Anda di halaman 1dari 20

INTEGRAL FUNGSI DI PERMUKAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kalkulus III

Dosen : Gustina Elfiyanti M.Si.

Mata Kuliah : Kalkulus 3

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Dewi Rizki Fitriani 11180940000046


2. Mawaddatun Nisa 11180940000020
3. Nanda Aprilia 11180940000012
4. Hafsah Kurnia 11180940000003
5. Muhammad Risqi Ramdhani 11180940000032
6. Febrianti Arnis 11180940000024

PRODI MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “ Integral Fungsi di Permukaan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kalkulus III di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
2019/2020.

Pada kesempatan yang baik ini, ijinkanlah penulis untuk menyampaikan rasa hormat
dan ucapan terimakasih kepada Ibu Gustina Elfiyantin M.Si. selaku Dosen Mata Kuiah
Kalkulus 3.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan bentuk, isi, maupun
teknik penyajiannya, sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat di kemudian hari.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Integral dan turunan adalah konsep yang penting dalam matematika, sehingga integral
dan tutunan merupakan operasi utama yang ada di kalkulus. Integral merupakan bentuk
operasi matematika yang menjadi kebalikan (invers) dari operasi turunan dan limit dari
jumlah atau luas daerah tertentu. Prinsip prinsip integral di formulasikan oleh Issac
Newton dan Gottfried Leibniz pada abad- 17 dengan memanfaatkan hubungan antara anti
tutunan dan integral tentu, yaitu hubungan yang memungkinkan untuk menghitung secara
mudah nilai yang sebenarnya dari banyak integral tentu tanpa perlu menggunakan jumlah
reimman. Hubungan ini merupakan teorema dasar kalkulus, melalui teorema dasar
kalkulus terjadi pengembangan konsep integral yang dikaitkan dengan turunan.
Integral memiliki aplikasi luas dibidang sains dan industri untuk pemecahan suatu
masalah. Salah satunya penggunaan integral permukaan, yang merupakan generalisasi
beberapa integral untuk integrasi atas permukaan. Dapat dianggap sebagai analog integral
ganda dari integral garis. Sehingga apabila terdapat suatu permukaan, maka dapat
mengintegrasikan bidang skalar, yaitu fungsi posisi yang mengembalikan skalar sebagai
nilai diatas permukaan atau bidang vektor ( yaitu, fungsi yang mengembalikan vektor
sebagai nilai).
Hal yang ingin dibahas dalam makalah ini adalah, apakah integral fungsi
dipermukaan. Saat ini penggunaan integral fungsi dipermukaan perlu untuk memudahkan
dalam pemecahan masalah dipermukaan S. Oleh karena itu perlu diketahi bentuk dari
integral fungsi dipermukaan.

1.2 Rumusan Masalah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Integral fungsi di permukaan


Misalkan S permukaan dengan persamaan parameter F(u,v). Kemudian, seperti
biasa, vector normal satuan permukaan adalah n = (Fu x Fv)/||Fu x Fv|| dan

dS = ||Fu x Fv||dudv

Definisi

Misalkan S permukaaan yang diparameterkan sebagai F : D  S  R3


dengan

F(u,v) =

Dan f(x,y,z) fungsi kontinu yang didefinisikan


pada permukaan S. Integral fungsi f di permukaan
Sdi definisikan sebagai

Yang dapat dihitung sebagai


Misalkan S permukaan yang merupakan grafik suatu fungsi dua variabel

dengan daerah definisi D  R2. Kita akan menghitung integral fungsi

atas permukaan S.

Berdasarkan definisi di atas, kita harus membentuk persamaan parameter dari S, yaitu

Kemudian, integral fungsi tersebut adalah

Kita dapat juga menghitung integral ini sebagai

Jika

Contoh:

Carilah momen inersia dari lempengan berbentuk permukaan setengah bola

terhadap sumbu X dengan asumsi bahwa rapat massa


permukaan bola konstan..

Bukti :
Misalkan S elemen permukaan bola, maka momen inersianya terhadap
sumbu X adalah

k( + ) S

dengan k menyatakan konstanta untuk rapat massa permukaan bola. Dengan


demikian, momen inersia permukaan setengah bola adalah

I = + ) dS = k + ) sec 
Dengan D proyeksi permukaan terhadap bidang XOY yaitu cakram + 

, dan  sudut antara vector normal permukaan dengan k. Pembaca dapat mencari
vector normal dengan prosedur yang telah kita kenal dan cos  = n  k, tetapi dalam
hal ini nilai ( lihat gambar )

Sec  = =

Dengan menggunakan kesamaan + = - , maka

I = ka dxdy

Untuk menghitng integral ini, kita gunakan koordinat polar sehingga

I = ka r dr

Dengan teknik integrasi yang telah kita pelajari di kalkulus, maka

d =
Sejalan dengan integral garis dan sesuai dengan
(gambar), kita dapat mendefinisikan integral

dan untuk koordinat lainnya

Sehingga

dengan G = ( P , Q, R). Berdasarkan hasil ini kita dapat menuliskan hal berikut.

Akibat: Integral medan vector di permukaan S.

Misalkan G(x,y,z) medan vector di R3, integral G di permukaan S didefinisikan


sebagai
Definisi : Orientasi

Permukaan berorientasi adalah permukaan yang dapat dipilih vector normal


satuannya sehingga kontinu pada seluruh permukaan.

Teorema Integral permukaan tidak bergantung pada parameternya

Misalkan S permukaan dengan parameter F1 atau F2 yang mempunyai orientasi yang


sama. Maka untuk medan vector G berlaku

Jika kedua parameter permukaan mempunyai orientasi yang berbeda , maka

Untuk mengingatkan kembali, integral dapat juga ditulis

Dengan Gi adalah komponen ke-I dari medan vector. Komponen pertama


diintegralkan terhadap variabel kedua dan ketiga. Komponen kedua diintegralkan
terhadap variabel pertama dan ketiga dan seterusnya.Khususnya jika permukaan
tersebut mempunyai persamaan z=f(x,y), maka integral tersebut dapat ditulis seperti
dalam teorema berikut.

Teorema Integral medan vector untuk permukaan

Misalkan S permukaan yang berbentuk , maka integral medan vector


G(x,y,z) terhadap permukaan S dapat dihitung dengan formula
Tanda + diambil jika vector normal diambil ke atas dan – dialmbil jika vector normal
diambil ke bawah.

Bukti:

Vektor normal satuan permukaan S adalah

Dengan tanda + untuk normal ke atas dan tanda – untuk normal kebawah. Karena

maka kita dapat menuliskan sebagai

Oleh karena itu, integral

Jika D adalah daerah definisi parameter permukaan S tersebut.

2.2 Interpretasi Integral Permukaan

Misalkan V adalah medan vector yang menyatakan kecepatan fluida mengalir dan S
permukaan . Kita akan menghitung “jumlah” fluida yang mengalir per detik yang
melalui permukaan S. Jumla ini diukur sebagai volume per detik. Seperti biasa, untuk
penyederhanaan, kita akan menghampiri pemukaan tersebut dengan bidang singgungnya.
Misalkan R adalah empat persegi panjang yang terletak pada bidang singgung dengan
luas Kemudian, misalkan R merupakan alas suatu pararel epipedium (kotak miring)
yang mengikuti gerak V untuk satu - satuan waktu. Dengan asumsi bahwa selama ini V
bernilai konstan, maka volume dari kotak tersebut adalah V. . Selanjutnya, dengan
proses yang biasa untuk integral, yaitu menjumlahkan untuk seluruh permukaan dan
kemudian mengambil limitnya, kita peroleh jumlah fluida yang melewati permukaan S
dalam satu satuan waktu adalah

Oleh karena itu, integral ini disebut fluks (jumlah aliran).

Untuk perpindahan panas besaran yang mudah diukur adalah temperature sebagai fungsi
dari posisi. Misalkan temperatur di titik , kemudian gradien vektornya

Dan vektor menyatakan medan vektor untuk aliran panas. Besaran k disebut
konduktivitas media, yaitu mengukur mudah atau sukanya suatu panas mengalir.

Selanjutnya besaran menyatakan jumlah panas yang keluar atau masuk

melalui permukaan S.

Contoh :

Berdasarkan hukum Gauss, fluks medan vektor listrik E terhadap suatu permukaan
tertutup (seperti bola) adalah jumlah muatan yang ada di dalam permukaan, yaitu:
Sekarang misalkan diketahuimuatan Q yang terletak di pusat bola berjari – jari
r. misalkan E = En dengan n vektor satuan dari bola dan E konstan pada permukaan
bola tersebut. Hal ini berlaku karena pengaruh medan listrik tidak bergantung pada
arah, tetapi hanya bergantung pada jarak. Selanjutnya, berdasarkan hukum Gauss
berlaku

Atau

2.3 Contoh Soal

2.3.1 Contoh 5.4.2


Diketahui helikoid

Hitunglah

Jika

Penyelesaian :

Determinan matriks Jacobi-nya adalah

sehingga
dan juga

Integral yang dicari dapat ditulis sebagai

2.3.2 Contoh Soal 5.4.4

Misalkan S adalah permukaan yang didefinisikan sebagai peta dari

F(u,v)= (cos u sin v, sin u sin v, cos v)

Dengan daerah definisi empat persegi panjang

D={(u,v)|0 u  2, 0 v  ).

Hitunglah integral vector vector posisi G(x, y, z)=(x,y,z) terhadap permukaan S.

Penyelesaian:

Pertama kita hitung vektor normal permukaan dengan menghitung


terlebih dahulu vector

F(u,v)= (-sin u sin v, cos u sin v, 0)

F(u,v)= (cos u cos v, sin u cos v, -sinv)

Maka vektor normalnya adalah

N= F x F = ( v cos u, v sin u, -sin v cos v)

Dan integralnya adalah

G[F(u,v)]. ndS = G[F(u,v)]. dS = G[F(u,v)]. ||N|| dudv= G[F(u,v)]. N dudv

= (cos u sin v, sin u sin v, cos v). ( v cos u, v sin u, -


sinv cos v) dudv

= -sin v( v u+ v u+ v)dudv

= -sin v dudv

Jadi, =

2.3.4 Contoh Soal ( Latihan 5.4 No 1)

dengan S merupakan segi tiga dengaan titik

sudut ( 1,0,0),(0,1,0),(0,0,1) dan vektor normal yang menjauhi titik (0,0,0)

Penyelesaian:

Persamaan bidang segi tiga

dimana ,

Kemudian menghitung vektor normal dengan menghitung Fu dan Fv

Fu = ( 1,0,-1)

Fv = (0,1,-1)

N = Fu X Fv = (1,1,1)
2.3.5 Contoh Soal (Latihan 5.4 No 2)

dengan S adalah bagian atas dari bola

Penyelesaian :

Bentuk integral dari dapat ditulis juga dalam bentuk

Parameter permukaan bola F(u,v)= (cos u sin v, sin u sin v, cos v) dimana

Kemudian menghitung nilai vektor normal dengan menghitung Fu dan Fv


terlebih dulu

Fu(u,v)= (-sin u sin v, cos u sin v, 0)

Fv(u,v)= (cos u cos v, sin u cos v, -sinv)

Maka vektor normalnya adalah

N = Fu x Fv = ( v cos u, v sin u, -sin v cos v)

2.3.6 Contoh Soal ( Latihan 5.4 No 3)


dengan S adalah bagian atas dari bola

dan masing masing merupakan sudut vektor


normal permukaan dengan sumbu X,Y dan Z

Penyelesaian:

Bentuk integral dari dapat ditulis juga

dalam bentuk

Parameter permukaan bola F(u,v)= (cos u sin v, sin u sin v, cos v) dimana

Kemudian menghitung nilai vektor normal dengan menghitung Fu dan Fv


terlebih dulu

Fu(u,v)= (-sin u sin v, cos u sin v, 0)

Fv(u,v)= (cos u cos v, sin u cos v, -sinv)

Maka vektor normalnya adalah

N = Fu x Fv = ( v cos u, v sin u, -sin v cos v)


2.3.7 Contoh Soal 5.4.9

Carilah Fluks medan vektor j yang melewati setengah bola

Penyelesaian:

Jika kita interpretasikan hal ini berdasarkan aliran fluida, dengan medan
vektor j sebagai kecepatan fluida, maka untuk daerah fluida keluar dari
setengah bola. Dugaan kita, integral yang bernilai nol.

Parameter bola adalah

F(u,v)= (cos u sin v, sin u sin v, cos v)

Jika parameter tersebut kita batasi untuk dan 0 ,

maka kita memperoleh setengah bola dengan .

Kemudian, vektor normal dari setengah bola ini adalah

N = Fu Fv = - (

Oleh karena itu, fluida yang lewat adalah

2.3.8 Contoh Soal 5.4.10

Misalkan temperature diberikan oleh fungsi

Carilah fluks panas yang melewati permukaan bola jika k = 1

Penyelesaian :

Medan vektor untuk aliran panas adalah


Sedangkan vektor normal satuan dari bola n(x,y,z) = sehingga nilai G. n

= selalu -1 pada bola satuan. Dengan demikian fluks dari aliran ini
pada permukaan bola adalah

Dengan 4 adalah luas permukaan bola.

BAB III

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai