Anda di halaman 1dari 4

SINOPSIS

Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu
tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ibu Ade usia kehamilan 38 minggu
dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan
VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak sungsang. Oleh
karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasi
SC. Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya
biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberi penjelasan
bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau
dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar
bidan mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa
berhasil menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman
bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar
persalinan berjalan dengan lancar dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan
dalam keadaan letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan
pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan
berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi
sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja
secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam
melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.

Suatu hari Ibu Ade datang ke PMB Bidan Amel bersama suaminya.

Pak Tri : “Bu bidan tolong ini istri saya sepertinya mau melahirkan.”

Ibu Ade : “Aduhhh, pak sakit pak, tolong saya bu bidan” (sambil mengeluh kesakitan)

Bidan Amel : “Iya bu mari silahkan masuk”.

“Mbak hainy tolong segera siapkan alat dan ruangannya”

Asbid (Hainy) : “Baik bu, segera saya siapkan”

Karena keadaan Ibu sudah mulas-mulas maka bidan segera membawa Ibu ke ruangan bersalin

Bidan Amel : “Ibu sudah merasakan mulas-mulas dari kapan bu?”

Ibu Ade : “Sudah dari tadi sekitar pukul 06:00 bu”


Bidan Amel : “Apakah sudah ada pengeluaran air ketuban atau pendarahan pada saat di
rumah bu?”

Ibu Ade : “Belum bu”

Setelah di lakukan pemeriksaan Bidan Amel mendeteksi adanya kejanggalan pada kehamilan
Ibu Ade. Setelah di lakukan pemeriksaan bidan Amel mendapatkan hasil VT pembukaan 3.
Setelah bidan Amel dan asistennya melakukan pemeriksaan lebih dalam ternyata janin Ibu
Ade letak sungsang.

Bidan Amel : “Ibu setelah saya melakukan pemeriksaan ternyata janin ibu letak sungsang”

Ibu Ade : “Aduh bagaimana ya bu, saya bicarakan dengan suami saya dulu ya bu”

Bidan Amel lalu memanggil suami Ibu Ade

Ibu Ade : “Aduh gimana ini mas bayi kita sungsang?”

Pak Tri : “Gimana ya bu kalau harus di rujuk ke Rumah Sakit kita tidak punya biaya”

Ibu Ade : “Coba bapak bicara dengan Bidannya dulu pak”

Setelah melakukan diskusi maka Pak Tri mencoba berbicara dengan Bidan Amel agar di
usahakan untuk melakukan persalinan di PMB bidan Amel saja.

Pak Tri : “Begini bu, saya dan istri saya tidak memiliki biaya untuk persalinan di
Rumah Sakit bu”

Bidan Amel : “Mohon maaf bapak untuk kasus letak sungsang itu sangat beresiko jika di
lahirkan di bidan pak. Bisa membahayakan janin serta ibunya pak”

Pak Tri : “Mohon di usahakan bu karena kami benar-benar tidak memiliki biaya bu”

Bidan Amel : “Jika bapak tetap bersikeras untuk melaksanakan persalinan di sini maka
bapak harus menandatangani surat persetujuan tindakan pak. Jadi jika nanti ada kejadian
berbahaya maka kami sudah meminta persetujuan dari bapak”

Pak Tri : “Baik bu”

Setelah Bidan Amel menyodorkan surat persetujuan kepada Pak Tri dan tanpa fikir panjang
Pak Tri menandatangani surat tersebut.

Bidan Amel : “Baik bu karena Pak Tri sudah menandatangani surat persetujuan tindakan
maka tindakan akan segera saya lakukan. Jika nantinya ada kejadian yang berbahaya maka
kami selaku penolong sudah memberikan penjelasan karena tindakan ini memiliki resiko
tinggi”

Ibu Ade : “Baik bu saya akan berusaha sekuat saya”

Setelah di lakukan tindakan ternyata setelah bayi keluar tidak adanya respon tangisan maupun
gerakan dari bayi tersebut. Bidan Amel melakukan resusitasi pernafasan pada bayi.

Bidan Amel : “Mbak tolong siapkan alat-alat untuk resusitasi janin”

Asbid (Hainy) : “Baik bu segera saya siapkan”

Setelah melakukan tindakan dan usaha-usaha lainnya untuk menolong bayi tersebut tetapi
tidak ada hasilmnya juga. Bidan Amel menyimpulkan bahwa bayi tersebut tidak tertolong.
Bidan Amel memanggil Pak Tri dan menyampaikan hasil tindakan.

Bidan Amel : “Saya dengan sangat menyesal dan sangat meminta maaf pak bahwa bayi
bapak tidak bisa kami selamatkan. Kami sudah menyampaikan dari awal kalau tindakan ini
sangat beresiko. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan bayi bapak
tetapi tetap tidak ada hasilnya. Dengan berat hati dan beribu maaf kami menyatakan bahwa
bayi bapak meninggal dunia”

Sementara itu dibalik pintu…..

Ibu hamil : “Ada apa ini, kenapa mereka berdebat.”

Pak Tri : “Apa bu, anak saya tidak terselamatkan. Bu bidan ini bagaimana. Ibu sangat
tidak professional sekali, bagaimana anak saya bisa meninggal. Pokoknya bu bidan harus
bertanggung jawab.”

Bidan Amel : “Sekali lagi saya dan asisten saya meminta maaf dan turut berduka cita
sedalam-dalamnya ya pak, kami tadi sudah menyarankan bapak untuk melakukan rujukan,
tetapi bapak sendiri bersikeras memaksa untuk melakukan persalinan di PMB saya.”

Kebetulan sekali ada ibu hamil yang baru datang ke PMB dan tidak sengaja mendengar
perdebatan antara bidan dan kelurga pasien itu. Dan langsung menyimpulkan bahwa ternyata
bidan tersebut tidak professional dan tidak menjalankan tindakan tidak sesuai prosedurnya.

Ibu hamil : “Astaga ternyata bidan amel telah melakukan malpraktek dan sampai bayinya
meninggal. Wahhh, para warga harus tahu soal ini, bidan amel harus dilaporkan agar tidak
terjadi lagi kejadian seperti ini”
Kejadian tersebut akhirnya terdengar sampai ke organisasi profesi ( IBI ), maka IBI
memberikan sanksi yang setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang lain.
Sebagai gantinya, ijin praktek PMB bidan Amel dicabut dan dikenakan denda sesuai dengan
pelanggaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai