Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat
akan pola hidup yang bersih dan sehat. Perilaku hidup yang bersih dan sehat merupakan salah satu upaya untuk menularkan pengalaman Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui individu, kelompok dan masyarakat luas. Dan salah satu indikator keberhasilan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tidak merokok. Merokok merupakan kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat. Meskipun sebagian besar masyarakat mengetahui bahaya merokok, namun kebiasaan merokok tetap banyak dilakukan di masyarakat. Untuk mempengaruhi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan bahaya rokok, upaya yang dapat dilakukan adalah menggerakkan remaja sebagai generasi muda dengan cara melakukan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui program pemberdayaan “Jantan Berkokok (Remaja Sehat dan Tampan tanpa Bermain Rokok”. Program pemberdayaan ini akan dilakukan melalui pendampingan masyarakat khususnya remaja selama 1 bulan. Dengan harapan terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku para remaja dan msyarakat sekitarnya.
Kata kunci : Pemberdayaan, masyarakat, kesehatan, merokok, remaja.
A. PENDAHULUAN Ber - PHBS pada tahun 2018
Dilihat dari Data Dinas ditargetkan 60 persen dan Kesehatan Sumatera Selatan Tahun terealisasi 64 persen atau sebesar 2019, Persentase Rumah Tangga 106,67 persen. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada Kementrian Kesehatan untuk tahun 2018 , maka hasil capaian menargetkan penurunan prevalensi sudah melebihi dari target yang perokok sebesar 5,4%. diinginkan. Oleh karena itu, sasaran Jika dilihat dalam lima utama dari pemberdayaan ini tahun terakhir, persentase Rumah adalah remaja sebagai Agent of Tangga Ber – PHBS mengalami Change bagi dirinya, dan fluaktif dari 64,3 persen tahun lingkungan sekitarnya. 2014 naik menjadi 67,6 persen Selain itu, pemberian pada tahun 2015 tapi turun pada informasi atau penyuluhan kepada tahun 2016 sebesar 67,5 persen remaja sebagai kelompok yang kemudian turun lagi pada tahun biasa dianggap sebagai kelompok 2017 sebesar 64,92 dan turun lagi yang “Labil” dan mudah meniru pada tahun 2018 sebesar 64 persen. perilaku tertentu merupakan suatu Persentase Rumah Tangga hal yang penting dipikirkan dan Ber-PHBS pencapaiannya tertinggi dipertimbangkan. pada Kabupaten Banyuasin sebesar 74,6% dan yang terendah pada B. KAJIAN PUSTAKA Kabupaten Mura sebesar 31,3%. Salah satu pencapaian 1. Pola Hidup Bersih dan Sehat indikator PHBS yang belum (PHBS) berhasil adalah perilaku tidak Perilaku hidup bersih sehat merokok dalam rumah. Merujuk pada dasarnya merupakan pada data riset Kementerian sebuah upaya untuk Kesehatan, proporsi perokok menularkan pengalaman terhadap jumlah penduduk di mengenai pola hidup sehat Sumsel telah mencapai 30,1 persen, melalui individu, kelompok menempatkannya sebagai provinsi ataupun masyarakat luas dengan jumlah perokok tertinggi dengan jalur – jalur komunikasi ke-12 di Indonesia. sebagai media berbagi Apalagi kebanyakan informasi. Ada berbagai perokok adalah perokok pemula informasi yang dapat dibagikan yang berusia >18 tahun. Hal ini seperti materi edukasi guna kemudian menjadi perhatian menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan dapat dijadikan acuan untuk perilaku terkait cara hidup yang mengenali keberhasilan dari bersih dan sehat. praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada tingkatan rumah PHBS adalah sebuah tangga dan sekolah. rekayasa sosial yang bertujuan Tatanan rumah tangga dan menjadikan sebanyak mungkin sekolah memiliki beberapa anggota masyarakat sebagai indicator keberhasilan yang agen perubahan agar mampu