HASIL PENELITIAN
Sibetan
No. 151 Tahun 1990 Tanggal 31 Maret 1990 dengan tujuan untuk membantu
Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan diadakanlah paruman seluruh Prajuru
Desa Adat Sibetan dan pengurus LPD, yang bertempat di Bale Pura Puseh Desa
Adat Sibetan yaitu untuk menyepakati kapan dan dimana kantor LPD akan di
tempatkan, untuk sementara Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan
sampai sekitar satu tahun lamanya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat
Sibetan pindah ke Bale Banjar Adat Mantri, kemudian pada hari kamis tanggal 17
Oktober 1996 lembaga ini kembali pindah ke gedung baru yang diresmikan oleh
Bapak Bupati Karangasem kala itu yaitu Kol. Pol. Drs. I Ketut Merta S.MIK,
karena sesuai dengan perkembangan aset yang semakin besar dan penambahan
jumlah pegawai Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan maka
gedung baru yang bertempat lebih strategis di sebelah gedung lama yaitu tahun
2009.
49
50
Desa Adat Sibetan mempunai wilayah yang sangat luas yaitu terdiri dari dua
Perbekel yaitu Perbekel Sibetan dan Jungutan, serta memiliki dua puluh Banjar
Adat yaitu, 1) Br. Adat Kreteg, 2) Br. Adat Mantri,3) Br. Adat Tengah,4) Br. Adat
Triwangsa,5) Br. Adat Telugtug,6) Br. Adat Pengawan, 7) Br. Adat Telaga,8) Br.
Adat Karanganyar,9) Br. Adat Kutabali,10) Br. Adat Dukuh,11) Br. Adat
Mumbul,12) Br. Adat Yehbunga,13) Br. Adat Abiantiing,14) Br. Adat Tanah
Ampo,15) Br. Adat Batuampin,16) Br. Adat Kubu Pangi,17) Br. Adat Yeh
Kori,18) Br. Adat Panggleg,19) Br. Adat Untalan, dan 20) Br. Adat Galih.
Dengan banyaknya Banjar Adat yang ada berarti daya dukung masyarakat
terhadap Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan cukup banyak,
serta keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan bisa
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan merupakan salah satu
laba Pura di Desa Adat yang bisa dilihat secara nyata oleh masyarakat dengan
pembangunan pura dari hasil laba LPD setiap tahunnya baik peningkatan dana
tabungan, deposito, pinjaman kredit serta laba yang semangkin meningkat setiap
tahunnya, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan mulai berdiri
dengan modal awal yang bersumber dari bantuan Pemda TK. I Bali sebesar Rp.
2.000.000,- kemudian pada tahun 1995 Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa
Adat Sibetan mendapat modal tambahan dari Pemda TK. II Karangasem sebesar
Rp. 2.500.000,- sampai dengan tahun 2015 Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Desa Adat Sibetan sudah mempuyai aset Rp. 111.676.857.057,- (seratus sebelas
milyar enam ratus tujuh puluh enam juta delapan ratus lima puluh tujuh ribu lima
milyar tiga ratus enam puluh tiga juta empat ribu lima ratus delapan puluh rupiah )
Rp. 872.600.920,- (delapan ratus tujuh puluh dua juta enam ratus ribu sembilan
ratus dua puluh rupiah) sehingga selain meningkatkan gairah perekonomian desa
melalui pinjaman modal usaha LPD Desa Adat Sibetan juga meringankan beban
Sibetan
Setiap perusahaan baik itu perusahaan kecil atau besar selalu menginginkan
tercapai dengan baik. Untuk itu diperlukan adanya pembagian tugas yang jelas
disetiap komponen baik itu dari tingkat atas sampai pada tingkatan yang terendah,
yaitu antar pimpinan dan pegawai dimana hal tersbut dijabarkan dalam struktur
organisasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan, sehingga dapat
Desa (LPD) Desa Adat Sibetan . Setiap bagian dalam struktur tersebut memiliki
Gambar 5.1
Struktur Organisasi LPD Desa Adat Sibetan
BADAN
PENGAWAS
KEPALA LPD
TATA USAHA
BENDAHARA
KASIR
Satpam Kolektor & Staf Kolektor & Staf Kolektor & Staf
organisasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan adalah sebagai
berikut :
a. Kepala LPD
perusahaan
b. Badan Pengawas
c. Bendahara
d. Kasir
2) Mencatat kas keluar dan kas masuk, Mencatat dan membuat daftar
e. Tata Usaha
kepegawaian.
peralatan kantor.
55
f. Bagian Dana
g. Bagian Pembukuan
1) Mencatat kas keluar dan kas masuk ke dalam saldo kas berjalan,
h. Bagian Kredit
i. Bagian Umum
sesuai ketentuan.
pembayaran kredit.
kedit
temuan masalah.
n. Seksi Akuntansi
o. Seksi Kas
p. Seksi Tabungan
efisien.
q. Seksi Deposito
secara optimal kepada nasabah untuk bisa investasi dana yang lebih
besar.
r. Kolektor
s. Satpam
lingkungannya .
kantor .
serta tamu.
baik.
Setiap instansi atau lembaga pasti memiliki tujuan yang akan dicapai. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan visi dan misi yang matang, sehingga dapat
menjadi pedoman untuk mencapai tujuan suatu instansi atau lembaga. Adapun
visi, misi, dan tujuan dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan,
a. Visi
Visi dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan adalah
b. Misi
Adapun misi dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan
antara lain :
60
Paruman Desa, sangkepan banjar dan promosi melalui media yang relevan.
c. Tujuan
Adapun tujuan dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sibetan
antara lain :
modal.
peturunan krama.
pendidikan dan masa kerja. Berikut disajikan tabel mengenai data responden
Tabel 5.2
Persentase Karakteristik Responden Menurut Usia
Pada LPD Desa Adat Sibetan
Tahun 2019
Jumlah
No Umur
N (Responden) % (persen)
1 18-25 2 6,7
2 26-30 11 36,6
3 31-35 9 30,0
4 36-40 2 6,7
5 >40 6 20,0
Jumlah 30 100
Sumber : LPD Desa Adat Sibetan 2019
terbanyak berada pada umur 26-30 tahun yaitu sebanyak 36,6%. Sedangkan
kelompok umur terendah berada pada kelompok umur 18-25 dan 36-40 tahun
Tabel 5.1
Persentase Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
pada LPD Desa Adat Sibetan
Tahun 2019
Jumlah
No Jenis Kelamin
N (Responden) % (persen)
1 Laki-laki 12 40,0
2 Perempuan 18 60,0
Jumlah 30 100
Sumber: LPD Desa Adat Sibetan 2019
adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 40,0% dan sisanya 60,0% adalah
perempuan.
62
Tabel 5.4
Persentase Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir pada
LPD Desa Adat Sibetan
Tahun 2019
Jumlah
No Pendidikan
N (Responden) % (persen)
1 SLTA/SMK 2 6,7
2 D3 9 30,0
3 S1 16 53,3
4 S2 3 10,0
5 Lainnya - -
Jumlah 30 100
Sumber : LPD Desa Adat Sibetan 2019
Tabel 5.3
Persentase Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja
pada LPD Desa Adat Sibetan
Tahun 2019
Jumlah
No Masa Kerja
N (Responden) % (persen)
1 <1 - -
2 1-3 6 20,0
3 3-5 16 53,3
4 >5 8 26,7
Jumlah 30 100
Sumber: LPD Desa Adat Sibetan 2019
responden terbanyak berada pada rentang waktu 3-5 tahun yaitu sebanyak 53,3%.
63
Sedangkan masa kerja terendah berada pada rentang waktu 1-3 tahun yaitu
sebanyak 20,0%.
reliabilitas terhadap data yang diperoleh dari instrumen penelitian. Jika instrumen
a. Uji Validitas
sebagai alat ukur. Untuk mengatahui tingkat validitas instrumen dapat dilihat
nilai R tabel. Jika nilai R hitung > 0,3 maka item pernyataan adalah valid. Hasil
Uji Validitas Instrumen dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini :
Tabel 5.5
Hasil Uji Validitas Instrumen
Pearson
Pernyataan Correlatio Sig. R-tabel Ket.
