Wellsite Geologist Dalam Tahapan Eksplorasi PDF
Wellsite Geologist Dalam Tahapan Eksplorasi PDF
Pada tahapan eksplorasi, salah satu tahapan yang memegang peranan penting
adalah tahapan pemboran, dimana pada tahapan ini diperlukan adanya pengawasan
mengawasi suatu lokasi pemboran dalam suatu kegiatan eksplorasi pemboran demi
kelancaran pemboran tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka peranan seorang wellsite
geologist dalam kelancaran pemboran sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, akan
dijelaskan peranan seorang wellsite geologist dalam eksplorasi pemboran batubara yang
pemboran, maka diperlukan adanya kemampuan dan pengetahuan yang akan menunjang
tugas dan tanggung jawab sebagai wellsite geologist. Adapun pengetahuan yang harus
diketahui dan dimiliki sebagai wellsite geologist antara lain sebagai berikut :
Operational Procedure).
1. Tahap Pemboran
Salah satu jenis kegiatan dalam eksplorasi untuk penyelidikan di bawah
permukaan bumi adalah pemboran. Maksud dan tujuan kegiatam pemboran dalam
Proses pemboran memiliki beberapa macam kategori yang ditinjau dari beberapa aspek,
di antaranya :
• Berdasarkan metode penetrasi lapisan batuan dan jenis mesin yang digunakan,
dilakukan untuk pemboran pada batuan yang relatif keras dan pengambilan conto
Umumunya dilakukan untuk pemboran pada batuan / tanah yang relatif lunak dan
batuan atau tanah yang relatif lunak, keras dan pengambilan contoh batuan dalam
a) Pemboran vertikal yaitu pemboran yang arahnya relatif tegak lurus dengan
permukaan bumi.
permukaan bumi.
tertentu.
• Berdasarkan metode pengambilan sample batuan, pemboran dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
a) Pemboran full coring, yaitu pemboran yang dilakukan dengan mengambil semua
sample batuan.
b) Pemboran open hole, yaitu pemboran yang dilakukan dengan tidak mengambil
sample batuan, dimana data yang data pemboran ini berdasarkan deskripsi cutting
pemboran open hole dengan pemboran coring, dimana pemboran coring hanya
lain, yaitu penentuan titik bor, pengawasan proses pemboran, dan penentuan pemindahan
lokasi/titik bor :
Tahapan awal yang dilakukan oleh wellsite geologist dalam proses pemboran
adalah menentukan lokasi titik bor yang akan dilakukan proses pemboran. Penentuan titik
bor ini diinstruksikan oleh wellsite geologist kepada juru bor (driller) berdasarkan data
pada peta topografi dan data survei yang meliputi letak, nomor titik bor, dan elevasinya
atas persetujuan geoevaluator site. Dalam penentuan titik bor terkadang terdapat ketidak
sesuaian antara data survei pada peta topografi dengan kondisi di lapangan. Berdasarkan
hal tersebut, maka wellsite geologist dituntut untuk memperbaiki penetuan titik bor
tersebut. Apabila penentuan suatu titik bor selesai, maka wellsite geologist memberikan
Dimana terdiri atas 1 orang operator (driller) dan 3 orang sebagai helper (drilling crew).
record dan mengawasi setiap hal yang terjadi menyangkut proses pemboran. Wellsite
Geologist berhak pula untuk menghentikan atau meneruskan proses pemboran dengan
berbagai alasan teknis atau dalam keadaan yang tidak aman, serta memastikan semua
peralatan pemboran berfungsi dengan baik. Peralatan pemboran yang berfungsi dengan
baik akan menunjang kelancaran proses pemboran dan keamanan dalam proses
pemboran. Adapun alat – alat yang digunakan dalam proses pemboran, antara lain, yaitu :
1. Mesin Bor
Merupakan alat yang digunakan pada pit drilling untuk membuat lubang dengan
cara penetrasi ke dalam tanah/formasi. Terdapat beberapa jenis mesin bor yang dipakai
dalam pemboran batubara yang didasarkan pada asal pabrikasi pembuatanya, misalnya :
tipe longyear, tipe jacro, tipe koken, dan sebagainya. Jenis – jenis mesin bor yang dipakai
Tipe Koken, yang terdiri dari jenis OP1, OP2, dan OE2L.
