau berkas sehubungan dengan adanya dugaan
Tindak Pidana Korupsi.
d. Meminta informasi,keterangan maupun data atau berkas bukan karna adanya dugaan TIPIKOR
namun hanya sebagai bahan Controling guna pengawasan.
e. Kontroling ,menegur dan meminta informasi setiap adanya proyek pembangunan infra
struktur dan/atau sarana-sarana lainnya Baik kepada Kepala Dinas,PPTK,Pengawas,Konsultan
maupun Pihak Kontraktor Pelaksana Proyek dan system lain guna memenuhi fungsi
f. pengawasan/Conroling/Sosial Cpontrol yang di jalankan sesuai Koridor hukum TIPIKOR dan
Peraturan LPKPK yang berlaku.

2. SYSTEM TERTUTUP :
Guna keamanan dan tertibnya Pengawasan, dan pengawasan secara intelijen terhadap seluruh
kejadian yang merugikan Negara dan Rakyat maka para pengurus wajib merahasiakan semua
rencana dan tindakan hingga pada proses penelitian oleh Dewan Eksekutif dan
Pelaporan/pengaduan para Pihak Penyidik TIPIKOR ( POLRI ,JAKSA ATAU KPK ) dengan ketentuan
sbb :

a. Tidak memakai atribut dan seragam ,lambang LPKPK


b. Tidak ada pemberitahuan kepada pihak manapun untuk mendapatkan info dan data tentang
dugaan TIPIKOR.
c. Tidak menerima Suap / tidak terkontaminasi dengan Gratifikasi/KKN
d. Harus diketahui oleh Pengurus Eksekutif setempat.
e. Harus membawa Surat Tugas Khusus yang di berikan dari KOMNAS LPKPK (Pusat) dengan
mengajukan Form FL.3.
f. Tidak dibenarkan memuat di Koran dan Media lain sebelum ada ijin dari Eksekutif setempat
dan KOMNAS LPKPK.
g. Wajib memberikan laporan Perkembangan lisan maupun tulisan minimal 2 X 24 jam
h. Tidak melakukan tugas diluar control dan sepengetahuan Dewan Eksekutif.
i. Dan Petunjuk tambahan lainnya yang diberikan secara terpisah dari ketentuan tertulis

PASAL.11
PENGERTIAN DAN FUNGSI
INVESTIGASI DAN INTELIJEN

I. PENGERTIAN INVESTIGASI DAN PROSEDUR :

1. INVESTIGASI ADALAH : Upaya Penelitian , Penyidikan, Pengusutan, Pencarian, Pemeriksaan dan


Pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui atau membuktikan kebenaran
dan/atau kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan
dan susunan kejadian.

Istilah Isvestigasi lebih lazim dikenal dalam terminologi Jurnalistik ,namun dalam perkembangannya
istilah investigasi itu diperluas pengertiannya.

1. Tahapan Investigasi :
A. Secara umum tahap investigasi sebagai berikut:
❖ Petunjuk awal yaitu adanya informasi awal dari siapapun yang memberikan keterangan dan
laporan tentang adanya indikasi penyelewengan atau pelanggaran hukum .
❖ Investigasi awal yaitu uapaya pengecekan terhadap Petunjuk atau informasi awal yang telah
diperoleh untuk mengetahui apakah telah terjadi penyelewengan atau tidak.
❖ Menyusun hipotesa yaitu menyusun hipotesa berdasarkan hasil investigasi
❖ Pendahuluan dalam bentuk sebagai berikut : Profil dan modus operanding yang menjelaskan
5W + 1H ( who,what,where,when,why and how )
❖ Skema kasus atau flow chart yang menyangkut pihak-pihak yang terlibat dalam kasus
penyelewengan dengan maksud untuk memudahkan pemahaman .
❖ Perencanaan Pembuktian untuk membuktikan adanya penyelewengan atau pelanggaran
hukum .
❖ Kesaksian dalam wawancara anonim ,dokumen atau surat surat penting sebagai barang bukti
.
❖ Keterangan tersangka
❖ Barang bukti
❖ Keterangan ahli
B. Pengorganisasian dan analisis data adalah sebagai berikut :
❖ Pengorganisasian data adalah mengklarifikasi semua dokumen atau data yang diperoleh
berkaitandengan kasus tersebut.
❖ Analisa kasus adalah kegiatan melakukan perbandingan ,pemeriksaan bukti tertulis dan
rekonsiliasi serta perhitungan kembali untuk membandingkan semua informasi dari informen
atau orang kunci dengan tujuan untuk menemukan secara rinci unsur unsur penyelewengan
atau kasus dan modus operanding dari pihak pihak yang terlibat.
❖ Pelaporan adalah penyusunan laporan tentang dugaan adanya tindak pidana maupun perdata
secara lengkap .
C. Susunan Laporan sebagai berikut :
❖ Latar belakang (data umum)
❖ Profil kasus atau posisi kasus
❖ Kronologis kasus
❖ Pihak-pihak yang terlibat
❖ Indikasi penyimpangan atau penyelewengan kerugian yang terjadi
❖ Tuntutan terhadap tindak pidana atau perdata
❖ Advokasi kasus.

