Anda di halaman 1dari 10

ANALISA VOLUME AIR LIMPASAN YANG MASUK DALAM

FRONT TAMBANG BATUBARA

Edi Yasa Ardiansyah *) Anggri Paradiva Napitupulu **),


*) Dosen Teknik Pertambangan-ITM. **) Mahasiswa S1 Teknik Pertambangan-ITM

Abstrak
Air yang masuk ke lokasi penambangan dapat mengganggu aktifitas penambangan dan
mengakibatkan terhambatnya produksi serta menimbulkan naiknya biaya penambangan. Sistem
penyaliran merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mencegah masuknya aliran air kedalam
lubang bukaan tambang.
Air limpasan (run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah
menuju daerah yang lebih rendah (sungai, danau atau laut).
Pada derah penyelidikan merupakan kawasan pertambangan batubara yang mempunyai luas
catchment area 46.54 ha, dan elevasi sump -11 mdpl. Curah hujan bulanan maksimum diperoleh
162.2 mm selama lima tahun dari tahun 2011sampai 2015. Volume air yang masuk sebanyak
7120.62 m3 (1978 l/s) dan kapasitas sump 50,708,641 m3. untuk mengeringkan air pada sump
dalam waktu dua hari dapat menggunakan 3 unit pompa MF 420.

Kata Kunci : Tambang Batubara, volume Air Limpasan, sistem penyaliran

Abstrack
Water input the mining site may disrupt mining activities and result in production hampering and
increase mining costs. The drainage system is a method used to prevent the entry of water into the
opening of the mine. Run-off water is part of rainfall that flows over the ground to a lower area
(river, lake or sea).
In the research area is coal mining area which has wide catchment area 46.54 ha, and sump
elevation -11 m dpl. Maximum monthly rainfall is obtained 162.2 mm for five years from 2011 to
2015. Incoming water volume is 7120.62 m3 (1978 l / s) and sump capacity 50,708,641 m3. to
drain water on the sump within two days can use 3 units of MF 420 pump

Keyword : Coal Mine, run off volume, Dewatering

Latar Belakang
Air yang masuk ke lokasi penambangan merupakan masalah penting untuk
ditangani, hal ini dikarenakan air yang masuk ke front penambangan dapat
mengganggu aktifitas penambangan dan mengakibatkan terhambatnya produksi
serta menimbulkan naiknya biaya penambangan.
Sistem penyaliran merupakan suatu metode yang dilakukan untuk
mencegah masuknya aliran air kedalam lubang bukaan tambang atau
mengeluarkan air tersebut. Agar proses penambangan bisa berjalan dengan baik
maka perlu suatu perencanaan pengelolaan air tambang yang baik.
Salah satu permasalahan utama dari metode penambangan terbuka (open
pit mining) yaitu air. Metode penambangan ini akan membentuk cekungan. Air
yang masuk ke lokasi penambangan sebagian besar berasal dari air hujan dan
rembesan air tanah, air akan mengalir ke dalam kolam penampungan yang disebut
dengan sump. Jika tidak ditangani hal ini dapat mengganggu aktifitas
penambangan.
Tujuan
Untuk merencanakan sistem dewatering yang efektif dan perencanaan kolam
pengendapan pada sistem tambang terbuka.

DASAR TEORI

3.1. Tambang Terbuka (Open Pit)


Open pit adalah metode penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali
endapan bijih logam dan non logam, termasuk batubara. Variasi penambangan
open pit dapat dilakukan tergantung dari letak dan bentuk endapan
Front penambangan open pit yang akan terisi oleh air limpasan baik dari
air hujan maupun air tanah karena elevasinya yang lebih rendah. Sesuai dengan
sifat air yang selalu mengalir ke daerah yang lebih rendah. Air limpasan ini akan
mengganggu kegiatan penambangan sehingga mempengaruhi produksi. Karena
itu perlu dilakukan penangan khusus terhadap air tambang dengan drainage dan
dewatering. Tambang terbuka (Open pit) dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Sump sahara dilokasi pit TAL Barat

Pengertian Hidrologi
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejadian, perputaran, dan
pembagiannya, sifat–sifat fisik dan kimianya, serta reaksinya terhadap lingkungan
termasuk hubungannya dengan kehidupan.

Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah sirkulas air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke
bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.

Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan
dan air permukan ,yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of
aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona
jenuh air dan menjadi air tanah.

3.2. Penyaliran Tambang

2
Penyaliran adalah upaya untuk mengeringkan atau mengeluarkan air yang
terdapat atau menggenangi suatu daerah tertentu. Sistem penyaliran tambang
adalah rangkaian unit kerja dari alat/bagian pada sistem penyaliran yang
dimaksudkan untuk mengendalikan air tambang yang dapat mengganggu aktivitas
penambangan.