Perbedaan antara berbagai jenis bor itu terletak pada kemampuan penetrasi
sampai 100 – 125 meter, sedangkan jenis OE2L bisa sampai 150 meter dan
Tipe Toho dengan jenis TDC, kemampuan penetrasinya maksimal sampai 175
Keempat tipe mesin di atas digerakan oleh mesin penggerak diesel tipe Yanmar
diesel tipe Tian Ly dengan kemampuan menggerakan penetrasi ± 100 meter, dan
meter.
Alat ini berfungsi sebagai tiang penyangga pipa bor dan untuk menaikkan atau
menurunkan pada saat melepas dan memasang pipa bor. Untuk pit drilling menggunakan
TRIPOD
Foto Tripod
Alat ini berfungsi untuk menggerus batuan. Ada 2 macam bit yang digunakan
untuk melakukan pemboran touch core yaitu diamond bit untuk pemboran corring dan tri
wing bit untuk pemboran non coring. Mata bor yang digunakan berukuran T101
Foto Jenis-Jenis Mata Bor
Tabung penginti berfungsi selaku tempat inti/core dan untuk mengambil sampel inti/core.
Tabung penginti yang digunakan pada pemboran dangkal adalah triple tube dengan
panjang split 1,6 m Rangkaian tabung penginti ini termasuk diamond bit yang di
dalamnya terdapat core lifter yang berfungsi untuk menahan core yang masuk supaya
tidak jatuh. Reamingshell berguna untuk memperbesar dan menghaluskan lubang bor,
tabung dalam (inner tube), tabung luar (outer tube), dan tabung core (split selaku tempat
core). Adapun ukuran yang digunakan adalah untuk koken OP3 dan Koken OP1
Inner tube
Split tube
Outer tube
Reamer sheel
Core lifter
Diamond bit
AQ 27,0 48,0
BQ 36,5 60,0
NQ 47,6 75,7
HQ 63,5 96,0
PQ 85,0 122,6
BMLC 35,2 60
NMLC 52,0 75,7
HLMC 63,5 99,2
Tabel Jenis Core Barel
Core Barel
Pipa bor berupa pipa bulat berongga dengan panjang 1,5 m .Pipa bor ini berguna
untuk meneruskan putaran dan tekanan mesin ke mata bor. Di samping itu, juga
merupakan jalan cairan pemboran. Pipa bor yang digunakan untuk pemboran yaitu
berukuran HQ.
Foto Pipa Bor
AQ 44,5 34,9
BQ 55,6 46,0
NQ 69,9 60,3
HQ 88,9 77,8
PQ 117,5 103,2
6. Cassing
Cassing yaitu pipa pelindung lubang bor dari runtuhan dan untuk menahan air jika
terjadi water loss. Pada saat casing dimasukkan ke dalam lubang bor, pada bagian ujung
bawahnya dipasang sepatu pipa pelindung (casing shoe) dengan tujuan membantu
memudahkan casing masuk ke dalam lubang bor, dimana panjang casing bervariasi dari
1 - 3 m.
NW 76,0 91,8
HW 99,7 117,5
PW 123,8 143,5
SW 146,7 172,5
7. Core Box
Alat yang berfungsi untuk menempatkan cutting dan core hasil pemboran. Core
box terbuat dari papan kayu dengan panjang 1m dan lebarnya disesuaikan dengan
Alat ini berfungsi untuk menyalurkan air dari sumber air ke pompa air. Selang ini
terbuat dari kain yang dilapisi dengan karet sintetis agar kuat dan lentur serta dapat
9. Pompa Air
Alat ini berfungsi untuk memompa air yang merupakan media sirkulasi
pemboran.