2. Kendala Investigasi :
Dalam melakukan investigasi terdapat hambatan atau kendala ,yang diantaranya sebagai berikut :
❖ Waktu (time)
❖ Analis kekurangan sumberdaya waktu, sehingga hnya melakukan sebagian kegiatan
investigasi , biasanya waktu berhubungan dengan masalah biaya .
❖ Biaya (Cost) ,seringkali biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan lamanya waktu untuk
kegiatan investigasi sehingga manajemen akan memberikan batas biaya.
❖ Ilmu Pengetahuan , managemen system informasi cenderung menyuruh analis yunior yang
belum memiliki keahlian teknik atau pengetahuan yang cukupsehingga akan berdampak
pada hasil investigasi yang mendalam,lengkap atau matang.
❖ Politik , Manajemen atau pihak tertentu mungkin menyebarkan isu isu yang tujuannya untuk
menghambat kegiatan investigasi .
❖ Campur tangan, adalah terdapat pihak pihak yang berusaha campur tangan atau mengatur
dalam kegiatan investigasi sehingga akan menggangu atau menghambat.
3. Teknik Komunikasi dan Tindakan investigator :
A. Tehnik Komunikasi :.............................................................................................................
Seorang investigator dalam melakukan wawancara dengan target dan lingkungan target harus
memperhatiakn hal hal sebagai berikut:
❖ Dengarkan dan jangan menggurui (listen,do not lecture )
❖ Jangan memberikan Pemecahan awal terhadap masalah (do not presolve the problem)
artinya jangan berusaha menunjukan pemikiran untuk memecahkan masalah sebelum
secara keseluruhan kegiatan investigasi selesai.
❖ Membandingkan cerita (compare stories) berbeda orang berarti berbeda pandangan
terhadap masalah yang sama
❖ Tidak hanya mendengar dari satu sumber sehingga hanya satu pandangan yang berakibat
salah dalam menyimpulkan.
❖ Perhatikan keengganan memberikan jawaban atau respon positif mengindikasikan sesuatu
yang disembunyikan .
❖ Jadilah detektif yang profesional dan bersabarlah dalam menangani permasalahan sistem
secara bertahap dan berkesinambungan .
❖ Hindari masalah Politik (avoid politics)
❖ Misi analis sistem adalah fakta bukan mengadili ( your mission is fact ,not judgement ).
B. Teknik Tindakan Investigator :.............................................................................................
Dalam menjalankan tugasnya harus bertindak sesuai norma dan kaida-kaidah
investigasi,adapun tindakan yang harus dilakukan adalah :
❖ Kuesioner blangko isian ; teknik ini sangat tepat apabila dalam investigasi memiliki
kendala waktu dan biaya .
❖ Tanya jawab ; kegiatan ini butuh waktu dan keahlian khusus ,tidak semua orang dapat
melakukan tanya jawab dengan sukses .
❖ Pengamatan ; merupakan internal probe yang kuat

II. PENGERTIAN INTELIJEN DAN PROSEDUR :


PENGERTIAN INTELIJEN ;Secara umum berasal dari kata “INTELIGENCIA” artinya kecerdasan yang di
sinonimkan dengan kepandaian, brilian, bersinar (intelektual) serba tahu, berakal dan flexible .
Bahwa orang-orang yang bertugas di intelijen harus memiliki standar tingkat kecerdasan diatas rata
rata sehingga mampu mengetahui banyak informasi tapi rendah hati ,tidak sombong,mudah
bergaul/luwes,pandai membawa diri dan mudah bekerjasama.
Dalam kehidupan sehari-hari di sadari atau tidak ,kegiatan intelijen sering dilakukan dalam rangka
pengambilan keputusan , yaitu melalui pertimbangan yang matang dengan dilandasi oleh adanya
bahan-bahan keterangan yang ada atau yang dicari .sebagai contoh dapat dikemukakan adanya satu
peribahasa yang berbunyi “ Sedia payung sebelum hujan” pentingnya membawa payung saat
bepergian merupakan suatu keputusan yang diambil karena dilandasi adanya fakta bahwa pada saat
ini sedang musim hujan sehingga bepergian dalam keadaan lancar dengan demikian tujuan yang di
inginkan dapat dicapai tanpa hambatan.

