Adik : Hana
Kakak : Nenok
Perawat : Indi
Perawat : Bunga R
Istri : Alifia
Suami : Adit
Ibu : Vicka
Narator : Irene
Ibu : "yowes tunggu ibu tak kesana. Alifia dibuatin minum anget dulu"
Ibu : "Periksa ke rumah sakit aja ya. Le gek siap siap alifia dibawa ke rumah sakit"
Pasien :”saya tuh merasa nyeri di bagian peru sus, terus sering mules, sering BAK,
dan mudah kelelahan.”
Perawat(Indi) :”sebelum ini apa ibu sudah meminum obat atau periksa ke dokter?”
Perawat : " baik ibu Alifia, untuk pemeriksaannya sudah selesai. Baiklah setelah ini ibu
akan diperiksa oleh dokter kandungan, sebentar ya bu saya panggilkan dokternya terlebih
dahulu.
Dokter (Siti) : “Saya USG dulu ya bu untuk mengetahui keadaan rahim ibu”.
Dokter (siti) :”baik bu pemeriksaannya sudah selesai, besok ibu silahkan kembali lagi ke
sini untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan ini. Semoga baik-baik saja ya bu.
Dokter : "Bu alifia, ini resep obatnya untuk meredakan rasa nyeri diperut ibu, bisa
diambil di apotek di depan rumah sakit”
Setelah pasangan suami istri tersebut sudah melakukan pemeriksaan, mereka segera pulang
dengan perasaan was-was sebab takut akan terjadi sesuatu pada kandungan sang istri, disaat
mereka sudah dalam perjalanan pulang, terjadi diskusi yang serius antara dokter-dokter dan
perawat di rumah sakit terkait tindakan yang akan diambil untuk pasien tersebut.
(Keesokan harinya di rumah sakit)
Dokter (Siti) : “begini pak,terkait hasil pemeriksaan bu alifia kemarin, ibu Alifia di
diagnosa terkena kanker ovarium”.
Dokter(Siti) :”iya pak, dari hasil USG dan tes darah istri bapak menunjukkan hasil positif
terhadap kanker ovarium”
Dokter (siti) :”jika dilanjutkan sampai ke persalinan nantinya akan berdampak buruk dan
membahayakan nyawa ibu Alifia, dari tim dokter sudah berdiskusi untuk melakukan tindakan
aborsi. Tindakan ini bersifat hanya saran dari kami selaku tim medis pak, tapi tetap saja
keputusan ada di tangan bapak dan keluarga.
Suami : “apa tidak ada tindakan lain yang bisa dilakukan selain aborsi dok?
Dokter(siti) : “maaf pak adit, mengingat penyakit yang menyerang rahim istri bapak adalah
penyakit yang sangat membahayakan, kami selaku tim medis sudah mempertimbangkan
dengan sangat serius satu-satu nya jalan terbaik adalah dengan dilakukannya aborsi dan
operasi pengangkatan jaringan kanker yang ada di rahim istri bapak.”
Suami :”terimakasih dok atas saran dan informasinya, segera akan saya bicarakan
dengan istri dan keluarga saya terlebih dahulu.”
Suami :”Iyadek, mas juga kaget, mas bingung dek mas sedih. Ya Allah”
Kakak :”Astagfirullah.”
Suami :”Begini, hasil USG dan pemeriksaan darah kemarin menunjukkan hasil
positif pada kanker ovarium, hasil pemeriksaan didukung jg dari keluhan-keluhan yang adek
rasakan”
Ibu :”astahgfirullah apa tidak ada cara lain yang bisa dilakukan selain aborsi Le?
Aborsi itu kan sama saja dengan membunuh?
Kakak :”iya dit, apa tidak ada cara lain? Kasihan istri mu
Suami :”tidak ada bu, satu-satunya hanya itu yang bisa dilakukan untuk
menyelamatkan Alifia bu, saya sudah menanyakannya dengan dokter tadi dirumah sakit”
Ibu :” kalau memang aborsi bias menolong nak Alifia, ibu ikhlas Le, tapi gimana
dengan perasaan istri mu Le?
Adek :”Jangan bu, kalau aborsi sama saja dengan membunuh nyawa bayi yaàng
dikandung mbak alifia, pasti ada jalan keluar lainnya bu.”
Kakak :”benar bu, bukankah aborsi ini dilarang? dalam UU jg sudah ada
peraturannya. Ibu, dek alifia ,coba dipikir-pikir lagi, jangan gegabah dalam mengambil
keputusan, ini berurusan dengan nyawa lho.
Suami :”tapi kalau missal tidak dilakukan aborsi, sel kankernya bias menyebar dan
memperburuk kondisi kesehatan alifia dan bayinya
Adek :”tapi jika melakukan aborsi efeknya bahaya, bisa jadi kerusakan Rahim, bisa
terjadi infeksi jg, takutnya malah terjadi apa-apa sama kak Alifia.”
Istri :”Aku takut e mas, kok bisa seperti ini ya?”
Kakak :”Kamu yang sabar ya dek, pasti ada jalan keluarnya. Kamu jangan takut ada
kita yang selalu ada buat kamu”
Ibu : “Dit…. Nak Alif…, Ibu rasa keputusan ini Ibu serahkan saja kepada kalian,
karena bagaimanapun kalian berdua adalah orang tua dari bayi yang dikandung nak alif Ibu
ikhlas menerima apapun yang menjadi keputusan kalian.
Istri :”saya tidak mau kehilangan anak ini mas, saya bingung harus apa?
Suami :” tapi mas takut kamu kenapa-kenapa dek, mungkin memang ini yg terbaik
buat kita mas ikhlas dek kalau kamu harus di aborsi asalkan kamu sembuh, mau ya?
Istri :”enggak!!! Aku marah sama kamu mas
Suami :”dek
Hari ini adalah hari yang sangat berat untuk adit dan alifia, terlebih lagi pada alifia karena
harus menerima kenyataan untuk kehilangan calon buah hati nya.
Tak terasa waktu sudah berjalan satu minggu, tiba-tiba....
THE END