Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, akuntansi mempunyai beberapa bidang khusus seiring dengan


perkembangan dunia usaha, pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi yang
pesat, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan perusahaan melalui
bidang-bidang akuntansi, yaitu akuntansi keuangan, akuntansi manajemen,
akuntansi biaya, pemeriksaan akuntansi, dan perpajakan. Dari keempat bidang
khusus akuntansi, yang akan dibahas yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya tidak
hanya dapat diterapkan pada bidang kegiatan manufaktur saja tetapi juga bidang
kegiatan non manufaktur(jasa). Jadi, akuntansi biaya sebagai bidang khusus
akuntansi merupakan sistem informasi yang bertujuan untuk menyediakan
informasi biaya kepada manajemen yang digunakan untuk berbagai tujuan yang
berbeda. Selain pengertiannya, akuntansi biaya telah berkembang menjadi alat
manajemen(tools of management) berfungsi untuk menyediakan informasi biaya
bagi kepentingan manajemen. Akuntansi biaya meliputi beberapa materi, namun
hanya sebagian materi yang akan dipelajari, yaitu konsep biaya, metode harga
pokok pesanan, metode harga pokok proses dan penentuan harga pokok atas
produk bersama dan produk sampingan. Materi-materi tersebut akan dibahas pada
bab selanjutnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SOAL
2.1.1 Konsep Biaya
1) Berikut ini adalah data biaya PT Istika.

Elemen Biaya Biaya


Bahan Langsung Rp 2,400,000
Tenaga Kerja Langsung Rp 1,600,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 1,200,000
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 800,000

Tingkat Kegiatan Taksiran adalah 10.000 unit. Diminta, hitunglah:

a. Biaya Utama (prime cost) per unit


b. Biaya Konversi per unit
c. Biaya Variabel per unit
d. Jumlah Biaya Produksi (manufacturing cost)

2) Data biaya berikut diperoleh dari PT Aldica bulan Januari 2008.


Bahan yang diminta untuk produksi
(20% bahan tidak langsung) Rp 3.250.000
Biaya tenaga kerja
(30% biaya tenaga kerja tidak langsung) Rp 4.000.000
Biaya overhead pabrik:
Listrik dan air Rp 175.000
Penyusutan Rp 90.000
Asuransi ` Rp 30.000
Pemeliharaan Rp 55.000
Beban umum dan administrasi Rp 110.000
Beban Penjualan Rp 70.000

2
Tidak ada persediaan awal dan persediaan akhir barang dalam proses pada
tanggal 1 Januari 2008 dan tanggal 31 Januari 2008.
Diminta, hitunglah:
a. Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured)
b. Biaya Utama (prime cost)
c. Biaya Konversi (conversion cost)
d. Biaya Periode (period cost)
e. Biaya Produk (product cost)

3) Data yang berikut merupakan biaya-biaya PT Fadli dalam membuat pakaian


anak-anak untuk bulan Januari.
Bahan (termasuk 30% bahan tidak langsung)
Tenaga Kerja (40% tenaga kerja tidak langsung)
Overhead Pabrik (berbagai elemen biaya)
Barang dalam proses awal dan akhir bulan januari masing-masing sebesar Rp
200.000 dan Rp 150.000.
Diminta, hitunglah:
a. Biaya Produksi (manufacturing cost)
b. Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured)
c. Biaya Konversi

2.1.2 Metode Harga Pokok Pesanan


1) Data berikut diambil dari catatan akuntansi PT Hikmah untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.
Persediaan
Awal Akhir
Barang Jadi Rp 70,000,000 Rp 85,000,000
Barang Dalam Proses Rp 65,000,000 Rp 25,000,000
Bahan Rp 60,000,000 Rp 75,000,000
Data tambahan lainnya adalah sebagai berikut.
Penjualan Rp 723.000.000
Biaya bahan yang dipakai Rp 295.000.000

3
Jumlah biaya produksi (manufacturing cost)
yang dibebankan kepada pekerjaan-pekerjaan
selama 2008 Rp 565.000.000
Beban Penjualan Rp 11.000.000
Beban Umum dan Administrasi Rp 12.000.000
Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif 50% dari tenaga kerja
langsung.
Diminta, hitunglah komponen-komponen berikut.
a. Pembelian Bahan selama tahun 2008
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
c. Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured)
d. Harga Pokok Penjualan
e. Laba Bersih

2) PT Sabar menggunakan metode harga pokok pesanan. Transaksi-transaksi


yang berikut terjadi pada bulan Juni 2008.
a. Bahan langsung yang digunakan untuk produksi adalah Rp
72.000.000.
b. Dari analisis biaya tenaga kerja terdapat biaya tenaga kerja langsung
sebesar Rp 64.000.000.
c. Biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi dengan tariff 7.500 per
jam mesin. Jumlah jam mesin yang digunakan atas pekerjaan-
pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebanyak 8000 jam.
d. Jumlah biaya overhead yang terjadi pada bulan juni adalah Rp
51.000.000 dengan rincian sebagai berikut.
Penyusutan Rp 24.000.000
Asuransi yang sudah habis manfaatnya Rp 9.000.000
Overhead lainnya Rp 18.000.000
e. Pekerjaan-pekerjaan pesanan yang belum selesai pada awal dan akhir
bulan Juni masing-masing sebesar Rp 20.000.000 dan Rp 16.000.000.

4
f. Biaya dari pekerjaan-pekerjaan pesanan yang dikirim ke para
langganan dan telah dibuatkan fakturnya selama bulan Juni berjumlah
Rp 172.000.000 dengan tingkat laba 12.5% dari harga pokok.

Diminta: catatlah transaksi-transaksi di atas dalam jurnal umum.

