Anda di halaman 1dari 7

ROLE PLAY (ABORSI)

Adik : Hana

Kakak : Nenok

Dokter sp. Kandungan : Rizki

Perawat : Indi

Perawat : Bunga R

Istri : Alifia

Suami : Adit

Ibu : Vicka

Narator : Irene

Di Dusun Pelem, hiduplah sepasang suami istri yg sedang berbahagia menantikan


kelahiran buah cintanya yaitu Ibu Alifia dan Bapak Adit. Namun di tengah usia kehamilan
yang ke 3 bulan, sang istri merasakan nyeri di perutnya. Dan
halitusudahberlangsungselamabeberapahari. Pada hari Rabu pagi hari Ibu Alifia merasakan
nyeri yang amat sangat.

(Sang istri kesakitan lalu)

Suami : "Kamu kenapa dek?

Istri : "Perutku sakit e, mas,. Aku takut kenapa napa."

(Sang suami panik dan menelfon mertuanya)

Suami : "Sek sek dek tak telfon ibu ya."

Istri : " Iya mas, cepet ya."


(suami menelfon ibunya)

Suami : " Bu, ini alifia perut e sakit. Peripun nggih?"

Ibu : "yowes tunggu ibu tak kesana. Alifia dibuatin minum anget dulu"

Suami : "njih bu"

(Ibu sedang perjalanan ke rumah anaknya)

(Dan sesampainya dirumah sang anak dan menantunya)

Ibu : "Gimana nduk? Apanya yang sakit?

Istri : "Sakit banget e buk perutku, udah sekitar seminggu"

Ibu : "Periksa ke rumah sakit aja ya. Le gek siap siap alifia dibawa ke rumah sakit"

Suami :” njih bu"

(Tiba di rumah sakit)

Perawat(Indi) : " silahkan ibu, mari silahkan masuk”

Perawat(Indi) : “Selamat pagi ibu..”

Pasien :”Pagi suster..”

Perawat(Indi) :”sebelumnya dengan ibu siapa ya?”

Pasien :”saya ibu Alifia dari dusun Pelem”

Perawat(Indi) : “baik, apa yang sedang ibu keluhkan?”

Pasien :”saya tuh merasa nyeri di bagian peru sus, terus sering mules, sering BAK,
dan mudah kelelahan.”

Perawat(Indi) :”kira-kira sudah berapa hari ibu merasakan hal tersebut?”

Pasien :”sudah hampir seminggu ini”

Perawat(Indi) :”sebelum ini apa ibu sudah meminum obat atau periksa ke dokter?”

Pasien :”belum suster”


Perawat(Indi) :”baik, sebelumnya saya periksa dulu tekanan darah, suhu badan, pernafasan,
dan denyut nadi ibu terlebih dahulu ya bu”

Pasien :”baik suster, silakan”

Perawat : " baik ibu Alifia, untuk pemeriksaannya sudah selesai. Baiklah setelah ini ibu
akan diperiksa oleh dokter kandungan, sebentar ya bu saya panggilkan dokternya terlebih
dahulu.

(Dokter kandungan masuk ke ruangan)

Dokter (Siti) : "Bu alifia ya"

Istri : “iya dok”

Dokter (Siti) : “Saya USG dulu ya bu untuk mengetahui keadaan rahim ibu”.

Istri : “Baik dok.”

Dokter(Siti) :”selanjutnya ibu akan di ambil darahnya.”

Istri :”baik dok.”

Dokter (siti) :”baik bu pemeriksaannya sudah selesai, besok ibu silahkan kembali lagi ke
sini untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan ini. Semoga baik-baik saja ya bu.