n
Spiritual Leadership (X1)
X1.1 0,847 0.000 0,30 Valid
X1.2 0,749 0.000 0,30 Valid
X1.3 0,835 0.000 0,30 Valid
Kompensasi Finasial (X2)
X2.1 0,770 0.000 0,30 Valid
X2.2 0,896 0.000 0,30 Valid
X2.3 0,850 0.000 0,30 Valid
X2.4 0,874 0.000 0,30 Valid
X2.5 0,920 0.000 0,30 Valid
Kinerja Karyawan (Y)
Y.1 0,952 0.000 0,30 Valid
Y.2 0,923 0.000 0,30 Valid
Y.3 0,864 0.000 0,30 Valid
Y.4 0,867 0.000 0,30 Valid
Y.5 0,858 0.000 0,30 Valid
64
instrumen bernilai signifikan serta koefisien korelasi berada di atas 0,30. Hal
b. Uji Reliabilitas
pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Uji Reliabilitas adalah suatu cara
untuk melihat apakah alat ukur tersebut konsisten atau tidak. Apabila nilai Alpha
Cronbach lebih besar dari 0,60 maka hasil yang diperoleh dapat dikatakan handal.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut ini.
Tabel 5.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Jumlah Cronbach'
Variabel Standar Ket.
Instrumen s Alpha
Spiritual Leadership (X1) 3 0,736 0,60 Reliabel
Kompensasi Finasial (X2) 5 0,912 0,60 Reliabel
Kinerja Karyawan (Y) 6 0,932 0,60 Reliabel
Sumber: Pengolahan data penelitian, lampiran 3
masing variabel nilai Cronbach's Alphanya lebih besar dari 0,60. Hal tersebut
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
signifikansi lebih besar dari 0,05. Dari hasil analisis dengan menggunakan
program SPSS version 22 For Windows diperoleh hasil Uji Normalitas seperti
Tabel 5.7
Hasil SPSS Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. Deviation 1.08991629
Most Extreme Absolute .114
Differences Positive .114
Negative -.095
Test Statistic .114
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: Pengolahan Data Penelitian, Lampiran 4
Dari Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah
0,200. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti dapat dikatakan bahwa
b. Uji Multikolinearitas
model regresi ditemukan adanya korelasi (hubungan kuat) antar variabel bebas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebasnya. Pedoman bahwa suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu
dengan melihat nilai Tolerence lebih besar dari 0,10 serta koefisien VIF bernilai
lebih kecil dari 10. Nilai Tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel dapat
Tabel 5.8
Hasil SPSS Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas Tolerance Nilai VIF
Spiritual Leadership 0,311 3,212
Kompensasi Finasial 0,311 3,212
Sumber: Pengolahan Data Penelitian, Lampiran 4
Pada Tabel 5.8 menunjukkan nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 serta nilai
VIF lebih kecil dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
residualnya (ABS_RES) lebih besar dari 0.05, maka dapat dikatakan tidak
Tabel 5.9
Hasil SPSS Pengujian Gejala Heteroskedastisitas
Variabel B t-hitung Sig.
Konstan 0,705 0,848 0,404
Spiritual Leadership 0,109 0,889 0,382
Kompensasi Finasial -0,056 -0,745 0,463
Sumber : Pengolahan Data Penelitian, Lampiran 4
Dari Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya (ABS_RES) lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas pada model regresi.