3) Data biaya pekerjaan pesanan berikut berkaitan dengan dua pekerjaan yang
masih proses dari PT Pasrah selama bulan Maret 2008
Pekerjaan no.004 Pekerjaan no.007
Biaya yang telah dibebankan
bulan Februari 2008 Rp 45,000,000 Rp 10,000,000
Biaya selama bulan Maret 2008
Bahan Langsung Rp 30,000,000 Rp 40,000,000
Tenaga Kerja Langsung Rp 40,000,000 Rp 35,000,000
Overhead Pabrik
(Rp 10.000 per jam tenaga
kerja langsung)
Jumlah Tenaga Kerja Langsung 360 jam 320 jam
Diminta: Catatlah transaksi-transaksi selama bulan Maret dalam jurnal umum
dan pada masing-masing kartu harga pokok mengenai:
a. Pengeluaran bahan langsung dari gudang ke bagian produksi.
b. Distribusi dari gaji dan upah ke barang dalam proses.
c. Pembebanan biaya overhead pabrik ke produksi untuk bulan Maret.
d. Pekerjaan pesanan no.004 selesai dan dipindahkan ke gudang barang
jadi.

2.1.3 Metode Harga Pokok Proses


1) PT Adinda mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen
pemotongan dan departemen perakitan. Departemen pemotongan
memasukkan 40.000 unit ke dalam proses selama bulan Januari dengan
ikhtisar biaya sebagai berikut.
Bahan Baku Rp 50.000.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 45.140.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 49.950.000

5
Jumlah Rp 145.090.000
Barang dalam proses akhir periode adalah 6.000 unit dengan tingkat
penyelesaian bahan baku 100%, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
50%. Tidak ada unit yang hilang selama proses dalam departemen
pemotongan.
Diminta:
a. Hitunglah jumlah produksi ekuivalen untuk bahan baku, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik
b. Hitunglah biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya produksi
tersebut di atas.

2) PT Kemala memulai kegiatan produksi pada awal bulan Juli. Selama bulan ini
unit yang dimasukkan daqlam proses pada departemen A adalah 12.000 unit.
Dari jumlah ini, 8.000 unit selesai dan ditransfer ke departemen B, yang masih
memerlukan proses lebih lanjut 4.000 unit dengan tingkat penyelesaian bahan
100% dan biaya konversi 30%. Biaya bahan baku yang dibebankan ke
departemen A adalah Rp 24.200.000, sedangkan biaya tenaga langsung dan
biaya overhead pabrik masing-masing sebesar Rp 20.925.000 dan Rp
22.050.000.
Diminta: Hitunglah produksi ekuivalen dan biaya per unit untuk masing-
masing elemen biaya produksi.

3) Biaya yang ditambahkan dalam departemen 1 selama bulan Januari adalah


sebagai berikut.
Bahan Baku Rp 11.000.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 10.350.000
Overhead Pabrik Rp 10.166.000
Data produksi menunjukkan bahwa unit yang dimasukkan dalam proses
adalah 10.000 unit, 8.000 unit ditransfer ke departemen 2, dan sisanya masih
dalam proses pada akhir Januari, dengan tingkat penyelesaian untuk biaya
bahan baku 100% dan biaya konversi 60%.

6
Diminta:
a. Buatlah laporan biaya produksi bulan Januari.
b. Buatlah ayat jurnal untuk biaya yang ditransfer dari departemen 1 ke
departemen 2.
4) Berikut ini adalah data produksi dari biaya departemen B dari PT Mesra untuk
bulan Juni.
Data produksi:
Diterima dari departemen A 45.000 unit
Ditransfer ke gudang barang jadi 42.000 unit
Masih dalam proses pada akhir Juni
(tingkat penyelesaian biaya konversi 40%) 3.000 unit
Biaya:
Biaya yang diterima dari departemen A Rp 99.000.000
Tenaga kerja langsung departemen B Rp 52.430.000
Overhead pabrik departemen B Rp 49.220.000
Diminta:
a. Susunlah laporan biaya produksi untuk departemen B
b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat biaya yang ditransfer dari
departemen B ke persediaan barang jadi.

5) PT Tulus mempunyai dua departemen produksi dan menggunakan metode


harga pokok proses. Biaya departemen B untuk bulan Desember adalah
sebagai berikut.
Biaya yang diterima dari departemen A Rp 45.600.000
Biaya yang ditambahkan ke departemen B
Tenaga kerja langsung Rp 31.920.000
Overhead pabrik Rp 35.340.000
Selama bulan Desember departemen B menerima 60.000 unit dari departemen
A. Dari jumlah ini dapat diselesaikan oleh departemen sebanyak 50.000 unit,
masih dalam proses pada akhir desember 10.000 unit dengan tingkat
penyelesaian untuk biaya konversi adalah 50%.

7
Diminta, buatlah:
a. Laporan biaya produksi untuk departemen B.
b. Ayat jurnal untuk mencatat biaya yang ditransfer ke persediaan barang
jadi.

6) PT Pelita mempunyai tiga departemen produksi dan menggunakan metode


harga pokok proses. Selama bulan Januari departemen 2 menerima 30.000 unit
yang selesai dari departemen 1 dengan biaya sebesar Rp 22.650.000. Biaya
tenaga kerja langsung yang ditambahkan dalam departemen 2 adalah Rp
14.740.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 12.864.000. Selama bulan
Januari dalam departemen 3 berjumlah 20.000 unit. Barang dalam proses pada
ahkir bulan januari adalah 10.000 unit dengan tingkat penyelesaian untuk
biaya konversi sebesar 60%.
Diminta:
a. Susunlah laporan biaya produksi bulan Januari untuk departemen 2.
b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat unit yang ditransfer dari
departemen 2 ke departemen 3.

7) Berikut ini adalah data produksi dari PT Musi untuk departemen pemotongan
dan departemen perakitan.

