Anda di halaman 1dari 34

BERITA ACARA

RAPAT PEMBENTUKAN KOPERASI PEGAWAI LKPP


(LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH)

Hal : Pembentukan Koperasi Serba Usaha Pegawai LKPP


Yang dihadiri oleh wakil dari Dinas Koperasi UMKM Prov.DKI Jakarta
Bapak Pandapotan Siregar, SE
(Kepala Seksi Kelembagaan Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta)
Tanggal : 15 Februari 2010
Pukul : 09.00 s.d. 12.00 WIB
Peserta rapat : (daftar hadir terlampir)
Lokasi : Ruang Rapat 802 LKPP
Gedung SMESCO UKM Lantai 8
Jalan Gatot Subroto Kavling 94
Jakarta Selatan

Menimbang :
Usulan dari pegawai LKPP untuk mendirikan Koperasi Pegawai LKPP.

Mengingat :
Dukungan Pimpinan LKPP terkait pendirian Koperasi Pegawai LKPP.

Memperhatikan :
Masukan, curah pendapat dari para pemrakarsa pembentukan Koperasi Pegawai LKPP pada
rapat-rapat awal pembentukan koperasi pegawai LKPP yang telah dilaksanakan pada hari :
1. Jumat tanggal 15 Januari 2010 di Ruang Rapat 802 LKPP, Lantai 8 Gedung SMESCO UKM
Jalan Gatot Subroto Kavling 94, Jakarta 12780;
2. Kamis tanggal 11 Februari 2010 di Ruang Rapat 802 LKPP, Lantai 8 Gedung SMESCO
UKM Jalan Gatot Subroto Kavling 94, Jakarta 12780;
3. Rapat Penyuluhan dari Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Februari 2010 di Ruang Rapat 802
LKPP, Lantai 8 Gedung SMESCO UKM Jalan Gatot Subroto Kavling 94, Jakarta 12780

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

1. Kesepakatan rapat untuk membentuk koperasi pegawai LKPP dengan


Nama Koperasi : Koperasi Pegawai LKPP
Tempat Kedudukan : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM, Jalan Gatot Subroto
Kavling 94 Kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran, Jakarta
Selatan, Kode Pos 12780.

1
2. Bidang Usaha : Koperasi Pegawai LKPP menetapkan Bidang Usaha sebagai
berikut :
a. Percetakan
b. Penerbitan buku dan media cetak
c. Perumahan (rumah tinggal/apartemen) pegawai LKPP
d. Dana pensiun
e. Asuransi kesehatan
f. Travel (ticketing)
g. Kendaraan bermotor
h. Toko barang dagangan
i. Anak perusahaan (konsultan manajemen/pendidikan)
j. Rental kendaraan

3. Modal Koperasi Pegawai LKPP ditetapkan sebagai berikut :


a. Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
b. Modal sendiri dapat berasal dari :
1) Simpanan Pokok;
2) Simpanan Wajib;
3) Simpanan Sukarela;
4) Simpanan Berjangka;
5) Simpanan Khusus;
6) Dana Cadangan;
7) Hibah.
c. Modal pinjaman dapat berasal dari :
1) Anggota, berupa Simpanan Khusus Anggota, Simpanan Sukarela Anggota, dan
Simpanan Berjangka Anggota;
2) Koperasi lain;
3) Bank dan lembaga keuangan lainnya;
4) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
5) Sumber lainnya yang syah.
d. Modal dasar yang disetor pada saat pendirian Koperasi ditetapkan sebesar Rp.
15.000.000,- (Lima Belas Juta Rupiah).
e. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi, simpanan pokok
sejumlah Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) yang pada waktu keanggotaan diakhiri,
merupakan suatu tagihan atas koperasi sebesar tadi, jika perlu dikurangi dengan
bagian tanggungan kerugian.
f. Uang simpanan pokok sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per orang.
g. Tiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan wajib atas namanya setiap bulan
pada koperasi sebesar :
1) Eselon I : Rp. 200.000,-
2) Eselon II : Rp 150.000,-
3) Eselon III dan IV : Rp 100.000,-

2
4) Staf : Rp. 50.000,-

h. Setiap anggota setiap saat digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela, sekurang-
kurangnya sebulan sekali atas namanya pada koperasi minimal Rp. 5.000,- (Lima Ribu
Rupiah)

4. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi Pegawai LKPP ditetapkan


sebagaimana terlampir.

5. Susunan Dewan Pengawas/Pengurus Pegawai LKPP ditetapkan sebagai berikut :

a. Dewan Pengawas :
1) GAA Diah Ambarawaty
2) Irawaty Imran
3) Hafiz Ashady
4) M. Iskandarsyah

b. Pengurus :

1) Pembina : Seluruh Pejabat Eselon I LKPP


2) Ketua Umum : Dade Nursahid A. Y
3) Ketua 1 Bidang Simpan Pinjam : Dharma Nursani
4) Ketua 2 Bidang Perdagangan dan Jasa : Robin Asad Suryo
5) Ketua 3 Bidang Agribisnis : Djamaludin Abubakar
6) Sekretaris : R. Ari Widianto
Jhon P. H. Situmorang
7) Bendahara : Nanang Priyatna
Ria A. Nasution
Rusli Maryadi

6. Rencana Program Kerja Koperasi Pegawai LKPP (terlampir)

7. Menguasakan kepada pengurus koperasi (Ketua, Sekretaris, Bendahara) untuk


menyatakan notulen/keputusan/berita acara rapat ini dalam bentuk akta pendirian/akta
notariel serta mengurus pengesahan Akta Badan Hukum Koperasi kepada instansi
terkait/yang bersangkutan.

3
Apabila terdapat kekeliruan dalam Notulen/Keputusan/Berita Acara ini, maka akan ditinjau
kembali untuk diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Ruang Rapat 802 LKPP, Lantai 8 Gedung SMESCO UKM, Jalan
Gatot Subroto Kavling 94 Jakarta Selatan, 12780.
Pada Tanggal : 15 Februari 2010

DISAHKAN PADA RAPAT ANGGOTA KOPERASI PEGAWAI LKPP

Pimpinan Rapat
Ketua Umum, Ketua II, Sekretaris,

Materai

Dade Nursahid A. Y Robin Asad Suryo Raden Ari W.

