BANDARA (SP 8317)

 BUKU REFRESNSI
1. Basuki Heru. Merancang dan Merencana Lapangan Terbang. Cetakan II.
Bandung: Penerbit Alumni, 1986

2. Sutanto Budianto (trans.). Horenjeff Robert & McKelvey Francis X.

Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara. Jilid I & II Edisi 3. Jakarta:
Erlangga, 1993
3. Bhanot, K. L (1989), A Text Book On Highway Engineering and
Airports, S. Chand & Company.
Sejarah Perkembangan Transportasi Udara

Pada tahun 1766 ditemukan gas hidrogen yang lebih ringan dari udara
sehingga dapat digunakan untuk membuat balon udara
Pada tahun 1782 dua orang bersaudara dari Francis berhasil
menerbangkan balon hasil pemanasan udara didalamnya.
Pada tahun 1783 di Prancis, penerbangan pertama yang menggunakan
balon hasil pemanasan udara.
Pada tahun 1784, orang Inggris melakukan penerbangan menggunakan
balon udara selama 2 jam.
Pada tahun 1863, penerbangan menggunakan balon dengan penumpang
sebanyak 14 orang. Hasil ini merupakan awal pengembangan konstruksi
moda angkutan udara tahun 1900 an.
Pada tgl 17 Desember 1903, ORVILLE WRIGHT seorang tukang repasari
sepeda berhasil menerbangkan pesawat rancangannya sediri sejauh 120
kaki. Ini merupakan penerbangan tenaga mesin yang pertama dengan
suatu pesawat terbang yang memiliki berat yang lebih besar dari berat
udara.
Pada tahun 1916, Pertama sekali dilakukan penerbangan internasional
antara TAULOSE dengan BARCELONA.
Pelayanan penerbangan antara kota London dengan Paris bermula pada
tahun 1919.
Penerbangan menggunakan jet pertama sekali dilakukan pada tanggal 27
Agustus 1939 di Jerman. Pabrik pembuat pesawat jet dibuat oleh
perusahaan Henkel Aircraft di Jerman.
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI MODA UDARA
KECEPATAN TINGGI (WAKTU TEMPUH LEBIH PENDEK)
SANGAT BAIK DIGUNAKAN UNTUK PERJALANAN JARAK JAUH

BIAYA/ONGKOS ANGKUT PER SATUAN JARAK LEBIH MAHAL

MEMBUTUHKAN SARANA KHUSUS UNTUK TINGGAL LANDAS DAN MENDARAT

YAITU BANDARA UDARA

PERJALANAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH CUACA, PERSYARATAN KEAMANAN

PENERBANGAN SANGAT KETAT
MEMBUTUHKAN MODA LAIN UNTUK MELANJUTKAN PERJALANAN SAMPAI KE
TEMPAT TUJUAN
DAERAH PENDARATAN HARUS BEBAS DARI GANGGUAN PENERBANGAN BAIK
UNTUK TINGGAL LANDAS MAUPUN UNTUK MENDARAT, SEHINGGA HARUS
DIRENCANAKAN SECARA KHUSUS
PERSYARATAN PENERBANGAN SANGAT KETAT, KARENA KEGAGALAN YANG
TERJADI SANGAT MENGANCAM KESELAMATAN PENUMPANG.
 MEMILIKI TIGA DERAJAT KEBEBASAN
MODA TRASPORTASI UDARA
MANUVER

KEDEPAN
KIRI-KANAN
ATAS-BAWAH
SISTEM LALU-LINTAS UDARA (AIRWAYS SYSTEM)

LALU-LINTAS UDARA MEMISAHKAN LINTASA PESAWAT

BERDASARKAN JENIS PESAWAT ATAS KETINGGIAN DAN JARAK
HORIZONTAL

SATU PESAWAT DALAM PERJALANAN AKAN MELINTAS PADA BATAS-

BATA YANG SUDAH DITENTUKAN

1000 ft

1000 ft

5 km 3 - 5 Nautical Mile

1 Nautical Mile = 1855 m

KEGAGALAN/
SAAT MENDARAT
KECELAKAAN
SAAT TINGGAL LANDAS
PESAWAT
UDARA PALING
BANYAK

Tahapan Lama Waktu (%) Jlh. Kecelakaan

(%)
Di Bandara - 3,3
Tinggal landas 1 17,6
Pendakian awal 1 11,1
Pendakian 13 6,5
Penjelajahan 60 5,2
Penurunan ketinggian 10 3,3
Persiapan awal pendaratan 11 11,8
Persiapan akhir pendaratan 3 16,3
Pendaratan 1 24,8
 SISTEM PENERBANGAN (AIRWAYS SYSTEM)

JARINGAN SISTEM NAVIGASI PENERBANGAN PADA FASILITAS

PENGAWASAN LALU-LINTAS UDARA

FUNGSINYA MENGATUR PENERBANGAN-PENERBANGAN PESAWAT

SEHINGGA PESAWAT YANG SATU DAPAT TERPISAH DENGAN
PESAWAT LAIN DENGAN CUKUP AMAN

ENROUTE
AIRWAYS SYSTEM TERMINAL
AIRPORT
 Daerah
airport ARTCC airport

A B
Terminal A Terminal B
ENROUTE

AIR ROUTE TRAFFIC CONTROL CENTRE (ARTCC)