Departemen Departemen
Pemotongan Perakitan
Unit dalam proses awal periode
Tingkat Penyelesaian(bahan baku 100%, tenaga kerja langsung dan ov.
pabrik 40% 2,000
Tingkat Penyelesaian(tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
66 2/3%) 900
Unit yang dimasukkan dalam proses 30,000
Unit yang ditransfer 28,000 27,400
Unit dalam proses akhir periode
Tingkat penyelesaian(bahan baku 100%, tenaga kerja langsung dan ov.
pabrik 60% 4,000
Tingkat penyelesaian (tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%) 1,500

8
Diminta: Hitunglah jumlah produksi ekuivalen untuk departemen pemotongan
dan departemen perakitan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang
dan metode FIFO.

8) PT Barito mempunyai tiga departemen produksi dengan data produksi adalah


sebagai berikut.
Dept 1 Dept 2 Dept 3
Unit dalam proses awal periode
Tingkat penyelesaian(bahan baku 100%, biaya konversi 66 2/3) 3,000
Tingkat penyelesaian(biaya konversi 60%) 1,000
Tingkat penyelesaian(biaya konversi 40%) 2,000
Unit yang dimasukkan dalam proses 40,000
Unit yang ditransfer 39,000 37,000 36,000
Unit dalam proses akhir periode
Tingkat penyelesaian(bahan baku 100%, biaya konversi 60%) 4,000
Tingkat penyelesaian(biaya konversi 50%) 3,000 3,000

Diminta: hitunglah jumlah produksi ekuivalen untuk masing-masing


departemen produksi di atas dengan menggunakan metode rata-rata
tertimbang dan metode FIFO.

9) Data mengenai persediaan barang dalam proses pada awal Februari dari PT
Mahakam untuk departemen 2 adalah sebagai berikut.
Departemen 2
Jumlah Unit 3.000
Biaya dari departemen 1 Rp 6.300.000
- Tenaga kerja langsung Rp 1.220.000
- Overhead Pabrik Rp 1.440.000
Selama bulan Februari diterima 30.000 unit dari departemen 1 dengan biaya
sebesar Rp 97.485.000. Barang dalam proses pada ahkir Februari adalah 2.000
unit dan tidak ada unit yang hilang dalam proses. Biaya yang ditambahkan
dalam bulan Februari yaitu tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
masing-masing adalah sebesar Rp 31.580.000 dan Rp 39.520.000. Tingkat
penyelesaian dari biaya konversi untuk persediaan barang dalam proses pada
awal periode adalah 40% dan untuk barang dalam proses akhir periode sebesar
50%. Perusahaan menggunakan metode harga pokok rata-rata tertimbang.

9
Diminta:
a. Hitunglah jumlah biaya per unit untuk tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik.
b. Tentukan jumlah biaya dari elemen barang dalam proses pada akhir
periode yang berasal dari departemen sebelumnya.

10) PT Kapuas mempunyai tiga departemen produksi dan menggunakan metode


harga pokok tertimbang dalam menentukan harga pokok atau biaya per unit
dari produk yang selesai dalam setiap departemen produksi. Berikut ini adalah
data mengenai persediaan barang dalam proses pada awal Maret dari
departemen B:
Departemen B
Jumlah unit 4.000
Biaya dari departemen A Rp 12.000.000
- Tenaga kerja langsung Rp 2.400.000
- Overhead pabrik Rp 2.000.000
Tingkat penyelesaian dari barang dalam proses pada awal periode untuk biaya
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik adalah 60%. Selama bulan Maret
diterima 20.000 unit dari departemen A, dengan biaya sebesar Rp 88.000.000.
Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ditambahkan
dalam bulan Maret masing-masing sebesar Rp 25.200.000 dan Rp 34.800.000.
Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya (departemen C)
adalah 22.000 unit dan sisanya masih dalam proses pada tanggal 31 Maret
dengan penyelesaian 50% untuk biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.
Diminta, buatlah:
a. Laporan biaya produksi bulan Maret untuk departemen B.
b. Ayat jurnal untuk mencatat biaya yang ditransfer ke departemen C.

10
2.1.4 Penentuan Harga Pokok atas Produk Bersama dan Produk
Sampingan
1) PT Ariesta memproduksi tiga produk utama yaitu A, B, dan C dalam suatu
proses produksi dengan biaya bersama sebesar Rp 120.000.000. Semua
produk dapat dijual pada titik pisah. Informasi untuk bulam Maret adalah
sebagai berikut.
Produk Jumlah Unit Harga Jual
Produksi per Unit
A 10,000 Rp 7,000
B 8,000 Rp 8,000
C 12,000 Rp 5,500
Diminta:
Alokasikan jumlah biaya bersama kepada tiga produk utama dengan
menggunakan:
a. Metode nilai pasar
b. Metode unit fisik

2) PT Alinda memproduksi tiga produk utama yaitu X,Y, dan Z. jumlah biaya
produksi sampai titik pisah adalah sebesar Rp 140.000.000. Ketiga produk ini
mengalami pengolahan lebih lanjut setelah titik pisah. Berikut ini data yang
berkaitan dengan produk-produk tersebut.
Produk Jumlah Unit Nilai Pasar Biaya Pengolahan
Produksi per Unit Setelah Titik Pisah
X 6,000 Rp 10,000 Rp 5,000,000
Y 10,000 Rp 12,000 Rp 8,000,000
Z 8,000 Rp 15,000 Rp 7,000,000
Diminta: alokasikan biaya produksi bersama dengan menggunakan metode
nilai pasar.

3) PT Sagita menghasilkan empat jenis produk dalam suatu proses dengan biaya
produksi bersama sebesar Rp 30.000.000. Data penting yang berhubungan
dengan produk-produk ini adalah sebagai berikut.

11
Produk Jumlah Unit Nilai Pasar Bobot
Produksi per Unit
P 2,000 Rp 4,000 10
Q 8,000 Rp 1,000 4
R 6,000 Rp 2,000 8
S 4,000 Rp 3,000 6
Diminta: Alokasikan biaya bersama dengan menggunakan:
a. Metode biaya per unit rata-rata biasa
b. Metode biaya per unit rata-rata tertimbang

4) PT Meridian menyajikan informasi sebagai berikut.