Apabila contoh individual tersebut diproyeksikan dalam kehidupan bernegara seperti yang diuraikan
ahli startegi China, Sun Tzu : yang berbunyi “ Jika kamu mengenal musuh dan dirimu sendiri ,kamu
tidak perlu takut akan hasil 100 pertempuran . Jika kamu mengenal dirimu sendiri tanpa mengenal
musuhmu ,maka setiap orang yang diperoleh kamu juga akan mmenderita. Jika kamu tidak mengenal
musuhmu dan dirimu sendiri , maka kamu akan menderita kekalahan dalam dalam setiap
pertempuran.
Contoh kedua ini menunjukan bahwa segala usaha /kegiatan untuk memperoleh pengetahuan
tentang kemampuan kita dan kemampuan musuh merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan .

Itulah gambaran umum tentang intelijen baik dalam keadaan sehari hari dalam lingkungan terbatas
maupun dalam kehidupan berskala besar.

INTELIJEN DALAM TUGAS LPKPK :


Bahwa Pada dasarnya LPKPK melaksanakan Tugas Pokok sesuai landasan UUD,hukum dan Peundang
undangan yang berlaku di negara Republik indonesia seperti :

1. Pasal 28 dan 28F Undang undang Dasar Tahun 1945


2. Undang-undang R.I Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas
dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme.
3. Undang-UndangNomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang RI No.31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
6. PERPU No. 4 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang- undang No. 30 Tahun 2002
7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Keterbukaan Informasi Publik
8. Peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2000 tentang Tata cara Peran serta masyarakat dan pemberian
penghargaan terhadap pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bahwa Pengawasan tidak sekedar pengawasan yang dilakukan LPKPK akan tetapi dengan target
Pencegahan terhadap TIPIKOR dan Perbuatan lain yang merugikan Negara dan Rakyat agar maksimal
dan berfungsi nyata bagi Lembaga LPKPK ,sehingga perlu adanya strategi dan siasat Pengawasan yang
searah dengan Investigasi dan Intelijen namun dalam batas koridor tanpa melampaui batas kapasitas
LPKPK terhadap kewenangan Penegak Hukum.

Dalam Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan ( LPKPK) dapat melaksanakan
tugasnya sbb :
1. PENGAWASAN : adalah serangkain kegiatan yang dilakukan oleh pengurus LPKPK terhadap
kegiatan penyelenggaraan Negara ,Kebijakan Pemerintah dan Penegakan Supremasi Hukum
baik secara terbuka atau bertanya maupun tertutup atau mencari.
2. INVESTIGASI : adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus LPKPK untuk mencari
suatu fakta kebenaran secara terbuka tentang adanya suatu dugaan Pelanggaran Hukum
TIPIKOR dengan menghubungi langsung Pihak instansi yang diduga sesuai dengan etika
investigasi.
3. INTELIJEN : adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus LPKPK untuk mencari
suatu fakta kebenaran secara tertutup tentang adanya suatu dugaan Pelanggaran Hukum
TIPIKOR tanpa menyentuh target .namun harus dengan pembekalan ilmu intelijen

PASAL. 12
PROSEDUR LAPORAN/PENGADUAN HASIL TEMUAN

Bagi pengurus yang akan membuat Laporan atau Pengaduan lisan maupun tulisan terhadap hasil
temuan dan pengaduan dari masyarakat tentang adanya dugaan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kejadian lain yang telah menyalai ketentuan jabatan ,anggaran APBD,perijinan,proyek
pembangunan,Birokrasi,Pungli, Kunker Pejabat ,dll maka harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Barang bukti harus lengkap dan tidak di expose hingga pada prose hukum TIPIKOR
2. Barang Bukti hasil temuan atau laporan dari masyarakat setempat harus di adakan rapat
Penelitian oleh Eksekutif setempat dan tembusan kepada KOmnas LPKPK.
3. Sebelum membuat Laporan/pengaduan tertulis kepada Penyidika TIPIKOR POLRI,JAKSA atau
KPK maka harus di konsultasikan terlebih dahulu ke KOMNAS LPKPK demi kelengkapan dan
keamanan.
4. Setiap Hasil Pelaporan/Pengaduan wajib di rahasiakan ( NO EXPOSE )
5. Prosedur Pelaporan/Pengaduan mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000
tentang tata cara peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan terhadap pencegahan
dan pemberantasan tindak Pidana Korupsi.

