Anda di halaman 1dari 2

Tugas Matakuliah Akustik Organologi

Nama : Brigitta Cecilia Amanda Pasaribu

NIM : 2201142006

Kelas/Prodi : Kelas C (Pendidikan Musik)

Dosen : Bapak Merdy R.S. Togatorop, M.Sn.

Organologi dalam istilah musik merupakan ilmu alat musik atau studi mengenai alat-
alat musik. Jadi, organologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk-
beluk alat musik dari aspek fisik ataupun aspek nonfisiknya. Hal ini juga dikemukakan oleh
Hendarto (2010:2) bahwa organologi merupakan satu cabang ilmu studi mempelajari
instrumen atau alat musik baik dari aspek fisik maupun aspek nonfisiknya. Aspek fisik yang
terdapat pada sebuah instrument misalnya bahan, bentuk, konstruksi, cara pembuatan,
penggolongan fisik, penalaran, dan lain sebagainya. Adapun aspek-aspek nonfisik yang
terdapat pada sebuah instrumen misalnya fungsi pada musik, hubungannya dengan
kedudukan musisi, sejarah, penyebaran, perbandingan, perkembangan teknik penyajian, dan
lain sebagainya.

Kajian Organologi Sarune

Sarune adalah alat musik yang tergolong dalam klasifikasi aerophone (salah satu
klasifikasi alat musik yang penggetar utama bunyinya adalah udara). Sarune adalah salah
satu alat musik (tiup) Batak Toba, dan masih satu bangsa dengan Serunai.

Jenis-jenis sarune

 Sarune etek (shawn) adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed
tunggal (single reed).
 Sarune bolon (shawm) adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed
ganda (double reed).

Klasifikasi ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada
(empat di bagian atas, satu di bagian bawah), yang dimainkan dengan cara mangombus
marsiulak hosa (circular breathing).
 Sarune Bolon

Sarune Bolon (aerophone double reed) adalah alat musik tiup yang paling besar yang
terdapat pada masyarakat Toba. Alat musik ini digunakan dalam ensambel musik yang
paling besar juga, yaitu gondang bolon (artinya: ensambel besar).

Sarune bolon dalam ensambel berfungsi sebagai pembawa melodi utama. Dalam
ensambel gondang bolon biasanya hanya dimainkan satu buah saja. Pemainnya disebut
“parsarune”.

Teknik bermain sarune ini adalah dengan menggunakan istilah marsiulak hosa
(circular breathing), yang artinya seorang pemain sarune dapat melakukan tiupan tanpa
putus-putus dengan mengatur pernapasan, sambil menghirup udara kembali lewat hidung
sembari meniup sarune. Teknik ini dikenal hampir pada semua etnis Batak.

Tetapi penaman untuk itu berbeda-beda, seperti di Karo disebut pulunama. Sarune ini
terbuat dari kayu dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

a. Pangkal ujung sebagai resonator;


b. Batangnya, yang sekaligus juga sebagai tempat lobang nada;

Pangkal ujung penghasil bunyi dari lidah (reed) yang terbuat dari daun kelapa hijau
yang dilipat sedemikian rupa yang diletakkan dalam sebuah pipa kecil dari logam, dan
ditempelkan ke bagian badan sarune tersebut.

 Sarune Bulu atau Sarune etek

Sarune Bulu (sarune bambu) seperti namanya adalah sarune (aerphone – single reed,
seperti Clarinet) terbuat dari bahan bambu. Sarune ini terbuat dari satu ruas bambu yang
kedua ujungnya bolong (tanpa ruas) yang panjangnya kira-kira lebih kurang 10-12 cm,
dengan diameter 1-2 cm. Bambu ini dibuat lobang 5 biji dengan ukuran yang berbeda-
beda.

Pada pangkal ujung yang satu diletakkan lidah (reed dari bambu yang dicungkil
sebagian badannya untuk dijadikan alat penggetar bunyi). Lidahnya ini dimasukkan ke
batang sarune tersebut, dan bisa dicopot-copot. Panjang lidah ini sendiri lebih kurang 5
cm. Sarune ini di Mandailing juga dikenal dengan nama yang sama.

Anda mungkin juga menyukai