Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SEDIAAN TINGTUR JERUK MANIS

FARMAKOGNOSI

DISUSUN OLEH :

 TAUFIK HIDAYAT
 SASMITA ANGGRIANI
 SHARMILA YUNISA ZAHNAZ
 FILA DELFIA

KELAS
XII FARMASI

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 1
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur yang tak terhingga terutama kepada
Allah SWT. Kepada orang tua,kepada saya pribadi,kepada guru pembimbing dan
kepada teman-teman (taufik, sasmita, fila, sharmilah) atas nikmat kesehatan yang
diberikannya sehingga dapat menulis dan menyelesaikan proposal tingtur ini
dengan baik dan tepat waktu. Dengan menyelesaikan penyusunan proposal ini
harapan penulis proposal ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal yang kami buat ini isinya
masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga proposal ini dapat diterima oleh semua kalangan.

Palu,......,......,.......

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 2
penulis

DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................... iii

BAB I : Pendahuluan ................................................................ 1


I.1 Latar belakang ............................................................................................. 1
I.2 Maksud dan tujuan percobaan ...................................................................... 2
I.2.1 Maksud percobaan ………………..……................……........................... 2
I.2.2 Tujuan percobaan ...................................................................................... 2
I.3 Prinsip percobaan ................................................................................... 2
BAB II : Tinjauan Pustaka ........................................................ 3
II.1 Teori umum ............................................................................................ 3
II.2 Uraian tanaman .............................................................. 6
II.3 Uraian bahan .................................................................. 11
II.4 Prosedur kerja ............................................................... 12
BAB III : Metode Praktikum ..................................................... 13
III.1 Waktu dan tempat praktikum ....................................... 13
III.2 Alat dan bahan ….......................................................... 13
III.2.1 Alat ............................................................................... 13
III.2.2 Bahan ............................................................................ 13
III.3 Cara Kerja ..................................................................... 14
III.3.1 Pembuatan ..................................................................... 14
III.3.1.1 Tingtur ........................................................................... 14
BAB IV : Hasil Pengamatan dan Pembahasan ......................... 15
IV.1 Hasil Pengamatan .......................................................... 00

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 3
IV.2 Pembahasan .................................................................. 00
BAB V : Penutup …………...……………...........…………..… 00
V.1 Kesimpulan ............................................................................ 00
V.2 Saran ...................................................................................... 00
Daftar Pustaka …………………….…………….......………….… 00

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 4
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang permukaan tanahnya
kaya akan sumber daya alam hayati (hewan dan tumbuhan) terbesar. Sumber daya
alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat di pergunakan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang-orang
terdahulu telah memanfaatkan sumber daya alam tumbuhan sebagai bahan obat
untuk menyembuhkan suatu penyakit.
Dengan semakin berkembangnya zaman dan teknologi, ilmu pendidikan
berusaha mengembangkan teknologi di bidang farmasi. Dimana perkembangan
teknologi industri farmasi ini sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas
produksi obat-obatan. Farmasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana mencampur obat, meracik formula,identifikasi, kombinasi serta
menganalisis mengenai obat serta pengobatan.Sebagai seorang farmasis, kami
dituntut untuk bisa membuat sediaan farmasi yang “baik” dalam arti luas. Artinya,
semua aspek harus diperhatikan untuk keselamatan pasien.
Di dalam ilmu farmasi, diajarkan juga tentang ilmu Farmakognosi.
Farmakognosi adalah ilmu pengetahuan tentang bahan obat khususnya yang
berasal dari alam yaitu nabati, hewani, maupun mineral.Bahan obat yang berasal
dari alam salah satunya yaitu simplisia. Simplisia inilah yang akan diolah dengan
berbagai cara dan metode untuk menghasilkan obat baru yang dapat digunakan
sebagai pengobatan. Salah satunya adalah tingtur.
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa
kimia dalam pelarut yang tertera pada masing–masing monografi kecuali
dinyatakan lain dibuat dengan menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk
zat berkhasiat keras.

