ditangani oleh Bidan S. Namun, setelah melahirkan Ny. R mengalami pendarahan yang
sangat hebat, sehingga membuat Bidan S panik dan langsung menghubungi IGD RS untuk
Bidan S menghubungi IGD RS untuk meminta solusi penanganan masalah yang harus
dilakukan, dan pada saat itu pihak IGD meminta bidan S agar memberikan infus dan merujuk
ke RS. Sesampainya di RS, dokter minta untuk dilakukan transfusi darah pada Ny. R,
sehingga Dokter RS langsung menghubungi perawat untuk memberikan transfusi darah pada
Pada pagi hari pukul 07.45 datanglah seorang pasien (Ny. R) ke Puskesmas yang ingin
Bidan S : iya wa’alaikum salam, ada yang bisa saya bantu ibu
Selanjutnya bidan mengecek buku KIA untuk melihat riwayat dan HPL Ny.R,
didapatkan hasil dalam buku KIA yang tidak lengkap. Dikarenakan ibu sudah tidak kuat
bidan langsung mempersilahkan Ny.R untuk berbaring ditempat tidur dan segera dilakukan
pemeriksaan dalam. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan sudah
lengkap dan bidan segera melakukan pimpinan persalinan. Kemudian setelah 1 jam 45 menit
bayi lahir dengan berat badan 3500 gram, setelah dilakukan pemeriksaan perenium intake
(tidak ada robekan), namun didapatkan perdarahan hebat yang disebabkan karena saat
dilakukan massage uterus tidak berkontraksi (atonia uteri). Tanpa berfikir panjang bidan
Bidan S : Bapak alhamdulillah bayinya sudah lahir ya pak, namun mohon maaf sekali
pak, bapak tenang dulu, istri bapak mengalami perdarahan hebat sehingga
Bidan S : tidak bisa bapak, karena disini peralatannya kurang lengkap, kalau di Rumah
sakit peralatannya lengkap serta ada Dokter Obgyn yang menangani dan istri
Ibu pasien : bawa saja ke Rumah sakit jika itu lebih baik
Bidan S : bapak bantu saya di sini, untuk keluarga yang lain bisa mempersiapkan
barang
atau perlengkapan yang harus di bawa, dan jika ada keluarga yang
bergolongan darah sama dengan ibu, bisa di hubungin sekarang ya pak, dan
saya akan mempersiapkan surat rujukan serta perlatan yang akan saya bawa,
Bidan mempersiapkan surat rujukan dan setelah itu memberikan pada suami pasien
untuk di tanda tangani, bidan menelpon pegawai puskesmas yang bertugas membawa
Sementara di ruangan
Bidan S : (sedang memeriksa keadaan pasien), ibu bawa pakaian ibu, termasuk sarung
Bidan S : sebaiknya persiapkan lebih banyak lagi, karena mungkin akan di rawat inap
Ibu pasien : oohh. Iya, nanti saya minta tolong sama orang di rumah untuk membawanya.
Bidan S : kalau begitu, saya tinggal dulu sebentar, sambil menghubungi pihak RS
Petugas RS : Hallo, Wa’alaikum sallam, di sini IGD Rumah Sakit Majumundur, ada yang
atas nama Ny. R bayi lahir normal, aterm, BB :3.500gram, tidak ada robekan
Petugas RS : Iya Bidan , segera bawa kesini dan kami akan segera mempersiapkannya.
Bidan S : (Sambil menoleh keluar dan melihat bahwa ambulan sudah datang),
sepertinya
Bidan S : iya, pak tolong bantu bapak petugas mengangkat istrinya, (sementara pasien
di angkat)
Bidan S membawa peralatan yang telah disiapkan kedalam mobil ambulan. Setelah
semuanya lengkap, mereka berangkat kerumah sakit. Selama perjalanan bidan S selalu
mengecek keadaan pasien, setelah sampai di Rumah sakit bidan S langsung menyerahkan
data dan surat rujukan kepada pihak IGD RS serta melakukan operan dengan pihak bidan di
RS sampai pasien di tangan oleh dokter dan dokter meminta perawat untuk mengambilkan
Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa kasus tersebut adalah kasus
kolaborasi, karena pada kasus tersebut terjadi kerjasama antara bidan, perawat, dan dokter
obgyn. Dan kasus ini sesuai dengan PERMENKES RI NO. 28 Tahun 2017 Pasal 25 poin (b)