Anda di halaman 1dari 16

Surat Terbuka

Untuk Keluarga Karib Dan Baid


Dan Sahabat, Handai Taulan Ukhwah Islamayah

Dari Ikhwan Billah

Drs. Ibnu Ruslan

Ketua Pendiri Pondok Pesantren


Muhammad Amin Rajo Tiang So
Dan Pondok Pesantren Al-Ishlah

Drs. Kartubi
Ketua Pendiri Rumah Ibadah
Al-Mukmin
Komplek Perumahan Belisih Indah - Bangko

Tahun Ditulis 1445H/2024M


     


Alhamdulillahi Rabbil‟aalamiin, Shalawat dan Salam kami kirimkan


kepada pemimpin ummat, Nabi Muhammad Rasul terakhir. Kemudian dari itu...
Kami tulis Risalah ini pada usia sepuh bersama teman yang masih cukup
segar, sebagai teman diskusi saling berbagi dan saling mengingatkan. Risalah
ini mengiringi buku kami “Bila Bulan Terbelah”, ditujukan kepada sanak
keluarga Karib dan Baid, sahabat, handai taulan di kampung halaman dan di
mana berada. Karena bersifat Da‟wah kami anjurkan membaca dan
mengamalkan.
Allah Berfirman pada Ayat 214 Surah As Syu‟ara‟:

     
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
(Muhammad) yang terdekat”.
Latar Belakang Masalah
Bila memasuki bulan ibadah umat Islam kalah tenang lebih dua ribu
tahun dari agama Kristen memasuki bulan ibadahnya. Umat Islam memasuki
bulan Ramadhan-Syawwal-Dzulhijjah sering mengalami badai tsunami fitnah,
karena bulan sering terbelah. Janganlah ragu memilih mau ikut yang mana,
ikutilah golongan yang memasuki bulan baru dengan mempedomani petunjuk
Al-Qur‟an. Kalau mengikuti orang banyak yang tidak berdasarkan Al-Qur‟an,
ingatlah peringatan Allah pada Ayat 116 Surah Al-An‟am, artinya; “Dan jika
kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah”. Na‟udzubillahi Minzalika.

1
Jalan Keluar
Berdasarkan Ayat 5 Surah Yunus, Ayat 36 Surah At-Taubah, Ayat 39
Surah Yaasiin, Ayat 189 Surah Al-Baqarah, dan Ayat 59 Surah An-Nisa‟ serta
penafsirannya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, kemudian terlihat
Hilal terbit tanda memasuki Hilal baru. Adalah Dalil yang tak terbantahkan
itulah yang wajib ditempuh.
Kami terpanggil untuk menyampaikan Ammar Ma‟ruf Nahi Munkar
terhadap Ukhwah Islmaiyah yang beribadah di luar ketentuan waktu.
Kami ingin mencari akar masalah dan pemecahannya. Akar masalah
kaum Muslim terbelah memasuki bulan ibadah, karena sebagian belum
konsisten mempedomani kitab pusaka terlengkap yang diwariskan Rasulullah
Shallallahu „Alaihi Wa Sallam.
Ada dua metode yang berbeda menentukan awal bulan, keduanya sama-
sama berjalan di tengah masyarakat, yaitu metode Hisab dan metode Rukyat.
Metode Hisab konsisten mnetapkan awal bulan \, mempedomani ayat-ayat Al-
Qur‟an. Sedangkan Ulil Amri menetapkan awal bulan dengan Mufakat. Ada
mekanisme keluar dari kemelut perbedaan dalam kitab pusaka Al-Qur‟an. Buka
Ayat 59 Surah An-Nisa‟:

            


         
 
       
  
 
“Jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama

2
(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Menentukan hukum dalam Islam bukan hak prerogatif sesuatu
organisasi/perkumpulan seperti NU, Muhammadiyah, Salafi, atau institusi
pemerintah atau ormas lainnya. Semua berhak berijtihad mencari kedudukan
hukum dengan mempedomani Al-Qur‟an dan Hadist.