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 5
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan terhadap satu sampel dalam
bentuk serbuk dari cabai. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara
pembuatan tingtur dari Jeruk Manis (Citrus aurantium) dengan menggunakan
metode maserasi.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara pembuatan tingtur dengan menggunakan metode tertentu yaitu
maserasi.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahuicara
pembuatan tingtur dari Jeruk Manis (Citrus aurantium) dengan menggunakan
metode maserasi.
I.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip kerja dari percobaan ini yaitu mengetahui cara pembuatan
tingtur dari Jeruk Manis (Citrus aurantium) dengan cara maserasi yaitu suatu cara
penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam pelarut etanol
70%.

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum


Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa
kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi.kecuali
dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat khasiat dan 10% untuk
zat khasiat keras. (FI ED. III Hal. 32)
Cara pembuatan tingtur terbagi atas 2 yaitu:
1. Cara Perkolasi
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di sebut
perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-
zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar
memenuhi syarat-syarat dalam Farmakope. Campur dengan hati-hati
serbuk bahan obat atau campuran bahan obat dengan pelarut atau
campuran pelarut tertentu secukupnya hingga rata dan cukup basah,
biarkan selama 15 menit. Pindahkan kedalam perkolator yang sesuai dan
mampatkan. Tuangkan pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya
sampai terendam seluruhnya, tutup bagian atas perkolator dan jika cairan
sudah hampir menetes dari perkolator, tutup lubang bawah. Perkolasi
dilakukan selama 24 jam atau sesuai dengan waktu yang tertera pada
monografi. Jika penetapan kadar tidak dinyatakan lain, lakukan perkolasi
secara perlahan atau pada kecepatan yang telah ditentukan, dan secara
bertahap tambahkan pelarut atau campuran pelarut secukupnya hingga
diperoleh 1000 ml tingtur. Prinsip kerja perkolasi yaitu serbuk simplisia
ditempatkan dalam bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui
sampai mencapai keadaan jenuh.
Perkolasi, kecuali dinyatakan lain sebagai berikut (farmakope edisi III) :

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 7
a. Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
halus yang cocok menggunakan 2,5-5 bagian cairan penyari, masukkan
kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam pindahkan massa
sedikit demi sedikit dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati,
tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai
menetes, dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari,
tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
b. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL per menit, tambahkan
berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat
selapis cairan penyari diatas simplisia sehingga diperoleh 80 bagian
perkolat.
c. Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkan
cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan
kedalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat sejuk terlindung
dari cahaya.
2. Cara Maserasi
Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam
simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasanya 15-25° C.
maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara
perkolasi. Prinsip kerja maserasi adalah pencucian zat aktif yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai
pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya. Cairan penyari akan masuk
ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti
oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa
tersebu berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan
diluar sel dan di dalam sel. Maserasi bahan obat dengan 750 ml pelarut
atau campuran pelarut tertentu dalam wadah yang dapat ditutup, letakkan
ditempat hangat. Diamkan selama 3 hari sambil dikocok sesekali atau
hingga terlarut. Pindahkan campuran kedalam penyaring, dan jika

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 8
sebagian besar cairan telah mengalir keluar, cuci residu pada penyaring
dengan sejumlah pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya
hingga diperoleh 1000 ml tingtur. Tingtur harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat, tidak tembus cahaya, jauhkan dari cahaya matahari
langsung dan panas yang berlebihan. Menurut literatur lain, tingtur adalah
sediaan cair yang dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi simplisia
nabati atau hewani, atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan
lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% zat
berkhasiat keras.
Maserasi, kecuali dinyatakan lain dilakukan sebagai berikut :
a. Masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok
kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup,
biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil diaduk, lalu
diperas. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian.
b. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk terlindung
dari cahaya selama 2 hari. Tuangkan dan saring.

Tingtur dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut:

a. Tingtur Asli adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh: Tingtur yang dibuat secara maserasi; Opii Tinctura,
Valerianae Tinctura, Capsici Tinctura, Myrrhae Tinctura, Opii
Aromatica Tinctura, Polygalae Tinctura . Tingtur yang dibuatsecara
perkolasi, contoh: Belladonae Tinctura, Cinnamomi Tinctura, Digitalis
Tinctura, Lobeliae Tinctura, Strychnini Tinctura, Ipecacuanhae
Tinctura.
b. Tingtur Tidak Asli (Palsu) adalah tingtur yang dibuat dengan jalan
melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.
Contoh: Iodii Tinctura, Secalis Cornuti Tinctura.