4
Lampiran Ketetapan
Nomor : /TAP/RAPK/LKPP/Februari/2010
Tentang :
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI PEGAWAI LKPP

ANGGARAN DASAR
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI PEGAWAI LKPP

5
PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI PEGAWAI LKPP

Bahwa pada hakikatnya setiap orang adalah mahluk ekonomi, begitupula dalam tubuh
LKPP yang didalamnya terdapat individu-individu yang juga memiliki kebutuhan ekonomi.
Budaya perekonomian, sejatinya telah ada dalam tubuh LKPP. Sebagaimana kita mengetahui
adanya pilar Niaga dalam LKPP. Begitupula dalam kesehariannya banyak dari anggota yang
sudah melakukan praktek perdagangan dalam tubuh LKPP. Ini artinya bahwa budaya positif
ekonomi ini harus tetap dipelihara dan dikembangkan dengan pengelolaan yang lebih baik.
Oleh karena itu, demi menggapai cita-cita yakni menjalani roda ekonomi dengan sebaik-
baiknya, mengelola sumber daya anggota LKPP dan memenuhi kebutuhan pokok anggota
LKPP dan simpatisannya yang bersifat ekonomi, maka kami bersepakat memilih sistem
ekonomi dalam tubuh LKPP yakni sistem ekonomi Koperasi. Selanjutnya kami namakan
Koperasi Pegawai LKPP.
Koperasi Pegawai LKPP dilahirkan berdasarkan rekomendasi rapat awal persiapan
pembentukan Koeprasi LKPP di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2010.
Atas berkat rahmat Tuhan YME serta berazaskan semangat kekeluargaan dan
kebersamaan, kami yang merupakan anggota LKPP dan simpatisannya berkumpul dan
menyelenggarakan Rapat Anggota Pendirian Koperasi pegawai LKPP pada tanggal 11 Februari
2010. Maka resmilah Koperasi pegawai LKPP didirikan pada tanggal 11 Februari 2010, yang
ditandai dengan disahkannya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi pegawai
LKPP.
Dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Serta dikuatkan dengan azas
kebersamaan dan kekeluargaan, Koperasi pegawai LKPP bertekad memberdayakan ekonomi
anggotanya serta ikut meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya dengan cara-cara
yang jujur, bertanggung jawab, demokratis, peduli dan bermartabat. Semoga seluruh kebaikan
selalu menyertai langkah kita.

6
ANGGARAN DASAR KOPERASI PEGAWAI LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH
KOPERASI PEGAWAI LKPP
----------------------------------------------------------------------

BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Badan Usaha Koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dengan nama disingkat Koperasi LKPP dan untuk selanjutnya
dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.
(2) Koperasi ini didirikan di Jakarta pada hari Senin tanggal Lima Belas bulan Februari tahun
2010.
(3) Koperasi ini berkedudukan di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP
Pasal 2
(1) Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
(2) Koperasi berazaskan kekeluargaan.

Pasal 3
(1) Koperasi melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi yaitu :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. Kemandirian;
f. Melaksanakan pendidikan perkoperasian;
g. Kerjasama antar koperasi.
(2) Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan kegiatannya yang mengorganisir
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar
prinsip-prinsip tersebut pada ayat (1) di atas dan kaidah-kaidah usaha ekonomi.

BAB III
FUNGSI, PERAN, TUJUAN DAN KEGIATAN USAHA
Pasal 4
(1) Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesehjateraan
ekonomi dan sosial.

7
(2) Koperasi berperan;
a. Secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
b. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan perekonomian
nasional dan koperasi sebagai sokogurunya.
c. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Pasal 5
(1) Koperasi didirikan mempunyai tujuan untuk :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945;
b. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Koperasi menyelenggarakan
kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan usaha anggota maupun non anggota,
sebagai berikut :
a. Menggiatkan anggota untuk menyimpan pada Koperasi secara tertib dan teratur,
b. Memberikan pinjaman / kredit kepada anggota untuk kepentingan yang produktif dan
bermanfaat,
c. Menyediakan barang-barang kebutuhan primer maupun sekunder bagi anggota dan
masyarakat,
d. Menyelenggarakan usaha jasa wartel, travel biro, periklanan, jasa kurir, mover service,
cleaning service, biro tekhnik, kantin, perumahan, agrobisnis, percetakan, penerbitan
buku.
e. Menjadi rekanan (unit usaha) dalam pelaksanaan pengadaan di Kementerian/Lembaga
lain,
f. Mengadakan kerjasama antar koperasi dengan pihak lain, perusahaan
swasta,BUMN/BUMD, pemerintah dalam bidang usaha / permodalan yang saling
menguntungkan
g. Meningkatkan pengetahuan anggota tentang perkoperasian dan ilmu pengetahuan
lainnya untuk mengembangkan Koperasi.
(3) Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di
luar wilayah Republik Indonesia, pembukaan cabang atau perwakilan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Tata cara dan syarat pendirian dan pembukaan cabang atau perwakilan Koperasi diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 6
(1) Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2),
Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan Koperasi dan Badan Usaha Lainnya, baik di
dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia;
(2) Koperasi harus menyusun rencana kerja jangka panjang (sepuluh/lima tahunan), rencana
jangka menengah (lima/tiga tahunan) dan rencana kerja jangka pendek (satu tahunan) serta
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi dan disahkan oleh Rapat Anggota;

8
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 7
(1) Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna barang/jasa.
(2) Anggota koperasi terdiri dari anggota biasa dan anggota luar biasa.
(3) Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut;
a. Tercatat sebagai pegawai negeri dan non pegawai negeri (outsourcing) di LKPP
b. Warga Negara Indonesia;
c. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan atau perbuatan hukum
(dewasa tidak dalam perwalian dsb);
d. Bertempat tinggal di Jakarta, Depok, Tangerang, Bogor,dan Bekasi.
e. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan
simpanan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan (3) ;
f. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan
perundang-undangan tentang perkoperasian yang masih berlaku.

Pasal 8
(1) Keanggotaan koperasi diperoleh jika seluruh persyaratan telah dipenuhi, simpanan pokok
dan simpanan wajib telah dilunasi dan yang bersangkutan terdaftar dan telah
menandatangani Buku Daftar Anggota Koperasi;
(2) Pengertian keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas termasuk para pendiri;
(3) Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada siapapun dengan cara apapun.

Pasal 9
Setiap anggota mempunyai kewajiban :
a. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya sesuai ketentuan yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar, yang diputuskan dalam Rapat Anggota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan (3);
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha dan pengembangan usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi;
c. Mematuhi/mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Rapat
Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi;
d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan sesama anggota koperasi berdasarkan
azas-azas kekeluargaan, serta menjaga nama baik Koperasi.
e. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan pasal 28 ayat (1), (2), dan (3).

Pasal 10
(1) Setiap anggota mempunya hak:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota;
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas
c. Meminta diadakannya rapat anggota menurut ketentuan pasal 14 ayat (5) huruf c.
d. Memperoleh pelayanan yang sama antar sesama anggota koperasi;

9
e. Mengemukakan pendapat, saran dan usul kepada Pengurus atau pengawas di luar
Rapat Anggota, baik diminta atau tidak diminta, untuk kebaikan dan kemajuan Koperasi;
f. Meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi.
g. Memperoleh bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan jasa usaha masing masing
anggota terhadap Koperasi;
h. Mendapatkan bagian sisa hasil penyelesaian.
(2) Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat di buktikan dengan catatan dalam
daftar anggota.
(3) Seseorang yang masuk menjadi anggota Koperasi harus;
a. Mengajukan surat permintaan kepada pengurus.
b. Bilamana pengurus menolak permintaan dimaksud dapat huruf a, maka yang
berkepentingan dapat meminta pertimbangan rapat anggota berikutnya.

Pasal 11
(1) Bagi mereka yang belum dapat melunasi pembayaran simpanan pokok, maka berstatus
sebagai calon anggota;
(2) Calon Anggota mempunyai kewajiban:
a. Membayar cicilan awal simpanan pokok dan membayar penuh simpanan wajib;
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi;
c. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Rapat
Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam koperasi.
d. Memelihara dan menjaga nama baik dan kebersamaan dalam koperasi.
(3) Calon Anggota mempunyai hak:
a. Mengikuti pelatihan perkoperasian;
b. Memperoleh pelayanan Koperasi;
c. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota;
d. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan koperasi;
e. Mendapatkan kartu tanda calon anggota Koperasi;

Pasal 12
(1) Keanggotaan berakhir bila:
a. Anggota meninggal dunia;
b. Berhenti atas permintaan sendiri;
c. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi persyaratan keanggotaan dan
atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan
lain yang berlaku dalam koperasi.
d. Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh Pemerintah;
(2) Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan/pembelaan dalam
Rapat Anggota berikutnya.
(3) Permintaan berhenti sebagai anggota harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.
(4) Simpanan pokok, simpanan wajib dan bagian Sisa Hasil Usaha anggota yang diberhentikan
oleh Pengurus, dikembalikan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar pasal 21 dan 22.
(5) Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku sah pada saat penghapusan/pencoretan nama
anggota yang bersangkutan dari buku daftar anggota.

10
Pasal 13
Anggota Luar Biasa
(1) Koperasi secara terbuka dapat menerima anggota lain sebagai anggota luar biasa
(2) Anggota luar biasa adalah mereka yang telah memberikan dukungan khusus dan istimewa
dalam segala bentuk yang dapat memajukan dan mengembangkan usaha Koperasi.
(3) Keanggotaan luar biasa berlaku selama satu tahun, dan setiap tahunnya dapat
diperpanjang.
(4) Anggota luar biasa tidak mempunyai hak suara hanya mempunyai hak bicara.
(5) Tata cara penerimaan anggota luar biasa sebagaimana dimaksud ayat (2) diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 14
(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
(2) Rapat Anggota dilaksanakan untuk menetapkan :
a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga;
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi;
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan Pengawas;
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan
laporan keuangan;
e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya dan
pelaksanaan tugas pengawas bila koperasi mengangkat pengawas tetap;
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha;
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Koperasi.
(3) Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun;
(4) Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui perwakilan yang
pengaturannya ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
(5) Rapat Anggota Koperasi terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan;
b. Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja;
c. Rapat Anggota Khusus;
d. Rapat Anggota Luar Biasa.
(6) Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

11
BAB VI
PENGURUS
Pasal 15
(1) Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus sebagai berikut :
a. Mempunyai kemampuan pengetahuan tentang perkoperasian, kejujuran, loyal dan
berdedikasi terhadap koperasi;
b. Mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha serta semangat kewirausahaan;
c. Antara Pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai
derajat ke tiga.
(3) Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
(4) Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus.
(5) Anggota pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali untuk masa
jabatan berikutnya, apabila yang bersangkutan berprestasi bagus dalam mengelola
Koperasi.

Pasal 16
(1) Jumlah pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari tiga (3) orang pengurus yaitu :
a. Seorang ketua;
b. Seorang sekretaris;
c. Seorang bendahara.
(2) Pengurus dapat mengangkat manager yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha koperasi;
(3) Apabila koperasi belum mampu mengangkat manager, maka salah satu dari Pengurus
dapat bertindak sebagai pengelola dan pengurus yang bersangkutan tidak harus
melepaskan sementara jabatannya sebagai pengurus;
(4) Pengaturan lebih lanjut tentang, susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggungjawab dan
tata cara pengangkatan dan pemberhentian Pengurus dan Pengurus diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga.

12
BAB VII
PENGAWAS
Pasal 17
(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Yang dapat dipilih menjadi pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian, pengawasan keuangan dan akuntansi,
jujur, dan berdedikasi terhadap koperasi.
b. Memiliki kemampuan ketrampilan kerja dan wawasan di bidang pengawasan.
(3) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
(4) Pengawas terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
(5) Pengaturan lebih lanjut tentang, susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggungjawab dan
tata cara pengangkatan dan pemberhentian Pengurus dan Pengawas diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga.

13
BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA
Pasal 18
(1) Pengelolaan usaha Koperasi dapat dilakukan oleh General Manager dengan dibantu
beberapa orang karyawan yang diangkat oleh pengurus melalui perjanjian atau kontrak
kerja yang dibuat secara tertulis.
(2) Pengangkatan seperti tersebut dalam ayat (1) harus mendapat persetujuan Rapat Pengurus
(3) Persyaratan untuk diangkat jadi General Manager adalah :
(4) Mempunyai keahlian di bidang usaha atau pernah mengikuti pelatihan di bidang usaha
koperasi atau magang dalam usaha koperasi.
a. Mempunyai pengetahuan dan wawasan di bidang usaha.
b. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan.
c. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
d. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat ketiga
dengan pengurus.
e. Belum pernah terbukti melakukan tindak pidana apapun.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya manager bertanggung jawab kepada Pengurus.
(6) Pengaturan lebih lanjut tentang tugas pokok, hak dan tanggungjawab dan diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 19
(1) Tahun Buku Koperasi adalah tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh
satu) Desember, dan pada akhir bulan Desember tiap-tiap akhir tahun pembukuan koperasi
ditutup.
(2) Koperasi wajib menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan sesuai dengan prinsip-
prinsip akutansi yang berlaku di Indonesia dan standar akutansi koperasi pada khususnya
serta standar akutansi Indonesia pada umumnya.
(3) Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pembukuan Koperasi ditutup, maka
pengurus wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang telah diaudit oleh
Pengawas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
ditanda tangani oleh semua anggota pengurus untuk disampaikan kepada Rapat Anggota
yang disertai hasil audit pengawas.
(4) Apabila diperlukan, laporan tahunan pengawas dapat diaudit oleh akuntan publik atas
permintaan Rapat Anggota, atau Koperasi tidak mengangkat Pengawas tetap, maka
laporan tahunan pengurus harus diaudit oleh akuntan publik sebelum diajukan ke rapat
anggota dan hasil audit tersebut menjadi perbandingan laporan Pertanggungjawaban
Pengurus.
(5) Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan laporan pertanggung
jawaban pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

14
BAB X
MODAL KOPERASI
Pasal 20
i. Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
j. Modal sendiri dapat berasal dari:
1) Simpanan Pokok;
2) Simpanan Wajib;
3) Simpanan Sukarela;
4) Simpanan Berjangka;
5) Simpanan Khusus;
6) Dana Cadangan;
7) Hibah.
k. Modal pinjaman dapat berasal dari:
a. Anggota, berupa Simpanan Khusus Anggota, Simpanan Sukarela Anggota, dan
Simpanan Berjangka Anggota;
b. Koperasi lain;
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
e. Sumber lainnya yang syah.
l. Modal dasar yang disetor pada saat pendirian Koperasi ditetapkan sebesar Rp.
15.000.000,- (Lima Belas Juta Rupiah).
m. Rapat anggota menetapkan jumlah tertentu yang dapat disediakan sebagai uang kas, dan
kelebihannya dengan segera harus disimpan atas nama Koperasi.
n. Uang kelebihan yang disimpan itu hanya dapat diminta kembali dengan kwitansi yang
ditandatangani oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota pengurus atau lebih
seorang pegawai yang ditunjuk oleh pengurus.

BAB XI
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 21
(1) Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi, simpanan pokok sejumlah
Rp. 500.000,- (lima ratus Ribu Rupiah) yang pada waktu keanggotaan diakhiri, merupakan
suatu tagihan atas koperasi sebesar tadi, jika perlu dikurangi dengan bagian tanggungan
kerugian.
(2) Uang simpanan pokok sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per orang.
(3) Tiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan wajib atas namanya setiap bulan pada
koperasi sebesar :
a. Eselon I : Rp. 200.000,-
b. Eselon II : Rp 150.000,-
c. Eselon III dan IV : Rp 100.000,-
d. Staf : Rp. 50.000,-

15
(4) Setiap anggota setiap saat digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela, sekurang-
kurangnya sebulan sekali atas namanya pada koperasi minimal Rp. 5.000,- (Lima Ribu
Rupiah)
(5) Aturan lebih lanjut mengenai simpanan anggota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal 22
(1) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
(2) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota Koperasi serta digunakan untuk
dana Pendidikan, Pengurus/Pengawas, Karyawan, Sosial dan Pembangunan Daerah Kerja
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
(3) Prosentase pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB XIII
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 23
(1) Bilamana koperasi dibubarkan dan pada saat penyelesaian pembubaran ternyata kekayaan
Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajiban, maka anggota
dan mereka yang telah berhenti sebagai anggota dalam waktu satu tahun sebelum
pembubaran koperasi diwajibkan menanggung kerugian itu masing-masing sebatas
sebanyak simpanan pokok dan simpanan wajib.
(2) Bila menurut kenyataan ada anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota dalam
waktu 1 (satu) tahun yang sebelum pembubaran koperasi, tidak mampu memenuhi
kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam pasal ini, maka kekurangan itu dibebankan
kepada anggota lain, sehingga jumlah kerugian yang menurut perhitungan harus dibayar
oleh para anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota dapat dipenuhi.
(3) Segala persoalan mengenai penentuan tindakan atau kejadian yang menyebabkan
timbulnya kerugian diselesaikan menurut ketentuan yang berlaku dan hukum yang berlaku
di negara kesatuan republik Indonesia.

Pasal 24
(1) Kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir tahun buku, ditutup dengan uang
cadangan.
(2) Jika kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir suatu tahun buku tidak dapat ditutup
dengan uang cadangan sebagaimana dimaksud ayat 1, maka rapat anggota dapat
memutuskan untuk membebankan bagian kerugian tersebut (jumlah kerugian dikurangi
dengan uang cadangan yang tersedia) kepada anggota dan kepada mereka yang telah

16
berhenti sebagai anggota dalam tahun buku yang bersangkutan, masing-masing terbatas
simpanan Pokok.

Pasal 25
Anggota-anggota yang telah berhenti dari Koperasi tidak menanggung kerugian dari usaha
yang tidak turut diputuskan oleh mereka sesudah keluar dari Koperasi.

BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 26
(1) Pembubaran Koperasi dapat dilaksanakan berdasarkan :
a. Keputusan Rapat Anggota;
b. Keputusan Pemerintah apabila :
1) Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang-undang perkoperasian.
2) Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
3) Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
(2) Pembubaran oleh Rapat Anggota didasarkan pada :
a. Jangka waktu berdirinya koperasi telah berakhir;
b. Atas permintaan sekurang-kurangnya (tiga per empat) dari jumlah anggota atau
perwakilan;
(3) Koperasi tidak lagi melakukan kegiatan usaha.

Pasal 27
(1) Dalam hal koperasi hendak dibubarkan maka Rapat Anggota membentuk tim penyelesai
yang terdiri dari unsur anggota, pengurus dan pihak lain yang dianggap perlu dan diberi
kuasa untuk menyelesaikan pembubaran koperasi.
(2) Penyelesai mempunyai hak dan kewajiban :
a. Melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi dalam penyelesaian;
b. Mengumpulkan keterangan yang diperlukan.
c. Memanggil pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan baik
sendirisendiri maupun bersamasama;
d. Memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip koperasi;
e. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan kewajiban koperasi baik
kepada anggota maupun kepada pihak ketiga;
f. Membuat berita acara penyelesaian yang ditandatangani oleh Notaris dan
menyampaikan kepada pemerintah.
(3) Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran koperasi oleh Rapat Anggota
tersebut kepada Pejabat koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan daripada pembayaran kewajiban lainnya.

Pasal 28
(1) Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran koperasi;

17
(2) Tanggungan anggota terbatas pada simpanan pokok, simpanan wajib yang sudah
dibayarkan.
(3) Anggota yang telah keluar sebelum koperasi dibubarkan wajib menanggung kerugian,
apabila kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi
anggota koperasi dan apabila keluarnya sebagai anggota koperasi belum melewati jangka
waktu 6 (enam) bulan.

18
BAB XV
SANKSI
Pasal 29
(1) Apabila anggota pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
dan peraturan lainnya yang berlaku di Koperasi dikenakan sanksi oleh Rapat Anggota
berupa :
a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertulis;
c. Dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. Diberhentikan bukan atas permintaan sendiri;
e. Diajukan ke Pengadilan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVI
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI
Pasal 30
Koperasi Pegawai LKPP didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

BAB XVII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 31
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
(2) Rapat Anggota selain menetapkan Anggaran Dasar Koperasi juga menetapkan Anggaran
Rumah Tangga yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar Koperasi ini.

BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 32
Badan usaha koperasi ini didirikan pada hari Senin, tanggal Lima Belas Februari Tahun Dua
Ribu Sepuluh di Ruang Rapat LKPP 802 Gedung SMESCO UKM Jalan Gatot Subroto Kavling
94 Jakarta 12780. Kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran, Kota Jakarta Selatan Provinsi
DKI Jakarta oleh kami selaku pendiri yang nama, alamat dan pekerjaannya disebut dibawah ini.

(1) Nama : Agus Rahardjo


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(2) Nama : Agus Prabowo


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

19
(3) Nama : Himawan Adinegoro
Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(4) Nama : Eiko Whismulyadi


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(5) Nama : S. Ruslan


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(6) Nama : Robin Asad Suryo


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(7) Nama : Dade Nursahid A. Y


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(8) Nama : Salusra Widya


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(9) Nama : Djamaludin Abubakar


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(10) Nama : Dharma Nursani


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(11) Nama : Sutan S. Lubis


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(12) Nama : Jhon P. H Situmorang


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(13) Nama : Tjipto P. Nugroho


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(14) Nama : Gusmelinda Rahmi


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(15) Nama : Nanang Priyatna


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.

20
Pekerjaan : PNS

(16) Nama : Reflus


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(17) Nama : Ida Poespita


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(18) Nama : Ria A. Nasution


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(19) Nama : Erwin Sondang S


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(20) Nama : Hermawan


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(21) Nama : Fanni Sufiandi


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(22) Nama : Hardi Afriansyah


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(23) Nama : Ichwan M. Nasution


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(24) Nama : M. Iskandarsyah


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(25) Nama : Januar Indra


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(26) Nama : M. Firdaus


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(27) Nama : Harry Sri Kahartan


Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

(28) Nama : Yasip Khasani

21
Alamat : Kantor LKPP, Gedung SMESCO UKM.
Pekerjaan : PNS

DISAHKAN PADA RAPAT ANGGOTA KOPERASI PEGAWAI LKPP

Pimpinan Rapat
Ketua Umum, Ketua II, Sekretaris,

Dade Nursahid A. Y Robin Asad Suryo Raden Ari W.

--=00=--

22
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI PEGAWAI LKPP
----------------------------------------------------------------------

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga Koperasi Pegawai LKPP ini merupakan kelengkapan dari Anggaran
Dasar Koperasi Pegawai LKPP, dan karenanya merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN DAN ATRIBUT
Pasal 2
(1) Koperasi Pegawai LKPP berkedudukan di Jakarta, Provinsi DKI Jakarta - Indonesia;
(2) Kantor Pusat Koperasi Pegawai LKPP berkedudukan di Gedung SMESCO UKM Lantai 8
Jalan Gatot Subroto Kavling 94, Kelurahan Pancoran Kecamatan Pancoran Kota Jakarta
Selatan Provinsi DKI Jakarta;
(3) Koperasi Pegawai LKPP dapat membuka perwakilan dan atau cabang usaha di tempat
yang dianggap perlu;
(4) Koperasi Pegawai LKPP dapat memiliki atribut organisasi seperti lambang, mars, seragam,
dan identitas lain yang dianggap perlu, yang akan diatur dan ditetapkan dalam peraturan
khusus.

BAB III
PEMBUKAAN CABANG
Pasal 3
Tata cara dan syarat pendirian dan pembukaan cabang atau perwakilan Koperasi diatur dalam
Peraturan khusus dan perundang-undangan koperasi yang berlaku.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 4
(1) Seorang yang ingin menjadi atau berhenti dari Anggota Koperasi harus mengajukan surat
permohonan kepada Pengurus.
(2) Formulir surat permohonan menjadi Anggota atau berhenti menjadi Anggota Koperasi dapat
diminta kepada Pengurus.
(3) Pengurus akan memberitahukan/memberi jawaban tentang diterima atau ditolaknya
permohonan seorang menjadi atau berhenti sebagai Anggota Koperasi paling lambat 7
(tujuh) hari sesudah sesudah permohonan diterima. Apabila permohonan tidak dikabulkan,
maka Pengurus harus memberikan alasan tentang penolakan tersebut.

23
(4) Anggota Koperasi tidak diperkenankan berhenti dari status keanggotaannya sebelum masa
keanggotaannya berjalan sekurang-kurangnya satu tahun.
(5) Anggota kehormatan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan khusus.
(6) Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa.
(7) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah tangankan.
(8) Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi ini adalah Warga Negara republik Indonesia
yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut;
a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa tidak dalam
perwalian dsb).
b. Bertempat tinggal di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang & Bekasi.
c. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan
wajib.
d. Telah menyetujui isi anggaran dasar dan peraturan-peraturan perkoperasian yang
berlaku.

BAB V
KEPENGURUSAN
Pasal 5
(1) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus Koperasi adalah:
a. Mempunyai sifat jujur dan bertanggung jawab dalam tugas.
b. Mengerti tentang kegiatan perkoperasian.
c. Dapat berpartisipasi secara aktif untuk kemajuan Koperasi.
(2) Tata cara pengangkatan pengurus dan pengawas, susunan, tugas pokok, wewenang dan
tanggung jawab diatur dalam aturan khusus.
(3) Susunan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan
seorang bendahara. Sedangkan susunan Pengurus lainnya atau struktur organisasi
ditetapkan dalam rapat pengurus yang susunannya ditentukan sesuai dengan
keperluannya.

Pasal 6
Tugas dan kewajiban Pengurus adalah :
a. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha Koperasi;
b. Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama Koperasi;
c. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan;
d. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja Koperasi;
e. Menyelenggarakan rapat anggota serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
kepengurusannya;
f. Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota;
g. Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan
memperlihatkan buktibukti yang diperlukan;
h. Memberikan keterangan dan penjelasan kepada anggota mengenai jalannya organisasi dan
usaha Koperasi;
i. Memelihara kerukunan di antara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan
perselisihan;

24
j. Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya, dengan ketentuan:
1) Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau beberapa anggota
Pengurus maka kerugian ditanggung oleh anggota pengurus yang bersangkutan;
2) Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan dalam
Rapat Pengurus maka semua anggota pengurus tanpa terkecuali menanggung kerugian
yang diderita koperasi.
k. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggungjawab anggota pengurus,
serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota;
l. Meminta audit kepada koperasi jasa audit dan atau Akuntan Publik yang biayanya
ditanggung koperasi dan biaya audit tersebut dimasukkan dalam anggaran biaya koperasi;
m. Pengurus dan salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan ketentuan yang berlaku dapat
melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan pemilikan dalam batas-batas
tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari Keputusan Rapat Pengurus dan Pengawas
Koperasi dalam hal-hal sebagai berikut:
1) Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Koperasi dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus koperasi;
2) Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh atau melepaskan hak atas barang
bergerak milik koperasi dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga dan peraturan khusus koperasi.

Pasal 7
Pengurus mempunyai hak ;
a. Menerima imbalan balas jasa sesuai keputusan rapat anggota;
b. Mengangkat dan memberhentikan manager dan karyawan Koperasi;
c. Membuka cabang/perwakilan usaha baik di dalam maupun di luar wilayah Republik
Indonesia sesuai keputusan rapat anggota dan anggaran rumah tangga;
d. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha Koperasi;
e. Meminta laporan dari manager secara berkala dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

Pasal 8
(1) Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatannya berakhir
apabila terbukti :
a. Melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan dan
nama baik koperasi;
b. Tidak mentaati ketentuan undang-undang perkoperasian beserta peraturan dan
ketentuan pelaksanaanya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusan
Rapat Anggota;
c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan bagi koperasi
khususnya dan gerakan koperasi pada umumnya;
d. Melakukan dan terlibat dalam tindak pidana yang terutama di bidang ekonomi dan
keuangan dan tindak pidana lain yang telah diputus oleh pengadilan.
(2) Dalam hal salah seorang anggota pengurus berhenti sebelum masa jabatan berakhir, Rapat
Pengurus dengan dihadiri wakil pengawas dapat mengangkat penggantinya dengan cara :
a. Menunjuk salah seorang pengurus untuk merangkap jabatan tersebut;
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengurus tersebut.
(3) Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus
dipertanggungjawabkan oleh pengurus dan disahkan dalam rapat anggota berikutnya.

25
(4) Tugas dan tanggung jawab yang lebih terperinci dari masing-masing Pengurus, diatur
sebagai berikut :
a. Tugas Ketua:
1) Memimpin dan Mengawasi Pekerjaan dari Anggota Pengurus dan Pengelola.
2) Mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta
segala Keputusan Rapat baik Pengurus, Anggota dan Pengelola.
3) Memimpin Rapat Pengurus, Rapat Anggota dan Rapat-rapat lainnya, dan jika
berhalangan hadir merekomendasikannya kepada Pengurus lainnya.
4) Mewakili Koperasi keluar, terutama dalam hubungannya dengan pemerintah.
5) Menandatangani Daftar Anggota dan Daftar Pengurus.
6) Menandatangani surat-surat.
7) Menandatangani kwitansi pengembalian uang atau cek.
b. Tugas Sekretaris:
1) Memelihara dan menyimpan :
a) Daftar Anggota.
b) Daftar Pengurus.
c) Buku Keputusan/Notulen Rapat-rapat.
d) Peraturan-peraturan pemerintah yang bersangkutan dengan Koperasi.
e) Laporan-laporan Pengurus/Anggota dan arsip-arsip Surat Koperasi.
f) Bertanggung jawab atas segala aktifitas administrasi Koperasi.
2) Menandatangani surat-surat keluar jika dianggap perlu.
3) Menerima/mengirimkan laporan-laporan Koperasi baik yang dikirm kepada anggota
maupun keluar.
4) Mempersiapkan surat-surat yang berhubungan dengan Koperasi kedalam dan
keluar.
5) Membuat notulen dari rapat-rapat Koperasi.
c. Tugas Bendahara:
1) Bertanggung jawab atas segala keuangan dan harta benda Koperasi.
2) Menerima dan mengeluarkan uang atas seijin Ketua dengan pencatatan yang jelas.
3) Menyimpan surat-surat berharga.
4) Bersama ketua menandatangani surat yang menyangkut keuangan jika dianggap
perlu.
5) Menyiapkan laporan-laporan yang menyangkut keuangan Koperasi.
6) Merencanakan Anggaran Belanja untuk satu tahun yang akan datang.
7) Melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan keuangan dengan persetujuan
Ketua Koperasi.
8) Bersama Ketua Koperasi dalam menandatangani cek atau surat-surat yang
berhubungan dengan pengeluaran keuangan.

Pasal 9
(1) Sebelum memangku jabatannya, Pengurus wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
agamanya di hadapan Rapat Anggota.
(2) Sumpah atau janji Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai
berikut:
Demi Allah saya bersumpah/ berjanji :
a. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus selalu
berpegang kepada ketentuan-ketentuan dalam undang-undang Perkoperasiaan,

26
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan lain yang berlaku di
Koperasi LKPP.
b. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai Pengurus selalu
berusaha sehingga kepentingan koperasi beserta anggota-anggotanya mendapat
pelayanan yang adil dan sebaik-baiknya.
c. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus, menjauhkan
perbuatan-perbutan yang dapat merugikan Koperasi LKPP dan anggotanya serta
gerakan koperasi.

Pasal 10
Tiap pengurus yang telah mengucapkan sumpah atau janji, bersama saksi- saksi harus
membubuhkan tanda tangannya pada berita acara pengucapan sumpah atau janji.

BAB VI
PENGAWAS
Pasal 11
(1) Susunan Pengawas terdiri dari seorang Ketua dan 2 (dua) orang Anggota, yang diangkat
oleh Anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Sebelum memangku jabatannya, Pengawas wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
agamanya di hadapan Rapat Anggota.
(3) Sumpah atau janji Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berbunyi sebagai
berikut:
Demi Allah saya bersumpah/ berjanji :
a. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya sebagai Pengawas selalu
berpegang pada ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Perkoperasiaan,
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan-peraturan Koperasi LKPP
lainnya.
b. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai Pengawas selalu
bertindak obyektif, adil dan berpihak pada kepentingan .
c. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai Pengawas
menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan gerakan koperasi pada
umumnya dan anggota-anggota pada khususnya."

Pasal 12
Setiap Pengawas yang telah mengucapkan sumpah atau janji, bersama saksi-saksi harus
membubuhkan tanda tangannya pada berita acara pengucapan sumpah atau janji.

Pasal 13
(1) Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat Manager yang profesional maka
pengawasan dapat diadakan secara tetap atau diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan dan ditentukan dengan keputusan rapat Anggota.
(2) Audit keuangan harus dilakukan oleh Akuntan Publik dan audit non keuangan oleh tenaga
ahli di bidangnya atas permintaan pengurus.

27
(3) Pengaturan selanjutnya diatur peraturan khusus.

Pasal 14
Hak dan kewajiban pengawas adalah :
a. Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;
c. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
d. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
e. Memberikan koreksi, saran, teguran dan peringantan kepada pengurus;
f. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
g. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada rapat
Anggota.

Pasal 15
(1) Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatan berakhir apabila
terbukti:
a. Melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik Koperasi;
b. Tidak mentaati ketentuan undang-undang Perkoperasian beserta pengaturan, ketentuan
pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan keputusan Rapat
Anggota.
(2) Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatan berakhir, rapat
Pengawas dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus dapat mengangkat pengganti dengan cara :
a. Jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota pengawas yang lain;
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengawas tersebut;
(3) Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat (2) diatas,
dilaporkan oleh Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat setelah penggantian yang
bersangkutan untuk diminta pengesahan atau memilih mengangkat Pengawas yang lain.

BAB VII
PENASEHAT
Pasal 16
(1) Apabila diperlukan pengurus dapat mengangkat penasehat atas persetujuan rapat anggota.
(2) Penasehat Koperasi berjumlah minimal 1 (satu) orang dan maksimal 3 (tiga) orang.
(3) Seluruh penasehat berkedudukan setara satu sama lain.
(4) Penasehat dipilih oleh pengurus koperasi, atas dasar musyawarah untuk mufakat.

Pasal 17
Hak, Kewajiban, dan Wewenang Penasehat
(1) Memberikan pertimbangan, saran dan masukan kepada pengurus dan pengawas, baik
diminta atau tidak, dalam rangka memajukan koperasi.
(2) Turut serta membantu pengurus dan pengawas guna memajukan koperasi.
(3) Hadir dan berperan serta secara aktif dalam RAT.

28
(4) Mendapatkan imbalan dari koperasi, sesuai dengan keputusan RAT.

BAB VIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 18
(1) Rapat Anggota yang dilaksanakan secara langsung maupun secara perwakilan sah jika
dihadiri oleh lebih dari (satu per dua) jumlah anggota koperasi atau perwakilan anggota
Koperasi dan disetujui oleh lebih dari (satu per dua) bagian dari jumlah anggota atau
perwakilan yang hadir.
(2) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas tidak tercapai, maka rapat
anggota tersebut ditunda untuk waktu paling lama 7 (tujuh) hari, untuk rapat kedua dan
diadakan pemanggilan kembali kedua kalinya;
(3) Apabila dalam rapat kedua sebagaimana yang dimaksud ayat (2) di atas kuorum tetap
belum tercapai, maka rapat anggota tersebut dapat dilangsungkan dan keputusannya sah
serta mengikat bagi semua anggota, apabila dihadiri sekurang-kurangnya 1/3 (satu per tiga)
dari jumlah anggota atau perwakilannya dan keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua per tiga)
dari jumlah anggota atau perwakilannya yang hadir;

Pasal 19
(1) Pengambilan keputusan rapat anggota berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan oleh rapat anggota
berdasarkan suara terbanyak dari jumlah anggota atau perwakilan yang hadir.
(3) Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota atau perwakilan mempunyai hak
satu suara.
(4) Anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suaranya kepada anggota lain yang hadir
dalam Rapat Anggota yang dilaksanakan secara langsung;
(5) Pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka dan/atau secara tertutup, kecuali
mengenai diri orang dilakukan secara tertutup.
(6) Keputusan Rapat Anggota dicatat dalam Berita Acara Rapat atau pernyataan keputusan
rapat yang ditanda tangani Notaris.
(7) Koperasi dapat juga mengambil keputusan terhadap sesuatu hal tanpa mengadakan Rapat
Anggota dengan ketentuan semua anggota koperasi harus diberitahukan secara tertulis dan
seluruh anggota Koperasi memberikan persetujuan mengenai hal (usul keputusan) tersebut
secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut, tanpa ada tekanan dari
Pengurus dan atau pihak-pihak tertentu.

Pasal 20
Tempat, acara, tata tertib dan bahan materi Rapat Anggota harus sudah disampaikan terlebih
dahulu kepada anggota atau perwakilannya sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan Rapat Anggota.

29
Pasal 21
(1) Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus Koperasi.
(2) Rapat Anggota dapat dipimpin langsung oleh Pengurus Koperasi dan/atau oleh Pimpinan
Sidang dan Sekretaris Sidang yang dipilih dalam Rapat Anggota tersebut.
(3) Pemilihan pimpinan dan sekretaris sidang dipimpin oleh Pengurus Koperasi dari anggota
yang hadir, yang tidak memangku jabatan Pengurus, Pengawas dan pengelola atau
Karyawan Koperasi.
(4) Setiap Rapat Anggota harus dibuat Berita Acara Rapat yang ditandatangani oleh Notaris.
(5) Berita Acara keputusan Rapat Anggota yang telah ditandatangani oleh Notaris menjadi bukti
yang sah terhadap semua anggota koperasi dan pihak ketiga.

Pasal 22
(1) Rapat Anggota Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sesudah tutup
tahun buku, kecuali ada pengaturan lain dalam anggaran dasar.
(2) Rapat Anggota tahunan membahas dan mengesahkan :
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus atas pelaksanan tugasnya;
b. Neraca perhitungan laba rugi tahun buku yang berakhir 31 (tiga puluh satu) Desember;
c. Penggunaan dan pembagian Sisa Hasil Usaha;
d. Pertanggungjawaban pelaksaan tugas pengawas dalam satu tahun buku.
(3) Rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja membahas
dan mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi juga harus dilaksanakan tiap tahun buku, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
tahun buku/anggaran yang bersangkutan dilaksanakan, yang diajukan oleh Pengurus dan
Pengawas.
(4) Apabila Rapat Anggota rencana kerja dan rencana Anggaran Pendapatan dan belanja
seperti tersebut pada ayat (3) diatas belum mampu dilaksanakan oleh koperasi karena
alasan yang obyektif dan rasional seperti efisiensi maka ;
a. Rapat Anggota rencana Kerja dan rencana Anggaran pendapatan dan belanja dapat
dilaksanakan bersama dengan Rapat Anggota Tahunan dengan acara rapat tersendiri,
dengan ketentuan Rapat Tahunan harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah tutup tahun buku;
b. Selama Rapat Anggota rencana kerja dan rencana Anggaran Pendapatan dan belanja
belum disahkan oleh rapat Anggota dalam pelaksanaan tugasnya, pengurus
berpedoman pada rapat anggota rencana kerja dan rencana Anggaran Pendapatan dan
belanja tahun sebelumnya yang telah mendapat persetujuan.;

Pasal 23
(1) Rapat Anggota Khusus diadakan untuk :
a. Mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi dengan ketentuan ;
1) Harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya (tiga per empat) dari jumlah anggota atau
perwakilan.
2) Keputusan sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah anggota atau perwakilan yang hadir.
b. Pembubaran, penggabungan, peleburan dan pemecahan koperasi dengan ketentuan;

30
1) Harus dihadiri oleh sekurangkurangnya (tiga per empat) dari jumlah anggota atau
perwakilan;
2) Keputusannya harus disetujui oleh (tiga per empat) dari jumlah anggota atau
perwakilan yang hadir.
c. Pemberhentian, pemilihan dan pengangkatan pengurus dan pengawas dengan
ketentuan:
1) Harus dihadiri oleh lebih dari (satu per dua) dari jumlah anggota atau perwakilan;
2) Keputusannya harus disetujui oleh (tiga perempat) dari jumlah anggota atau
perwakilan yang hadir.

Pasal 24
(1) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila dipandang sangat diperlukan
adanya keputusan yang kewenangannya ada pada Rapat Anggota dan tidak dapat
menunggu dilaksanakannya Rapat Anggota biasa seperti diatur dalam pasal 18 diatas.
(2) Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas diadakan apabila:
a. Ada permintaan paling sedikit lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari jumlah anggota
atau perwakilan dan atau;
b. Atas keputusan rapat Pengurus atau keputusan rapat Pengurus dan Pengawas dan
atau;
c. Dalam hal keadaan yang sangat mendesak untuk segera memperoleh keputusan rapat
anggota;
d. Negara dalam keadaan bahaya atau perang, tidak memungkinkan diadakan Rapat
Anggota biasa dan Rapat Anggota Khusus seperti tersebut pada Pasal 19 diatas.
(3) Rapat Anggota Luar Biasa sah dan keputusan mengikat seluruh anggota, apabila:
a. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya (satu per dua) dari jumlah anggota atau
perwakilan dan keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota
atau perwakilan yang hadir;
b. Untuk maksud pada ayat (2) di atas harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/5 (satu
per lima) dari jumlah anggota atau perwakilan dan keputusannya disetujui oleh 2/3
(dua per tiga) dari jumlah anggota atau perwakilan yang hadir.
(4) Hal-hal lain yang belum diatur akan diatur dalam peraturan khusus.

BAB IX
PENGELOLA DAN KARYAWAN
Pasal 25
Pengelola
(1) Jabatan Pengelola koperasi selanjutnya disebut General Manager.
(2) Genaral Manager merupakan jabatan tertinggi dalam karyawan koperasi.
(3) Dalam pelaksanaan tugasnya General Manager dibantu beberapa Manager dan beberapa
staff yang mempunyai status karyawan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) General Manager wajib bekerja penuh untuk koperasi dan dilarang merangkap jabatan di
tempat lain di mana hari dan jam kerjanya sama dengan yang berjalan di koperasi.
(5) Masa kerja General Manager maksimal 3 (tiga) tahun, dan dapat diperbaharui setiap tahun
setelah habis kontrak, dan dapat diperpanjang lagi bilamana terbukti mampu dan
berprestasi.

31
(6) Hal-hal lain yang belum diatur akan diatur dalam peraturan khusus.

Pasal 26
Tugas dan kewajiban General manager adalah :
a. Melaksanakan kebijaksanaan pengurus dalam mengelola usaha koperasi;
b. Mengendalikan dan mengkoordinir semua kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh para
karyawan;
c. Melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas mengenai bidang dan pelaksanaannya;
d. Mentaati segala ketentuan yang telah diatur dalam anggaran dasar, anggaran rumah
tangga, keputusan rapat anggota, kontrak kerja dan ketentuan lainnya yang berlaku pada
koperasi yang berkaitan dengan pekerjaannya.
e. Menanggung kerugian usaha koperasi sebagai akibat dari kelalaian dan atau tindakan yang
disengaja atas pelaksanaan yang dilimpahkan.

Pasal 27
(1) Hak dan wewenang General Manager :
a. Menerima penghasilan sesuai perjanjian kerja yang telah disepakati dan ditandatangi
bersama oleh pengurus dan Manager.
b. Mengembangkan usaha dan kemampuan diri untuk melaksanakan tugas yang
dibebankan;
c. Membela diri atas segala tuntutan yang ditujukan kepada dirinya;
d. Bertindak untuk dan atas nama pengurus dalam rangka menjalankan usaha;
e. Menetapkan pedoman pelaksanaan, pengelolaan usaha atau standar operasional
prosedur yang disahkan oleh Rapat Anggota.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan tugas, kewajiban, hak dan wewenang Manager
dan Karyawan diatur lebih lanjut dalam ketetapan pengurus dan kontrak kerja.

Pasal 28
Perjanjian Kerja Pengelola
Perjanjian kerja antara Pengurus dan General Manager sekurang-kurangnya memuat antara
lain :
1. Uraian tugas pokok.
2. Batasan wewenang.
3. Hak dan kewajiban.
4. Imbalan/upah/pendapatan General Manager.
5. Hari, jam kerja dan cuti.
6. Sanksi-sanksi.
7. Penggunaan fasilitas dan peralatan koperasi.
8. Target usaha.

Pasal 29
Karyawan
(1) Yang dianggap Karyawan koperasi adalah seorang yang mempunyai hubungan kerja
dengan koperasi atas dasar perikatan dan peraturan yang berlaku.

32
(2) Pangkat dan jabatan Karyawan ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus melalui
surat keputusan pengurus yang disesuaikan dengan struktur organisasi dan peraturan
lainnya yang berlaku.
(3) Karyawan yang terbukti berprestasi dan dinilai mampu oleh Pengurus dapat dipromosikan
dan dicalonkan sebagai calon Manager/General Manager.
(4) Hal yang menyangkut tentang kekaryawanan lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan
Khusus dan Keputusan Pengurus.

BAB X
Pasal 30
PEMBUKUAN KOPERASI
Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan laporan pertanggung jawaban
pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam peraturan khusus.

BAB XI
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 31
(1) Uang simpanan pokok dan wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota itu belum
berhenti sebagai anggota.
(2) Uang simpanan yang merupakan simpanan sukarela dan simpanan berjangka dapat
diminta kembali menurut peraturan khusus atau perjanjian.
(3) Jika diperlukan, koperasi dapat mengadakan simpanan khusus yang diatur dalam peraturan
khusus.

Pasal 32
Keanggotaan berakhir menurut Pasal 12 Anggaran Dasar, apabila :
a. Berhenti atas permintaan sendiri/mengundurkan diri. Uang simpanan pokok dan uang
simpanan wajib setelah dipotong dengan bagian tanggungan yang ditetapkan, dikembalikan
kepada yang berhak dengan segera selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kemudian.
b. Dipecat. Uang simpanan pokok dan uang simpanan wajib setelah dipotong dengan bagian
tanggungan yang ditetapkan, dikembalikan kepada bekas anggota dalam waktu 1 (satu)
bulan sesudah Rapat Anggota Tahunan yang akan datang.
c. Dipecat dan meminta pertimbangan RA. Dapat saja uang simpanan pokok menjadi
kekayaan koperasi dan pengembalian simpanan wajib diserahkan kepada Rapat Anggota
dengan mempertimbangkan kesalahan anggota yang mengakibatkan pemecatannya.

BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal 33
Prosentase pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) diatur lebih lanjut dalam Peraturan khusus.

33
BAB XIII
SANKSI
Pasal 34
Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut Peraturan khusus.

BAB XIV
PENUTUP
Pasal 35
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur lebih lanjut
dalam peraturan khusus dan atau keputusan pengurus dan ketetapan pengurus.

Pasal 36
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan Koperasi yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal Lima Belas Bulan Februari Tahun Dua Ribu Sepuluh di
Geduns SMESCO UKM Jalan Gatot Subroto Kav. 94 Jakarta Selatan.

DISAHKAN PADA RAPAT ANGGOTA KOPERASI PEGAWAI LKPP

Pimpinan Rapat
Ketua Umum, Ketua II, Sekretaris,

Dade Nursahid A. Y Robin Asad Suryo Raden Ari W.

34

Anda mungkin juga menyukai