PASAL.13
ATRIBUT

6. Proses penerbitan SK dan IDCARD satu pintu dari Komnas LP-KPK (Pusat) dan hanya di terbitkan
bialamana sudah mengirim atau menyerahkan berkas persyaratan yang asli FL.1 dan FL.2 .
7. Untuk pembuatan Stempel, Papan Kantor/Benner ,Bendera dan Sticker ,Kop surat,Anvelope dapat
di cetak masing-masing pengurus wilayah dengan mengikuti contoh dan petunjuk dari Komnas LP-
KPK kemudian wajib diberitahukan ke KOMNAS LPKPK .
8. Seragam PDH dan bets yang dipergunakan ,Kaos ,Rompi dan kendaraan ber logo LP-KPK dalam
aktifitas sehari-hari tidak dibenarkan dipakai pada tempat yang bertentangan dengan
hukum,agama,kesusilaan,Ketentuan LPKPK ,dll.
9. Setiap calon pengurus dan anggota membayar administrasi Idcrad dan atribut lainya dengan
berdasarkan pada surat edaran tandatangan dan cap tinta basah dari Pusat.

BAB. IV
SYSTEM PENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 14
Sumber Keuangan
A. Dalam Anggaran Dasar BAB XV Pasal 24 tentang Sumber keuangan telah diatur dari :
1.Kontribusi Pengurus / Anggota
2.Bantuan Pemerintah dan Perusahaan Swasta
3.Bantuan dari pihak ketiga atau pihak asing/NGO.
4.Usaha-usaha lain yang tidak melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Dalam Anggaran dasar Pasal 25 tentang Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan adalah :
1.Kekayaan organisasi dicatat dan dikelola oleh dan atas nama organisasi.
2.Pengelolaan kekayaan dan keuangan dilaksanakan berdasarkan pedoman standar
akuntansi keuangan yang berlaku secara umum.
C. Dan telah disempurnakan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) BAB XV Pasal 48 tentang
Sumber Keuangan yakni :

D. Sumber Keuangan organisasi diperoleh dari usaha-usaha:


a. Kontribusi Atribut Organisasi:
Bendera, Umbul-Umbul, Seragam, Jas, Kaos, Rompi , Jaket, Peci, Topi.
b.Penjualan Aksesories:
Pin Krah, Pin Dada, Lencana, Dompet Lencana, Jam Tangan, Jam Dinding
Kalender, Segi Empat Merah Putih, Dan lain-lain sesuai kebutuhan.

c. Pelayanan Jasa
Jasa Konsultasi dan Bantuan Hukum
Penerbitan Media Cetak dan Online
Jasa Security /Satgas
Jasa Pelatihan, Seminar atau Work Shop
Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bagi anggota
Dan lain-lain sesuai kebutuhan.

.d . Sumbangan-Sumbangan:
Kontribusi Anggota
Sumbangan donatur perorangan
Sumbangan lembaga / instansi / Perusahaan Swasta / NGO
e.Usaha-Usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan AD/ART
Kentetuan lebih lanjut tentang Sumber Dan Pengelolaan Keuangan akan diatur dalam
Pedoman Organisasi.

D. Pasal 49 ART Laba Usaha Untuk Operasional Organisasi dibagi sebagai berikut :
1. Pembagian Laba Usaha di Komisi Nasional (KOMNAS)
2. Pembagian Laba Usaha di Komisi Daerah (KOMDA)
3. Pembagian Laba Usaha di Komisi Cabang (KOMCAB)
4. Pembagian Laba Usaha di Komisi Anak Cabang (KOMAC)

Pasal.15
Ekstra Finacial Incaus

Bahwa selain ketentuan diatas yang di atur dalam AD/ART maka lembaga dapat menerima dan
mengelola anggaran hasil penghargaan dari pemerintah terhadap keberhasilan mengangkat suatu
temuan TIPIKOR sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2000.