10. Alcon
Berfungsi memompa air yang masuk ke lubang bor dan pengatur sirkulasi
air/cairan pemboran.
Gunanya untuk menghubungkan selang dengan pipa bor agar selang dari pompa
tidak turut berputar mengikuti putaran pipa bor dalam sirkulasi air pemboran.
Berfungsi untuk mengangkat rangkaian pipa bor kedalam lubang bor dan pada
Kerekan ini digantungkan di puncak menara (tripod), dimana semua pipa yang
akan dimasukkan ke dalam lubang bor digantungkan pada kerekan ini dengan
Kunci pipa digunakan untuk bongkar pasang pipa bor. Kunci shock untuk
Peralatan tambahan misalnya cangkul, parang, gergaji, dan lain - lain. Peralatan
tersebut digunakan dalam proses permbuatan lokasi bor dan jalan pemboran.
Gambar Sketsa alat-alat pemboran
Proses pemboran yang diawasi oleh wellsite geologist pada tahapan eksplorasi
yang sering dilakukan pada saat ini termasuk dalam pemboran dengan metode touch
coring. Metode ini berupa metode pemboran yang merupakan kombinasi antara
pemboran open hole dengan pemboran coring, dimana pemboran coring hanya dilakukan
pada lapisan batuan yang diinginkan. Sehingga dalam teknis pemboran terdapat dua
tahapan pemboran, yaitu pemboran pada pilot hole dan pada actual hole.
Dalam tahap eksplorasi pemboran dengan metode touch coring, yang pertama kali
dilakukan yaitu melakukan pemboran open hole pada satu titik yang dinamakan pilot
hole. Dimana lubang ini berfungsi untuk mengetahui batuan penyusun (dalam bentuk
hancuran/cutting) pada lokasi bor tersebut sekaligus sebagai data awal dalam
memperkirakan letak kedalaman seam batubara yang menjadi target dalam pemboran
tersebut. Sebagai acuan dasar untuk mengetahui estimasi lapisan/seam batubara yang
menjadi target, seorang wellsite geologist harus dapat melakukan korelasi manual dari
Pada tahapan pemboran pilot hole, seorang wellsite geologist bertanggung jawab
dan bertugas sebagai pengawas lapangan selama proses pemboran pada pilot hole ini
berlangsung. Adapun tugas dan peranan wellsite geologist sebagai pengawas dalam
• Melakukan penyetopan pemboran pilot hole setelah target seam atau target
gamma ray : 1/3 dari bagian atas garis kelurusan kurva, sedangkan untuk kurva
Setelah semua proses pemboran yang dilakukan pada pilot hole selesai,
selanjutnya proses pemboran dilanjutkan ke lubang bor target (actual hole) untuk
memperoleh data berupa conto inti/core batuan. Dimana sebelumnya dilakukan proses
perekaman data pada pilot hole secara geofisika (E-logging) untuk mengetahui estimasi
kedalaman batubara yang nantinya akan diambil conto batuannya (dalam hal ini melalui
proses corring).
Untuk mengambil inti/core batuan, maka digunakan suatu alat yang dinamakan
core barel. Biasanya dalam satu penangkapan inti/core batuan dengan menggunakan core
barel, panjang maksimal inti/core batuan yang dapat tertangkap yaitu + 1.60 m. Namun
ada pula core barel yang mampu mengangkat inti/core batuan sepanjang 3 m tergantung
kapasitas 1.60 m maka dimana satu kali proses penangkapan atau pengambilan inti/core
lapangan terhadap proses pemboran seperti halnya pada proses pemboran pilot hole.
Adapun tugas dan peranan wellsite geologist sebagai pengawas dalam proses pemboran
• Melakukan pengukuran panjang core pada tabung inner split setiap kemajuan
coring (run). Inner split dikeluarkan dari tabung split dengan cara menyemprot
memakai pompa air, tidak dengan cara yang bisa merusak core di dalam inner
• Meletakkan core batubara pada core box (tabung split/paralon), pastikan core
tidak ada kontaminasi, tentukan bagian roof dan floor, lengkapi dengan
keterangan lain (parting, clinker, washout, roof & floor, core loss, dll), dan
lakukan pemotretan
• Membungkus core batubara dengan plastik “wrap” dan letakkan pada tempat
yang terhindar dari cahaya matahari langsung dengan tujuan tetap menjaga
Setelah proses pemboran pada suatu titik bor selesai, maka selanjutnya wellsite
melakukan pemboran di lokasi/titik bor yang baru. Adapun suatu titik bor dianggap telah
selesai apabila hasil pemboran (dalam hal ini sampel batubara yang diperoleh) telah
memenuhi ketentuan atau standar yang telah ditentukan, yaitu berupa nilai “recovery”.
Dimana standar yang biasa digunakan adalah nilai recovery dalam range 90 – 100 %.
Jika hasil pemboran tidak memenuhi nilai recovery yang ditentukan, maka wellsite
geologist harus melakukan beberapa analisa untuk memutuskan apakah lokasi/titik bor
tersebut harus dilakukan pemboran kembali (redrill) atau dinyatakan selesai. Analisa
yang dilakukan untuk memutuskan apakah lokasi/titik bor tersebut harus dilakukan
pemboran kembali (redrill) atau tidak karena tidak memenuhi standar nilai recovery
Teknis pemboran.
Hasil pemboran yang tidak maksimal atau tidak memenuhi ketentuan yang telah
ditentukan dapat dikarenakan teknis pemboran (proses coring) yang salah. Dalam
hal ini pemboran secara miring dapat diakibatkan karena pengaturan dan
Dalam hal ini, peralatan pemboran yang sangat menentukan untuk memperoleh
hasil pemboran (inti/core), yaitu core barel. Kondisi core barel beserta bagian –
bagiannya yang tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan hasil pemboran
(core) yang tidak maksimal, yaitu adanya sampel coring batubara yang hilang
atau tidak terangkat (lost core) sehingga hasil pemboran tidak memenuhi standar
Formasi batuan.
Hasil pemboran berupa coring yang tidak maksimal dapat juga disebabkan oleh
formasi batuan pada lokasi pemboran. Di mana lapisan seam batubara yang jelek
akan sulit untuk diperoleh dalam proses coring. Hasil coring batubara pada
formasi yang jelek/tidak bagus akan memiliki kenampakan fisik yang hancur
(broken core). Salah satu data penunjang yang dapat dijadikan parameter untuk
mengetahui keadaan formasi batuan (baik atau tidaknya), yaitu data rekaman
Proses perekaman data yang dilakukan dalam tahapan eksplorasi terdiri dari dua
geofisika berupa electrical logging dan perekaman data secara manual berupa deskripsi
dikarenakan dalam kegiatan pemboran biasanya sering terjadi kesalahan- kesalahan yang
disebabkan dari kesalahan teknik pemboran (adanya water lost, core lost, dan
memerlukan keakuratan yang baik untuk dijadikan data penunjang dalam evaluasi dan
digunakanlah elektrik logging dalam perekaman data. Dengan metode geofisika tersebut
pengambilan data lapangan bisa menjadi lebih akurat walaupun tidak secara detail,
Elektrik Logging, seorang wellsite geologist dapat mengetahui dan memperoleh data –
logging terdiri atas empat (4) parameter untuk pemboran dalam (deep drilling) yaitu :
gamma ray, density, resistivity, dan caliper serta dua.(3) parameter untuk pemboran
dangkal (shallow drilling) yaitu hanya gamma ray, density dan caliper.
unsur radioaktif. Shale dan batulempung (mudstone) mempunyai tingkat radioaktif yang
tinggi dibanding batupasir (sandstone) dan batubara (coal).Untuk defleksi dari batuan
lempung tersebut simpangan mengarah ke kanan dari diagram. Sedangkan batubara yang
mempunyai tingkat radioaktif yang kecil maka arah dari defleksi simpangan mengarah ke
kiri diagram.
