Anda di halaman 1dari 2

Tugas DK 2 BHMP

Nama : Varian Andrew Hartono


NIM : 180100176
Semester/Kelas Tutorial : 4/B11
DK BHP/Tanggal : DK2 BHMP/23 Maret 2020

Hasil diskusi :
1. Menurut hasil pemikiran saya, dokter tidak memberitahukan kondisi pasien kepada
orang tuanya dikarenakan dokter tidak ingin pasien tersebut menderita diakhir
kehidupannya dan meninggal karena hasil sekunder dari leukemia tahap akhir yang
diderita oleh pasien tersebut. Jika ia memberitahukan kepada orang tua, maka orang
tua akan menghentikan segala upaya pengobatan anaknya dan membawanya balik
ke kampung. Pasien tersebut mempunyai hak untuk mendapatkan pengobatan yang
layak meskipu mempunyai prognosis buruk sekalipun. Menurut opini saya, dokter
tersebut tidak ingin pasiennya meninggal karena hasil sekunder dari leukemia tahap
akhir tersebut, walaupun dengan memberikan pengobatan dan pemeriksaan invasif
juga memberikan penderitaan tersendiri kepada pasien tersebut. Dan jika
memberikan intervensi-intervensi tersebut, pasien mempunyai jangka hidup yang
lebih panjang daripada pasien dibawa pulang.
Tetapi jika dilakukan begitu, dokter menjadi paternalistic dan tidak memberikan
otonomi kepada pasien. Dan ini adalah kasus yang terminal, sehingga seharusnya
dokter harus memberitahukan kepada pasien dan orangtuanya keadaan sebenarnya
dan berdiskusi dengan mereka tentang apa langkah selanjutnya yang harus diambil.

2. Dokter pada posisi ini memanglah sulit membuat keputusan, tetapi saya kurang
setuju jika dokter berkata tidak mempunyai pilihan. Dokter tidak boleh bersifat
paternalik dan tidak memberitahukan pasien tentang kondisinya. Dan dalam
membuat keputusan, dokter hanya bole membimbing dan memberikan saran
sisanya adalah hak otonom dari pasien tersebut. Jadi dokter tidak boleh sesukanya
mengambil keputusan sendiri dan tidak memberikan ruang kepada pasien.

3. Jika kita tinjau dari sisi humanity, jika dokter tetap memberikan segala intervensi
medis untuk pasien guna memberikan harapan lebih itu adalah tindakan tepat.
Karena pasien tetap mempunyai hak mendapatkan pelayanan medis maksimal untuk
kondisinya semakin membaik. Tetapi pada kasus ini, intervensi-intervensi medis yang
diberikan bersifat invasive dan jika dilakukan prognosis pasien relative tetap buruk.
Hal ini menyebabkan disisi kemanusiaan pun tidak seharusnya dilakukan. Apalagi jika
intervensi-intervensi medis ini memberatkan ke pihak keluarga dan pihak keluarga
tidak tahu pasti apa yang dilakukan kepada anaknya dan gunanya untuk apa. Jelas
hal ini tidak manusiawi dan tidak seharusnya dilakukan oleh dokter.

Berdasarkan sisi ethics & law ,jelas dokter bersalah karena tidak memberitahukan
kondisi pasien secara utuh dan benar. Pihak keluarga dan pasien mempunyai hak
yang dilindungi oleh UU Kedokteran untuk tahu pasti apa yang sedang dialami pasien
tersebut. Dokter tidak bisa menyimpan sendiri kondisi medis dari pasien tersebut.
Dokter bisa dipidana karena tidak menjalankan kewajibannya dengan benar yaitu
menejelaskan secara detail kondisi pasien tersebut. Melanggar Kodeki pasal (9) dan
(10).

Dari sisi professionalism ,dokter harusnya tetap memberi keterangan tentang kondisi
pasien dan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Ditambah kondisi pasien pada
kasus menderita septicemia, dokter seharusnya menjelaskan kepada mereka
tatalaksana yang akan dilakukan dan menekankan bahwa tatalaksana ini seharusnya
dilakukan. Jika dimungkinkan, dokter memberikan pilihan terapi-terapi atau
kombinasinya kepada pasien dan keluarganya agar mereka tidak merasa berat
dengan piihan dokter tersebut.

Anda mungkin juga menyukai