BAB. V
ATTITUDE

Pasal. 16
Larangan Bagi Pengurus

Perbuatan pengurus dan anggota yang dilarang dan berakibat dapat di Nonaktifkan dari
Kepengurusan nya atau sanksi surat Peringatan sesuai Klasifikasi Pemberian sanksi , adalah :
1. Terlibat kontak fisik dengan pihak lain baik pemerintah,swasta dan Organisasi Kemasyarakatan
lainya
2. Membohongi pengurus lain dengan tujuan mendapatkan sesuatu dan /atau menjatuhkan
3. Membawa barang terlarang dalam tugas atau dalam kantor atau dalam kegiatan resmi lainya
4. Merubah ,memalsukan, merusak, mencoret,menghina Logo, AD/ART, dan bentuk atribut lainya
yang mengakibatkan terganggunya kegiatan LP-KPK
5. Mengadakan kegiatan tanpa pemberitahuan resmi kepada Komnas LP-KPK (Pusat)
6. Melaksanakan tugas tanpa identitas atau dengan identitas Palsu,kecuali investigasi tertutup
tidak dibenarkan memakai identitas LP-KPK
7. Mengadakan pertemuan dengan pejabat Negara diluar kantor -kantor resmi yang rawan
suap/Gratifikasi
8. Memfitnah,menghujat ,menyalhkan Pengurus lain dimuka umum dan WhatsApp Group atau
media apapun walaupun mempunyai bukti akurat atau tidak
9. Dan tindakan lain yang bertentangan dengan Hukum, AD/ART dan ketentuan lain.
10. melakukan scan tandatangan dan stempel atau memalsukan tandatangan pengurus yang lain
walaupun telah di ijinkan khususnya dalam surat keputusan pengurus dan surat lainya .
11. Membuat SK Pengurus eksekutif sendiri dan ID.CARD yang hanya dapat diterbitkan dari
Komnas LP-KPK ( Pusat)
12. Menerima pemberian barang /uang fasilitas lainya yang tujuannya untuk menghentikan
pelaporan atau tugas Penyelidikan .
13. Mencetak atribut yang diluar ketentuan dan petunjuk dari Komnas ,seperti stempel harus
ukuran 3,5 Cm tinta merah,tulisan pada bener/papan nama kantor harus sesuai AD/ART,Dll.
14. Memungut biaya dalam rekrutmen calon pengurus atau anggota kecuali hanya membayar paket
atribut sesuai ketentuan AD/ART Pasal.11 dan pasal.48 Anggaran Rumah Tangga LP-KPK yang di
pertegas dengan surat edaran.

Pasal. 17
Sikap Pengurus

Bagi setiap pengurus dan anggota harus bersikap :

1. Berwibawa dan intelek


2. Rapih dan Sopan dalam setiap kesempatan
3. Siap di Kritik dan demokratis
4. Mempunyai semangat kerja yang dapat di tiru oleh pengurus lain
5. Harus teliti dan hati-hati dalam menghadapi setiap persoalan
6. Mempunyai Pleaning /Rencana kerja
7. Patuh terhadap AD/ART dan ketentuan lainnya
8. Berani menyampaikan pendapat,kritikan dan suatu kebenaran.
9. Inovatif,kreatif dan proaktif
10. Tidak bersekongkol melakukan tindakan melanggar AD/ART,etika dan Hukum
11. Tidak membebani LPKPK dengan mengkaitkan beban masalah pribadi ke LPKPK
12. Patuh dalam menjalankan tugas
13. Anti Suap/ KKN.

Pasal.18
Pelatihan –Pelatihan

Bagi pengurus dan anggota yang telah mengikuti tingkatan Pelatihan yang diadakan oleh LP-KPK secara
Nasional akan menjadi kader organisasi dan bangsa sehingga dapat di calonkan dalam
Pilkada/Pilpres/pejabat Negara lainnya :

Tingkatan Pelatihan adalah :


1. PELTIDAS ( Pelatihan Tingkat Dasar )
2. PELTISUS ( Pelatihan Tingkat Khusus )
3. TFL ( Training For Leader )
4. SPCL ( Seleksi Pengkaderan Calon Leader )

BAB. VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal.19

1. Bahwa didalam menjalankan tugas sehari-hari agar tidak keluar dari ketentuan standar
operasional Prosedur.
2. Bahwa standar operasional Prosedur ini akan dapat dikembangkan atau dirubah sesuai
saran,usul dan kebutuhan organisasi melalui rapat Komnas LPKPK.
3. Bahwa terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran organisasi akan ditegur lisan maupun
tulisan dan dapat diputuskan langsung sesuai barang bukti dan saksi atau melalui sidang kode
etik.
4. S.O.P ini akan di sempurnakan setiap saat jika mendesak harus disesuaikan atau sesuai
kebutuhan dengan berdasarkan pada perubahan dan perkembangan Ketentuan Hukum dan
perundang-undangan yang berlaku dari Pemerintah RI dan/atau fakta kejadian dilapangan.

DI TETAPKAN DI : JAKARTA
OLEH : KOMNAS LP-KPK
PADA TANGGAL : 06 – 02 - 2020

KOMISI NASIONAL
LEMBAGA PENGAWASAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN KEADILAN
LP-KPK

Amirul S Piola.,SH Jailani Argo


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

Anda mungkin juga menyukai