67
R (Range)
C=
K (Jumlah Klasifikasi)
Diketahui:
K=5
Berikut perhitungannya:
4
C = = 0,80
5
a. Spiritual Leadership
variabel Spiritual Leadership dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut ini:
Tabel 5.10
Hasil Penilaian Responden terhadap Pernyataan Variabel Spiritual
Leadership pada LPD Desa Adat Sibetan
Jumlah Jawaban Rata- Kategori
(Responden) Total
No Pernyataan Rata penilai
Skor
SS S KS TS STS Skor An
Pimpinan LPD Desa Adat
Sibetan senantiasa
1 memberikan motivasi 4 14 10 2 - 110 3,67 Baik
untuk mencapai visi
perusahaan
Pimpinan LPD Desa Adat
Sibetan selalu menjaga
2 hubungan yang harmonis
5 15 9 1 - 114 3,80 Baik
dengan para karyawannya
Pimpinan LPD Desa Adat
Sibetan selalu
memberikan keyakinan
3 bahwa karyawannya 4 14 12 - - 112 3,73 Baik
mampu bekerja dan
memberikan hasil terbaik
bagi perusahaan
Jumlah Skor 336 11,20
Baik
Rata – Rata Skor 3,73
Sumber : Pengolahan data penelitian, lampiran 4
Leadership adalah 3,73, yaitu tergolong dalam kategori Baik. Dimana skor
jawaban tertinggi berada pada Pernyataan kedua yaitu “Pimpinan LPD Desa
karyawannya” dan skor jawaban terendah berada pada pernyataan pertama yaitu
b. Kompensasi Finasial
69
variabel Kompensasi Finasial yang dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini:
Tabel 5.11
Hasil Penilaian Responden Terkait terhadap Pernyataan Variabel
Kompensasi Finasial pada LPD Desa Adat Sibetan
Jumlah Jawaban Rata- Kategori
(Responden) Total
No Pernyataan rata Penilai
Skor
SS S KS TS STS Skor An
Gaji yang saya terima
1 sudah sesuai dengan 5 18 6 1 - 117 3,90 Baik
tanggung jawab saya
Upah lembur yang
saya terima sudah
2 sesuai dengan aturan 7 16 6 1 - 119 3,97 Baik
yang ditetapkan
perusahaan
Insentif yang
diberikan sudah
3 sesuai dengan hasil
- 19 9 2 - 107 3,57 Baik
kerja saya
Tunjangan yang saya
4 terima sudah sesuai 1 17 11 1 - 108 3,60 Baik
dengan kinerja saya
Fasilitas yang
diberikan perusahaan
5 untuk menunjang 8 15 7 - - 121 4,03 Baik
pekerjaan sudah
memadai
Jumlah Skor 572 19,07
Baik
Rata – Rata Skor 3,81
Sumber : Pengolahan data penelitian, lampiran 4
Berdasarkan Tabel 5.11 total rata-rata skor untuk variabel Kepuasan Kerja
adalah 3,81, yaitu tergolong dalam kategori Baik. Dimana skor jawaban tertinggi
terendah berada pada Pernyataan ketiga yaitu “Insentif yang diberikan sudah
c. Kinerja Karyawan
variabel Kinerja Karyawan yang dapat dilihat pada Tabel 5.13 berikut ini:
70
Tabel 5.13
Hasil Penilaian Responden terhadap Pernyataan Variabel Kinerja
Karyawan pada LPD Desa Adat Sibetan
Jumlah Jawaban Rata- Kategori
(Responden) Total
No Pernyataan Rata Penilai
Skor
SS S KS TS STS Skor An
Saya mampu mengerjakan
Sangat
1 pekerjaan dengan hasil 10 17 3 - - 127 4,23
yang maksimal Baik
Saya mampu
menyelesaikan pekerjaan
2 sesuai dengan target yang
9 18 3 - - 126 4,20 Baik
telah ditetapkan perusahaan
Saya mampu
3 menyelesaiakan pekerjaan 5 16 7 2 - 114 3,80 Baik
dengan tepat waktu
Saya mampu
memanfaatkan fasilitas
4 yang telah disediakan guna 7 19 4 - - 123 4,10 Baik
membantu dalam proses
pencapaian target
Saya mampu
5 menyelesaikan pekerjaan 2 16 10 2 - 108 3,60 Baik
secara mandiri
Saya memiliki komitmen
untuk menyelesaikan
6 pekerjaan dengan
3 19 8 - - 115 3,83 Baik
maksimal
Jumlah Skor 713 23,77
Baik
Rata – Rata Skor 3,96
Sumber : Pengolahan data penelitian, lampiran 4
Karyawan adalah 3,96, yaitu tergolong dalam kategori Baik. Dimana skor
mengerjakan pekerjaan dengan hasil yang maksimal” dan skor jawaban terendah
secara mandiri”.
dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan, digunakan alat bantu analisis
yaitu Program SPSS version 22 For Windows. Hasil analisis SPSS dapat dilihat
Tabel 5.14
Rekapitulasi hasil Analisis dengan
Program SPSS for Windows Version 22.00
Variabel B t-hitung Sig.
Konstanta 2,227 1,596 0,122
Spiritual Leadership 0,690 3,354 0,002
Kompensasi Finasial 0,724 5,724 0,000
R 0,949
2
Adjusted R Square (R ) 0,893
F hitung 121,841
Sig. F 0,000
Sumber: Pengolahan Data Penelitian, Lampiran 5
dalam hal ini digunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan nilai-nilai
pada Tabel 5.14, maka persamaan regresi linier berganda akan menjadi:
Y = a + b1X1 + b2X2
Berdasarkan Tabel 5.14 didapat hasil koefisien korelasi berganda (R) adalah
sebesar 0,961 berada antara 0,80 – 1,000 yang berarti korelasi adalah sangat kuat.
c. Koefisien Determinasi
Square) adalah 0,893. Ini berarti besarnya kontribusi antara Spiritual Leadership
sisanya 10,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian
ini.
d. Uji t
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh antara Spiritual Leadership dan
atau hanya diperoleh secara kebetulan. Berdasarkan Tabel 5.14 di atas dapat
Spiritual Leadership adalah 3,354 dan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Ini
positif terhadap Kinerja Karyawan pada LPD Desa Adat Sibetan” dapat
diterima.
Kompensasi Finasial adalah 5,724 dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Ini
positif terhadap Kinerja Karyawan pada LPD Desa Adat Sibetan” dapat
diterima.
e. Uji F
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh antara Spiritual Leadership dan
signifikan atau hanya diperoleh secara kebetulan. Berdasarkan Tabel 5.14, hasil
adalah 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa Spiritual Leadership dan Kompensasi
5.3 Pembahasan
Spiritual Leadership adalah 3,354 dan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Ini
terhadap Kinerja Karyawan pada LPD Desa Adat Sibetan. Spiritual Leadership
merupakan sebuah nilai, sikap dan perilaku pemimpin yang diperlukan dalam
upaya memotivasi diri sendiri maupun orang lain. Dalam hal peningkatan kinerja
melalui peningkatan kinerja. Oleh karena itu, kepemimpinan spiritual ini bertujuan
untuk memotivasi dan menginspirasi para karyawan melalui penciptaan visi dan
75
budaya yang didasarkan pada nilai-nilai altruistik untuk menghasilkan para tenaga
kerja yang memiliki komitmen organisasi dan produktivitas yang baik. Melalui
pendekan secara spiritual terhadap karyawan akan menjalin hubungan dari hati
membawa kita kepada pencarian jati diri lebih mendalam, mencari kebaikan dan
potensi terbaik dari dalam diri, menghargai dan memahami orang lain,
kasih terhadap orang lain, dan membuat kita bersemangat dalam meningkatkan
Kompensasi Finasial adalah 5,724 dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Ini
terhadap Kinerja Karyawan pada LPD Desa Adat Sibetan. Kompensasi Finasial
tingkat motivasi kerja serta kinerja pegawai. Perusahaan yang menentukan tingkat
pegawai bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja pegawai
pegawai dan keluarganya. Pegawai yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja,
biasanya akan memiliki kinerja yang tinggi pula. Imbalan atau kompensasi akan
Oleh karenanya imbalan dapat dipakai sebagai dorongan atau motivasi pada suatu
tingkat perilaku dan prestasi, dan dorongan pemilihan organisasi sebagai tempat
terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Wilayah
Makasar.
Kinerja Karyawan
Kinerja Karyawan pada LPD Desa Adat Sibetan. Kinerja, adalah kuantitas
dan kualitas hasil kerja individu atau kelompok di dalam organisasi dalam
prosedur operasi yang telah ditetapkan atau berlaku dalam dalam organisasi.
baik. Selain itu di sisi lain Kompensasi Finasial juga memberikan pengaruh
kerja, serta efisiensi dan efektivitas produksi. Oleh karena itu, bila
Artha Mas Abadi Pati. Dan penelitian dari Listya Maretha Sari (2010) yang
Surabaya.