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 9
c. Tingtur Keras adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia
yang berkhasiat keras. Contoh: Belladonae Tinctura, Digitalis
Tinctura, Opii Tinctura, Lobeliae Tinctura,Stramonii Tinctura,
Strychnin Tinctura, Ipecacuanhae Tinctura.
d. Tingtur Lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 %
simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh: Cinnamomi Tinctura,
Valerianae Tinctura, Polygalae Tinctura, Myrrhae Tinctura.
e. Tingtur Lain berdasarkan Cairan Penariknya.
1. Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau
campuran aether dengan aethanol. Contoh: Tingtura Valerianae
Aetherea.
2. Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur
dengan aethanol. Contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
3. Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan
penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh: pada pembuatan
Tinctura Acida Aromatica.
4. Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh:
Tinctura Rhei Aquosa.
5. Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika
penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal ini
harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya campuran
simplisia, contoh: Tinctura Chinae Composita

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 10
II.2 Uraian Tanaman
1. Jeruk Manis (Citrus aurantium)
a) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Jeruk Manis
Spesies : Citrus sinensis (Citrus aurantium)
b) Morfologi
Morfologi tanaman jeruk secara umum sama dengan tanaman pohon
lainnya yaitu terdapat batang, buah, daun, akar dan bunga. Setiap
organ tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda.
a. Jeruk manis dicirikan dengan tangkai daun yang Batang
mempunyai sayap dan bunganya berwarna putih. Morfologi
tanaman jeruk manis mempunyai batang yang dapat mencapai
ketinggian 6-10 m, bercabang banyak, tajuk daun bundar dan
umumnya berbuah satu kali satu tahun. Ranting yang muda
biasanya berduri, bercabang rendah dan berbentuk tajuk bulat
dengan kerimbunan sedang. Pada mulanya cabang muda pipih,
warna hijau tua, suram dan tidak begitu mengkilat dan halus tidak
berbulu. Sesudah tua cabang berubah bentuk menjadi bulat
(silinder) dan kadang-kadang mempunyai duri panjang. Daunnya
berbentuk bulat telur sampai elips panjang bertangkai, tangkai
daun bersayap dan berbau sedap (Rukmana, 2003). Batang
tanaman jeruk berkayu dan keras. Batang jeruk tumbuh tegak dan
memiliki percabangan serta ranting yang jumlahnya banyak
sehingga dapat membentuk mahkota yang tinggi hingga mencapi
15 meter atau lebih. Cabang tanaman jeruk ada yang tumbuh tegak

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 11
bersudut >450 dan ada yang bersudut <450, tergantung jenisnya.
Batang tanaman ada yang berduri dan tidak, batang tanaman jeruk
berkulit halus, warna kulit batang kecoklatan (Cahyono, 2005).
b. Akar tanaman jeruk memiliki akar tunggang yang kuat, serabut dan
akar juga halus. Akar tunggang dapat tumbuh mencapai kedalaman
hingga 4 meter pada kondisi tanah yang subur dan gembur. Akan
tetapi akar iniakan berhenti tumbuh jika struktur tanah keras atau
tanah berada dalam air.
c. Daun jeruk ada yang bersayap (kelompok jeruk aurantium) dan ada
juga yang tidak tidak bersayap (kelompok jeruk Medica). Daun
tanaman ini memiliki panjang antara 5 cm hingga 15 cm. Dengan
bentuk oval dan pada ujung daun sedikit meruncing serta pada
bagian pangkal agak melingkar dan tumpul.
Tulang daun jeruk ada yang berbentuk menyirip beraturan dan ada
juga yang berbentuk selang-seling, serta pada bagian tepi daun ada
yang bergerigi dan ada yang tidak.
d. Bunga tanaman jeruk memiliki jenis bunga yang majemuk dengan
warna putih pucat. Bunga tanaman jeruk merupakan bunga
sempurna (hermafrodit) dimana dalam satu bunga terdapat putik
dan benang sari.
Benang sari dan putik tersebut terdapat mahkota bunga dengan
jumlah bervariasi antara 5-20 benang sari dan hanya 1 buah putik.
Bunga jeruk biasanya muncul pada bagian ketiak daun atau ranting
yang masih muda.
Selain itu, bunga ini memiliki bau yang harum dan mengandung
nektar (madu), sehingga menarik serangga seperti lebah. Pada
dasarnya tanaman jeruk dapat berbunga sepanjang tahun asalkan
kondisi ekosistemnya memenuhi syarat.

