Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan
bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata
serapan yang salah, bahkan dalam penulisan pun masih terjadi kesalahan
penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal
Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa
baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.
     Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari
Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih
sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata
bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan
resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang
mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh
masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan
dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang
akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam
berkomunikasi.
     Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan
bagaimana tata bahasa yang benar tentang tanda baca titik (.), sehingga kita
memahami dan dapat menerapkan aturan penulisan yang baik dan benar dalam
hal menulis.

A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
1
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanda Titik
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: 
BENAR:
Ayahku tinggal di Solo.
Bagaimana kabarmu?
Jangan mencuri!
SALAH:
Ayahku tinggal di Solo
Bagaimana kabarmu?.
Jangan mencuri!.
Catatan: 
Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah
bertanda titik. (Lihat juga Bab III, Huruf I.)
Misalnya: 
BENAR:
Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
Dia memerlukan meja, kursi, dsb.
Dia mengatakan, “kaki saya sakit.”
SALAH:
Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A..
Dia memerlukan meja, kursi, dsb..
Dia mengatakan, “kaki saya sakit.”.
1
1
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar,
atau daftar.
Misalnya:
BENAR:
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
2.1 ...
2.2 ...
SALAH:
1. Patokan Umum
1.1. Isi Karangan
1.2. Ilustrasi
1.2.1. Gambar Tangan
1.2.2. Tabel
1.2.3. Grafik
2. Patokan Khusus
2.1. ...
2.2. ...
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian atau
ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam  deretan
angka atau huruf.

3.  Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang  
      menunjukan waktu.
Misalnya:
BENAR:
pukul 1.35.20 (1 jam, 35 menit, 20 detik)
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
            0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
1
1
            0.0.30 jam (30 detik)

Catatan:
Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara berikut.
1) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan
keterangan pagi, siang, sore, atau malam.
Misalnya: 
pukul 9.00 pagi
pukul 11.00 siang
pukul 5.00 sore
pukul 8.00 malam
2) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan
keterangan pagi, siang, atau malam.
Misalnya:
pukul 00.45
pukul 07.30
pukul 11.00
pukul 17.00
pukul 22.00

4. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
     Misalnya:
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar,
Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
Catatan: 
1
1
Urutan informasi mengenai daftar pustaka tergantung pada lembaga yang
bersangkutan.

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.


     Misalnya:
BENAR:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 12.000 orang.
Penduduk Jakarta lebih dari 11.000.000 orang.
SALAH:
Desa itu berpenduduk 24200 orang.
Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 12000 orang.
Penduduk Jakarta lebih dari 11000000 orang.
Catatan:
1) Tanda titik tidak  dipakai untuk memisah kanbilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
     Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
      Nomor gironya 5645678.
2) Pemisahan bilangan ribuan atau kelipatannya dan desimal dilakukan sebagai
berikut:
Rp200.250,75 $ 50,000.50
8.750 m 8,750 m

6. Tanda titik dipakai pada akhiran singkatan nama orang.


Misalnya:
BENAR:
 Abdul Hadi W.M.
 W.S. Rendra
 Hadi N.
1
1
SALAH:
 A Hadi WM
 W.S. R
 Hadi N
Catatan:
Penyingkatan nama tidak boleh seluruhnya, sebagian saja karena agar mudah
dimengerti.

7. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.
Misalnya:
BENAR:
 dr. Ageng, M.kes.
 Prof. DR. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos. M.si
 Sdr. Budi
SALAH:
 dr. Ageng Mkes
 Prof Dr. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos., M.si
 Sdr Budi

8. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang
ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf diberi dua
buah tanda titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau
lebih hanya diberi satu buah tanda titik.
Misalnya:
BENAR:
 s.d. (sampai dengan)
1
1
 a.n. (atas nama)
 dkk. (dan kawan-kawan)
 tsb. (tersebut)
SALAH:
 sd. (sampai dengan)
 an. (atas nama)
 d.k.k. (dan kawan-kawan)
 t.s.b. (tersebut)

9. Tanda titik tidak  dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
     Misalnya:
BENAR:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ‘45)
Salah Asuhan
SALAH:
Acara kunjungan Adam Malik .
Bentuk dan Kedaulatan. (Bab I UUD ‘45)
Salah Asuhan.

10. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
     Misalnya:
BENAR:
         Yth. Sdr. Moh. Hasan
Jalan Arif 43
Palembang
1
1
Atau:
Yth. Kepala Kantor Penempatan Tenaga
          Jalan Cikini 71
Jakarta
SALAH:
         Yth. Sdr. Moh. Hasan.
Jalan Arif 43.
Palembang.
Atau:
Yth. Kepala Kantor Penempatan Tenaga.
          Jalan Cikini 71.
Jakarta.

11. Tanda titik tidak dipakai pada singakatan yang terdiri atas huruf-huruf awal
kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata ( akronim ).
Misalnya:
BENAR:
 DPR
 SMA Negeri XX
SALAH:
 D.P.R.
 S.M.A Negeri XX

12. Tanda titik tidak dipakai di belakang singkatan lambang kimia, satuan ukur,
takaran, timbangan dan mata uang.
Misalnya:
BENAR:
 Lambang Cu adalah lambang kuprum.
 Seorang pialang membeli 10 kg emas batangan.
SALAH:
 Lambang Cu. adalah lambang kuprum.
1
1
 Seorang pialang membeli 10 kg. emas batangan.

1
1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1
1
DAFTAR PUSTAKA

http://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2012/06/pemakaian-tanda-baca-sesuai-
eyd.html
http://klik-sini-sob.blogspot.com/2013/10/penggunaan-tanda-baca.html
http://masagengprastiyo.blogspot.com/2013/07/makalah-pemakaian-tanda-baca-
dalam.html

1
1

Anda mungkin juga menyukai