Anda di halaman 1dari 7

Nama :Ahrun nazar

Nim : 11811159

Tugas :tarjemah arab melayu

Dosen :Dr. Erwin Mahrus M. Ag.

Hasan al-jawabi an isbihat al-ahlihi bilhasan

MAULIQ JAWAFIN

Pada menyabtakan awal bulan dengan kiraan

Dari pada

Al-ulamah al muhakkiq tuan syekh muhammad basyuni imran

Mikhroj sambas nafaullahubihi al-muslimin

Amin

Terbitkan oleh Al-Maktabah azzainiah

1938
Kenyataan salah chap dan yang betulana

Maukuk Satir Salah Yang betulin


a 18 likutni lifatni
b 6 mendengar Ada mendengar
c 12 terlindung terlindung
d 2 mangka sangka
e 8 Bagi kedun perjalanan Dengan perjalanan
5 5 disqisi disisi
6 4 Dahulun (-)
8 10 mukholif mukholafa
9 1 Bagi yang pertama ……………….
10 19 Yang ra haji Yang ra jikhh
12 9 punna puna
17 1 mengah menang
17 20 kaduang kaduang
18 10 kata berkata
Husnul jawab anisbatil ahilati bil hisabi

mauliq jawafin

pada menyabtakan awal bulan dengan kira-an

dari pada

al-alamah al-muhakkiq tuan syakh muhammad basyuni imran

mikhroju imam sambas tafaullah bihi almuslimin

Amin

Diterbitkan awalnya maktabah azzainia pinang

1938

(a)

Bismillahirahmannirahim

Alhamdulillah wasolatuwasalam alarasulillah sayidina muhammad waala alihi


washohbihi waman tabiahu waalihi.
Adapun kemudian dripada itu maka sanggahan telah hamba baca dan perhatikan”
mauliqo jawafan pada menyambutkan awal bulan dengan qiroan”

Daripada alalamah amuhakkaq qodi alqodohi tuan syekh basuni imran mikroj imam
sambas maka hamba daqoti akan di lengkapi segla kasus yang berkenaan dengan halal
ramaddan dan kenyataan yang mengharuskan puasa ramaddan dengan qira’an. Mudah-
mudahan allah balaskan dengan sebaik-baik balasan amin.

Dan sesungguhnya dahulu dari pada hamba menafiq jiwaan ibnu ada hamba menatap
jawaban ibnu ad hamba menjawab pertanyaan diterjemahkan dalam hidayah medan dari
pada bilangan (5) adakah bulan umat islam beramal dengan hisab pada memulai puasa bulan
ramaddan dan berbuka pada akhirnya?dengan bahasan wajib atas sehasab beramal dengan
hisabnya yang menentukan ada bulan diaatas ufuk waktu tenggelm matahari dan wajib pula
atas-atas pula atas orang-orang yang percay akan beramal dengan baik,qira’an hadist yang
terterah dalam ashohihaini.

Lakodin pada muslim meriwatkan nafik dari pada abdullah bin umar rodiallah
huanhuma telah bersabda rasullaalah hualaisalam:asahru tis u wa isruna faida arada roaitumu
alhilala fasumu waida ra aitumuhu

(b)

faaftiru fainkhumma alaikum fagduru alahu * faaftiru fainghumma alaikum faqduru


lahu : artinya bermula bulan itu dua puluh sembilan hari maka apabila melihat kamu akan
(bulan)maka puasalah kamu, dan apabila melihat kamu akan di (pada akhir bulan) maka
berbuka lah kamu di akhir bulan, maka jika terlindung ai kepada pemandangan kamu oleh
awan dan sebagian maka takdiran dan jangkakan Dia

dan riwayat abdullah bin diyar bahwa AI mendengar radiallohuan mendengar ibnu
umar berkata:

bersabda rasulullah sallallohualaiwasalam assahrutisun waisruna lailatun latasumu


hatta tarahu walatuftiru hata tarahu illa anyukhoma alaikum *fain khuma alaikum fakturu
lahu.

Artinya bermula bulan itu dua puluh sembilan malam, jangan lah kamu puasa
hingganya melihat, kamu akan di dan jangan lah kamu berbuka hingganya melihat kamu
akan di, melainkan bahwa terlindung iya kepada kamu maka jika terlindung iya kepada kamu
oleh awan dan sebagian maka takdirkan dan jangka kan di (yakni jangka kandia dengan
perjalanan pada segala mana jalannya maka jika ada ai diatas ufuk maka puasalah kamu
puaslah kamu , dan jka tidak maka sempurnakan oleh kamu akan bulan tiga puluh hari )
bagaian yang dihuraikan dia oleh abas bin sarif suroj daripada ulama assafiiyah yang dahulu
dan mutruf bin abdullah dari pada ulama’ attabiin , dan kuthoibah dari pada ulama’ alhadis .