Adapun faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain sistem pengontrolan


(sump, sumur dalam atau sumur pompa), curah hujan rata-rata, debit air
minimum-maksimum, kualitas air dan biaya. Sasaran penyaliran adalah membuat
lokasi kerja di areal penambangan selalu kering karena bila tidak terkontrol akan
menjadi masalah, antara lain : Lokasi kerja tambang tergenang, jalan tambang
licin, kestabilitas lereng tambang terganggu, peralatan tambang cepat rusak,
kesulitan mengambil contoh (sampling), efisiensi kerja menurun, mengancam
keselamatan dan kesehatan kerja.

Metode penyaliran tambang


Penanganan mengenai masalah air tambang dalam jumlah besar pada tambang
terbuka dapat di bedakan menjadi beberapa metode yaitu : Mengeluarkan air
tambang (mine dewatering) dan saluran tambang (mine drainage)

3.3. Analisa data curah hujan


Analisa curah hujan dilakukan dengan metode Gumbel, dimana terlebih dahulu
kita ambil data curah hujan bulanan yang ada, kemudian ambil curah hujan
maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk sampel bisa dibatasi
jumlahnya sebanyak n data.

3.3. analysis of precipitation

 Curah hujan rencana (R)

Curah hujan rencana adalah besarnya curah hujan yang direncanakan


berdasarkan curah hujan lima tahunan dalam satuan mm. Menghitung curah hujan
rancangan (R) dengan rumus:

R = Antilog log x̅i + (Gx x Si) .........(1)

Keterangan:
R= Curah hujan rancangan (mm), Log x̅i= Log curah hujan rata-rata
Si= Harga simpangan baku, Gx= Nilai koefisien skew Cs untuk kala ulang 5tahun

 Curah hujan rata-rata (log xi).


Menghitung curah hujan rata-rata (log x̅i) dengan rumus:

∑ log xi
log x̅i =. n ...........................(2)

Keterangan:
log x̅i = Log rata-rata curah hujan
3
∑ log xi= Jumlah total log curah hujan
n = Banyak data curah hujan

3.4. Intensitas curah hujan (I).


Intensitas curah hujan adalah tebalnya hujan disuatu tempat yang diukur atau
dicatat selama terjadi hujan persatuan waktu. Dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:

I=
........................(3)
2
R 24
x
24 tc
Keterangan:
( ) 3

I= Intensitas curah hujan (mm/jam), R=Curah hujan rancangan (mm)


t= Waktu/durasi hujan (menit)

Tabel 3.1. Keadaan dan Intensitas curah hujan


Keadaan Curah Hujan Curah hujan (mm)
1 jam 24 jam
Hujan sangat ringan <1 <5
Hujan ringan 1-5 5-20
Hujan normal 5-10 20-50
Hujan lebat 10-20 50-100
Hujan sangat lebat >20 >100

3.5. Waktu konsentrasi (tc)

Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan hujan untuk mengalir dari titik
terjauh menuju penyaliran. Menghitung waktu konsentrasi dapat menggunakan
rumus:

tc = 0,0195 x L0,77x S -0,385 …........(4)

Keterangan:
tc = Waktu konsentrasi (jam)
L = Panjang aliran (m)
S =Beda elevasi / Panjang aliran ke titik pengendapan

3.6. Air Limpasan (Run Off)

Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan
tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran tersebut terjadi karena air hujan yang
mencapai permukaan tanah tidak terinfiltrasi akibat intensitas hujan melampaui
kapasitas infiltrasi atau faktor lain, seperti kemiringan lereng, bentuk dan

4
kekompakan permukaan tanah serta vegetasi. Air limpasan memiliki pengaruh
besar terhadap produktifitas tambang.

Adapun perhitungan air limpasan (run off) dengan rumus :

Run off = Ca x Ch x Cr................... (5)

Keterangan :
Ca= Catchment area, Ch= Curah hujan, Cr= Coefisien run off

 Debit air limpasan


untuk menghitung debit air limpasan adalah :

Q=CxIxA ...................... (6)

Keterangan:
Q= Debit air (m3/jam), C= Koefisien Limpasan, I= Intensitas hujan (m/jam),
A= Luas catchment area (m2)

 Volume air limpasan yang masuk ke sump

Adapun air yang masuk ke dalam front penambangan ini berasal dari air hujan yang
langsung masuk ke area penambangan, yang dapat dihitung dengan rumus :

V=Qxt ....................................(7)

Keterangan :
Q= Debit Limpasan, t= Waktu Hujan, V= Volume air limpasan
3.7. Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area).

