Anda di halaman 1dari 11

Alat Musik Tradisional Batak Toba

a. Oloan
Oloan adalah salah satu gung berpencu yang terdapat pada Batak Toba. Oloan dimainkan
secara bersamaan dengan tiga buah gung yang lain dalam satu ensambel, sehingga jumlahnya
empat buah, yang juga dimainkan oleh empat orang pemain. Keempat gung ini biasa disebut
dengan ogung, namun masing-masing penamaan ogung ini dibedakan berdasarkan
peranannya di dalam ensambel musik.

b. Panggora

Panggora juga adalah satu buah gong yang berpencu yang dimainkan oleh satu orang. Bunyi
dari gung ini adalah 'pok’. Bunyi ini timbul adalah karena gong ini dimainkan dengan
memukul pencunya dengan stick sambil berdiri dan sisi gong tersebut dimute (diredam)
dengan tangan. Gong ini adalah gong yang paling besar dinatara keempat gong yang ada.
Ukurannya adalah garis menengah 37 cm, tinggi (tebal) 6 cm dan diameter pencunya lebih
kurang 13 cm.
c. Garantung

Garantung (baca : garattung) adalah jenis pukul yang terbuat dari wilahan kayu (xylophone)
yang terbuat dari kayu ingol (Latin: …) dan dosi. Garantung terdiri dari 7 wilahan yang
digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Masing-masing
wilahan mempunyai nada masing-masing, yaitu 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (so), 6 (la), dan
7 (si). Antara wilahan yang satu dengan wilahan yang lainnya dihubungkan dan digantungkan
dengan tali.

d. Gordang

Gendang Batak Toba sering sekali disebut orang gondang atau taganing. Memang ke dua
unsur tersebut terdapat dalam gendang tersebut, hanya saja secara detail bahwa gondang dan
taganing meskipun keduanya adalah termasuk klasifikasi membranofon dan bentuknya juga
hampir sama (hanya perbedaan ukuran), namun keduanya adalah berbeda.

Gendang Toba adalah salah satunya gendang yang melodis yang terdapat di Indonesia . Oleh
karena lebih bersifat melodis dari perkusif, maka gondang ini menurut klasifikasi Horn von
Bostel dan Curt Sach diklasifikasikan lebih khusus lagi yang disebut dengan drum-chime.
Gordang merupakan gendang satu sisi berbentuk konis dengan tinggi lebih kurang 80 – 120
cm dengan diameter bagian atas (membran) lebih kurang 30–35 cm, dan dia meter bagian
bawah lebih kurang 29 cm.

e. Sarune Bolon

Sarune bolon (aerophone double reed) adalah alat musik tiup yang paling besar yang terdapat
pada masyarakat Toba. Alat musik ini digunakan dalam ensambel musik yang paling besar
juga, yaitu gondang bolon (artinya : ensambel besar). Sarune bolon dalam ensambel berfungsi
sebagai pembawa melodi utama. Dalam ensambel gondang bolon biasanya hanya dimainkan
satu buah saja. Pemainnya disebut parsarune.

f. Sulim

Sulim (Aerophone : side blown flute) adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu seperti
seruling atau suling. Sulim ini panjangnya berbeda-beda tergantung nada dasar yang mau
dihasilkan. Sulim ini mempunyai 6 lobang nada dengan jarak antara satu lobang nada dengan
lobang nada lainnya dilakukan berdasarkan pengukuran-pengukuran tradisional. Namun
secara melodi yang dihasilkan suling ini meskipun dapat juga memainkan lagu-lagu minor,
tetapi lebih cenderung memainkan tangga nada mayor (major scale) dengan nada diatonis.

g. Ole-Ole
Ole-ole (Aerophone : multi-reed) adalah alat musik tiup yang sebenarnya termasuk ke dalam
jenis alat musik bersifat solo instrumen. Alat musik ini terbuat dari satu ruas batang padi dan
pada pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga pecahan batang
ini menjadi alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi (multi lidah/reed).

h. Hasapi

Ensambel gondang sabangunan ini terdiri dari satu buah sarune bolon (Aeropon, double-
reed), terkadang juga menggunakan sarune etek (sarune kecil yang bentuknya lebih kecil dari
sarune bolon sebagai pembawa melodi, satu set drum yang disebut taganing (drum-chime),
yaitu enam buah drum yang digantung pada satu buah rak, dipukul oleh dua orang dengan
stik.

Anda mungkin juga menyukai