(C)

Dan kiraan perjalanan matahari dan bulan itu khotinya(tentu jangkanya dengan
yakin)bukannya (sangka -sangka ) sang allah telah manyatakan yang demikian dengan
firmannya( assamsu walqomaru bis husan)bermula matahari dan bulan itu berjalan keduanya
dengan kiraan yang tentu.permanennya(huwalladi jalaassamsa biyaan walqomaro
nurronwaqoddarohu manazila litak lamu adadasinin wal hisab” artinya ailah tuhan yang
menjadikan metahari bersinar pada siang, dan bulan bercahaya pada malam, dan
mentakdirkan dan menjangsakan baginya keduanya perjalanan pada segala manzila-
manzillaanya supaya dapat kamu mengetahui dengan yakin hitungan tahunan dan kiraan
bulan dan hari-hari1.

maka beramal dengan hisab itu telebih utama daripada memuasakan hari tingkat tiga
puluh hari dengan iktiat dari pada ramaddan, itusemua pada negri-negri yang ufuknya akhir
bulan diselaputi oleh awan dan kabut seperti negri-negri yang disama tanjung tanah melayu
dan dipulau-pulau indonesia sehingga bulatan matahai pun akhir bulan itu jarang dapat

(d)

dilihat waktu tenggelamnya.

Sesungguhnya adalah abdullah bin umar yang meriwayatkan hadis tersebut telah
diambil telah lalu bulan sakban 29 harinya menyuruhlah iya akan orang-orang menghenti dan
1
Kenyataan yang amat terang menunjupakan kir-kiraan perjalanan bulan dan matahari bulan dan matahari itu
ilmu qot’I yakini keadaan berlaku gerhana bulan dapat diketahui masanya dengan jim dan menit, dan pada
tahun 1937 ini tanya satupun gerhana yang buluh nampak disebelah timur kenyataanya dan dari sebab ini
tanya tersebut gerhana dalam natijah zainiah dan ahmadiah”
memperhatikan bulan , maka jika nampak maka puasalah iya pada biasanya, dan jika tiada
iya nampak dan tiada dilindungi pemandangan oleh awan dan kabut berubalah iya pada
biasanya, dan jika dilindungi pemaandangan oleh awan dan kabut puasalah iya pada besok
paginya dan sudah makin sedemikan ini qoul isma’ bin abubakar, dan imam ahlul hadis
imamumadhab imam bin hambal dan ayun mentakwilkan hadis tadi dengan bahwa jika
terlindung ayun kepada pemandangan kamu maka tardirkan di belakang awan. Dan oleh
kiraan ini ada pada madhabnya qoul mewajibkan puasa hari tiga puluh sakban dari pada
ramaddan apabila langit pada malamnya diselaputi oleh awan

Dan adalah umar bin khotob puasa ayun akan hari yang ketiga puluh sakban apabila
ada langit pada senja malam itu redup pada awan dan sebagainya , dan berkata iya bukanlah
ini mendahulukan akan tetapi beriktiat.

Dan sabda ali bin abi tholib demi sungguhnya puasa aku satu hari dari pada sakban
terlebih gemar kepada aku dari pada aku berbuka satu hari dari pada ramaddan dan
sedemikian ini riwayat dari pada muawiyah bin abu sofyan dan aisah umulmukminin dan abu
hurairoh dan

(e)

adalah umar ibnul ass puasa ayun akan hari yang di saksikan dari pada ramadhan
kiraan iktiat.

Saya telah berkata alalamah bin kolsim alibadi didalam hasiahnya atas tihfah:
sesungguhnya telah disebut oleh guru kami assihab aramli dan dipersetujui akan di oleh
atiblawi alkabir bawasannya wajib ber amal dengan hisab dan tanjim pada puasa, dan berkata
aljamal arramli dan harus bagi keduanya beramal dangan hisab dan tanjim itu pada berbuat
akhir bulan maka atas qoidah wajib beramal dengan menyangka wajib yang demikian atas
keduanya dan atas mereka yang menerima perkhibaran keduanya, apabila mereka itu
menyangka benar keduanya atau tiada menyangka benar dan tidak menyangka dustanya,
kiraan keduanya orang yang adil, bagaimana keadaan hukum pada masalah-masalah yang
seumpamanya demikian. Dan tinggal datang tanggal datngnya guru kami assihab arramli
pada amalan sehisab dengan hisabnya pada puasa itu: adakah tempatnya pada ketika ada
bulan diatas ufuk dengan keadaan adanya boleh numpuk itu dengan keadaan adanya tidak
boleh numpuk? maka dijawabnya dengan bawasannya amalan sehisab dengan hisabnya ayat
melengkapi segala bagiaanya (yakni sama ada keaadaanya itu senang dilihat itu susah itu
tidak boleh menumpuk, kiraan diselaputi tempat terbit bulan itu oleh awan itu kabut atau
adanya dibawah sinaran cahaya matahari) dan katanya dikehendakan dengan sehisab itu
orang yang mengenal akan segala manazil bulan dan mengetahui perjalanan pada manzilah-
manzilah itu,dan dengan munajin itu orangnya mengetahui awal bulan dengan terbit bintang
al falani (anu)

Anda mungkin juga menyukai