Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI

REMAJA UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT


AKAN BAHAYA ROKOK

Yulfa Tiara Kencana

Program Studi Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

yulfatiarak@gmail.com

Abstrak

Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat


akan pola hidup yang bersih dan sehat. Perilaku hidup yang bersih dan sehat merupakan salah
satu upaya untuk menularkan pengalaman Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui
individu, kelompok dan masyarakat luas. Dan salah satu indikator keberhasilan dari Pola
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tidak merokok. Merokok merupakan kegiatan yang
sering kita jumpai di masyarakat. Meskipun sebagian besar masyarakat mengetahui bahaya
merokok, namun kebiasaan merokok tetap banyak dilakukan di masyarakat. Untuk
mempengaruhi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan bahaya rokok, upaya yang
dapat dilakukan adalah menggerakkan remaja sebagai generasi muda dengan cara melakukan
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui program pemberdayaan “Jantan
Berkokok (Remaja Sehat dan Tampan tanpa Bermain Rokok”. Program pemberdayaan ini
akan dilakukan melalui pendampingan masyarakat khususnya remaja selama 1 bulan. Dengan
harapan terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku para remaja dan msyarakat
sekitarnya.

Kata kunci : Pemberdayaan, masyarakat, kesehatan, merokok, remaja.

A. PENDAHULUAN Ber - PHBS pada tahun 2018


Dilihat dari Data Dinas ditargetkan 60 persen dan
Kesehatan Sumatera Selatan Tahun terealisasi 64 persen atau sebesar
2019, Persentase Rumah Tangga 106,67 persen. Jika dibandingkan
dengan target yang ditetapkan pada Kementrian Kesehatan untuk
tahun 2018 , maka hasil capaian menargetkan penurunan prevalensi
sudah melebihi dari target yang perokok sebesar 5,4%.
diinginkan. Oleh karena itu, sasaran
Jika dilihat dalam lima utama dari pemberdayaan ini
tahun terakhir, persentase Rumah adalah remaja sebagai Agent of
Tangga Ber – PHBS mengalami Change bagi dirinya, dan
fluaktif dari 64,3 persen tahun lingkungan sekitarnya.
2014 naik menjadi 67,6 persen Selain itu, pemberian
pada tahun 2015 tapi turun pada informasi atau penyuluhan kepada
tahun 2016 sebesar 67,5 persen remaja sebagai kelompok yang
kemudian turun lagi pada tahun biasa dianggap sebagai kelompok
2017 sebesar 64,92 dan turun lagi yang “Labil” dan mudah meniru
pada tahun 2018 sebesar 64 persen. perilaku tertentu merupakan suatu
Persentase Rumah Tangga hal yang penting dipikirkan dan
Ber-PHBS pencapaiannya tertinggi dipertimbangkan.
pada Kabupaten Banyuasin sebesar
74,6% dan yang terendah pada B. KAJIAN PUSTAKA
Kabupaten Mura sebesar 31,3%.
Salah satu pencapaian 1. Pola Hidup Bersih dan Sehat
indikator PHBS yang belum (PHBS)
berhasil adalah perilaku tidak Perilaku hidup bersih sehat
merokok dalam rumah. Merujuk pada dasarnya merupakan
pada data riset Kementerian sebuah upaya untuk
Kesehatan, proporsi perokok menularkan pengalaman
terhadap jumlah penduduk di mengenai pola hidup sehat
Sumsel telah mencapai 30,1 persen, melalui individu, kelompok
menempatkannya sebagai provinsi ataupun masyarakat luas
dengan jumlah perokok tertinggi dengan jalur – jalur komunikasi
ke-12 di Indonesia. sebagai media berbagi
Apalagi kebanyakan informasi. Ada berbagai
perokok adalah perokok pemula informasi yang dapat dibagikan
yang berusia >18 tahun. Hal ini seperti materi edukasi guna
kemudian menjadi perhatian menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan dapat dijadikan acuan untuk
perilaku terkait cara hidup yang mengenali keberhasilan dari
bersih dan sehat. praktek perilaku hidup bersih
dan sehat pada tingkatan rumah
PHBS adalah sebuah tangga dan sekolah.
rekayasa sosial yang bertujuan Tatanan rumah tangga dan
menjadikan sebanyak mungkin sekolah memiliki beberapa
anggota masyarakat sebagai indicator keberhasilan yang
agen perubahan agar mampu sama, salah satunya adalah
meningkatkan kualitas perilaku tidak merokok di dalam rumah
sehari – hari dengan tujuan atau di lingkungan sekolah.
hidup bersih dan sehat. Selain itu kesamaan lainnya
Tujuan utama dari gerakan antara tatanan rumah tangga
PHBS adalah meningkatkan dan sekolah adalah keterlibatan
kualitas kesehatan melalui remaja.
proses penyadartahuan yang Perilaku hidup bersih dan
menjadi awal dari kontribusi sehat yang berasal dari
individu – individu dalam implementasi materi PHBS
menjalani perilaku kehidupan dapat menjadi kunci untuk
sehari – hari yang bersih dan meningkatkan kualitas
sehat. kesehatan masyarakat.
Manfaat PHBS yang paling Menjalankan praktek indikator
utama adalah terciptanya – indikator PHBS di berbagai