sama, salah satunya adalah meningkatkan kualitas perilaku tidak merokok di dalam rumah sehari – hari dengan tujuan atau di lingkungan sekolah. hidup bersih dan sehat. Selain itu kesamaan lainnya Tujuan utama dari gerakan antara tatanan rumah tangga PHBS adalah meningkatkan dan sekolah adalah keterlibatan kualitas kesehatan melalui remaja. proses penyadartahuan yang Perilaku hidup bersih dan menjadi awal dari kontribusi sehat yang berasal dari individu – individu dalam implementasi materi PHBS menjalani perilaku kehidupan dapat menjadi kunci untuk sehari – hari yang bersih dan meningkatkan kualitas sehat. kesehatan masyarakat. Manfaat PHBS yang paling Menjalankan praktek indikator utama adalah terciptanya – indikator PHBS di berbagai masyarakat yang sadar tatanan dapat menjadi sebuah kesehatan dan memiliki bekal gerakan untuk pengetahuan dan kesadaran memasyarakatkan perilaku untuk menjalani perilaku hidup hidup bersih dan sehat yang menjaga kebersihan dan dimanapun dan juga kapanpun memenuhi standar kesehatan. Salah satu tatanan PHBS 2. Perilaku Merokok adalah PHBS di Rumah Tangga Masa sekarang, perilaku dan Sekolah. Terdapat beberapa merokok merupakan perilaku indikator PHBS pada tingkatan yang telah umum dijumpai. rumah tangga dan sekolah yang Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta Banyak factor yang kelompok umur yang berbeda, hal mempengaruhi tingginya tingkat ini mungkin dapat disebabkan perokok pemula yaitu remaja yang karena rokok bisa didapatkan berumur < 18 tahun. Laventhal dengan mudah dan dapat (dalam Smet, 1994) mengatakan diperoleh dimana pun juga. bahwa merokok tahap awal Perilaku merokok adalah suatu dilakukan dengan teman-teman kegiatan atau aktivitas membakar (46%), seorang anggota keluarga rokok dan kemudian bukan orang tua (23%) dan orang menghisapnya dan tua (14%). menghembuskannya keluar dan Hal ini mendukung hasil dapat menimbulkan asap yang penelitian yang dilakukan oleh dapat terhisap oleh orang-orang Komasari dan Helmi (2000) disekitarnya. yang mengatakan bahwa ada tiga Ada begitu banyak tipe perilaku faktor penyebab perilaku merokok yang diklasifikasikan merokok pada remaja yaitu dalam berbagai kelompok seperti kepuasan psikologis, sikap permisif banyaknya rokok yang dihisap, orang tua terhadap perilaku tempat merokok, waktu merokok merokok remaja, dan pengaruh dan lain-lain. teman sebaya. Perilaku merokok merupakan Ada beberapa faktor dan motif perilaku yang berbahaya bagi perokok, tetapi paling banyak kesehatan, tetapi masih banyak disebabkan oleh faktor psikologis orang yang melakukannya. dan juga dalam mengatasi stres, Bahkan orang mulai merokok jumlah rokok yang dikonsumsi ketika mereka masih remaja. berkaitan dengan stres yang Sejumlah studi menegaskan bahwa mereka alami, semakin besar kebanyakan perokok mulai stress yang dialami, semakin merokok antara umur 11 dan 13 banyak rokok yang mereka tahun dan 85% sampai 95% konsumsi. sebelum umur 18 tahun (Laventhal Padahal dampak negatif dari dan Dhuyvettere dalam Smet, rokok sangat banyak, mulai dari 1994) mencemari lingkungan dengan menyebabka polusi udara, berbagai macam masalah kesehatan baik bahaya rokok kepada dirinya perokok aktif maupun perokok sendiri, teman sebaya, keluarga dan pasif. Bahkan merokok dapat lingkungan sekitarnya. menyebabkan kematian daan Tujuan dari pemberdayaan ini merusak masa depan bangsa. adalah C. PEMBAHASAN a) Meningkatkan pengetahuan remaja Upaya dan Strategi tentang bahaya rokok, Pemberdayaan Masyarakat b) Meningkatkan Melalui Remaja untuk kesadaran para remaja Meningkatkan Kesadaran untuk tidak merokok Masyarakat Akan Bahaya Rokok c) Memotivasi remaja yang sudah merokok Dalam memberdayakan untuk berhenti merokok masyarakat, banyak upaya yang d) Menjadikan remaja dapat dilakukan melalui berbagai sebagai contoh yang cara dan media. baik bagi keluarga dan Untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sekitarnya. masyarakat akan bahaya rokok, e) Memutus mata rantai dilakukan pemberdayaan melalui perokok dari potensi remaja yang terlibat langsung perokok pemula. dalam tatanan PHBS rumah tangga Sasaran dari pemberdayaan ini dan sekolah dengan nama program adalah para remaja, teman dan guru pemberdayaan yaitu Remaja Sehat di lingkungan sekolah, serta dan Tampan tanpa Bermain Rokok orangtua dan keluarga di atau disingkat menjadi Jantan lingkungan rumah kader atau tutor Berkokok. sebaya yang telah dipilih. Pemberdayaan ini dilakukan dengan cara memilih kader untuk Hasil yang diharapkan dari tatanan PHBS di rumah tangga dan pemberdayaan ini adalah : tutor sebaya untuk tatanan PHBS di a) Remaja menjadi sadar sekolah, yang kemudian diberi akan bahaya rokok dan bimbingan dan pelatihan untuk bisa memberikan penyuluhan tentang akhirnya tidak mencoba Indikator PHBS demi untuk merokok. tercapainya derajat kesehatan b) Remaja yang sudah masyarakat yang lebih baik. merokok termotivasi 3. Remaja sebagai generasi muda untuk berhenti penerus bangsa menjadi salah c) Para kader dan tutor sasaran utama program sebaya dapat pemberdayaan ini demi mempengaruhi memutuskan mata rantai lingkungan sekitarnya perokok. untuk tidak merokok ataupun berhenti DAFTAR PUSTAKA merokok. d) Menurunnya persentase Suwarni, Linda.,dkk. 2018. Pemberdayaan prevalensi perokok Masyarakat Melalui PENKES pemula dan atau (Pendidikan dan Kesehatan) untuk perilaku merokok. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat. Jurnal abdimas D. KESIMPULAN Mahakam Vol.2 No.1.
Kesimpulan yang dapat diambil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
dari artikel ini adalah Selatan. 2019. Rencana Kinerja Tahunan Dekonsentralisasi Dinas 1. Tingginya tingkat perokok Kesehatan Tahun 2019. pemula dan kurangnya kesadaran masyarakat akan Mahardika, Nurike Hanani., dkk. 2017. bahaya rokok menjadi salah Tindakan Ibu Rumah Tangga dalam satu hal yang melatar-belakangi Penerapan Indikator PHBS Tidak program pemberdayaan ini. Merokok di dalam Rumah (Studi 2. Pemberdayaan masyarakat Kualitatif di Wilayah Kerja melalui remaja ini bisa menjadi Puskesmas Pasirian). E-Jurnal suatu alternatif untuk Pustaka Kesehatan Vol.5 No. 3. mempengaruhi masyarakat agar Menteri Kesehatan RI, 2011. Peraturan lebih sadar dan peduli akan Menteri Kesehatan Republik bahaya rokok serta dapat Indonesia Nomor: mewujudkan salah satu 2269/MENKES/PER/XI/2011. Tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Munir, Misbakhul., 2018. Pengetahuan Kementerian Kesehatan. 2016. Dan Sikap Remaja Tentang Risiko PHBS Gerakan PHBS Sebagai Merokok Pada Santri Mahasiswa Di Langkah Awal Menuju Peningkatan Asrama Uin Sunan Ampel Surabaya. Kualitas Kesehatan Masyarakat. Jurusan Sains, Fakultas Sains dan http://promkes.kemkes.go.id/phbs Teknologi, UIN Sunan Ampel, (Diakses 27 Maret 2020) Surabaya. KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104
Ambarwati.,dkk. 2014. Media Leaflet,
Video Dan Pengetahuan Siswa Sd Tentang Bahaya Merokok (Studi Pada Siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo Surakarta). Jurnal Kesehatan Masyarakat. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.p hp/kemas (Diakses 27 Maret 2020)
Nasution, Indri Kemala. 2007. Perilaku
Merokok Pada Remaja. Program Studi Psikologi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/ handle/123456789/3642/132316815. pdf?sequence=1&isAllowed=y (Diakes 27 Maret 2020)
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu