Anda di halaman 1dari 22

BADAN KERJASAMA ANTAR DESA

(BKAD)
KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER
Alamat : Jl. Negara KM.85 Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser Kode Pos 76282

PERATURAN ORGANISASI BADAN KERJASAMA ANTAR DESA


KECAMATAN LONG IKIS
NOMOR : 02 TAHUN 2020

TENTANG
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR PERGULIRAN
PENGELOLAAN PINJAMAN DANA SPP, PIHAK KETIGA,
MANDIRI, PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 22 Anggaran Dasar Badan Kerja Sama
Antar Desa Kecamatan Long Ikis, Ketentuan Peralihan ditetapkan peraturan
dan kebijakan tentang Standar Operasional dan Prosedur (SOP) yang berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dinyatakan tetap berlaku.
b. bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
menetapkan Peraturan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Badan Kerja
Sama Antar Desa Kecamatan Long Ikis Tentang Perguliran Pengelolaan
Pinjaman dana SPP, Pihak ketiga, mandiri, BUMDes, dan Perangkat Desa dari
Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) yang dikelola oleh BKAD
Kecamatan Long Ikis.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017 Tentang Kerja Sama
Desa di Bidang Pemerintahan Desa.
5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Kerja Sama Antar Desa
Kecamatan Long Ikis.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI BADAN KERJASAMA ANTAR DESA KECAMATAN


LONG IKIS TENTANG STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR PERGULIRAN
1

1
PENGELOLAAN PINJAMAN DANA SPP, PIHAK KETIGA, MANDIRI, PERANGKAT
DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dasar Penyusunan

SOP Pengelolaan Perguliran disusun dengan memperhatikan dan berdasar pada :


(1) Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan Penjelasan X tentang
Pengelolaan Dana Bergulir dan PTO XI tentang Penataan Kelembagaan dan
Pengembangan Ekonomi Perdesaan;
(2) Petunjuk Teknis Tambahan Usulan Kegiatan SPP dan Pengelolaan Dana Bergulir;
(3) Surat Direktur Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Ditjen. PMD Kemendagri
Nomor :414.2/1108/PNPM-MP/II/2012 tanggal 13 Agustus 2012 tentang Pengelolaan
Dana Bergulir;
(4) Memo internal TL KMW-III no. 06/KMW-III/I/2014 tanggal 8 Januari 2014 tentang
Pembakuan Sistem Perguliran;
(5) Surat Dirjen PPMD No. 134/DPPMD/VII/2015 tentang panduan pengakhiran serta
penataan dan pengalihan kepemilikan aset hasil kegiatan PNPM-Mpd;
(6) PERBUB BKAD No.13 tahun 2016 tentang pelestarian hasil PNPM-MPd.
(7) Musyawarah Antar Desa (MAD) Tahun 2020

Pasal 2
Pengertian

Dana bergulir adalah kegiatan yang bersifat pinjaman dari Dana Amanah
Pemberdayaan (DAPM), disalurkan oleh Bidang Pengelola Keuangan Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD) yang dapat digunakan masyarakat dalam bentuk
pinjaman kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) dalam Kegiatan
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang disalurkan melalui Kelompok-Kelompok
Masyarakat, pinjaman kepada pihak ketiga, pinjaman perorangan/individu/mandiri,
pinjaman BUMDes, dan pinjaman bagi Perangkat Desa.

Pasal 3
Prosedur Pinjaman

Prosedur Pinjaman merupakan suatu urutan kegiatan yang melibatkan beberapa


lembaga dalam kelembagaan BKAD yang dibuat untuk menjamin standarisasi
kegiatan perguliran DAPM dan dapat dilakukan berulang-ulang yang di dalam
Penjelasannya disebut dengan istilah mekanisme pengelolaan yang bermakna
tahapan-tahapan yang harus diterapkan dalam pengelolaan dana bergulir sejak dari
perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban.

2
Pasal 4
Sistem Pinjaman

Sistem Pinjaman adalah kegiatan pengorganisasian, prosedur, pembinaan dan


pengawasan perguliran dan kelembagaan BKAD yang bekerja dalam satu kesatuan.

BAB II
TUJUAN, FUNGSI DAN PRINSIP

Pasal 5
Tujuan Pengelolaan Dana Bergulir

1) Memberikan kemudahan akses pendanaan ekonomi rumah tangga baik kepada


masyarakat sebagai pemanfaat maupun kelompok usaha;
2) Pengembangan dana bergulir yang sesuai dengan tujuan pelestarian Dana Amanah
Pemberdayaan Masyarakat;
3) Peningkatan kapasitas pengelola kegiatan dana bergulir di tingkat wilayah
perdesaan;
4) Meningkatkan peran kelembagaan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir pada Bidang
Pengelola Keuangan, Bidang Verifikasi, Pengawasan dan Penyelesaian Tunggakan,
dan lembaga pendukung lainnya, sebagai pengelola dana bergulir yang mengacu
pada tujuan program secara akuntabel, transparan dan berkelanjutan;
5) Peningkatan pelayanan pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga terkait
permodalan usaha melalui kelompok-kelompok pemanfaat, pengembangan
BUMDes, dan pelayanan kebutuhan bagi perangkat desa;

Pasal 6
Sifat Dana Bergulir

1) Perguliran dana bersifat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat di wilayah


Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Propinsi Kalimantan Timur;
2) Sifat Pengelolaan Dana Bergulir adalah Mudah, Cepat dan Lestari;

Pasal 7
Fungsi Dana Bergulir

1) Memberikan pinjaman dana kepada kelompok simpan pinjam, kelompok usaha


produktif, kerja sama Pihak ketiga dan pinjaman perorangan/individu/mandiri,
permodalan pengembangan BUMDes, dan penambahan modal usaha bagi
Perangkat Desa
2) Menumbuh kembangkan usaha produktif dan kelompok perempuan maupun usaha
perorangan;
3

3
3) Mendayagunakan kemampuan potensi lokal dalam pengembangan usaha bagi
ekonomi masyarakat miskin;
4) Mempertinggi kualitas sumber daya manusia dan kelompok untuk mencapai
terciptanya masyarakat yang mandiri;
5) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di kecamatan Long Ikis.

Pasal 8
Prinsip Dana Bergulir

1) Kegiatan Perguliran Dana tetap mengacu pada prinsip Transparansi,, partisipasi,


kompetisi sehat, desentralisasi, akuntabilitas dan berkelanjutan;
2) Dalam pengembangan asset dana bergulir perlu memperhatikan juga prinsip
pendayagunaan dan pengembangan sumber daya yang ada di masyarakat.

Pasal 9
Sasaran Pinjaman Dana Bergulir

1) Kelompok Simpan Pinjam (KSP) adalah kelompok yang mempunyai kegiatan


pengelolaan simpanan dan pinjaman dengan prioritas kelompok yang mempunyai
anggota RTM dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan anggota yang
anggotanya khusus perempuan dan disertakan agunan dari salah satu anggota
kelompok;
2) Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah kelompok yang mempunyai kegiatan
usaha yang dikelola secara bersama oleh anggota kelompok dengan tujuan untuk
peningkatan ekonomi;
3) Usaha Dagang/Perdagangan (UD) atau Kerja Sama dengan Pihak Ketiga adalah
Usaha/Perusahaan perorangan yang dikelola secara individual dengan disertai Surat
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan agunan/jaminan;
4) Pinjaman perorangan/individu/mandiri adalah pinjaman perorangan yang dapat
digunakan untuk usaha dan atau lain-lain oleh perorangan yang mana perorangan
tersebut wajib meyertakan agunan/jaminan;
5) Penambahan modal BUMDes dengan besaran bunga 1 %;
6) Pinjama Dana untuk Perangkat Pemerintahan Desa dan Kelurahan, angsuran
dibayarkan sesuai jadwal pencairan honor di desa dan kelurahan masing- masing,
melalui Bendahara Desa, dengan jaminan SK;
7) Pinjaman Dana Talangan untuk kegiatan di Desa dan Kelurahan yang bersifat
darurat, dengan besaran disesuaikan permohonan dengan bunga 0 %;
8) Pinjaman Dana Talangan untuk kegiatan Desa dan Kelurahan dengan besaran
bunga 0,5 % .

BAB II
DASAR PENGELOLAAN DANA BERGULIR
4

4
Pasal 10

Pengelolaan kegiatan dana bergulir dilakukan mengarah pada pelestarian dan


pengembangan dana bergulir dengan ketentuan dasar sebagai berikut :
1) Pelestarian kegiatan Dana Pinjaman (Bergulir) adalah upaya yang mengarah pada
pengembangan dana bergulir untuk permodalan usaha mikro/makro pada wilayah
Kecamatan Long Ikis;
2) Kemudahan akses pendanaan usaha bagi RTM yang tidak mempunyai akses
langsung pada lembaga keuangan formal maupun nonformal;
3) Pelestarian Prinsip Pengelolaan dana bergulir mengacu pada prinsip
pengembangan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat Desa (DAPM);
4) Kepemilikian dana bergulir DAPM adalah milik masyarakat yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari BLM - PPK, BLM – eks PNPM Mandiri Perdesaan dan
sumber dana lain;
5) Pelestarian kelembagaan harus tetap menggunakan ketentuan kelembagaan yang
ada sesuai dengan ketentuan yang berlaku: Bidang Pengelola Keuangan,
Peminjam, Bidang Verifikasi dan Pendanaan;
6) Pengembangan Kelompok harus tetap memperhatikan pengembangan kelompok
yang mempunyai anggota RTM dan memberikan kesempatan kepada kelompok
untuk menambah permodalan melalui pembagian keuntungan dengan Insentif
Pengembalian Tepat Waktu (IPTW);
7) Akuntabilitas dan Transparansi, Setiap tahun anggaran pengelola kegiatan dana
bergulir harus melakukan tutup buku, membuat laporan pertanggungjawaban
selama satu tahun dan membuat rencana kerja, dan laporan pertanggungjawaban
disampaikan pada masyarakat melalui Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Papan
Informasi.

BAB III
KETENTUAN PENDANAAN

Pasal 11
1. Keputusan pendanaan ditetapkan pada Rapat akhir vedrifikasi yang dipimpin
BKAD.
2. Rapat Pendanaan menetapkan daftar kelompok yang menerima perguliran atau
kelompok daftar tunggu perguliran;
3. Pendanaan kredit disesuaikan dengan perkembangan / ketersediaan dana yang
ada dan dana yang tersedia di rekening BKAD;
4. Dana bergulir dapat digunakan untuk pendanaan kegiatan Usaha Ekonomi
Produktif (UEP) antara lain Kelompok Simpan Pinjam Campuran, Kelompok
Usaha Bersama, kegiatan SPP, Pinjaman Pihak ketiga, dan pinjaman
perorangan/individu/mandiri, dan Pinjaman Perangkat Desa dan BPD;
5. Dana perguliran SPP tidak hanya digunakan untuk pendanaan kegiatan SPP;
6. Pinjaman disalurkan kepada Kelompok SPP, masyarakat
perorangan/Individu/mandiri , Pinjaman Pihak ketiga, Pinjaman Perangkat Desa
dan BPD;
5

5
7. Kegiatan verifikasi dilakukan sesuai dengan jenis pinjaman;
8. Adanya perjanjian pinjaman antara BKAD dan peminjam;
9. Jadwal angsuran dapat disesuaikan dengan fungsi kelompok (kelompok
penyalur atau kelompok pengelola) dan siklus usahanya;
10. Pembebanan jasa pinjaman mengacu sesuai dengan suku bunga terendah pada
bank pemerintah di Kecamatan Long Ikis, dan ditetapkan pada saat MAD;
11. Kelompok dapat diberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW) sebagai
stimulan permodalan kelompok;
12. Jasa pinjaman dari BKAD kepada pemanfaat sebesar 1,4 %, dana talangan
darurat 0 %, dan dana talangan kegiatan lainnya 0.5%.