masyarakat yang sadar tatanan dapat menjadi sebuah
kesehatan dan memiliki bekal gerakan untuk
pengetahuan dan kesadaran memasyarakatkan perilaku
untuk menjalani perilaku hidup hidup bersih dan sehat
yang menjaga kebersihan dan dimanapun dan juga kapanpun
memenuhi standar kesehatan.
Salah satu tatanan PHBS 2. Perilaku Merokok
adalah PHBS di Rumah Tangga Masa sekarang, perilaku
dan Sekolah. Terdapat beberapa merokok merupakan perilaku
indikator PHBS pada tingkatan yang telah umum dijumpai.
rumah tangga dan sekolah yang Perokok berasal dari berbagai
kelas sosial, status, serta Banyak factor yang
kelompok umur yang berbeda, hal mempengaruhi tingginya tingkat
ini mungkin dapat disebabkan perokok pemula yaitu remaja yang
karena rokok bisa didapatkan berumur < 18 tahun. Laventhal
dengan mudah dan dapat (dalam Smet, 1994) mengatakan
diperoleh dimana pun juga. bahwa merokok tahap awal
Perilaku merokok adalah suatu dilakukan dengan teman-teman
kegiatan atau aktivitas membakar (46%), seorang anggota keluarga
rokok dan kemudian bukan orang tua (23%) dan orang
menghisapnya dan tua (14%).
menghembuskannya keluar dan Hal ini mendukung hasil
dapat menimbulkan asap yang penelitian yang dilakukan oleh
dapat terhisap oleh orang-orang Komasari dan Helmi (2000)
disekitarnya. yang mengatakan bahwa ada tiga
Ada begitu banyak tipe perilaku faktor penyebab perilaku
merokok yang diklasifikasikan merokok pada remaja yaitu
dalam berbagai kelompok seperti kepuasan psikologis, sikap permisif
banyaknya rokok yang dihisap, orang tua terhadap perilaku
tempat merokok, waktu merokok merokok remaja, dan pengaruh
dan lain-lain. teman sebaya.
Perilaku merokok merupakan Ada beberapa faktor dan motif
perilaku yang berbahaya bagi perokok, tetapi paling banyak
kesehatan, tetapi masih banyak disebabkan oleh faktor psikologis
orang yang melakukannya. dan juga dalam mengatasi stres,
Bahkan orang mulai merokok jumlah rokok yang dikonsumsi
ketika mereka masih remaja. berkaitan dengan stres yang
Sejumlah studi menegaskan bahwa mereka alami, semakin besar
kebanyakan perokok mulai stress yang dialami, semakin
merokok antara umur 11 dan 13 banyak rokok yang mereka
tahun dan 85% sampai 95% konsumsi.
sebelum umur 18 tahun (Laventhal Padahal dampak negatif dari
dan Dhuyvettere dalam Smet, rokok sangat banyak, mulai dari
1994) mencemari lingkungan dengan
menyebabka polusi udara, berbagai
macam masalah kesehatan baik bahaya rokok kepada dirinya
perokok aktif maupun perokok sendiri, teman sebaya, keluarga dan
pasif. Bahkan merokok dapat lingkungan sekitarnya.
menyebabkan kematian daan Tujuan dari pemberdayaan ini
merusak masa depan bangsa. adalah
C. PEMBAHASAN a) Meningkatkan
pengetahuan remaja
Upaya dan Strategi tentang bahaya rokok,
Pemberdayaan Masyarakat b) Meningkatkan
Melalui Remaja untuk kesadaran para remaja
Meningkatkan Kesadaran untuk tidak merokok
Masyarakat Akan Bahaya Rokok c) Memotivasi remaja
yang sudah merokok
Dalam memberdayakan untuk berhenti merokok
masyarakat, banyak upaya yang d) Menjadikan remaja
dapat dilakukan melalui berbagai sebagai contoh yang
cara dan media. baik bagi keluarga dan
Untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sekitarnya.
masyarakat akan bahaya rokok, e) Memutus mata rantai
dilakukan pemberdayaan melalui perokok dari potensi
remaja yang terlibat langsung perokok pemula.
dalam tatanan PHBS rumah tangga
Sasaran dari pemberdayaan ini
dan sekolah dengan nama program
adalah para remaja, teman dan guru
pemberdayaan yaitu Remaja Sehat
di lingkungan sekolah, serta
dan Tampan tanpa Bermain Rokok
orangtua dan keluarga di
atau disingkat menjadi Jantan
lingkungan rumah kader atau tutor
Berkokok.
sebaya yang telah dipilih.
Pemberdayaan ini dilakukan
dengan cara memilih kader untuk Hasil yang diharapkan dari
tatanan PHBS di rumah tangga dan pemberdayaan ini adalah :
tutor sebaya untuk tatanan PHBS di
a) Remaja menjadi sadar
sekolah, yang kemudian diberi
akan bahaya rokok dan
bimbingan dan pelatihan untuk bisa
memberikan penyuluhan tentang
akhirnya tidak mencoba Indikator PHBS demi
untuk merokok. tercapainya derajat kesehatan
b) Remaja yang sudah masyarakat yang lebih baik.
merokok termotivasi 3. Remaja sebagai generasi muda
untuk berhenti penerus bangsa menjadi salah
c) Para kader dan tutor sasaran utama program
sebaya dapat pemberdayaan ini demi
mempengaruhi memutuskan mata rantai
lingkungan sekitarnya perokok.
untuk tidak merokok
ataupun berhenti
DAFTAR PUSTAKA
merokok.
d) Menurunnya persentase Suwarni, Linda.,dkk. 2018. Pemberdayaan
prevalensi perokok Masyarakat Melalui PENKES
pemula dan atau (Pendidikan dan Kesehatan) untuk
perilaku merokok. Meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat. Jurnal abdimas
D. KESIMPULAN Mahakam Vol.2 No.1.

Kesimpulan yang dapat diambil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera


dari artikel ini adalah Selatan. 2019. Rencana Kinerja
Tahunan Dekonsentralisasi Dinas
1. Tingginya tingkat perokok
Kesehatan Tahun 2019.
pemula dan kurangnya
kesadaran masyarakat akan Mahardika, Nurike Hanani., dkk. 2017.
bahaya rokok menjadi salah Tindakan Ibu Rumah Tangga dalam
satu hal yang melatar-belakangi Penerapan Indikator PHBS Tidak
program pemberdayaan ini. Merokok di dalam Rumah (Studi
2. Pemberdayaan masyarakat Kualitatif di Wilayah Kerja
melalui remaja ini bisa menjadi Puskesmas Pasirian). E-Jurnal
suatu alternatif untuk Pustaka Kesehatan Vol.5 No. 3.
mempengaruhi masyarakat agar
Menteri Kesehatan RI, 2011. Peraturan
lebih sadar dan peduli akan
Menteri Kesehatan Republik
bahaya rokok serta dapat
Indonesia Nomor:
mewujudkan salah satu
2269/MENKES/PER/XI/2011.
Tentang Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Munir, Misbakhul., 2018. Pengetahuan
Kementerian Kesehatan. 2016.
Dan Sikap Remaja Tentang Risiko
PHBS Gerakan PHBS Sebagai
Merokok Pada Santri Mahasiswa Di
Langkah Awal Menuju Peningkatan
Asrama Uin Sunan Ampel Surabaya.
Kualitas Kesehatan Masyarakat.
Jurusan Sains, Fakultas Sains dan
http://promkes.kemkes.go.id/phbs
Teknologi, UIN Sunan Ampel,
(Diakses 27 Maret 2020)
Surabaya. KLOROFIL Vol. 1 No. 2,
2018: 93-104

Ambarwati.,dkk. 2014. Media Leaflet,


Video Dan Pengetahuan Siswa Sd
Tentang Bahaya Merokok (Studi
Pada Siswa SDN 78 Sabrang Lor
Mojosongo Surakarta). Jurnal
Kesehatan Masyarakat.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.p
hp/kemas (Diakses 27 Maret 2020)

Nasution, Indri Kemala. 2007. Perilaku


Merokok Pada Remaja. Program
Studi Psikologi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
handle/123456789/3642/132316815.
pdf?sequence=1&isAllowed=y
(Diakes 27 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai