Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

SISTEM RUJUKAN

OLEH
AYU PUTU MEGA SUARJANURIANTINI P07124013004
I GUSTI AYU EVI RASITA DEWI P07124013005
NI MADE DEBY ESTELITA DOITASARI K P07124013011.
IDA AYU ANDRIYANI CHINTYA DEWI P07124013012
NI MADE YENI PRATIWI P07124013025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2015
ROLE PLAY
RUJUKAN DENGAN PASIEN ATONIA UTERI

Seorang ibu bersalin di Puskesmas Mengwi I mengalami kasus


kegawatdaruratan. Ibu tersebut berumur 25 tahun melahirkan anak pertama dan
ibu mengalami perdarahan yang hebat setelah plasenta dilahirkan, plasenta lahir
lengkap dan tidak ada robekan. Setelah dilakukan masase selama 15 detik,
kontraksi ibu tetap lemah/tidak baik. Tekanan darah ibu sangat rendah, nadi serta
pernapasan ibu sangat cepat melebihi batas normal. Bidan tersebut mendiagnosa
ibu mengalami atonia uteri.
Pasien : “Bu bidan saya ngantuk, saya lelah sekali”.
Bidan : “Ibu jangan tidur ya. Bapak silakan damping ibunya supaya tidak tertidur.
Bapak, istri bapak mengalami perdarahan yang hebat sehingga kami akan
melakukan penanganan untuk menghentikan perdarahan agar istri bapak tidak
kehilangan darah yang banyak”.
Bapak : “Baik bu bidan. Lakukan yang terbaik untuk istri saya”.
Bidan : (Langsung bergegas melakukan penanganan atonia uteri. Bidan
melakukan KBI selama kurang lebih 1-2 menit dan perdarahan belum juga
berhenti, dan kontraksi ibu lemah. Bidan melanjutkan KBI selama 5 menit)
“asisten lakukan KBE”.
Asisten : “baik bu” (langsung bergegas melakukan KBE).
Bidan : (memberikan suntikan metilergometrin 0.2 mg IM dan segera memasang
infus dengan oksitosin 20 IU)
Ibu tetap mengalami perdarahan dan kontraksi uterusnya tetap lemah, dan
bidan melakukan KBI kembali. Dan meminta asisten memberi tahu keluarga dan
menyiapkan surat rujukan dan menelpon tempat rujukan yaitu di RSUD Badung.
Asisten : “Bapak, karena kontraksi ibu masih lemah dan perdarahan masih aktif
jadi kami akan merujuk istrin bapak ke RSUD Badung untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih optimal”.
Suami : “Baik bu. Pokoknya lakukan yang terbaik untuk istri saya bu”. (sambil
memberikan dukungan kepada istri)
Asisten : (segera menelpon tempat rujukan) “Selamat pagi bu, kami dari
puskesmas Mengwi I akan merujuk pasien dengan atonia uteri, pasien telah
dilakukan penatalaksanaan atonia uteri dan perdarahan masih aktif dan kontraksi
ibu lemah. Apakah rumah sakit siap menerima pasien rujukan dari kami?”
Pihak rumah sakit : “Baik bu, kami siap menerima rujukan dari puskesmas
Mengwi I”.
Asisten : “baik bu, kurang lebih 10 menit lagi kami akan sampai di RSUD
badung”.
Pihak rumah sakit : “Ya bu” (sembari menutup telpon)
Asisten : “Ibu, saya sudah menelpon dan pihak rumah sakit telah siap menerima
rujukan dari kita”.
Bidan : “Baik, segera naikan pasien ke ambulan. Dan siapkan alat-alat yang akan
dibawa saat merujuk”.
Asisten : “Baik bu”.
Ibu segera di naikan ke dalam mobil ambulans dan bidan tetap meneruskan
KBI selama rujukan. Sekitar 10 menit pasien tiba d RSUD badung dan telah di
sabut oleh pihak rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Asisten : bu, kami dari puskesmas Mengwi I dengan pasien atonia uteri dan ini
surat rujukan dan rekam medic dari pasien.
Pihak rumah sakit : “Baik bu, kami akan memberikan penanganan selanjutnya”.

Anda mungkin juga menyukai