Anda di halaman 1dari 38

B A B III

KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

3.1. Keadaan Organisasi dan Manajemen KSU Tandangsari

3.1.1. Sejarah Terbentuknya KSU Tandangsari

KSU Tandangsari pada mulanya berasal dari sebuah Koperasi unit Desa

dengan Koperasi Pertanian di wilayah Kecamatan Tanjungsari sejak perencanaan

sampai berdirinya dengan nama BUUD Tanjungsari sesuai dengan INPRES No. 4

tahun 1973. Adapun yang menjadi pengurusnya yaitu:

Ketua : Elim Herdiana Saputra

Sektretaris : Maman Sukmana

Bendahara : E. Syamsudin

Usaha yang mula-mula dijalankan oleh BUUD Tanjungsari adalah

penyaluran minyak tanah, penjualan pupuk, pengadaan pangan dan kredit candak

kulak. BUUD Tanjungsari berjalan perlahan-lahan, tahun demi tahun dilaluinya

dan pada tahun 1978 sesuai dengan INPRES No.2 Tahun 1978 BUUD

Tanjungsari, ini mengalami perubahan nama menjadi KUD Tanjungsari kemudian

pada tahun 1984 keluar INPRES No. 4 tahun 1984 di mana kedudukan KUD

Tanjungsari sebagai wahana masyarakat pedesaan perlu diperkokoh dan

dimantapkan secara terus menerus melalui upaya dan langkah-langkah pembinaan

dan pengembangan yang lebih intensif dan terpadu secara berdaya guna dan

berhasil guna. Sebagai dampak dari pelaksanaan Undang – Undang No. 22 tahun

1999 tentang otonomi daerah dan peraturan Daerah Kabupaten Sumedang yang

mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah Kecamatan, sehingga

50
51

perkembangan keanggotaan dan kegiatan usaha peternakan sapi perah sudah

melewati batas kerja dan kecamatan, maka diperlukan adanya perubahan dalam

kelembagaan, disesuaikan dengan perkembangan yang ada sehingga gerak

organisasi bisa menjadi lebih leluasa. Untuk itu maka pada RAT tahun 2001

terjadi perubahan nama koperasi dari KUD Tanjungsari menjadi Koperasi Serba

Usaha (KSU) Tandangsari yang wilayah kerjanya meliputi wilayah kabupaten

Sumedang.

Pada tahun 1980 KSU Tandangsari dalam pengembangan usahanya

membentuk suatu unit usaha baru yang sesuai dengan potensi yang ada di wilayah

kerjanya yaitu Unit Usaha Sapi Perah. Unit Usaha Sapi Perah tersebut

memperoleh bantuan kredit berupa sapi perah dari Menteri Muda Urusan

Koperasi yang disalurkan melalui Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).

KSU Tandangsari memperoleh hak badan hukum pada tahun 1989 KUD

Tanjungsari badan hukum No. 7251A/BH/KWK-10/13 pada tanggal 27 Februari

1989. Dalam tahun buku 1986 telah terjadi suatu kejadian yang cukup penting

dalam kehidupan KSU Tandangsari yaitu adanya penyesuaian Anggaran Dasar

sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian, maka sejak tanggal 23 Mei 1996 telah terjadi perubahan Anggaran

Dasar dan nomor badan hukum yaitu No.7351/BH/PAD/KWK-10/V/1996.

Pada tanggal 25 Maret 2002 mengalami perubahan Badan Hukum menjadi

Nomor : 7251/BH/PAD/DK.10.13.III/2002, perubahan ini dilakukan sebagai

antisipasi untuk menghadapi perubahan iklim usaha koperasi di masa depan.

Dimana KSU Tandang Sari diharapkan usaha-usaha koperasi dapat berkembang


52

secara dinamis, mampu memperluas ruang geraknya tanpa dibatasi oleh batas-

batas wilayah administratif. Sehingga di kemudian hari koperasi ini dapat menjadi

soko guru Gerakan Koperasi di Kabupaten Sumedang.

Di bawah ini beberapa penghargaan dan prestasi hasil dari kerja keras

pengurus, karyawan dan anggota dalam menjalankan koperasinya.

1. Tahun 1986 meraih juara satu Koperasi Unit Desa terbaik tingkat

Kabupaten Sumedang.

2. Tahun 1987 penetapan klasifikasi A dari kantor Departemen Koperasi

Kabupaten Sumedang.

3. Tahun 1988 meraih juara satu Koperasi Unit Desa terbaik tingkat

Kabupeten Sumedang.