MENGAWASI DAN MENGAMATI SEMUA PERGERAKAN PESAWAT

TERBANG SELAMA DALAM PERJALANAN

PESAWAT YANG SUDAH MELAMPOI DAERAH ARTCC-A MAKA TANGGUNG

JAWAB PENERBANGAN ADA PADA ARTCC BERIKUTNYA (ARTCC-B)

HUBUNGAN ANTARA CONTROLER DARI ARTCC DENGAN PILOT (SAAT INI)

LANGSUNG DENGAN PEMBICARAAN UNTUK MEMBERIKAN WARNING.
MONITORING TERAKHIR MELIPUTI POSISI PESAWAT TERSEBUT DAN
SETELH TIDAKADA HUBUNGAN MAKA TANYA ARTCC BERIKUTNYA.
ARTCC-A) ARTCC-B) ARTCC-C)
TERMINAL

APPROACH CONTROL FACILITY (ACF) MEMPUNYAI DAERAH HUKUM

UNTUK PENGONTROLAN LALU LINTAS UDARA YANG DATANG DAN PERGI
(BATAS AIRPORT TRAFFIC CONTROL TOWER/ 5 MILE SAMPAI JARAK 25-50
MILE DARI AIRPORT.

BILA PADA SUATU DAERAH ADA BEBERAPA PELABUHAN UDARA MAKA

HANYA DIBERIKAN FASILITAS SATU ACF

TUGAS ACF MENGALIHKAN PESAWAT-PESAWAT YANG DATANG KEPADA

AIRPORT TRAFFIC CONTROL TOWER (ACT) BILA PESAWAT SUDAH DEKAT
RUNWAY DENGAN JARAK 5 MILES
AIRPORT TRAFFIC CONTROL TOWER (ACT)

MEMBERIKAN SARAN-SARAN, MEMERINTAHKAN, MENGAWASI LALU LINTAS

PESAWAT TERBANG PADA PELABUHAN UDARA SAMPAI SEJAUH 5 MILE DARI
PELABUHAN UDARA

MEMBERIKAN INFORMASI PADA PILOT TENTANG ANGIN, TEMPRATUR,

TEKANAN UDARA, KEADAAN OPERASI AIRPORT.

MENGAWASI SEMUA PESAWAT YANG ADA PADA LANDASAN DENGAN

MENGATUR POSISI PARKIR.
ARAH ANGIN

ARAH ANGIN
TANGGUNG JAWAB PENERBANGAN SECARA
SKEMATIS SBB:
AIRPORT TRAFFIC CONTROL TOWER APPROACH CONTROL FACILITY (ACF)
(ACT)
(JARAK S/D 25-50 MILE)
(JARAK 0 - 5 MILE)

AIR ROUTE TRAFFIC CONTROL

CENTRES (ARTCC)

AIRPORT TRAFFIC CONTROL TOWER APPROACH CONTROL FACILITY

(ACT) (ACF)
(JARAK 0 - 5 MILE) (JARAK S/D 25-50 MILE)
PERENCANAAN BANDARA UDARA

PERENCANAAN GEOMETRIK AREAL

PENDARATAN (RUNWAY, TAXIWAY,
APRON)
PERENCANAAN PERKERASAN AREAL
PENDARATAN (RUNWAY, TAXIWAY,
APRON)
 LAYOUT BANDARA UDARA
RUNWAY HOLDING APRON
TAXIWAY HOLDING BAY
APRON TURNING AREA
HANGGAR
OVERRUN
TERMINAL BUILDING SHOULDER
MENARA CONTROL

RUNWAY
Holding
apron

TAXIWAY TAXIWAY

apron Garage
(hanggar)

Air cargo Passenger

Terminal Building
BANDARA
RUNWAY/
SOEKARNO-HATTA
LANDASAM PACU
BANDARA
HALIM PERDANA KUSUMA
Definisi dan Pengertian Bandar Udara

Bandar Udara adalah suatu daratan atau perairan yang disediakan untuk
kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang
Sistem bandar udara dibagi menjadi dua bagian yaitu sisi udara (Air
Side) dan sisi darat (Land side) dimana antara sisi udara dan sisi darat
dipisahkan oleh bangunan terminal penumpang

Sisi udara (Air Side) meliputi:

• Landasan pacu (Runway).
• Landasan hubung (Taxiway).
• Landasan tunggu (Holding pad).
• Landasan parkir (Apron).
Sisi darat (Land Side) meliputi:
• Jalan masuk dan parkir kendaraan.
• Bangunan terminal penumpang dan gedung pengelola
bandara.
• Gedung operasional penerbangan.
• Hanggar dan depot bahan bakar pesawat.
 Ruang angkasa
perjalanan

Ruang Angkasa
terminal

Landasan pacu

Sisi Udara
Landasan Landasan hubung
tunggu keluar
SistemLandas
hubung

Area pintu gerbang

(gate apron)

Sisi Darat Gedungparkir

terminal
Tempat dan
sirkulasi
kendaraan

Sistem jalan masuk

darat ke bandar
udara

Gambar 2.1. Bagian-bagian dari Sistem Bandar Udara. (Sumber:

Horonjeff Robert, 1993: 147).