Catchment area merupakan daerah tangkapan hujan dimana batas tangkapan


hujannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga nantinya merupakan
poligon tertutup yang mana posisinya disesuaikan dengan kondisi topografi,
dengan mengikuti kecenderungan arah aliran air. Dengan pembatasan Catchment
area maka diperkirakan setiap debit hujan yang tertangkap akan terkonsentrasi
pada elevasi terendah pada Catchment tersebut. Pembatasan Catchment area biasa
dilakukan pada peta topografi, dan untuk perencanaan sistem penyaliran
dianjurkan dengan menggunakan peta rencana penambangan dan peta situasi
tambang.

3.8. Rencana Kemajuan Tambang.

Rencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi kedalam pola alir


saluran yang akan dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak
menghambat sistem kerja yang ada. misalnya untuk saluran penyadap biasa dibuat
dibagian boundary (batas luar areal penambangan) hal tersebut sangat efektif

5
digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga dimensi dan cara pembuatannya
bisa lebih bersifat permanen dan lebih besar.

Sementara untuk bagian dalam areal tambang atau dalam front kerja, pola aliran
direncanakan sesuai rencana kemiringan bench yang dibuat, dimana biasanya
bench dibuat sedikit turun ke bagian dalam sehingga paritan yang dibuat bisa
diletakkan di pojok bench, dan kemudian arah penyalirannya menuju ke sump di
bagian dasar bench (elevasi terendah).

Untuk saluran yang ada didalam front kerja biasanya bersifat sementara karena
digunakan dalam jangka waktu yang pendek sehingga dalam pembuatannya tidak
perlu permanen, karena pada proses penggalian berikutnya kemungkingan bench
yang dipakai landasan kerja tersebut akan tergali sesuai rencana kemajuan
tambangnya.

Dari kondisi-kondisi tersebut bisa diperkirakan dimensi dan pola aliran


salurannya. Kemudian untuk merencanakan suatu dimensi saluran terbuka bisa
dengan mengikuti tahapan berikut:

1) Menentukan pembagian catchment area untuk setiap kemungkinan


kondisi areal.
2) Membuat jalur saluran dari masing-masing catchment area.
3) Menghitung waktu konsentrasi dengan menggunakan rumus kirpich
4) Menghitung intensitas curah hujan dengan metode gumbel
5) Menentukan koefisien material yang sesuai dengan kondisi di lapangan
6) Menghitung debit rencana

3.9. Jenis Material.

Jenis material pada areal penambangan berpengaruh terhadap kondisi penyerapan


air limpasan karena untuk setiap jenis dan kondisi material yang berbeda memiliki
koefisien materialnya masing-masing. Koefisien tersebut merupakan parameter
yang menggambarkan hubungan curah hujan dan limpasan, yaitu memperkirakan
jumlah air yang mengalir menjadi limpasan langsung dipermukaan. Koefisien
limpasan dipengaruhi oleh faktor-faktor tutupan tanah, kemiringan dan lamanya
hujan.

3.10. Kolam Pengendapan Lumpur (Settling Pond)

Kolam pengendapan berfungsi sebagai tempat menampung air tambang sekaligus


untuk mengendapkan partikel – partikel padatan yang ikut bersama air dari lokasi
penambangan, kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari suatu
daerah penambangan sehingga air akan masuk ke settling pond secara alami dan
selanjutnya di alirkan kesungai melalui saluran pembuangan.
Adanya settling pond, diharapkan air yang keluar dari daerah penambangan sudah
bersih dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada sungai
atau laut sebagai tempat pembuangan akhir.

6
Luas settling pond dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

A = Q total x V ............................. (8)

Keterangan:
A = Luas settling pond (m2)
Qtotal= Debit air yang masuk pond (m3/jam)
V= Kecepatan pengendapan (m/dtk)

4.1. Data

Data yang dibutuhkan untuk menganalisa suatu dewatering pada sump dilokasi
tambang dapat dilihat dibawah ini.

4.1.1. Sump
- Catchmen area (C.A)=46.54 HA
= 465400 m2 ,
- Koefisien Run Off= 0.9
- Elevasi banjir = +2
- Elevasi kritis =0
- Elevasi aman = -9
- Elevasi lumpur = -9
- Elevasi sump = -11 dpl
- Data curah hujan selama = 8 tahun
- Tipe pompa = 420 E
- Panjang pipa = 300 m
- Diameter pipa = 250 mm
- Jenis pipa = HDPE, PN 10

4.2. Analisa data


4.2.1. Perhitungan Curah Hujan Rancangan

Curah hujan rancangan adalah perkiraan curah hujan berdasarkan data curah hujan
pada tahun tahun sebelumnya.Data curah hujan harian tertinggi tiap bulan pada
delapan tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Dari data curah hujan harian tertinggi tiap bulan pada 8 tahun terakhir di dapat
nilai tertinggi maximum yaitu 162,2 mm.