Jumlah Biaya Produksi (13.000 unit) Rp 26.000.000
Penjualan dari Produk Utama (10.000 unit) Rp 32.000.000
Pendapatan dari Penjulan Produk Sampingan Rp 1.200.000
Beban Pemasaran dan Adminitrasi Rp 2.200.000
Persediaan Akhir (3.000 unit) Rp 6.000.000
Tidak ada biaya produksi yang dilakukan kepada produk sampingan karena
nilai dari produksi ini dianggap relatif kecil sekali.
Diminta: Sajikanlah pendapatan penjualan produk sampingan dalam Laporan
Laba Rugi dengan menggunakan empat cara penyajian yang utama.

5) PT Libra menyajikan produk sampingan dalam Laporan Laba Rugi dengan


pendapatan neto. Data yang penting untuk bulan Juni adalah sebagai berikut.
Biaya Produksi Sebelum Pisah Rp 62.000.000
Biaya Produksi Setelah Pisah
Produk Sampingan Rp 1.600.000
Produk Utama Rp 18.000.000
Beban Pemasaran dan Administrasi
Produk Sampingan Rp 1.800.000
Produk Utama Rp 16.000.000
Jumlah Unit yang Dihasilkan
Produk Sampingan 3.200

12
Produk Utama 20.000
Penjualan
Produk Sampingan Rp 6.400.000
Produk Utama (18.000 unit) Rp 144.000.000
Persediaan Akhir (2.000 unit) Rp 8.000.000
Diminta: Sajikanlah penjualan produk sampingan dalam laporan laba rugi
untuk jumlah pendapatan neto, dengan menggunakan empat cara penyajian
yang utama.

6) PT Morisa menggunakan metode nilai pasar dalam mengalokasikan biaya


produksi bersama kepada produk sampingan. Data untuk bulan April adalah
sebagai berikut.
Biaya Produksi Sebelum Pisah Rp 40.000.000
Biaya Produksi Setelah Pisah
untuk Produk Sampingan:
Taksiran Rp 820.000
Yang Sesungguhnya Rp 770.000
Nilai Pasar Produk Sampingan Rp 3.200.000
Laba Bruto 20%
Beban Pemasaran dan Administrasi
(ditaksir 2% * harga jual) Rp 64.000
Jumlah Unit Produksi
Produk Utama Rp 10.000
Produk Sampingan Rp 2.000
Diminta: Hitunglah harga pokok produk utama dan produk sampingan dengan
menggunakan metode nilai pasar.

13
2.2 JAWABAN
2.2.1 Konsep Biaya
1) a. Biaya Utama = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung
= Rp 2.400.000 + Rp 1.600.000
= Rp 4.000.000
Biaya Utama per Unit = Rp 4.000.000/ 10.000 = Rp 400
b. Biaya Konversi = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead
Pabrik
= Rp 1.600.000 + Rp( 1.200.000 + 800.000)
= Rp 3.600.000
Biaya Konversi per Unit = Rp 3.600.000/ 10.000 = Rp 360
c. Biaya Variabel = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja
Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel

= Rp 2.400.000 + Rp 1.600.000 +Rp 1.200.000

= Rp 5.200.000

Biaya Variabel per Unit = Rp5.200.000/10.000 = Rp 520


d. Jumlah Biaya Produksi = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja
Langsung + Biaya Overhead Pabrik
= Rp 2.400.000 + Rp 1.600.000 + Rp( 1.200.000
+ 800.000)
= Rp 6.000.000
2)
a. Bahan Baku:
Bahan yang diminta untuk produksi Rp 3,250,000
Bahan Tidak Langsung Rp (650,000)
Biaya Bahan Baku Rp 2,600,000

14
Tenaga Kerja:
Biaya Tenaga Kerja Rp 4,000,000
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp (1,200,000)
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2,800,000
Biaya Overhead Pabrik:
Bahan Tidak Langsung Rp 650,000
Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 1,200,000
Listrik dan Air Rp 175,000
Penyusutan Rp 90,000
Asuransi Rp 30,000
Pemeliharaan Rp 55,000
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 2,200,000
Harga Pokok Produksi Rp 7,600,000
b. Biaya Utama = Rp 2.600.000 + Rp 2.800.000
= Rp 5.400.000
c. Biaya Konversi = Rp 2.800.000 + Rp 2.200.000
= Rp 5.000.000
d. Biaya Periode = Beban Umum dan Administrasi + Beban Penjualan
= Rp 110.000 + Rp 70.000
= Rp 180.000
e. Biaya Produk = Rp 2.600.000 + Rp 2.800.000 + Rp 2.200.000
= Rp 7.600.000
3) a. Biaya Produksi = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja
Langsung + Biaya Overhead Pabrik
= (Rp 2.000.000 – Rp 600.000) + (Rp 1.200.000
– Rp 480.000) + (Rp 600.000 + Rp 480.000 +
Rp 1.500.000)
= Rp 1.400.000 + Rp 720.000 + Rp 2.580.000
= Rp 4.700.000
b. Harga Pokok Produksi = Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam
Proses Awal Periode – Persediaan Barang
Dalam Proses Akhir Periode
= Rp 4.700.000 + Rp 200.000 – Rp 150.000
= Rp 4.750.000

15
c. Biaya Konversi = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead
Pabrik
= Rp 720.000 + Rp 2.580.000
= Rp 3.300.000

2.2.2 Metode Harga Pokok Pesanan


1) a. Biaya Bahan Yang Dipakai = Persediaan Bahan Baku Awal +
Pembelian – Persediaan Bahan Baku
Akhir
Rp 295.000.000 = Rp 60.000.000 + Pembelian – Rp 75.000.000
Rp 295.000.000 – Pembelian = - Rp 15.000.000
Pembelian = Rp 295.000.000 + Rp 15.000.000
Pembelian = Rp 310.000.000
b. x = Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Produksi = Biaya Bahan yang Dipakai + Biaya Tenaga Kerja
Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Rp 565.000.000 = Rp 295.000.000 + x + 2x
3x = Rp 565.000.000 – Rp 295.000.000
3x = Rp 270.000.000
x = Rp 270.000.000/3
x = Rp 90.000.000
c. Harga Pokok Produksi = Persediaan Barang Proses Awal Periode +
Biaya Produksi – Persediaan Barang Proses
Akhir Periode
= Rp 65.000.000 + Rp 565.000.000 –
Rp 25.000.000
= Rp 605.000.000
d. Harga Pokok Penjualan = Harga Pokok Produksi + Barang Jadi Awal
Periode – Barang Jadi Akhir Periode
= Rp 605.000.000 + Rp 70.000.000 –
Rp 85.000.000

16
= Rp 590.000.000
e. Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha
= (Rp 723.000.000 – Rp 590.000.000) – (Rp 11.000.000 +
Rp 12.000.000)
= Rp 133.000.000 – Rp 23.000.000
= Rp 110.000.000
2)
a. (D)Barang dalam Proses Rp 72,000,000
(Kr)Persediaan Bahan Rp 72,000,000
b. (D)Barang dalam Proses Rp 64,000,000
(Kr) Gaji dan Upah Rp 64,000,000
c. (D)Barang dalam Proses Rp 60,000,000
(Kr)Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 60,000,000
d. (D)Biaya Overhead Pabrik Rp 51,000,000
(Kr)Akumulasi Penyusutan Rp 24,000,000
(Kr)Biaya dibayar di muka Rp 9,000,000
(Kr)Kas Rp 18,000,000
e. (D)Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 36,000,000
(Kr)Barang dalam Proses Rp 36,000,000
f. (D)Piutang Dagang Rp 172,000,000
(Kr)Penjualan Rp 172,000,000
(D)Beban Pokok Penjualan Rp 21,500,000
(Kr)Barang Jadi Rp 21,500,000
3)
a. (D) Barang dalam Proses Rp 70,000,000
(Kr) Persediaan Bahan Rp 70,000,000
b. (D) Barang dalam Proses Rp 75,000,000
(Kr) Gaji dan Upah Rp 75,000,000
c. (D) Barang dalam Proses Rp 6,800,000
(Kr) Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 6,800,000
d. (D) Barang Jadi Rp 73,600,000
(Kr) Barang dalam Proses Rp 73,600,000

2.2.3 Metode Harga Pokok Proses


1) a. Produksi ekuivalen:
Bahan Baku 34.000 + (100%*6.000) = 40.000 unit
Tenaga Kerja Langsung 34.000 + (50%*6.000) = 37.000 unit
Biaya Overhead Pabrik 34.000 + (50%*6.000) = 37.000 unit

17
b. Biaya per Unit:
Bahan Baku Rp 50.000.000: 40.000 = Rp 1.250
Tenaga Kerja Langsung Rp 45.140.000: 37.000 = Rp 1.220
Biaya Overhead Pabrik Rp 49.950.000: 37.000 = Rp 1.350
2) Produksi Ekuivalen:
Bahan Baku 8.000+ (100%*4.000) = 12.000 unit
Tenaga Kerja Langsung 8.000 + (30%*4.000) = 9.200 unit
Biaya Overhead Pabrik 8.000 + (30%*4.000) = 9.200 unit
Biaya per Unit:
Bahan Baku Rp 24.200.000: 12.000 = Rp 2.016,67
Tenaga Kerja Langsung Rp 20.925.000: 9.200 = Rp 2.274.56
Biaya Overhead Pabrik Rp 22.050.000: 9.200 = Rp 2.396,73
3) a. Biaya Produksi

18
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total per Unit
Biaya yang ditambahkan
Bahan Baku Rp 11,000,000 Rp 1,100
Tenaga Kerja Langsung Rp 10,350,000 Rp 1,125
Overhead Pabrik Rp 10,166,000 Rp 1,105
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 31,516,000 Rp 3,330

B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditransfer ke dept. berikut (8,000*Rp 3,330) Rp 26,640,000
Bahan dalam proses akhir periode
Bahan Baku (2,000*Rp 1,100) Rp 2,200,000
Tenaga Kerja Langsung (2,000*60%*Rp 1,125) Rp 1,350,000
Overhead Pabrik (2,000*60%*Rp1.105) Rp 1,326,000
Rp 4,876,000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 31,516,000

C. Perhitungan Biaya Per Unit


Produksi Ekuivalen:
Bahan Baku (8,000 + (100%*2000) = 10,000 unit
Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik (8,000 + (60%*2000) = 9,200 unit

Biaya per Unit:


Bahan Baku Rp 11,000,000 = Rp 1,100
10,000
Tenaga Kerja Langsung Rp 10,350,000 = Rp 1,125
9,200
Overhead Pabrik Rp 10,166,000 = Rp 1,105
9,200
b. (D) Barang dalam Proses Departemen 2 Rp 26.640.000
(K) Barang dalam Proses Departemen 1 Rp 26.640.000
4) a.
PT MESRA
Laporan Biaya Produksi Departemen B (Perakitan)
Bulan Juni
Produksi dalam Unit

19
A Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit yang diterima dari dept. A 45,000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 45,000
B Pertanggungjawaban Produksi:
Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 42,000
Unit barang dalam proses akhir periode
(tingkat penyelesaian biaya konversi 40%) 3,000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 45,000

Biaya Produksi
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total per unit
Biaya dari dept. A Rp 99,000,000 Rp 2,200
Biaya yang ditambahkan
Tenaga Kerja Langsung Rp 52,430,000 Rp 1,214
Overhead Pabrik Rp 49,220,000 Rp 1,139
Jumlah biaya yang ditambahkan Rp 101,650,000 Rp 2,353
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 200,650,000 Rp 4,553

B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi
*(42,000* Rp 4,553) Rp 191,226,400
Bahan dalam proses akhir periode
Biaya dari departemen A(3,000*Rp2,200) Rp 6,600,000
Tenaga Kerja Langsung(3,000*40%*Rp 1,214) Rp 1,456,800
Overhead Pabrik(3,000*40%*Rp 1,139) Rp 1,366,800
Rp 9,423,600
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 200,650,000

C. Perhitungan biaya per unit


Produksi ekuivalen:
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 42,000+ (40%*3,000) = 43,200 unit

Biaya per unit:


Tenaga Kerja Langsung Rp 52,430,000 = Rp 1,214
43,200
Overhead Pabrik Rp 49,220,000 = Rp 1.139
43,200
*(42,000*Rp 4,553) = Rp 191,226,000
Selisih Pembulatan 400
Biaya yang ditransfer = Rp 191,226,400

b. (D) Barang Jadi Rp 191.226.400


(K) Barang dalam Proses Dept B Rp 191.226.400
5) a.
PT TULUS

20
Laporan Biaya Produksi Departemen B (Perakitan)
Bulan Desember
Produksi dalam Unit
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit yang diterima dari dept. A 60,000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 60,000
B. Pertanggungjawaban Produksi:
Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 50,000
Unit barang dalam proses akhir periode
(tingkat penyelesaian biaya tenaga kerja langsung
dan overhead pabrik 50%) 10,000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 60,000
Biaya Produksi
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total per Unit
Biaya dari dept. A Rp 45,600,000 Rp 760
Biaya yang ditambahkan
Tenaga Kerja Langsung Rp 31,920,000 Rp 580
Overhead Pabrik Rp 35,340,000 Rp 643
Jumlah Biaya yang ditambahkan Rp 67,260,000 Rp 1,223
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 112,860,000 Rp 1,983
B. Pertanggungjawaban Biaya:
Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi
*(50,000*Rp 1,983) Rp 99,145,000
Bahan dalam proses akhir periode:
Biaya dari departemen A (10,000*Rp760) Rp 7,600,000
Tenaga Kerja Langsung (10,000*50%*Rp 580) Rp 2,900,000
Overhead Pabrik (10,000*50%* Rp 643) Rp 3,215,000
Rp 13,715,000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 112,860,000

C. Perhitungan Biaya per Unit:


Produksi Ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik
(50,000 + (50%*10,000) 55,000 unit
Biaya per Unit:
Tenaga Kerja Langsung Rp 31,920,000 = Rp 580
55,000
Overhead Pabrik Rp 35,340,000 = Rp 643
55,000
*(50,000*Rp 1,983) Rp 99,150,000
Selisih Pembulatan Rp (5,000)
Biaya yang ditransfer Rp 99,145,000

21
b. (D) Barang Jadi Rp 99,145,000
(K) Barang dalam Proses Dept B Rp 99,145,000
6) a.
PT PELITA
Laporan Biaya Produksi Departemen 2(Perakitan)
Bulan Januari
Produksi dalam Unit
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit yang diterima dari dept 1 30,000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 30,000
B. Pertanggungjawaban Produksi:
Unit yang ditransfer ke dept 3 20,000
Unit barang dalam proses akhir periode
(tingkat penyelesaian biaya konversi 60%) 10,000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 30,000
Biaya Produksi
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total per Unit
Biaya dari dept 1 Rp 22,650,000 Rp 755
Biaya yang ditambahkan
Tenaga Kerja Langsung Rp 14,740,000 Rp 567
Overhead Pabrik Rp 12,864,000 Rp 495
Jumlah biaya yang ditambahkan Rp 27,604,000 Rp 1,062
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 50,254,000 Rp 1,817
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditransfer ke dept 3
*(20,000* Rp 1817) Rp 36,332,000
Bahan dalam proses akhir periode:
Biaya dari dept 1 (10,000*755) Rp 7,550,000
Tenaga Kerja Langsung (10,000*60%*Rp567) Rp 3,402,000
Overhead Pabrik (10,000*60%*Rp495) Rp 2,970,000
Rp 13,922,000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 50,254,000

C. Perhitungan biaya per unit:


Produksi Ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik
(20,000 + (60%* 10,000)) 26,000 unit

22
Biaya per unit:
Tenaga Kerja Langsung Rp 14,740,000 = Rp 567
26000
Overhead Pabrik Rp 12,864,000 = Rp 495
26000
*(20,000*Rp 1.817) Rp 36,340,000
Selisih Pembulatan Rp (8,000)
Biaya yang ditransfer Rp 36,332,000
b.(D) Barang Dalam Proses Dept 3 Rp 36,332,000
(K) Barang dalam Proses Dept 2 Rp 36,332,000
7)
PT Musi
Departemen Pemotongan
Laporan Biaya Produksi – Metode rata-rata tertimbang dan Metode FIFO
Produksi ekuivalen:
Bahan Baku 28.000 + (100%*4.000) = 32.000
Tenaga Kerja Langsung
dan Overhead Pabrik 28.000 + ( 60%* 4.000) = 30.400
Produksi ekuivalen: Bahan Tenaga Kerja Langsung
Baku Overhead Pabrik
Unit yang selesai dan ditransfer 28,000 28,000
Unit dalam proses awal periode -2,000 -2,000
Unit yang selesai dari produksi periode berjalan 26,000 26,000
Barang dalam proses awal periode 0 800
Barang dalam proses akhir periode 4,000 2,400
Jumlah 30,000 29,200
PT Musi
Departemen Perakitan
Laporan Biaya Produksi – Metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO
Produksi ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik 27,400 + (50%*1,500) = 28.150

23
Produksi ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik
Unit yang selesai dan ditransfer 27,400
Unit dalam proses awal periode -900
Unit yang selesai dari produksi periode berjalan 26,500
Barang dalam proses awal periode 603
Barang dalam proses akhir periode 750
Jumlah 27,853
8)
PT Barito
Departemen 1(Departemen Pemotongan)
Laporan Biaya Produksi – Metode Rata-Rata Tertimbang dan FIFO
Produksi Ekuivalen:
Bahan Baku 39,000 + (4,000*100%) = 43,000
Tenaga Kerja Langsung
dan Overhead Pabrik 39,000 + (4,000*60%) = 41,400
Produksi ekuivalen: Bahan Tenaga Kerja Langsung
Baku Overhead Pabrik
Unit yang selesai dan ditransfer 39,000 39,000
Unit dalam proses awal periode -3,000 -3,000
Unit yang selesai dari produksi periode berjalan 36,000 36,000
Barang dalam proses awal periode 0 2,010
Barang dalam proses akhir periode 4,000 2,400
Jumlah 40,000 40,410
PT Barito
Departemen 2 (Departemen Perakitan)
Laporan Biaya Produksi – Metode Rata-Rata Tertimbang dan FIFO
Produksi ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik 37,000 + (50%*3,000) = 38,500
Produksi ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik
Unit yang selesai dan ditransfer 37,000
Unit dalam proses awal periode -1,000
Unit yang selesai dari produksi periode berjalan 36,000
Barang dalam proses awal periode 600
Barang dalam proses akhir periode 1,500
Jumlah 38,100

24
PT Barito
Departemen 3 (Departemen Perakitan)
Laporan Biaya Produksi – Metode Rata-Rata Tertimbang dan FIFO
Produksi ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik 36,000 + (50%*3,000) = 37,500
Produksi ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik
Unit yang selesai dan ditransfer 36,000
Unit dalam proses awal periode -2,000
Unit yang selesai dari produksi periode berjalan 34,000
Barang dalam proses awal periode 800
Barang dalam proses akhir periode 1,500
Jumlah 36,300
9) a. Biaya per unit:
Tenaga Kerja Langsung Rp 1,220,000 + Rp 31,580,000 = Rp 1,025
32,000
Overhead Pabrik Rp 1,440,000 + Rp 39,520,000 = Rp 1,280
32,000
b. Barang dalam proses akhir periode
Biaya dari dept 1 = 2,000 + Rp 6,300,000 + Rp 97,485,000
3000 + 30,000
= 2,000 + Rp 103,785,000
33,000
= 2,000 + Rp 3,145
= Rp 6,290,000

10) a.
PT Kapuas
Departemen B (Departemen Perakitan)
Laporan Biaya Produksi Metode Rata-Rata Tertimbang
Bulan Maret

25
Produksi dalam Unit
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 60%) 4,000
Unit yang diterima dari dept A 20,000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 24,000
B. Pertanggungjawaban produksi:
Unit yang ditransfer ke dept C 22,000
Unit dalam proses ahkir periode (tingkat penyelesaian
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%) 2,000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 24,000
Biaya Produksi
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan:
Biaya dari departemen A
Barang dalam proses awal periode 4,000 Rp 12,000,000
Diterima selama periode berjalan 20,000 Rp 88,000,000
Jumlah 24,000 Rp 100,000,000 Rp 4,167
Biaya yang ditambahkan:
Barang dalam Proses awal periode
Tenaga Kerja Langsung Rp 2,400,000
Overhead Pabrik Rp 2,000,000
Barang yang ditambahkan selama periode berjalan
Tenaga Kerja Langsung Rp 25,200,000 Rp 1,200
Overhead Pabrik Rp 34,800,000 Rp 1,600
Jumlah biaya yang ditambahkan Rp 64,400,000 Rp 2,800
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 164,400,000 Rp 6,967
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditransfer ke gudang barang jadi
*(22,000* Rp 6,967) Rp 153,266,000
Barang dalam proses akhir periode
Biaya dari dept A (2,000*Rp 4,167) Rp 8,334,000
Tenaga kerja langsung (2,000*50%*Rp 1,200) Rp 1,200,000
Overhead Pabrik (2,000*50%*Rp 1,600) Rp 1,600,000 Rp 11,134,000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 164,400,000
C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik 22,000 + (50%*2,000) = 23,000
Biaya per unit:
Tenaga kerja langsung Rp 2,400,000 + Rp 25,200,000 = Rp 1,200
23,000
Overhead Pabrik Rp 2,000,000 + Rp 34,800,000 = Rp 1,600
23,000

26
*(22,000* Rp 6,967) Rp 153,274,000
Selisih Pembulatan Rp (8,000)
Produksi yang selesai periode ini Rp 153,266,000
b. (D) Barang dalam proses Dept C Rp 153,266,000
(K) Barang dalam proses Dept B Rp 153,266,000

2.2.4 Penentuan Harga Pokok atas Produk Bersama dan Produk


Sampingan
1) a. Metode nilai pasar
Produk Jumlah Harga jual Jumlah Nilai Alokasi
Unit per Unit Nilai Pasar dari biaya
Produksi Pasar Relatif(%) bersama
A 10,000 Rp 7,000 Rp 70,000,000 35% Rp 42,000,000
B 8,000 Rp 8,000 Rp 64,000,000 32% Rp 38,400,000
C 12,000 Rp 5,500 Rp 66,000,000 33% Rp 39,600,000
Jumlah Rp 200,000,000 100% Rp 120,000,000

b. Metode unit fisik


Produk Jumlah Unit Alokasi dari
yang dihasilkan Biaya bersama
A 10,000 Rp 40,000,000
B 8,000 Rp 32,000,000
C 12,000 Rp 48,000,000
30,000 Rp 120,000,000
2) Metode Nilai Pasar
Produk Jumlah Nilai Pasar Jumlah Biaya Pengolahan
Unit per Unit Nilai Setelah
Produksi Pasar Titik Pisah
X 6,000 Rp 10,000 Rp 60,000,000 Rp 5,000,000
Y 10,000 Rp 12,000 Rp 120,000,000 Rp 8,000,000
Z 8,000 Rp 15,000 Rp 120,000,000 Rp 7,000,000
Rp 300,000,000 Rp 20,000,000
Nilai Pasar Alokasi
Hipotesis dari biaya
bersama
Rp 55,000,000 Rp 27,500,000
Rp 112,000,000 Rp 56,000,000
Rp 113,000,000 Rp 56,500,000
Rp 280,000,000 Rp 140,000,000

27
3) a. Metode biaya per unit rata-rata biasa
Produk Jumlah Unit Alokasi dari
yang dihasilkan Biaya bersama
P 2,000 Rp 3,000,000
Q 8,000 Rp 12,000,000
R 6,000 Rp 9,000,000
S 4,000 Rp 6,000,000
20,000 Rp 30,000,000

b. Metode biaya per unit rata-rata tertimbang


Produk Jumlah unit Bobot Jumlah unit Alokasi dari
yang dihasilkan tertimbang Biaya bersama
P 2,000 10 20,000 Rp 4,838,000
Q 8,000 4 32,000 Rp 7,742,000
R 6,000 8 48,000 Rp 11,614,000
S 4,000 6 24,000 Rp 5,806,000
124,000 Rp 30,000,000
4)
Pendapatan Pendapatan
penjualan lain-lain
Penjualan:
Produk Utama Rp 32,000,000 Rp 32,000,000
Produk Sampingan Rp 1,200,000
Jumlah Penjualan Rp 33,200,000 Rp 32,000,000
Beban Pokok Penjualan:
Biaya Produksi Rp 26,000,000 Rp 26,000,000
Persediaan Akhir Rp 6,000,000 Rp 6,000,000
Jumlah Beban Pokok Penjualan Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
Laba Bruto Rp 13,200,000 Rp 12,000,000
Beban Pemasaran dan Administrasi Rp 2,200,000 Rp 2,200,000
Laba Operasi Rp 11,000,000 Rp 9,800,000
Pendapatan Lain-lain:
Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Rp 1,200,000
Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan Rp 11,000,000 Rp 11,000,000

Pengurang dari
HPP Produk Utama
Penjualan: Produk Utama Rp 32,000,000
Beban Pokok Penjualan
Biaya Produksi Rp 26,000,000
Persediaan Akhir Rp 6,000,000
Jumlah Beban Pokok Penjualan Rp 20,000,000
Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Rp 1,200,000

28
Beban Pokok Penjualan Neto Rp 18,800,000
Laba Bruto Rp 13,200,000
Beban Pemasaran dan Administrasi Rp 2,200,000
Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan Rp 11,000,000

Pengurang dari
biaya produksi
Penjualan Rp 32,000,000
Beban Pokok Penjualan
Biaya Produksi Rp 26,000,000
Pendapatan dari penjualan produk sampingan Rp 1,200,000
Biaya Produksi Neto Rp 24,800,000
Persediaan Akhir Rp 5,775,000
Jumlah Beban Pokok Penjualan Rp 19,025,000
Laba Bruto Rp 12,975,000
Beban Pemasaran dan Administrasi Rp 2,200,000
Laba Bersih sebelum pajak Penghasilan Rp 10,775,000

5) A
Pendapatan Pendapatan
penjualan lain-lain
Penjualan:
Produk Utama Rp 144,000,000 Rp 144,000,000
Produk Sampingan Rp 6,400,000
Jumlah Penjualan Rp 150,400,000 Rp 144,000,000
Beban Pokok Penjualan:
Biaya Produksi Rp 62,000,000 Rp 62,000,000
Persediaan Akhir Rp 8,000,000 Rp 8,000,000
Jumlah Beban Pokok Penjualan Rp 54,000,000 Rp 54,000,000
Laba Bruto Rp 96,400,000 Rp 90,000,000
Beban Pemasaran dan Administrasi Rp 16,000,000 Rp 16,000,000
Laba Operasi Rp 80,400,000 Rp 74,000,000

Pendapatan Lain-lain:
Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Rp 6,400,000
Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan Rp 80,400,000 Rp 80,400,000

29
Pengurang dari
HPP Produk Utama
Penjualan: Produk Utama Rp 144,000,000
Beban Pokok Penjualan
Biaya Produksi Rp 62,000,000
Persediaan Akhir Rp 8,000,000
Jumlah Beban Pokok Penjualan Rp 54,000,000
Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Rp 6,400,000
Beban Pokok Penjualan Neto Rp 47,600,000
Laba Bruto Rp 96,400,000
Beban Pemasaran dan Administrasi Rp 16,000,000
Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan Rp 80,400,000
Pengurang dari
biaya produksi
Penjualan Rp 144,000,000
Beban Pokok Penjualan
Biaya Produksi Rp 62,000,000
Pendapatan dari penjualan produk sampingan Rp 6,400,000
Biaya Produksi Neto Rp 55,600,000
Persediaan Akhir Rp 6,360,000
Jumlah Beban Pokok Penjualan Rp 49,240,000
Laba Bruto Rp 94,760,000
Beban Pemasaran dan Administrasi Rp 16,000,000
Laba Bersih sebelum pajak Penghasilan Rp 78,760,000
6)
Produk Utama Produk Sampingan
Biaya Produksi Sebelum Pisah Rp 40,000,000
Nilai Pasar Rp 3,200,000
Laba Bruto
(20%*Rp3,200,000) Rp 640,000
Beban Pemasaran dan Administrasi
(2%* Rp 3,200,000) Rp 64,000 Rp 576,000
Jumlah Rp 2,624,000
Dikurangi Biaya Produksi
Taksiran Setelah Pisah Rp 820,000

30
Jumlah produk sampingan
yang dikreditkan ke Produk
Utama Rp 1,804,000 Rp 1,804,000
Jumlah Harga Pokok
Produk Utama Rp 38,196,000
Ditambah Biaya Produksi
yang Sesungguhnya
Setelah Pisah Rp 770,000
Jumlah Harga Pokok
Produk Sampingan Rp 2,574,000
Jumlah Unit Produksi 10,000 2,000
Harga Pokok per Unit Rp 3,819.60 Rp 1,287.00

31

Anda mungkin juga menyukai