3
Dasar Hukum Memakai Hisab Dalam AL-Qur’an
Pertama, Firman Allah pada Surah Yunus:

             
     

             
         
     
      
 
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-
tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.
Kedua:Yang dinamakan hitungan tahun pada Ayat 5 Surah Yunus ialah
12 bulan yang berulang-ulang, sejak Allah menciptakan langit dan bumi entah
sudah berapa ribu milenium. Hanya Allah saja yang tahu, silahkan buka Ayat 36
Surah At-Taubah:

            


        
 
     
 
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya
4
empat bulan haram”.
Ketiga: Awal bulan yang sibuk dicari ialah Hilal yang terbit setiap bulan
Qomariyah, habis bulan berganti tahun. Habis tahun berganti abad, habis abad
berganti milenium. Baca Ayat 39 Surah Yaasiin:

         


  
 


“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga


(setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk
tandan yang tua”.

5
Keempat: Hilal penunjuk waktu pasti terbit setiap bulan. Baca ayat 189
Surah Al-Baqarah:

            
  
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan
sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji”.

Dasar Hadits Menentukan Awal Bulan Dengan Hisab


Hadits pertama:

ِ‫ُصِىُيِىا ِ نُسؤٌَت‬ ‫َقاَل َزُسِىُل انهّوِ َ اهلُل َ عٍَِه َوَس َّه‬


‫و‬ ‫َى‬ ‫ِو‬ ‫صَّه‬
: ‫ى‬
‫َ َوأْ ف ِطُسوِا ِنُس ٌؤَتِو َفِإْن ُغىَّ َعٍَهِكُِى َفْاقدُُزِو‬
‫َنو‬
“Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wa Sallam bersabda: “Apabila kamu
melihat Hilal berpuasalah, dan apabila kamu melihat Hilal lagi maka
berbukalah, jika bulan tertutup (mendung) atas kamu maka perkirakanlah
baginya”. (HSR. Al Bukhari- Muslim dan Nasa‟i dari Ibnu Umar RA (Bulughul
Marram 671)
Keterangan singkat:
1. Rasulullah menyuruh berpuasa atau berbuka jika melihat Hilal, Amar terletak

kalimat ( ‫)صُِىُيِىا َ ِ طُسوِا‬ kalimat pada bukan (‫)زُ ٌَؤتِو‬


‫َوأ‬
pada

‫ف‬
Rasulullah juga tidak melihat Hilal, tetapi beliau hanya menerima laporan.

2. Jika bulan tertutup ( ‫ )ُغَّى َفإِْن‬Rasulullah mengucapkan kata itu


6
ada

hubungannya dengan Hadist berikutnya, orang Arab masih ummi tentang


Hisab waktu itu, karena Hisab itu adalah teknologi bukan Syar‟i, kalau Syar'i
tentu Allah mengutus Malaikat Jibil membawa Wahyu.

3. Kalimat Amar ( ‫ )َفْاقدُُزِو َنو‬perkirakanlah baginya, artinya hitunglah!


Hadits Kedua:
‫انشِهُس ىَ َك َرا‬ َّ ‫ب‬ ُ ‫ح ُس‬
ِ ‫ب َوال َن‬
ُ ‫ِإَّنا َُأ ّيتٌ ُأٍَِّّيٌت ال َنْكُت‬
‫َوىَكَرا ٌَِعًِن‬
)‫ (زواه انبخازي ويسهى‬.‫َيَّسةً ِتِسَعتً َوعِِشٌِسَن ويََّسةً َثالٍِثَن‬

7
"Sesungguhnya kami adalah Umat yang Ummy, tidak bisa
menulis dan tidak bisa melakukan Hisab. Bulan itu adalah demikian
dan demikian. Maksudnya adalah kadang-kadang 29 hari, dan kadang-
kadang 30 hari".(Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan empat ayat dan dua Hadits di atas Hisab adalah satu-satunya
cara menentukan awal bulan Qomariyah.
Dengan mempedomani beberapa Ayat dan Hadits, ditambah dengan
perlengkapan alat Hisab, tim Hisab Muhammadiyah menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Ramadhan 1444H jatuh pada hari Kamis 23 Maret 2023M*
2. 1 Syawwal 1444H Jatuh pada hari Jum‟at 21 April 2023M*
3. 1 Dzulhijjah 1444 jatuh pada hari Senin 19 Juni 2023M*
4. Hari Arafah (9 Dzulhijjah 1444H) jatuh pada hari Selasa 27 Juni 2023M
5. Idul Adha (10 Dzulhijjah 1444H) jatuh pada hari Rabu 28 Juni 2023 M.

Yogyakarta, 19 Jumadil Awal 1444 H


23 Desember 2022 M

Majelis Tarjih Dan Tajdid


Pimpinan Pusat
Muhammadiyah

wakil ketua, Sekretaris,


DTO DTO
Dr.H.Oman Fathur Rohman Drs. Mohammad Mas‟udi,M.PE

*Tepat dengan Hilal terbit. Analisa dengan Hisab petunjuk Al Qur‟an dapat
diketahui kapan bulan Ijtima' dengan Matahari, karena beberapa jam sesudah
Ijtima‟ Hilal pasti terbit. Dengan mengetahui Ijtima‟ dapat pula diketahui bulan
yang 29 hari dan yang 30 hari.

8
Ulil Amri Menetapkan Awal Bulan Qomariyah
Dengan Rukyat Melalui Sidang Isbat

Ulil Amri mengatakan dalam siding Isbat, berdasarkan Hisab Hilal di


seluruh Indonesia sudah di atas ufuk, tidak memenuhi standar Imkan Rukyah
MABIMS Menteri Agama Brunai Darussalam-Indonesia-Malaysia-Singapura,
ketinggian hilal 3‫ ﹾ‬sudut elongasi 6,4‫ﹾ‬.
Karena tidak memenuhi kriteria Imkan Rukyah MABIMS, maka Ulil
Amri menetapkan dengan Mufakat tanggal 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada hari
Selasa tanggal 20 Juni 2023 M dan hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Kamis
tanggal 29 Juni 2023M.
Biasanya hasil sidang Isbat Ulil Amri tanggal 1 ditetapkan dengan
Mufakat mempedomani ktriteria Imkan Rukyah MABIMS sering meleset dari
Hilal terbit ketetapan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi.

Tanggapan Kami
1. Kalau Ulil Amri tetap menambah dasar hukum baru dengan kriteria Imkan
Rukyah MABIMS sekaligus meninggalkan dasar hukum Al-Qur‟an dan
Hadits, lalu menetapkan awal bulan dengan Mufakat, melupakan
Kementerian Agama memakai lambang Mushaf Al-Qur‟an, maka selama itu
pula bulan akan terbelah terus.
2. Ada apa pada MABIMS? Hilal sudah di atas ufuk, menurut Hisab jelas
berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits diabaikan oleh Ulil Amri untuk mengikuti
kriteria Imkan Rukyah MABIMS?
3. Rasulullah mengatakan, orang Arab masih ummi tentang Hisab pada masa
beliau, karena Hisab itu bagian dari teknologi, beliau tidak menempatkan
satupun teleskop di Hijaz atau di Syam. Beliau hanya pernah menerima
laporan sahabat Umar RA, dan orang Arab pedesaan melihat Hilal.
4. Ulil Amri menetapkan tanggal 1 Dzulhujjah 1444 H dengan Mufakat pada
hari Selasa tanggal 20 Juni 2023 M meleset dari hasil Hisab dan dari Hilal
bulan Dzulhijjah terbit pada hari Senin tanggal 19 Juni 2023 M.

9
Ada seorang penceramah berkata ngawur, katanya “Hilal masing-masing”.
Bulan itu satelit bumi hanya sebuah adanya, sedangkan negara ratusan
banyaknya, mana mungkin bisa melihat Hilal semua.
Pada saat ini untuk mengetahui keberadaan Hilal, satu-satunya cara hanya
dengan teknologi Hisab tidak dengan Rukyat Bil‟aini. terbukti setiap kali
berbeda hasil Hisab dengan hasil Rukyat Bil'aini, hasil Hisab selalu tepat
dengan Hilal terbit, sedangkan hasil Rukyat selalu ketinggalan kereta selama 24
jam.

Kesalahan Fatal Beribadah Kalau Tidak


Mengikuti Waktu Hasil Hisab Dan Hilal
Terbit

1. Kalau hasil Hisab sesuai dengan Hilal terbit, belum juga memulai puasa
Ramadhan, maka haram dan minum pada hari itu.
2. Kalau hasil Hisab dan Hilal bulan Syawwal telah terbit masih juga puasa
Ramadhan, akibatnya ibadah wajib menjadi haram, perut lapar kerongkongan
kering dosa dapat pula.
3. Puasa Arafah Sunat dilakukan pada hari jamaah haji Wuquf di Arafah,
mendapat ampunan dosa selama dua tahun, tetapi jika dilaksanakan pada hari
Nahar, ibadah Sunat itu menjadi haram. berdasarkan Hadits ini:

)‫ص ىِ وُ ٌَىوِ َعسَفتَ َ ٌُكفُِّس َسنٍَِتِن َيا ضٍَِتً َوُ ي َِستْقِبَهتً (زواه يسهى‬
َ
"Berpuasa pada hari arafah menghapuskan dosa dua tahun, satu
tahun yang telah lalu, dan satu tahun yang akan datang". (diriwayatkan
oleh Muslim).

‫ ٌَ ِىَو‬: ‫َ اَّن َ زُسىَل َ صَّهى َع ٍَِهِو َ و َنه َع ِن ٍَِص او ٌَ ِىٍَِيِن‬


‫َسهََّى ى‬ ‫ا َّنهُو‬ ِ ‫ا‬
‫هلل‬
)‫حِس (يتفق عٍه و‬ ِ ‫ا ْنفِْطِس ٌوَ ىِ وَ ا َّنن‬
“Bahwasanya Rasulullah SAW melarang berpuasa di dua hari: hari raya
Fithri dan hari raya Adha”. (Muttafaq Alaih)
4. Hari Tasyriq hanya tiga hari dihitung setelah hari Nahar menurut hasil Hisab
dan Hilal terbit, boleh menyembelih Qurban hanya pada hari-hari itu,
berdasarkan Hadits ini:

10
‫ح (زواه امحد)‬
‫ُكم ٌَأَّاوِ اَّنتِشٌِسِق ذَبِ ٌ‬

‫‪11‬‬
"Setiap hari Tasyriq boleh menyembelih hewan Qurban". (Riwayat
Ahmad).
Ada seorang penceramah berkata dengan nada tinggi “harom hukumnya
berpuasa/berhari raya berbeda dari pengumuman pemerintah, berdasarkan Ayat
59 Surah An-Nisa‟ artinya; “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul(Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. kemudian jika kamu
berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Qur‟an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”.
Penceramah itu belum lengkap membacanya sudah mengatakan harom.
Ada petunjuk Allah cara mengatasi perbedaan pendapat di antara kaum
Muslimin dalam Ayat itu, yaitu “apabila terjadi perbedaan pendapat di antara
kaum muslimin, Allah menyuruh kembali kepada Al-Qur‟an dan Hadist”, bukan
kembali kepada Ulil Amri.
Tentang menaati Ulil Amri pada ayat 59 surah An Nisa‟ adalah wajib
tetapi tidak mutlak. Menurut penafsiran Kementerian Agama kewajiban menaati
Ulil Amri “selama pemegang kekuasan berpegang pada Kitab Allah dan
Sunnah Rasul”. Artinya apabila Ulil Amri terlepas pegangannya dari Al-Qur‟an
dan Sunnah tidak wajib ditaati pada masalah itu.
Kami menaati penafsiran Kementerian Agama tentang Ulil Amri itu,
tetapi Ulil Amri sendiri mengabaikan, bahkan melangkahinya, kemudian
banyak menyalahi Al-Qur‟an dan Hadits yang berkaitan dengan awal bulan.
Harapan dan Saran
Harapan kami, pada masa yang akan datang Umat Islam bersatu
memasuki bulan Ramadhan - Syawwal - Dzulhijjah sesuai dengan Hilal terbit,
tidak ada lagi Hilal terbelah, 1 hari 2 tanggal atau 1 tanggal 2 hari.
Contoh Bulan
Terbelah 1 Tanggal
2 Hari

Tanggal Hari Tanggal Masehi Sumber


Hijriyah
1 Syawwal Hilal Terbit 21 April 2023 M Qur‟an -
1444 H Jum‟at Hasil 21 April 2023 M Hadits Qur‟an
Hisab Jum‟at 22 April 2023 M - Hadits

12
Hasil Rukyat Sabtu Mufakat - MABIMS

13
1 Dzulhijjah Hilal Terbit Senin 19 Juni 2023 M Qur‟an -
1444 H Hasil Hisab Senin 19 Juni 2023 M Hadits Qur‟an
Hasil Rukyat Selasa 20 Juni 2023 M - Hadits
Mufakat - MABIMS
Di bawah ini dimuat foto bulan yang diambil di Bangko-Indonesia oleh
IR. Suandra Muis pada hari Sabtu tanggal 2 Syawwal 1444 H 21 April 2023 M
menurut hasil Hisab, dan dimuat foto Hilal bulan Dzulhijjah 1444 H yang
terlihat di Arab Saudi pada malam Senin 19 Juni 2023 M tepat dengan hasil
Hisab. Hari Arafah jatuh pada hari Selasa 27 Juni, Idul Adha pada hari Rabu 28
Juni 2023M. Tetapi menurut Mufakat Ulil Amri tanggal 1 Dzulhijjah satu hari
sesudah Hilal terlihat.

Foto 1, Sabtu 2 Syawwal 1444 H Arab Saudi sudah menetapkan


Menurut Hisab Baru Tanggal 1 bahwa terhitung hari Ahad sore
menurut MABIMS begitu masuk Maghrib maka sudah
memasuki bulan Dzulhijjah, sehingga
Ada video penampakan Hilal hari Senin 19 Juni 2023 adalah
hari Jum‟at 1 Syawwal 1444 H, tidak tanggal 1 Dzulhijjah, tanggal 9
dapat dimuat di sini. Arafah jatuh pada hari Selasa 27
Juni dan Iedul Adha jatuh pada hari
Rabu 28 Juni 2023.

14
Hilal yang terbit di Indonesia dan di Arab Saudi selalu tepat dengan hasil
Hisab, karena dengan Hisab telah diketahui terjadi Ijtima‟, Ijtima‟ itu adalah
akhir bulan, setelah bulan berakhir tentu Hilal terbit.
Oleh karena itu kami sarankan agar Ulil Amri mengumumkan dalam
sidang Isbat hasil Hisab yang sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Tidak lagi
menetapkan tanggal satu dengan Mufakat.
Semoga Allah menerima Ibadah kita.

Merangin, 19 Jumadil Akhir 1445 H


01 Januari 2024 M
Hormat kami,

Drs. Ibnu Ruslan


No. Hp/Wa 0852 66272704

Drs Kartubi
No. Hp/Wa 082184197764

15

Anda mungkin juga menyukai