Intensitas curah hujan :


2
162,2mm 24
I= 24
x
24 jam( ) 3

I = 67.58 mm/jam = ( 0.06758 m/jam)


7
Volume air limpasan
- = Ca x Ch x Cr
= 465,400 m2 x 0.1622 m x 0.9
= 67,939.092 m3

Volume sump plan = 67,939.092 m3 x 2 = 135,878.184 m3

Jadi sump pada kedalaman -11 mdpl dengan luas cathment area 46,54 ha
banyaknya air yang masuk ke dalam sump sebanyak 67,939.092 m3 dengan
kapasitas sump 135,878.184m3.

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumya, maka dapat diambil suatu kesimpulan
antara lain sebagai berikut:
1) Pada lokasi tambang sump sahara di lokasi pit TAL Barat telah di peroleh sebuah
data dengan luas catchment area 46.54 ha, dan elevasi sump -11 mdpl.

2) Curah hujan bulanan maksimum diperoleh 162.2 mm selama lima tahun dari tahun
2011sampai 2015.

3) Volume air yang masuk sebanyak7120.62 m3 (1978 l/s) dan kapasitas


sump50,708,641 m3.

4) Pompa yang digunakan yaitu satu unit pompa MF 420E, total head pompa 77 m, pada
900 Rpm, efisiensi pompa 73%, debit pompa 633 m3/jam (176 l/s).

5) KPL dibuat berbentuk persegi dengan ukuran panjang 50m, lebar 50m dan tinggi 6m.

Khairuddin Yusran, Jammaludin,


Agus Ardianto Budiman, Sistem
DAFTAR PUSTAKA Penyaliran Tambang PIT AB EKS
PADA PT. Andalan Mining Jobsite KPC
Anonim. 2011. Laporan Tugas Akhir
Sangatta Kaltim,
Sistem Dewatering, Jurusan Teknik
https://www.scribd.com/document/3
Pertambangan, Fakultas Teknologi
40569053/JURNAL-SISTEM-
Mineral, Institut Teknologi Medan,
PENYALIRAN-TAMBANG
Medan

Endriantho Muhammad, dkk,


2013, Perencanaan Sistem Penyaliran
Tambang Terbuka Batubara, Teknik
Pertambangan Universitas Hasanudin

Gautama, R. S. 1991, Hidrologi dan


Geohidrologi, Diktat Kuliah, ITB
Bandung.

8
Prodjosumarto Partanto, 1989,
Tambang Terbuka, Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM-ITB, Bandung.

Suwandhi Awang, 2004,


Perencanaan Sistem Penyaliran
Tambang, Bahan Ajar Perencanaan
Tambang Terbuka, Unisba.

Jusup Sembiring Meliala, 2012,


Analisa Sistem Penyaliran Tambang
Pada PIT 2 Timur PT. Gunung Emas
Abadi di Kabupaten Barito Utara.
https://www.scribd.com/document/2
78341649/Analisis-Sistem-
Penyaliran-Tambang-Pada-Pit-2-
Timur-Pt-Ta

Tabel Data curah hujan tertinggi tiap bulan pada 8 tahun terakhir
Max curah hujan pertahun
Bulan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 64 64 123,33 50,5 75 40,6 28,14 9,2
Februari 20 32,66 68 37,5 84 56,5 81,42 49,8
Maret 44,5 58,33 79,66 40,5 22,5 162,2 42,42 47,695
April 96,5 43,33 65 53,5 49,5 64 34,21 43
Mei 43 47,33 103 10,5 29 68,4 46 8,6
Juni 71,5 50,5 41,5 69 39 33,16 33,42 55
Juli 25 17 52,5 9 44 50,16 23,75 9
Agustus 40,66 30,5 42,5 13 10 13,46 79,83 72,4
september 91,66 72,75 54,75 17,5 48 49,9 12,21 14,5
Oktober 145 45,5 58,5 34 105 30,86 15,59 11
november 51,33 95 71,5 52 44 49,96 14,79
desember 126,66 73 59 54,75 53,875 53 74,79  
 Max 145 95 123,33 69 105 162,2 81,42 72,4

Tabel Koefisien air limpasan (run off)


KEMIRINGAN KONDISI DAERAH PENGALIRAN KOEF.
LIMPASAN
Sawah, Rawa 0,2
<3% Hutan, Perkebunan 0,3
Perumahan dengan kebun 0,4
Hutan, Perkebunan 0,4
Perumahan 0,5
3 % - 15 % Tumbuhan yang jarang 0,6
Daerah penimbunan, tanpa tumbuhan 0,7
Hutan 0,6
Perumahan, Kebun 0,7
> 15 % Tumbuhan yang jarang 0,8
Daerah Tambang, tanpa tumbuhan 0,9

9
10

Anda mungkin juga menyukai