Dokter : "Bu alifia, ini resep obatnya untuk meredakan rasa nyeri diperut ibu, bisa
diambil di apotek di depan rumah sakit”

Istri : "Baik dok, Terimakasih"

Suami : "Terimakasih ya dok"

Dokter : "Sama2 pak buk"

Setelah pasangan suami istri tersebut sudah melakukan pemeriksaan, mereka segera pulang
dengan perasaan was-was sebab takut akan terjadi sesuatu pada kandungan sang istri, disaat
mereka sudah dalam perjalanan pulang, terjadi diskusi yang serius antara dokter-dokter dan
perawat di rumah sakit terkait tindakan yang akan diambil untuk pasien tersebut.
(Keesokan harinya di rumah sakit)

Dokter (Siti) : "pagi pak,"

Suami : “pagi dok”

Dokter (Siti) : “begini pak,terkait hasil pemeriksaan bu alifia kemarin, ibu Alifia di
diagnosa terkena kanker ovarium”.

Suami : “Astaghfirullah ,kok bias ya dok?”

Dokter(Siti) :”iya pak, dari hasil USG dan tes darah istri bapak menunjukkan hasil positif
terhadap kanker ovarium”

Suami :”Lalu dok, bagaim

lana efeknya terhadap kehamilan istri saya dok?”

Dokter (siti) :”jika dilanjutkan sampai ke persalinan nantinya akan berdampak buruk dan
membahayakan nyawa ibu Alifia, dari tim dokter sudah berdiskusi untuk melakukan tindakan
aborsi. Tindakan ini bersifat hanya saran dari kami selaku tim medis pak, tapi tetap saja
keputusan ada di tangan bapak dan keluarga.

Suami : “apa tidak ada tindakan lain yang bisa dilakukan selain aborsi dok?

Dokter(siti) : “maaf pak adit, mengingat penyakit yang menyerang rahim istri bapak adalah
penyakit yang sangat membahayakan, kami selaku tim medis sudah mempertimbangkan
dengan sangat serius satu-satu nya jalan terbaik adalah dengan dilakukannya aborsi dan
operasi pengangkatan jaringan kanker yang ada di rahim istri bapak.”

Suami :”terimakasih dok atas saran dan informasinya, segera akan saya bicarakan
dengan istri dan keluarga saya terlebih dahulu.”

Dokter(Siti) :”baik pak”


Pak Adit dalam pejalanan pulang membawa berita bahwa istrinya terdiagnosa kanker,
dengan perasaan sedih dan dengan berat hati dia berusaha menyampaikan apa yang
diinformasikan dokter kepada nya di rumah sakit hari ini.

Suami :”Dek, kata dokter kamu didiagnosa kanker ovarium.”

Istri :”Haaa?? Apa Mas!!??”

Suami :”Iyadek, mas juga kaget, mas bingung dek mas sedih. Ya Allah”

Ibu :”Kok bisa Le?”

Adik :”Ya Allah mas, kok bisa itu gimana?”

Kakak :”Astagfirullah.”

Suami :”Begini, hasil USG dan pemeriksaan darah kemarin menunjukkan hasil
positif pada kanker ovarium, hasil pemeriksaan didukung jg dari keluhan-keluhan yang adek
rasakan”

Istri :”Terus, gimana dengan kehamilanku dan bayiku mas?”

Suami :”Dokter menyarankan untuk aborsi dek, bagaimana buk?”

Ibu :”astahgfirullah apa tidak ada cara lain yang bisa dilakukan selain aborsi Le?
Aborsi itu kan sama saja dengan membunuh?

Kakak :”iya dit, apa tidak ada cara lain? Kasihan istri mu

Suami :”tidak ada bu, satu-satunya hanya itu yang bisa dilakukan untuk
menyelamatkan Alifia bu, saya sudah menanyakannya dengan dokter tadi dirumah sakit”

Ibu :” kalau memang aborsi bias menolong nak Alifia, ibu ikhlas Le, tapi gimana
dengan perasaan istri mu Le?

Adek :”Jangan bu, kalau aborsi sama saja dengan membunuh nyawa bayi yaàng
dikandung mbak alifia, pasti ada jalan keluar lainnya bu.”