4. Tahun 1990 mendapat penghargaan sebagai KUD Mandiri.

5. Tahun 1993 mendapat Penghargaan sebagai KUD mandiri harapan

Tingkat Propinsi Jawa Barat.

6. Tahun 1994 mendapat penghargaan sebagai Koperasi Pedesaan Terbaik

Tingkat Propinsi Jawa Barat.

7. Tahun 1997 mendapat penghargaan sebagai KUD Mandiri Teladan

Tingkat Propinsi Jawa Barat.

8. Tahun 1997 mendapat penghargaan sebagai KUD Mandiri Harapan

Tingkat Nasional sektor peternakan.

9. Tahun 1998 mendapat peghargaan sebagai KUD Mandiri teladan Tingkat

Propinsi Jawa Barat.


53

10. Tahun 1999 mendapat penghargaan sebagai Koperasi Berprestasi Tingkat

Nasional.

Kunci keberhasilan bagi Koperasi Serba Usaha Tandangsari adalah :

1. Wilayah kerja KSU Tandangsari sangat menunjang bagi perkembangan

koperasi baik dilihat dari segi potensi fisik maupun non fisik.

2. Keterbukaan dan kemampuan dari pengelola disertai disiplin.

3. Adanya Tujuan khusus dan tujuan umum KSU Tandangsari yang

diarahkan pada peningkatan pelayanan anggota dengan demikian anggota

mempuyai rasa memiliki.

4. Adanya dukungan dan dorongan dari pihak intern KSU Tandangsari

maupun ekstern.

Secara geografis, wilayah Tanjungsari rata-rata berada di atas ketinggian

800 meter di atas permukaan laut (Mdpl), suatu kondisi daerah yang cocok untuk

mengembangkan usaha peternakan sapi perah. Oleh karena itu koperasi ini

menjadikan usaha Peternakan Sapi Perah sebagai bisnis inti (core business).

Dalam memperkokoh kedudukannya sebagai lembaga perekonomian masyarakat

pedesaan maka KSU Tandangsari terus mengembangkan usahanya. Adapum

usaha–usaha yang dikembangkan oleh KSU Tandangsari akan dijelaskan pada sub

bab kegiatan usaha KSU Tandangsari. Untuk keanggotaan KSU Tandangsari

sampai akhir tahun 2005 berjumlah 2.391 orang Dengan jumlah anggota tersebut

baik pengurus, manajer maupun karyawan bekerja keras dengan segala usaha

untuk dapat meningkatkan kegiatan usaha pelayanan dalam memenuhi kebutuhan

anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya


54

3.1.2. Struktur Organisasi KSU Tandangsari

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992

tentang perkoperasian Bab VI Pasal 21, bahwa perangkat organisasi terdiri dari

Rapat anggota, Pengurus dan Pengawas.

Gambar 04. Struktur Organisasi KSU Tandang Sari

Rapat Anggota

Pengurus Pengawas

Manajer Staf ADM

Unit Ptrnkn Unit Simpan Unit Unit


Sapi Perah Pinjam SAPROTAN WASERDA

Anggota

Keterangan :

Garis Komando
Garis Koordinasi
Garis Partisipasi Anggota Dalm RAT
Garis Pengawasan
Garis Partisipasi/Pelayanan
55

KSU Tandangsari mempunyai alat kelengkapan organisasi berdasarkan

ketentuan tersebut dimana struktur organisasi KSU Tandangsari sebagai dasar

melakukan kegiatan usahanya dan pula sebagai dasar dalam melaksanakan sistem

akuntansi di KSU Tandangsari secara keseluruhan. Untuk memenuhi hal tersebut

maka dapat dilihat pada struktur organisasi KSU Tandangsari. Untuk memperjelas

tentang perangkat organisasi koperasi maka akan dijelaskan tentang tugas dan

fungsi masing-masing dibawah ini.

1. Rapat Anggota

Pelaksanaan Rapat Anggota KSU Tandangsari sudah berjalan sebagai

mana mestinya sesuai dengan peraturan yang ada di anggaran dasar yaitu bahwa

rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, jika hal tersebut

tidak tercapai maka pengambilan keputusan dilakukan dengan suara terbanyak.

Dalam pemungutan suara setiap anggota mempunyai hak satu suara. Rapat

Anggota juga berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban pengurus dan

pengawas tentang pengelolaan koperasi.