Adapun cara penentuan top dan bottom batubara untuk penentuan ketebalan
mengacu pada BPB Company. Dimana ditetapkan bahwa untuk perhitungan top batubara
ditentukan 1/3 dari bagian atas garis kelurusan kurva yang menunjukkan perubahan
lithologi dari batubara dengan lithologi lain di atasnya dan untuk perhitungan bottom
batubara ditentukan 1/3 dari bagian atas garis kelurusan kurva yang menunjukkan
mengukur kerapatan elektron pada suatu lapisan batuan. Metode kerja dari elektrik
logging ini didasarkan pada massa jenis dan sifat kerapatan yang dikandung oleh lapisan
batuan, dimana batubara mempunyai massa jenis dan sifat (kerapatan) yang besar
Untuk penentuan top dan bottom batubara untuk mengukur ketebalan dari data
density yaitu dengan cara menentukan 1/2 dari bagian atas garis kelurusan kurva yang
menunjukkan perubahan lithologi dari batubara dengan lithologi lain di atasnya (untuk
perhitungan top batubara) dan 1/2 dari bagian atas garis kelurusan kurva yang
menunjukkan perubahan lithologi dari batubara dengan lithologi lain di bawahnya (untuk
bottom batubara)
3) Electric Logging Resistivity
Electric logging resistivity didasarkan pada porositas dari tahanan jenis yang
diselidiki. Untuk batuan dengan porositas tinggi akan mempunyai tahanan jenis rendah
dan sebaliknya. Untuk batubara merupakan jenis batuan yang mempunyai porositas
kekompakan batuan. Dengan electric logging caliper ini maka akan terlihat keadaan
lubang hasil pemboran. Logging jenis ini dapat digunakan untuk menentukan lithologi
batuan berdasarkan kekerasan batuan. Dalam pengukuran dengan logging ini biasanya
electrical logging yang baik. Adapun peralatan yang digunakan dalam proses electrical
Suatu alat elektrik yang sebagai pengolah data yang diterima dari probe dan serba
Berupa alat yang digunakan untuk menggulung kabel dan untuk penyambungan
probe serta penghantar arus menuju probe (alat yang masuk ke dalam lubang bor yang
3. Probe
Salah satu komponen alat Well Logging yang terdiri dari bagian elektronik
dan bagian sensor GW, Combination probe dengan kapasitas 200 K cps
Foto Probe
4. Baterai/ACCU
Alat yang menyimpan arus listrik, digunakan untuk menghantar tenaga listrik
5. Radio Active
Salah satu sumber energi yang digunakan untuk pengukur gamma dan density.
Jenis radio aktif yang digunakan berupa cobal 66. Radio aktif ini dibawah tanganan
6. Modul
Salah satu bagian dari geologer yang berfungsi untuk mengolah data yang
kegiatan pemboran dianggap selesai oleh seorang wellsite geologist. Seorang wellsite
geologist bertanggungjawab dalam memutuskan apakah suatu titik bor sudah siap atau
tidak untuk dilakukan proses perekaman electrical logging. Untuk melakukan proses
perekaman data electrical logging, lubang bor harus dalam kondisi aman. Dimana kondisi
lubang bor yang aman mencakup tidak adanya formasi batuan yang runtuh (collapse).
berhak menghentikan proses logging, jika terjadi kondisi yang tidak aman dalam proses
logging. Selain itu, wellsite geologist juga bertugas menentukan estimasi interval
maka dalam tahapan perekaman data juga dilakukan secara manual. Dimana dalam hal
ini, perekaman data secara manual tersebut berupa pendeskripsian pada conto (sampel
batuan). Perekaman data dengan sistem manual ini dilakukan secara langsung di
lapangan. Adapun data-data yang direkam meliputi pendeskripsian sampel cutting pada
open hole (pilot hole) drilling dan pendeskripsian sampel core/inti batuan (batubara dan
nonbatubara) pada actual hole drilling. Pendeskripsian sampel cutting dan sampel
core/inti batuan tersebut dilakukan sesuai aturan standar yang ditentukan oleh
perusahaan.
2.2.1 Deskripsi Cutting
Pada pemboran open hole akan menghasilkan hancuran batuan dan lumpur yang
terbawa keluar permukaan oleh air yang keluar dari lubang bor. Keluarnya air dari lubang
bor tersebut dikarenakan adanya tekanan dari pompa air yang dialirkan menuju lubang
telah keluar, mekudian sampel cutting dimasukkan ke dalam kantong sampel cutting dan
Cutting Batubara
Cutting Batupasir
parameter yang telah ditentukan atau berdasarkan standar yang ditentukan oleh
Nama batuan.
Warna (color).
Mineral penyusun
pendeskripsian cutting dengan baik dan benar. Berikut ini merupakan contoh
pendeskripsian cutting :
A. Soil
B. Sandstone
2) Grain size (ukuran butir) : Very fine grain/sangat halus (1/16-1/8 mm)
mineral
C. Mudstone
Proses perekaman data dengan cara pendeskripsian conto batuan yang berupa
haruslah memiliki keakuratan dan ketelitian yang baik. Oleh sebab itu, dalam tahapan
eksplorasi pemboran dilakukan perekaman atau pengambilan data inti/core batuan yang
bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih akuran dan teliti. Dalam proses perekaman
dan pengambilan inti/core batuan, wellsite geologist bertanggungjwab dan bertugas untuk
melakukan pengawasan selama proses tersebut (proses coring) berlangsung dan juga
yang paling utama, yaitu seorang wellsite geologist bertugas pula untuk memerikan atau
mendeskripsi conto inti/core batuan yang akan diambil/direkam, baik conto inti batubara
maupun nonbatubara yang berada di atas dan di bawah batubara tersebut secara geologi.
dalam memerikan inti/core batuan pada setiap run atau pada setiap penangkapan atau
pengambilan inti/core batuan yang kemudian dicatat dalam log bore. Dalam proses
pendeskripsian, digunakan parameter dan standar dalam memerikan inti batuan sesuai
a) Nama batuan.
b) Warna (color)
j) Fragment/mineral penyusun
a) Warna (color).
b) Kilap ( brightness/luster).
d) Pecahan (fracture).
pendeskripsian inti/core batuan dengan baik dan benar. Berikut ini merupakan contoh
A. Coal
3) Brightness : Bright, bright with minor dull, bright and dull, dull with
concoidal
5) Another features : Ferrogeneous nodule, sand nodule, clay nodule, bone coal,
clay band
9 0 to 1 0 0 % B r ig h t C o a l ( V it r in it e )
7 0 to 9 0 % B r ig h t w it h m in o r d u ll b a n d s
5 0 to 7 0 % B r ig h t a n d d u ll
3 0 to 5 0 % D u ll w it h n u m e r o u s b r ig h t b a n d s
1 0 to 3 0 % D u ll w it h m in o t b r ig h t b a n d s
0 to 1 0 % D u ll C o a l ( I n e r t in ite )
B. Sandstone
7) Sifat : Carbonaceous
Berdasarkan hasil deskripsi cutting dan deskripsi inti/core (batuan batubara) yang
dilakukan wellsite geologist, nantinya akan diperoleh kedalaman dan ketebalan lapisan
seam batubara yang dicari. Hasil deskripsi tersebut dibandingkan dan dikorelasikan
dengan data kedalaman serta ketebalan yang diperoleh dari hasil perekaman electrical
logging. Sehingga pada akhirnya dapat diperoleh akurasi data kedalaman dan ketebalan
melakukan pengukuran panjang inti/core batuan yang nantinya akan digunakan untuk
menentukan nilai recovery. Penentuan nilai recovery merupakan salah satu tugas penting
dari wellsite geologist. Hal ini dikarenakan, nilai recovery merupakan salah satu dasar
atau parameter penting dalam penentuan apakah proses pemboran dan data hasil
pemboran dapat digunakan atau tidak dalam proses evaluasi lanjut. Penentuan nilai
recovery yang dilakukan pada kegiatan pemboran eksplorasi meliputi perhitungan core
recovery dan coal recovery. Core recovery merupakan nilai perbandingan antara panjang
coring yang dilakukan dengan panjang inti/core batuan yang diperoleh dalam sekali
proses coring (satu run), Sedangkan Coal recovery merupakan nilai perbandingan antara
panjang core batubara yang diperoleh dengan tebal batubara berdasarkan hasil perekaman
electrical logging. Standar penilaian yang digunakan untuk nilai recovery berkisar antara
90 – 110 %. Berikut ini merupakan cara perhitungan core dan coal recovery :
Core Recovery
120
Core Recovery = x 100 % = 80 %
150
Coal Recovery
190
Core Recovery = x 100 % = 95 %
200
mencapai 90 - 110 % atau tidak memenuhi standar yang telah ditentukan karena adanya
core yang hilang (core lost) yang dapat disebabkan oleh kelalaian operator bor (driller)
atau karena kondisi fisik batuan yang rapuh (britlle) dan lapuk. Nilai recovery yang
kurang dari 90 % atau lebih dari 110% dapat menyebabkan data kurang akurat.
2.3. Pengambilan Sampel Batuan (Sampling)
deskripsi conto batuan, seorang wellsite geologist juga bertanggungjawab dan bertugas
mengambil sampel batuan (proses sampling). Sampel atau conto batuan yang diambil
nantinya akan dianalisis secara kimia dan fisika di laboratorium dengan tujuan untuk
mengetahui kadar air, nilai kalori, kadar sulfur, kadar gas, kadar volatil, dan unsur
lainnya yang terdapat dalam batubara yang berpengaruh terhadap kualitas batubara.
dilengkapi dengan beberapa peralatan yang nantinya akan membantu dalam proses
Core box, digunakan untuk menyimpan inti/core batubara setelah dilepaskan dari
split.
dengan menggunakan alat berupa kamera digital. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran keadaan sampel batuan di lapangan yang mencakup batuan pengapit, top dan
bottom batubara serta lapisan pengotor (parting) pada sampel batubara. Adapun hal – hal
yang harus diperhatikan dalam proses pengambilan foto/gambar batubara yang menjadi
4) Core batubara dalam keadaan tersusun rapih, roof dan floor diketahui.
5) Papan keterangan telah ditulisi lokasi area, nomor titik bor, tanggal pemotretan,
6) Meletakkan pembanding dan keterangan lain di core box untuk bagian core yang
ditonjolkan (posisi batas roof dan floor, parting, bone coal, core loss, dll).
sesuai ketentuan yang ada, maka seorang wellsite geologist dapat melakukan proses
prosedur sampling atau intruksi kerja yang telah diberikan, sehingga nantinya tidak
terjadi kesalahan dalam proses sampling. Adapun prosedur- prosedur atau tugas wellsite
a) Tentukan roof dan floor batubara, parting, bone coal, dengan cara melihat warna,
b) Ukur ketebalan batubara, parting, bone coal, dan lakukan pembagian ply by ply
c) Tuliskan pada kartu sample : nomor sampel, lokasi pemboran, interval sample,
nomor bag, remark (misal : sample lapuk, broken core, powder, bone coal, clay
band, parting ikut disampel, core loss, dll). Masukan kartu sample ke dalam
plastic.
PT. PANGEA
PT. B ERAU CO COAL
AL PT.B PANGEA
PT. ERAU CO COAL
AL
Sam ple No : 01 Sam ple No : 02
Bore Hole : DDL – 05 - 21 Bore Hole : DDL – 05 - 21
Location : Lati Location : Lati
Sam ple Interval : 12.25 – 12.50 Sam ple Interval : 12.50 – 14.50
Sam ple Thickness : 0,25 m Sam ple Thickness : 2.00 m
Bag : 1 of 4 Bag : 2 of 4
Rem ark : Rem ark : Bag 1
PT.
PT. B ERAU CO
PANGEA AL
COAL PT.
PT.B PANGEA
ERAU CO AL
COAL
Sam ple No : 02 Sam ple No : 03
Bore Hole : DDL – 05 - 21 Bore Hole : DDL – 05 - 21
Location : Lati Location : Lati
Sam ple Interval : 12.50 – 14.50 Sam ple Interval : 14.50 – 14.75
Sam ple Thickness : 2.00 m Sam ple Thickness : 0.25 m
Bag : 3 of 4 Bag : 4 of 4
Rem ark : Bag 2 Rem ark :
d) Tuliskan pada kantong sampel : nomor sample, interval sample, tebal sample, dan
e) Masukkan sampel batubara dan kartu sampel ke dalam kantong sampel yang
f) Satukan dan ikat semua kantong sample yang berisi ply by ply sample dari satu
Kita ketahui bahwa wilayah eksplorasi/site batubara terdiri dari beberapa daerah
beda yang disesuaikan dengan kebutuhan data yang akan diambil. Berikut merupakan
Pangea Area
Lati Area
Seam dengan ketebalan kurang dari 0,75 Seam dengan ketebalan 2 - 3,5 dijadikan
meter maka hanya dijadikan 1 (satu) 5 (lima) ply
ply saja
maka tahapan akhir yang harus dilaksanakan oleh seorang wellsite geologist, yaitu
tahapan pelaporan data. Tahap ini meliputi pelaporan dari seluruh rangkaian tahapan
data. Tahap pelaporan data ini nantinya akan menghasilkan suatu laporan yang mencakup
seluruh rangkaian pemboran eksplorasi pada suatu titik/lokasi bor. Dimana laporan
penuh akan kesempurnaan dan kelengkapan laporan yang akan dibuat. Oleh karena itu,
tahapan-tahapan sebelumnya, berupa tahap pemboran dan tahap pengambilan data, harus
Adapun jenis laporan yang menjadi tanggung jawab seorang wellsite geologist
Laporan harian ini merupakan laporan yang dikerjakan seorang wellsite geologist
setiap harinya setelah selesai bertugas pada titik bor yang diawasinya. Secara umum
laporan ini berisi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan proses atau aktivitas
pemboran. Hal-hal yang harus dilaporkan dalam menulis laporan harian di antaranya
yaitu :
Tanggal dan waktu shift kerja, biasanya terdiri dari dua shift yaitu shift siang dan
malam.
Nama operator bor (driller) yang bertugas di lokasi/titik bor yang diawasi.
Interval dan tebal coring (apabila pada hari tersebut dilakukan proses coring).
penyemplingan)
Setiap kegiatan lainnya yang terjadi yang berhubungan dengan proses pemboran,
seperti break time (istirahat), adanya masalah (trouble), adanya kecelakaan kerja
Laporan akhir pemboran dibuat apabila kegiatan di suatu titik pemboran telah
selesai dilakukan. Pembuatan laporan akhir ini merupakan gabungan dari laporan-laporan
harian yang telah dibuat. Laporan akhir pemboran ini terdiri dari log bore secara
A. Log Bore
Log bore ini berisi deskripsi hasil pemboran secara keseluruhan, baik dari
pilot hole maupun dari actual hole. Laporan log bore ini dikerjakan pada buku log
bore yang tersedia dengan skala 1 : 1000. Dari laporan log bore ini diperoleh
ketebalan dan kedalaman batubara serta kenampakan fisik lapisan batubara dan juga
Pemakaian polymer.
Menulis nama wellsite yang disertakan dengan tanda tangan yang diketahui oleh