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 12
c) Kandungan Kimia & Khasiat
Jeruk manis/orange mengandung betakaroten dan bioflavanoid
yang dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Kandungan
flavanoidnya seperti flavanpis berfungsi sebagai antioksidan penangkal
radikal bebas penyebab kanker. Falavanoid juga menghalangi reaksi
oksidasi LDL yang menyebabkan darah mengental dan mencegah
pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah. Kandungan pektin
jeruk banyak terdapat pada buah dan kulit jeruk. Pektin bermanfaat
untuk membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
meningkatkan kolesterol baik (HDL). Selain itu, jeruk juga kaya akan
kandungan gula buah dan serat. Kandungan buahnya bermanfaat untuk
memulihkan energi dengan cepat, sedangkan kandungan seratnya
membantu memperlancar proses pencernaan dan berfungsi mengikat
zat karsinogen dalam saluran pencernaan sehingga mampu membantu
menyembuhkan kanker kolon, wasir serta sembelit.
Tiap 100 gram jeruk manis mengandung energi 51 kkal, protein
0,9 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,4 g, kalsium 33 mg, fosfor 23
mg, besi 0,4 mg, retinol 57 mcg dan asam askorbat 49 mg.

II.3 Uraian Bahan


1. Alkohol
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur : H H
| |
H–C–C–O–H
| |
H H

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 13
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, mudah  

bergerak, bau khas,rasa panas, mudah terbakar dengan


memberikan warna biru yang tidak berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P, dan eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari cahaya.
Kegunaan : Zat tambahan.

2. Aquadest (FI ED. III Hal. 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA  
Nama Lain : Air suling
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :H–O–H
Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau dan tidak  
berwarna.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

II.4. Prosedur Kerja

1. Diambil 150 ml alkohol 95% .


2. Dilakukan pengenceran alkohol 95% untuk menjadi alkohol dengan
konsentrasi 93%.
Dik: V1= 150 mL, M1= 96%, M2= 93%
Dit: V2 ... ?
Peny: V1.M1 = V2.M2
150.96 = V2.93
150 x 96
V2 =
93
14.400
=
93
= 154, 88 – 150 mL

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 14
= 4,8 mL ≈5 mL
Jadi, hasil dari pengenceran alkohol adalah 4,4 mL dibulatkan menjadi 5
mL.
3. Dimaserasi 100 g kulit jeruk manis yang telah diserbukkan dengan 150 ml
alkohol yang telah diencerkan.
4. Ditambahkan madu dan gula jawa yang telah dihancurkan
5. Diaduk maserat dengan menggunakan batang pengaduk selama 1-2 jam.
6. Disaring maserat sebanyak 3x penyaringan.
7. Dimasukkan ke dalam botol yang sudah dikalibrasi.
8. Ditambahkan aquadest sampai 200 ml.
9. Diberi label dan simpan di tempat yang tertutup, kering dan terlindung dari
cahaya

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 15
BAB III
METODE PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 27 September 2019 pukul 13:30
sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Farmasi, SMK Nusantara Palu.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
1. Toples
2. Aluminium foil
3. Kain putih/Kertas saring
4. Botol
5. Label
III.2.2 Bahan
1. Serbuk kulit jeruk manis
2. Alkohol 70%
3. Madu
4. Gula jawa
5. Maserat
6. Difitrat

III.3 Cara Kerja


III.3.1 Pembuatan
III.3.1.1 Tingtur
1. Timbang serbuk kulit jeruk manis 100 gram, masukkan ke dalam toples
2. Tambahkan alkohol 70% yang telah diencerkan menjadi alkohol dengan
konsentrasi 50%. Tambahkan 500 ml.
3. Tutup toples menggunakan aluminium foil kemudian di kocok selama 1 jam.
4. Tambahkan madu dan tambahkan gula jawa yang telah dihaluskan.
5. Saring maserat sebanyak 3x menggunakan kain putih.

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 16
6. Masukkan difitrat ke dalam botol yang telah di kalibrasi hingga 200 ml.
7. Tutup dengan aluminium foil, diberi label.
8. Simpan di tempat tertutup, kering dan terlindung dari cahaya.

http://id.scribd.com/doc/pembuatan.tingturPage 17

Anda mungkin juga menyukai