BAB IV
PROSEDUR PINJAMAN

Pasal 12

Merupakan urutan kegiatan/ tahapan yang harus diterapkan dalam pengelolaan dana
bergulir yaitu meliputi :
1. Persiapan
2. Pengajuan Usulan (Proposal) Pinjaman Kelompok, Pihak ketiga,
perorangan/individu/mandiri, pinjaman perangkat Desa, dan pinjaman dana
talanagan kegiatan.
3. Usulan Pinjaman ke BKAD
4. Verifikasi oleh Bidang Verifikasi
5. Keputusan Pendanaan ditetapkan pada rapat Pendanaan
6. Musyawarah Pendanaan yang dipimpin oleh BKAD
7. Pencairan Pendanaan usulan pinjaman ditransfer dari rekening BKAD ke Rekening
peminjam
8. Pengembalian Pinjaman dengan transfer atau tunai ke Bidang Pengelola Keuangan
BKAD

BAB V
PENETAPAN JASA PINJAMAN DAN WAKTU PINJAMAN

Pasal 13
Jasa Pinjaman

1. Besar Jasa pinjaman untuk pinjaman yang bersumber dari DAPM adalah sesuai
suku bunga terendah pada bank pemerintah dan ditetapkan sebesar suku bunga
bank pada tahun berjalan dengan sistem flat rate (tetap).
2. Penetapan besaran jasa pinjaman dari sumber dana lain dapat dikenakan dengan
mempertimbangkan ketentuan sebagai berikut :
a) Biaya dana adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber dana
6

6
b) Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan atas biaya operasional yang
dikeluarkan dalam satu periode yang terdiri dari :
a. Honor Pembina, Tenagan Ahli, Pengawas, Pengurus Harian BKAD,
Pengurus Bidang Pengelola Keuangan, Administrasi Umum, Transport,
Kebersihan Kantor, Biaya inventaris, Biaya Asuransi, Biaya Lain-lain;
b. Biaya Non operasional (tidak termasuk Biaya Pajak dan Administrasi
Bank);
c. Biaya Operasional adalah Total Biaya Operasional dan Non
Operasional di luar biaya bank dibandingkan dengan Pendapatan Jasa
dibagi 12 (dua belas) bulan.
d. Resiko Pinjaman adalah Biaya yang dikeluarkan untuk menutup
kerugian seandainya terjadi tunggakan yang permanen (macet);
e. Margin keuntungan yang dikehendaki adalah selisih yang diharapkan
dari aktivitas penyaluran dana. Perhitungan dapat diuraikan sebagai
berikut :

f. SIMULASI
Pinjaman Pihak III= 1,4 %
Biaya Operasional= 3%
Resiko Pinjaman= 2%
Margin Keuntungan= 3%
Suku Bunga SPP = 16% tetap /tahun
Suku Bunga P3 = 20.4% tetap /tahun
Suku bunga Individu = 20.4% tetap/tahun

BAB VI
PERSYARATAN PINJAMAN

Pasal 14

A. Kelompok Pinjaman SPP


1. Kelompok SPP mempunyai kepengurusan yang jelas minimal Ketua, Sekretaris
dan Bendahara;
2. Mempunyai kegiatan ekonomi dan atau kemasyarakatan;
3. Anggota kelompok SPP yang menjadi pemanfaat benar-benar warga desa
setempat atau warga Kecamatan Long Ikis dibuktikan dengan foto copy Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku;
4. Anggota kelompok peminjam wajib mendapatkan persetujuan dari ahli waris;

5. Kelompok lunas yang akan mengajukan kembali pinjamannya harus dinilai kondisi
pinjamannya :
a) Jika tidak pernah menunggak pinjaman dapat ditingkatkan dari pinjaman
sebelumnya;
b) Jika pernah menunggak atau masuk kolektibilitas II, maka pengajuannya
7

7
Maksimal 75% dari pinjaman sebelumnya;
c) Jika mempunyai catatan tunggakan di atas kolektibilitas III, maka pengajuan
maksimal 50% dari pinjaman sebelumnya;
6. Kelompok peminjam :
a) Kelompok penyalur pinjaman (Channelling) dengan persyaratan tambahan :
1. Umur kelompok minimal 1 (satu) tahun;
2. Usia anggota Kelompok minimal 20 tahun sampai 60 tahun (usia 17 tahun
dan sudah berkeluarga)
3. Kelompok minimal mempunyai pengurus yang jelas;
4. Minimal mempunyai buku notulen/catatan dan atau buku kas harian;
5. Minimal mempunyai kegiatan rutin, minimal pertemuan;
6. Anggota kelompok yang meminjam minimal 5 orang;
7. Dalam satu kelompok yang meminjam tidak boleh terdiri ayah, ibu, anak
dan anggota keluarga lainnya yang masuk dalam 1 (satu) Kartu Keluarga;
8. Kelompok wajib mempunyai tabungan kelompok, selanjutnya tabungan
tersebut disepakati dapat digunakan sebagai tanggung renteng;
b) Kelompok pengelola pinjaman (executing) dengan persyaratan tambahan :
1. Kelompok telah menjadi nasabah BKAD minimal 1 tahun dengan kondisi
tidak pernah ada tunggakan;
2. Mempunyai pengalaman mengelola dana simpanan dan pinjaman
minimal 3 tahun
3. Tunggakan pinjaman yang ada di kelompok maksimal 20 % dari target
pengembalian;
4. Maksimal pengajuan pinjaman 300% dari tabungan kelompok dan modal
kelompok;
5. Bagi kelompok executing dapat mengajukan gabungan pinjaman untuk
Channelling (menyalurkan) dan executing (mengelola).
6. Kelompok yang berhak memperoleh dana perguliran adalah:
i. Kelompok Lama yang sedang tidak mempunyai tanggungan pinjaman
ke BKAD, masih dianggap layak setelah dianalisa kemampuan
kelembagaan dan kemampuan pengembalian, dinyatakan layak oleh
Bidang Verifikasi;
ii. Kelompok Baru yang sedang tidak mempunyai tanggungan pinjaman
ke BKAD dan atau lembaga keuangan lainnya, dianggap layak setelah
di analisa kemampuan kelembagaan dan kemampuan pengembalian,
dinyatakan layak oleh Bidang Verifikasi.
7. Pinjaman tidak disalurkan ke kelompok yang mempunyai reputasi jelek;
8. Apabila anggota kelompok meninggal dunia, maka angsuran akan
diteruskan ke ahli waris;
9. Bagi kelompok yang bermasalah tidak dapat diberikan kembali pinjaman
dana bergulir;
10. Bagi kelompok yang mempunyai track record baik maka diprioritaskan
untuk didanai kembali;

B. Pinjaman Pihak Ketiga dan Pinjaman perorangan/Individu/mandiri


1. Pinjaman pihak ketiga harus memiliki usaha yang jelas dibuktikan dengan adanya
SIUP dan SITU sedangkan pinjaman perorangan/Individu/Mandiri dibuktikan
8

8
dengan Surat Keterangan Usaha dari Desa;
2. Usaha/Perusahaan harus memiliki Analisa pendapatan yang jelas dibuktikan
dengan adanya pencatatan Buku administrasi;
3. Peminjam benar-benar Kecamatan Long Ikis dibuktikan dengan Photocopy Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku;
4. Peminjam wajib memberikan agunan/jaminan;
5. Peminjam wajib mendapatkan persetujuan dari salah satu anggota keluarganya
sebagai ahli waris dan diketahui oleh Kepala Desa, RT dan atau RW setempat;
6. Pinjaman yang telah lunas yang akan mengajukan kembali pinjamannya harus
dinilai kondisi pinjamannya :
a) Jika tidak pernah menunggak pinjaman dapat ditingkatkan dari pinjaman
sebelumnya;
b) Jika pernah menunggak atau masuk kolektibilitas II, maka pengajuannya
Maksimal 75% dari pinjaman sebelumnya;
7. Pinjaman tidak disalurkan ke Peminjam yang mempunyai reputasi jelek;
8. Apabila peminjam meninggal dunia, maka angsuran akan diteruskan ke ahli waris;
9. Bagi Peminjam yang bermasalah tidak dapat diberikan kembali pinjaman dana
bergulir;
10. Bagi peminjam yang mempunyai track record baik maka diprioritaskan untuk
didanai kembali;

C. Pinjaman Pengembangan BUMDes


1. Pinjaman pengembangan BUMDes dibuktikan dengan Surat Keputusan Pengurus
BUMDesa dari Kepala Desa;
2. Kepengurusan BUMDes memiliki Analisa pendapatan yang jelas dibuktikan
dengan adanya pencatatan Buku administrasi;
3. Hanya diberikan bagi BUMDes yang ada di Kecamatan Long Ikis;

4. Peminjam wajib memberikan agunan/jaminan dari aset BUMDes atau aset Desa
dengan adanya surat keterangan kepemilikan aset yang diagunkan untuk
BUMDes oleh Kepala Desa;
5. Peminjam wajib mendapatkan rekomendasi dari Camat;
6. Pinjaman yang telah lunas yang akan mengajukan kembali pinjamannya harus
dinilai kondisi pinjamannya :
c) Jika tidak pernah menunggak pinjaman dapat ditingkatkan dari pinjaman
sebelumnya;
d) Jika pernah menunggak atau masuk kolektibilitas II, maka pengajuannya
Maksimal 75% dari pinjaman sebelumnya;
7. Pinjaman tidak disalurkan ke Peminjam yang mempunyai reputasi jelek;
8. Bagi Peminjam yang bermasalah tidak dapat diberikan kembali pinjaman dana
bergulir;
9. Bagi peminjam yang mempunyai track record baik maka diprioritaskan untuk
didanai kembali;
D. Pinjaman Bagi Perangkat dan Lembaga Desa
1. Pinjaman dibuktikan dengan Surat Keputusan Perangkat Desa dari Kepala Desa;
2. Pinjaman bagi Lembaga Desa yang dibuktiklan dengan Surat Keputusan dari
Bupati;
9

9
3. Peminjam wajib memberikan agunan/jaminan yang disesuaikan;
4. Peminjam wajib mendapatkan rekomendasi dari Kepala desa;
5. Pembayaran dilakukan dengan pemotongan gaji pada setiap pencairan gaji oleh
Bendahara Desa;
6. Pinjaman yang telah lunas yang akan mengajukan kembali pinjamannya harus
dinilai kondisi pinjamannya :
7. Apabila peminjam berhenti dari jabatannya, maka pinjaman berubah menjadi
pinjaman mandiri/perorangan, dengan ketentuan yang sama;
8. Apabila peminjam meninggal dunia, maka angsuran akan diteruskan ke ahli war
9. Pinjaman tidak disalurkan ke Peminjam yang mempunyai reputasi jelek;

10. Bagi Peminjam yang bermasalah tidak dapat diberikan kembali pinjaman dana
bergulir;
11. Bagi peminjam yang mempunyai track record baik maka diprioritaskan untuk
didanai kembali;

BAB VII
ADMINISTRASI DAN PROSEDUR PINJAMAN

Pasal 15
Persiapan

1. Bidang Pengelola Keuangan melakukan evaluasi internal untuk menilai kesiapan


meliputi aspek keuangan, administrasi pinjaman dan kesiapan Peminjam;
2. Bidang Pengelola Keuangan menyampaikan kesiapan dengan mengajukan
permohonan kepada BKAD untuk jadwal musyawarah rapat koordinasi awal
dengan melampirkan data proposal atau pinjaman terbaru;
3. BKAD, Bidang Pengeloa Keuangan dan Bidang Verifikasi menjadwalkan
rencana kegiatan meliputi :
a. Informasi kepada kepala desa, kelompok SPP dan masyarakat peminjam
b. Evaluasi usulan pinjaman oleh Bidang Pengelola Keuangan
c. Informasi hasil Musyawarah awal Verifikasi kepada Desa dan Kelompok
d. Bidang Verifikasi didampingi BKAD dan Bidang Keduangan memverifikasi ke
Desa
4. BKAD, Bidang Pengeloa Keuangan dan Bidang Verifikasi menjadwalkan rapat
Koordinasi Akhir meliputi :
a. Bidang Vertifikasi melaporkan hasil verifikasi
b. Evaluasi hasil verifikasi oleh Bidang Pengelola Keuangan
c. Pendaan oleh BKAD
d. Pencairan Pinjaman
5. BKAD menerbitkan surat pemberitahuan kegiatan perguliran kepada Desa dan
Kelompok dengan tembusan kepada Pembina (Camat)

Pasal 16
Pengajuan Usulan (Proposal) Pinjaman
10

10
1. Kelompok SPP mengadakan pertemuan kelompok untuk menentukan calon
pemanfaat dan besarnya pengajuan pinjaman;
2. Pengajuan Usulan harus sepengetahuan Kepala Desa dalam bentuk rekomendasi
tertulis;
3. Usia kelompok SPP sekurang kurangnya 1 tahun pada saat akan mengajukan
pinjaman;
4. Pinjaman pihak ketiga dan pinjaman perorangan/individu/mandiri sekurang
kurangnya memiliki analisa pendapatan perbulan yang dibuktikan dengan
pencatatan pada buku administrasi;
5. Pinjaman pengembangan BUMDes aktif dengan dibuktikan usaha yang
berkembang, dan mendapat rekomendasi dari Pembina (Camat)
6. Pinjaman bagi perangkat Desa dan Lembaga Desa dianalisis pemotongan 95% dari
Gaji pokok apabila ada usaha lainnya;
7. Pengembalian Pinjaman telah mencapai minimal 80% bagi kelompok yang masih
memiliki pinjaman di BKAD.
8. Proposal dengan format sesuai ketentuan.

9. Dokumen pengajuan dilampiri :


a. Surat Pengajuan Kredit;
b. Foto copy e-KTP Peminjam dan suami/istri/ahli waris
c. Foto copy Kartu Keluarga
d. Pas photo 4x6 berwarna suami dan istri/ahli waris
e. Surat Rekomendasi dan domisili dari Kepala Desa/ Lurah;
f. Jaminan Pinjaman;
g. Daftar Anggota Kelompok (bagi kelompok SPP);
h. Rencana Kegiatan Kelompok (bagi kelompok SPP);
i. Surat Pernyataan Tanggung Renteng (bagi kelompok SPP);
j. Daftar Calon Pemanfaat;
k. Rencana Setoran ke BKAD;
l. Rencana Setoran dari Anggota ke Kelompok (bagi kelompok SPP);
m. Surat Pernyataan Persetujuan dari anggota keluarga/ ahli waris peminjam;
n. Kartu Kredit pinjaman sebelumnya bagi yang pernah menjadi nasabah;
o. Usulan pinjaman diserahkan ke Bidang Pengelola Keuangan;
p. Surat pernyataan pengurus untuk bertanggungjwab terhadap kelompok;
q. Foto copy SITU SIUP (bagi Badan Usaha)
r. Foto copy akta notaris (bagi Badan Usaha)
s. Foto copy NPWP (bagi Badan Usaha)
t. Foto copy Rekening BRI/Bankaltimtara.

Pasal 17
Evaluasi Usulan

1. Bidang Pengelola Keuangan melakukan pemeriksaan kelengkapan usulan pinjaman


yang diterima;
2. Pemeriksaan kelengkapan dengan menggunakan cek list kelengkapan disertai catatan
hasil pemeriksaan administrasi;
11

11
3. Bagi Kelompok atau Peminjam yang telah menjadi nasabah, Bidang Pengelola
Keuangan melampirkan proposal dan hasil verifikasi tahun sebelumnya;
4. Bidang Pengelola Keuangan membuat Hasil Penilaian Kategorisasi Kelompok (Pemula,
Berkembang, dan atau Matang/ Siap);
5. Evaluasi usulan pinjaman oleh Bidang Pengelola Keuangan sekurang kurangnya
meliputi :
a) Latar Belakang;
b) Kondisi Saat ini;
c) Riwayat pinjaman;
d) Rencana Usaha;
e) Black list, pernah memiliki tunggakan, penanganan pinjaman (restrukturisasi,
rescheduling), dan pinjaman di tempat lain.
6. Hasil evaluasi dibuat secara tertulis dan ditanda tangani oleh Ketua Bidang Pengelola
Keuangan ketua Bidang Verifikasi;
7. Bidang Pengelola Keuangan membuat berita acara serah terima hasil evaluasi usulan
pinjaman beserta dokumen pendukungnya kepada Bidang Verifikasi.

Pasal 18
Verifikasi Oleh Bidang Verifikasi

1. Bidang Verifikasi melakukan desk review atas semua dokumen usulan dan hasil
evaluasi daei Bidang Pengelola Keuangan;
2. Menyusun perencanaan dan jadwal verifikasi lapangan, verifikasi dilakukan terhadap
calon pemanfaat;
3. Bidang Pengelola Keuangan mendampingi Bidang Verifikasi di lapangan;
4. Pengawas melakukan monitoring pelaksanaan verifikasi;
5. Bidang Verifikasi membuat rekomendasi layak/tidak layak secara tertulis dan ditanda
tangani oleh semua anggota Bidang Verifikasi;
6. Bidang Verifikasi membuat laporan tertulis hasil kegiatan verifikasi dan dilaporkan
secara resmi pada rapat koordinasi akhir;
7. Dokumen administrasi oleh Bidang Verifikasi sekurang kurangnya terdiri dari :
a) Jadwal/rencana verifikasi
b) Formulir verifikasi
c) Rekomendasi Hasil Verifikasi
d) Foto kegiatan verifikasi
e) Daftar Kunjungan (nama dan tanda tangan)
f) Cek kelengkapan
g) Informasi tentang pinjaman peminjam di tempat lain.

Pasal 19
Keputusan Pendanaan oleh BKAD

1. Badan Kerjasama Antar Desa membuat surat undanga kegiatan Musyawarah


Pendanaan.
2. Musyawarah Pendanaan dipimpin oleh Pengurus BKAD
3. Keputusan pendanaan dilakukan pada rapat akhir Pendanaan dengan Musyawarah
12

12
antara Bidang Pengelola Keuangan, Bidang Verifikasi disetujui oleh Badan Kerjasama
Antar Desa.
4. Bidang Pengelola Keuangan melakukan perangkingan kelompok yang terdanai, dan
membuat catatan yang menyebabkan tidak terdanai bagi kelompok atau Pinjaman.
5. Hasil Musyawarah Pendanaan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani
Ketua BKAD dan Ketua Bidang Keuangan
6. Peran Kelembagaan dana bergulir dalam Musyawarah Pendanaan:
a) Bidang Pengelolaan Keuangan melaporkan kesiapan untuk melakukan
pencairan, jumlah dana SPP/UEP yang siap digulirkan, hasil evaluasi singkat
terhadap kelompok atau peminjam yang mengajukan pinjaman dan catatan lain
yang dianggap penting;
b) Bidang Verifikasi melaporkan hasil kegiatan verifikasi terhadap semua usulan
kelompok dan pinjaman dalam bentuk rekomendasi kelayakan usulan.

7. Dokumen administrasi Pendanaan sekurang kurangnya terdiri dari :


a) Keputusan Pendanaan
b) Daftar Pinjaman yang akan didanai
c) Daftar prioritas Pinjaman terdanai dan daftar tunggu
d) Rencana pencairan dan besaran pinjaman
e) Berita Acara Penetapan

8. Dokumen administrasi Musyawarah Pendanaan sekurang kurangnya terdiri dari :


a) Berita Acara Pengesahan
b) Surat Penetapan BKAD
c) Daftar Pencairan (per desa)

9. Peserta Musyawarah Pendanaan terdiri dari :


a) Pengurus BKAD
b) Bidang Pengelola Keuangan
c) Bidang Verifikasi

Pasal 20
Pencairan Pendanaan Usulan Pinjaman oleh BPK

1. Berdasar Berita Acara hasil Musyawarah Pendanaan selanjutnya BPK menyusun


jadwal pencairan sesuai dengan rangking dalam Berita Acara;
2. Jadwal pencairan disetujui oleh Pengurus BKAD;
3. Sebelum pencairan, berkas pinjaman harus dilampiri :
a) Dokumen Usulan Pinjaman;
b) Hasil Evaluasi BPK;
c) Hasil verifikasi;
d) Surat perjanjian pinjaman dan kartu pinjaman yang telah ditandatangani antara
peminjam, BPK, dan BKAD;
e) Daftar realisasi pencairan sebelumnya.
13

13
4. Setiap pengambilan dana (bank atau kas) untuk pencairan pinjaman harus
sepengetahuan terlebih dahulu BKAD;
5. Pencairan pinjaman dilakukan secara Transfer dari ke peminjam oleh BPK;
6. Pencairan yang tidak sesuai jadwal atau urutan rangking, harus seijin BKAD
7. BPK wajib membuat laporan bulanan realisasi pencairan pinjaman dilampiri copy tanda
terima uang (kwitansi) dan daftar pemanfaat kepada BKAD;
8. Laporan rekapitulasi pencairan pinjaman dipertanggung jawabkan BPK kepada BKAD
dalam forum MAD
9. Dokumen administrasi pencairan dana sekurang kurangnya terdiri dari :
a) Akad Kredit / Surat Perjanjian Kredit (SPK)
b) Kartu Kontrol / kredit
c) Berita Acara Pencairan Dana

Pasal 21
Pengembalian Pinjaman Oleh Peminjam

(1) Pengembalian pinjaman dilakukan dengan transfer dan atau langsung oleh
peminjam ke BPK;
(2) BPK wajib membuat tanda terima uang (kwitansi) dan mencatat pembayaran dalam
kartu pinjaman untuk BPK maupun Kelompok atau peminjam;
(3) Masa pengembalian pinjaman disesuaikan dengan fungsi kelompok yaitu :
a. Kelompok SPP dengan masa pinjaman maksimal 18 bulan;
b. Pinjaman Mandiri dengan masa pinjaman maksimal 36 bulan;
c. Pinjaman BUMDes dengan masa pinjaman maksimal 36 bulan;
d. Pinjaman Perangkat Desa dengan masa pinjaman maksimal 36 bulan dengan
pengembalian disesuaikan dengan pencairan anggaran gajian, melalui
Bendahara Desa.

BAB VII
BESARAN PINJAMAN

Pasal 22

1. Besaran nominal pinjaman perguliran dibedakan berdasarkan fungsi dan penilaian


kategorisasi pinjaman kelompok SPP, Pinjaman Pihak ketiga, pinjaman
perorangan/mandiri, Pinjaman BUMDes, dan Pinjaman Perangkat Desa;
2. Untuk kelompok penyalur pinjaman, batas usulan pinjaman per-anggota kelompok
ditentukan berdasarkan skala usaha yaitu :
a) Kelompok “Pemula” untuk setiap pemanfaat hanya dapat memperoleh pinjaman
maksimal Rp. 3-5 juta
b) Kelompok “Berkembang” untuk setiap pemanfaat diperbolehkan mendapat
pinjaman maksimal Rp.5-10 Juta
c) Kelompok “Matang” untuk setiap pemanfaat dapat memperoleh pinjaman lebih
dari Rp. 10-15 juta.
3. Untuk pinjaman perorangan/mandiri, setiap pinjaman diperbolehkan mendapat
pinjaman Rp. 5 juta sampai dengan Rp. 50 juta dan lama pinjaman maksimal 3 tahun.

14

14
4. Untuk Pinjaman pihak ketiga, setiap pinjaman diperbolehkan mendapat pinjaman Rp.
50 juta sampai dengan Rp. 300 juta dan lama pinjaman maksimal 3 tahun.
5. Untuk pinjaman pihak ketiga minimal 100 jt wajib dibuatkan akta notaris;
6. Peminjam disertai asuransi dan biaya asuransi dibebankan kepada peminjam.

BAB VIII
PERJANJIAN PINJAMAN
PASAL 23

1. Kelompok atau peminjam dan BPK wajib membuat Surat Perjanjian Kredit (SPK)
bermaterai sebelum pencairan dana dilaksanakan;
2. Kelompok atau peminjam wajib membuat surat kesanggupan mentaati peraturan
pinjaman yang berlaku, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen penyaluran
dana;
3. Penyaluran dana dilaksanakan antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 20 setiap
bulannya;
4. Pencairan pinjaman langsung diberikan dari BPK ke anggota kelompok/ peminjam
yang sudah ditetapkan pada musyawarah akhir pendanaan;
5. Dana pinjaman tersebut harus diterima Transfer atau langsung oleh orang / anggota
yang bersangkutan sebagaimana yang tercatat di dokumen pencairan atau tidak bisa
diwakilkan oleh siapapun dan dibuktikan dengan membawa KTP asli;
6. Pengembalian pinjaman (pokok + jasa) dibayarkan pemanfaat (anggota Kelompok)
kepada pengurus kelompok (atau yang ditunjuk) untuk disetorkan transfer atau
langsung kepada BPK (bagi kelompok SPP);
7. Pengembalian Pinjaman pihak ketiga dan pinjaman perorangan/mandiri
(pokok+jasa) disetorkan transfer atau langsung kepada BPK sesuai jadwal angsuran
yang disepakati;
8. Pengembalian pinjaman ke BPK waktunya disesuaikan dengan tanggal pencairan,
dengan dispensasi 5 (lima) hari seteleh jatuh tempo pembayaran, setiap bulannya;
9. IPTW diberikan kepada semua kelompok atau peminjam yang mengangsur
pinjaman / melunasi pinjaman secara tepat waktu dan tepat jumlah;
10. Ketepatan tepat waktu adalah jika pembayaran angsuran pinjaman tidak melebihi
tanggal jatuh tempo angsuran ditambah masa toleransi 5 (lima) hari yang telah
disepakati dengan BPK;
11. IPTW diberikan pada saat pinjaman telah lunas dan diberikan oleh BPK pada saat
pelunasan angsuran terakhir;
12. Pengelolaan IPTW bagi kelompok SPP dan pinjaman perorangan/mandiri dapat
dilakukan oleh BPK dan diserahkan kepada kelompok atau peminjam;
13. Pengelolaan IPTW bagi Perangkat Desa dapat dilakukan oleh BPK dan diserahkan
kepada Bendahara Desa;
14. Bagi kelompok atau peminjam yang melunasi pinjamannya sebelum jangka
waktunya, maka kelompok tersebut tetap dibebani jasa pinjam (bunga pinjaman)
sampai dengan bulan pelunasan.
15. Jika terjadi keterlambatan pembayaran baik pokok maupun jasa pinjaman maka
kelompok atau peminjam dikenakan denda keterlambatan yang besarannya di
tentukan dalam forum MAD;

15

15
BAB IX
ALUR DOKUMEN DAN KEGIATAN PENGEMBALIAN PINJAMAN
PASAL 24

ANGGOTA KELOMPOK BPK BANK


KEGIATAN: KEGIATAN: KEGIATAN: KEGIATAN:

Membawa Membuat Bukti Kas Melakukan validasi Melakukan


kartu Masuk rangkap 2. terhadap kartu validasi
dan uang Yang asli untuk pinjaman kelompok terhadap
sejumlah anggota. Yang dengan bukti kas jumlah nilai
setoran. lembar ke 2 untuk masuk di kelompok. uang, nomor
Juga untuk arsip kelompok. Membuat Bukti Kas rekening dan
tabungan Mencatat dalam Masuk rangkap 2. Asli nama rekening.
anggota. buku Kas Harian untuk kelompok. Yang Meng-entry
Kelompok. lembar ke 2 untuk dalam buku
Merekap dalam arsip di BPK. rekening
Buku Mencatat dalam Buku tabungan
DOKUMEN: Pinjaman/Kartu Kas Harian UEP atau UEP/SPP
1. Kartu Kredit Kredit Kelompok. SPP.
Anggota Merekap dalam Mencatat/memposting
2. Kartu/Buku Buku Tabungan dalam Buku
Tabungan Kelompok. Pinjaman/Kartu Kredit DOKUMEN:
Menyetorkan uang UEP atau SPP. 1. Slip Setoran
ke BPK dan Menginput ke dalam yang sudah
menyetorkan uang LPP UEP atau SPP divalidasi
ke bank. kelompok. 2. Buku
Pada hari itu juga Rekening
semua setoran yang yang sudah
DOKUMEN: masuk ke BPK harus di printout
1. Bukti Kas segera disetorkan ke
Masuk bank.
2. Buku Kas Membuat bukti kas
Harian keluar dan slip setoran
Kelompok bank.
3. Kartu Kredit Menyetorkan uang ke
Kelompok bank.
4. Buku Tabungan Setelah terima Slip
Setoran yang sudah
divalidasi dari bank,
BPK mencatat dalam
buku pembantu
rekening bank.
Menyimpan Slip

16

16
Setoran Bank sebagai
arsip.

17

17
ANGGOTA KELOMPOK BPK BANK

DOKUMEN:
1. Bukti Kas Masuk
2. Buku Kas Harian
UEP/SPP
3. Buku pinjaman
atau kartu kredit
kelompok
4. LPP UEP/SPP
Kelompok
5. Bukti Kas Keluar
6. Slip Setoran Bank

BAB XI
KEUNTUNGAN OPERASIONAL BPK

Pasal 26

1) Jasa Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP)
merupakan pendapatan BPK yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya operasional dan kewajiban lainnya, maka biaya operasional dan
kewajiban lainnya dari jasa ekonomi produktif dan simpan pinjam dimasukkan untuk
penambahan modal.
2) Keputusan lebih lanjut tentang pengalokasian keuntungan / surplus operasional,
adalah:
i) Penambahan Modal minimal 50 % dari keuntungan.
ii) Bantuan Sosial minimal 15 % dari keuntungan tahunan
iii) Pengembangan kelembagaan BKAD yang mencakup operasional kelembagaan
(termasuk bonus), penguatan status kelembagaan dan peningkatan
pelaku masyarakat maksimal 35% dari keuntungan tahunan yang penggunaanya
diputuskan oleh MAD.
3) Terhadap pengeluaran pada butir (ii) sampai dengan (iii), kelembagaan BKAD harus
sudah disertai dengan rencana kegiatan dan keuangan.
4) Pemanfaatan jasa ekonomi produktif dan Simpan Pinjam pembagiannya didasarkan
sebagai berikut :
18

18
a) Penambahan Modal
b) Kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat
c) Tidak diperbolehkan melakukan pembagian jasa pinjaman sebelum dikurangi
biaya operasional dan resiko pinjaman.

BAB XII
SANKSI KELOMPOK DAN DESA
PASAL 26

1) Apabila ada kelompok atau peminjam yang terlambat membayar angsuran maka bagi
kelompok atau peminjam tersebut tidak mendapat pinjaman berikutnya atau apabila
ada kelompok atau peminjam yang belum membayar pinjaman, maka BPK tidak
diperkenankan menyalurkan kembali dana kepada Kelompok atau peminjam
tersebut;
2) Untuk kelompok atau peminjam yang menunggak lebih dari 2 bulan maka nama
kelompok atau peminjam berikut daftar anggota kelompok atau peminjam akan
mendapat surat peringatan, yang ditujukan ke yang bersangkutan dengan ke Desa
Kelompok atau peminjam Bermasalah.
3) Selanjutnya kelompok tersebut harus memberikan jaminan fisik yang nilainya sesuai
dengan nilai tunggakan pinjaman, yang disertai dengan surat pernyataan penyerahan
jaminan;
4) Jika Kepala Desa yang kurang aktif dalam kegiatan PNPM di desa atau kelompok
khususnya masalah ekonomi produktif dan simpan pinjam dimasyarakat, maka hak-
hak yang akan diterima oleh desa yang bersangkutan perlu dipertimbangkan.

BAB XIII
SISTEM PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI
PASAL 27

1) Untuk kepentingan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan evaluasi kegiatan


BPK dan menjamin akuntabilitas pengelolaan dana bergulir maka BKAD/MAD
mendelegasikan fungsi pengawasan tersebut kepada Badan Pengawas. Badan
Pengawas BPK harus memantau penggunaan operasional BPK berdasarkan cash
flow dan RAPB yang disepakati oleh Forum MAD. Bilamana ada kenaikan biaya
operasional mencapai 10% maka BPK harus mengkonsultasikan ke Pengurus
BKAD. Sedangkan bila peningkatan tersebut mencapai 20% maka BPK harus
melakukan MAD khusus. Dan membuat Revisi Cash Flow dan RAPB;
2) Bilamana ditemukan hal-hal yang mencurigakan berdasarkan laporan
perkembangan pinjaman dan kolektibilitas pinjaman, BPK harus segera
berkoordinasi dengan BKAD dan Badan Pengawas, untuk menindaklanjutinya;
19

19
20

20
BAB XIV
HAK-HAK KELOMPOK DAN PEMINJAM
PASAL 28

1) Menerima fasilitasi pendampingan Administrasi dan pengembangan kelompok atau


peminjam dari BPK;
2) Kelompok dapat diberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW) sebagai
stimulan , besarannya 10% dari jasa yang masuk dan diberikan pada akhir
penyetoran atau lunas.

BAB XV
PENUNDAAN DAN PEMBERHENTIAN
PENGELOLAAN DANA BERGULIR
PASAL 29

1) Penghentian dan atau penundaan perguliran dapat dilakukan jika pengelolaan dana
bergulir tidak sesuai dengan ketentuan, menyalahi prosedur, atau terjadi
penyimpangan dana
2) Berdasar hasil analisa, Stagnasi kemacetan tinggi dan tidak ada pergerakan, BPK
dinyatakan Pailit setelah di lakukan audit.

BAB XVI
PERUBAHAN STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR
PASAL 30

1) Perubahan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Perguliran ini, hanya dapat
dilakukan oleh Rapat Forum Musyawarah Antar Desa (MAD).
2) Rapat penetapan Perubahan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Perguliran
ini, dinyatakan syah apabila dihadiri oleh ½ +1 jumlah peserta wakil Desa ditambah
unsur Camat, Pengurus UPK dan Badan Pengawas.

BAB XVII
PENUTUP
PASAL 31

Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Perguliran ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Long Ikis
Pada tanggal : Juli 2020
Badan Kerja Sama Antar Desa
21

21
Kecamatan Long Ikis

SUYAMTO, SP
MURTIANIK, M.Pd Sekretaris
Ketua

22

22

Anda mungkin juga menyukai