Kakak :”benar bu, bukankah aborsi ini dilarang? dalam UU jg sudah ada
peraturannya. Ibu, dek alifia ,coba dipikir-pikir lagi, jangan gegabah dalam mengambil
keputusan, ini berurusan dengan nyawa lho.
Suami :”tapi kalau missal tidak dilakukan aborsi, sel kankernya bias menyebar dan
memperburuk kondisi kesehatan alifia dan bayinya
Adek :”tapi jika melakukan aborsi efeknya bahaya, bisa jadi kerusakan Rahim, bisa
terjadi infeksi jg, takutnya malah terjadi apa-apa sama kak Alifia.”
Istri :”Aku takut e mas, kok bisa seperti ini ya?”
Kakak :”Kamu yang sabar ya dek, pasti ada jalan keluarnya. Kamu jangan takut ada
kita yang selalu ada buat kamu”
Ibu : “Dit…. Nak Alif…, Ibu rasa keputusan ini Ibu serahkan saja kepada kalian,
karena bagaimanapun kalian berdua adalah orang tua dari bayi yang dikandung nak alif Ibu
ikhlas menerima apapun yang menjadi keputusan kalian.

(istri dan suami saling bertatapan)

Istri :”saya tidak mau kehilangan anak ini mas, saya bingung harus apa?
Suami :” tapi mas takut kamu kenapa-kenapa dek, mungkin memang ini yg terbaik
buat kita mas ikhlas dek kalau kamu harus di aborsi asalkan kamu sembuh, mau ya?
Istri :”enggak!!! Aku marah sama kamu mas
Suami :”dek

(sang istri menangis dan masuk ke kamar)

Hari ini adalah hari yang sangat berat untuk adit dan alifia, terlebih lagi pada alifia karena
harus menerima kenyataan untuk kehilangan calon buah hati nya.
Tak terasa waktu sudah berjalan satu minggu, tiba-tiba....

Istri :”mas... mas adit, perutku sakit mas


Suami :” Ya Allah dek, astaghfirullah kamu kenapa dek?

(sang istri tidak sadarkan diri, lalu di larikan ke rumah sakit)


*di rumah sakit

Dokter :” segera bawa pasien ke ruang IGD” pasien kritis


Suami :”istri saya kenapa dok? Tadi pagi masih baik-baik saja Ya Allah
Dokter :”maaf pak kami tim medis membutuhkan persetujuan tindakan untuk
menyelamatkan nyawa istri bapak, satu-satunya jalan adalah operasi pengangkatan janin dan
sel kanker seperti yang sudah saya jelaskan pada bapak seminggu yg lalu. Kalo dibiarkan
akan membahayakan nyawa istri dan bayi bapak”
Suami :”Ya Allah maafkan hamba, dek maafin mas, mas terpaksa.
Baik dok lakukan apapun yg bisa membuat istri saya selamat”
Dokter :” baik pak”

(Operasi pun berjalan)


3 jam kemudian operasi selesai, pasien dipindahkan di ruang rawat inap.

Setelah 4 jam setelah selesai operasi, sang istri terbangun


Suami :” dek, alhamdulillah kamu tidak kenapa-kenapa mas khawatir banget sama
kamu”
Istri :” (menangis dan menyentuh perutnya)
Suami :” maafin mas dek”

(Ibu, kakak, adik, dan keluarga lainnya masuk ke dalam ruangan)


Ibu :” (memegang tangan sang menantu) sudah nak ndak papa, ini bukan akhir
dari segalanya” ibu doakan nanti kamu dan adit lekas diberi momongan lagi, sudah ndak papa
nak, rencana Allah lebih indah, kamu yg tabah ya nak
Istri :” iya buk” (menangis)

(Ibu, kakak, adik, memeluk alifia)

THE END

Anda mungkin juga menyukai