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam sistem koperasi

Indonesia. Didalam rapat Anggota KSU Tandang Sari tidak saja berfungsi untuk

merumuskan rencana jangka pendek, tetapi juga menetapkan hal-hal yang sejalan

dengan Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal 23

UU RI No. 25 Tahun 1992, bahwa dalam rapat anggota menetapkan :

1) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (RAT);

2) Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan-keputusan

koperasi yang lebih tinggi;


56

3) Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan

pengawas

4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi

serta mengesahkan laporan keuangan;

5) Mengesahkan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan

tugasnya;

6) Pembagian Sisa Hasil Usaha;

7) Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

8) Pengurus

Sebelum pelaksanaan rapat anggota di koperasi, maka dilaksanakan

terlebih dahulu pra-rapat, dimana seluruh anggota bersama sama menentukan

wakil-wakilnya yang akan membawa aspirasi mereka didalam rapat anggota nanti,

perwakilan disini biasanya diwakili oleh perwakilan kelompok anggota dari setiap

unit diKoperasi Tandangsari. Mereka inilah yang mengikuti rapat anggota setiap

tahunnya dan juga hak suara dan hak bicara,yang menarik dikoperasi KSU

tandangsari tidak ada anggota Fasif atau yang tidak aktif ini dilakukan Koperasi

setelah adakan penelitian jumlah anggota aktif tersebut, maka berdasarkan

keputusan rapat pengurus tanggal 25 januari 2005, sebagai pelaksanaan keputusan

dari RA anggota tahun lalu. Anggota yang tercatat haya anggota aktif dan anggota

tidak aktif atau fasif dibekukan (diberhebtikan secara administratif).

Dalam pelaksanaan RAT berbagai persoalan yang menyangkut tata

kehidupan koperasi dibahas untuk kemudian dipecahkan, kebijakan dan arah

organisasi koperasi secara bersama-sama, RAT dilaksanakan setahun sekali,


57

sudah dikatakan baik karena hampir semua anggota hadir dalam RAT tersebut,

rapat anggota yang dilaksanakan di Koperasi KSU Tandangsari Sumedang pada

umumnya berjalan dengan baik dan memenuhi persyaratan tingkat kehadiaran

anggota yang lebih dari separuh jumlah anggota Koperasi.

Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat,

jika hal tersebut tidak tercapai maka pengambilan keputusan tersebut dilakukan

voting (pengambilan suara terbanyak). Dalam pemungutan suara. Rapat anggota

juga meminta pertanggungjawaban pengurus, pengawas tentang pengelolaan

koperasi.

2. Pengurus

Pengurus merupakan personifikasi badan hukum koperasi, jadi pengurus

melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi serta mewakili

koperasi di dalam dan di luar pengadilan. Pengurus tersebut dipilih dari dan oleh

anggota melalui Rapat Anggota, Pengurus harus bertanggung jawab atas segala

kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota.

Berdasarkan keputusan Rapat Anggota tahun 2002, susunan pengurus

KSU Tandangsari periode 2003-2006 adalah sebagai berikut.

1. Ketua Umum : H. Een Suwarna

2. Ketua Bid. Usaha : H. Oyo Suwaya

3. Ketua Bid. Organisasi & Kelembagaan : Pupung Purwana, SH

4. Sekretaris : Yayah Sofiah

5. Bendahara : H. Oyo Sukarya


58

Sementara yang bertindak sebagai pengelola usaha koperasi diangkat

seorang manajer yaitu Toni Kartobi yang dibantu oleh 69 orang karyawan.

Pengangkatan ini berdasarkan surat keputusan pengurus No : 03/K/I/5/SK/M/01

dengan disepakati oleh rapat anggota tahun 2002.

Adapun uraian dari tugas pengurus Koperasi KSU Tandangsari Sumedang

adalah sebagai berikut:

1. Ketua Umum

a. Menetapkan kebijakan umum

b. Mmenandatangani surat-surat perjanjian pemerintah membayar

uang

c. Bertanggungjawab akan lancarnya usaha koperasi dan keseluruhan

jalannya koperasi

2. Ketua Bidang Usaha

a. Mengkoordinir tugas-tugas perencanaan usaha koperasi dan

keseluruhan jalannya koperasi

b. Mengawasi kinerja karyawan yang ada disetiap unit usaha

c. Bertanggungjawab tentang laporan bidang usaha koperasi yang dan

jalannya kinerja yang ada disetiap unit usaha

3. Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan.

a. Melayani kepentingan dari luar mengenai kegiatan Koperasi

b. Mewakili organisasi dihadapan dan diluar pengadilan

c. Bertanggungjawab tentang laporan bidang organisasi dan

kelembagaan yang ada dikoperasi.


59

d. Mengkoordinir tata laksana organisasi koperasi secara keseluruhan.

4. Sekretaris

a. Bertanggung jawab akan seluruh keuangan dan harta kekayaan

koperasi lainnya. Dimana berkewajiban menerima, menyimpan,

membayar serta mempertanggungjawabkannya.

b. Memelihara dan mempertanggungjawabkan alat-alat kantor atau

inventaris koperasi.

c. Mengeluarkan uang koperasi atas persetujuan atau perintah ketua

koperasi.

d. Serta secara organisatoris bertanggungjawab kepada ketua.

5. Bendahara

a. Mengerjakan bukti kas harian, buku bank, buku pengadaan barang, serta

buku-buku lain yang diperlukan

b. Mengkoreksi atau mencocokan setiap data keuangan laporan keuangan

bulanan.

c. Membuat Neraca dan perhitungan hasil usaha per-triwulan dan tahunan.

d. Menyetorkan uang.

3. Pengawas

Pengawas dalam koperasi mempunyai tugas mewakili anggota dalam hal

pengawasan dan pemeriksaan terhadap aspek organisasi dan usaha. Dalam aspek

organisasi, pengawasannya meliputi pelaksanaan sendi dasar koperasi serta


60

penjabaran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi. Sedangkan

untuk aspek usaha meliputi kesesuaian rencana usaha dengan realisasinya, serta

efisiensi usaha koperasi yang dijalankan.

Pengawas dipilih dari dan oleh anggota melalui Rapat Anggota juga

bertanggung jawab kepada anggota melalui Rapat Anggota, persyaratan untuk

dapat dipilih menjadi pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Ketentuan

tentang tugas dan wewenang pengawas diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 39.

Susunan pengawas Koperasi Serba Usaha Tandang Sari untuk periode

2003 – 2006 adalah :

Ketua merangkap anggota : Sumarlin

Anggota : 1. Elim Sasmita

2. Apat Maman

Adapun tugas dan fungsinya pengawas dapat diuraikan dibawah ini:

a. Bertugas mengawasi dan melaporkan aspek usaha koperasi, organisasi dan

permodalan yang dilakukan secara kontinyu.

b. Mengadakan rapat mecakup aspek usaha, organisasi dan permodalan.

4. Manajer

Manajer berfungsi sebagai pengelola usaha KSU Tandang Sari

berdasarkan wewenang yang dilimpahkan pengurus. Kriteria manajer harus

memenuhi kualitas yang diantaranya adalah mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang baik dibidang manajemen usaha yang ditanganinya, memiliki

jiwa kepemimpinan dan dapat bekerjasama dengan pihak lain.


61

Manajer bertanggung jawab kepada pengurus yang membawahinya.

Manajer diangkat dan diberhentikan oleh ketua umum. Adapun pengertian

manajer umum adalah :

“Manajer Umum didalam koperasi / KSU adalah orang-orang yang


diangkat dan telah mendapat pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab dari pengurus koperasi untuk memimpin orang-orang
(manajer unit usaha, seksi dan staf atau karyawan), mengatur
sumber-sumber, saran-saran produksi, agar supaya semua berhasil,
berdaya guna dan tepat guna bagi kesejahteraan anggota
koperasi/KSU”. (Departemen Koperasi, 1984)

Dari definisi tersebut dapatlah dikatakan bahwa manajer adalah orang

yang bertanggung jawab atas jalannya usaha organisasi koperasi yang

dilimpahkan oleh pengurus. Manajer adalah penghubung antara karyawan disatu

pihak dengan pengurus dilain pihak serta merupakan peletakan dasar

kebijaksanaan kerja. Hal ini berarti bahwa tanggung jawab manajer mencakup

organisasi dan usaha.

Pada KSU Tandang Sari terdapat satu orang manajer yang diangkat oleh

pengurus dan membawahi beberapa unit usaha. Adapun Manajer Koperasi Serba

Usaha Tandang Sari untuk periode 2003 – 2006 adalah : H. Toni Kartobi

Tugas dan fungsi manajer dapat diuraikan dibawah ini:

a. Tugas manajer adalah mengkoordinir unit-unit usaha.

b. mengarahkan, membina karyawan.

c. mengawasi jalannya usaha.

5. Karyawan

Karyawan merupakan suatu unsur penting untuk melakukan aktivitas

usaha yang ada di KSU Tandang Sari sehingga fungsi pelayanan kepada anggota
62

dapat dilakukan seefektif mungkin. Karyawan KSU Tandang Sari tahun 2005

tercatat sebanyak 69 orang, termasuk 1 orang manajer.

Kelengkapan lain dalam KSU Tandangsari adalah badan pembimbing dan

pelindung (BPP). Untuk BPP ini ditunjuk 3 orang tokoh masyarakat diwilayah

kerja KSU Tandangsari. Adanya BPP ini didasarkan pada Inpres No. 4 Tahun

1984 tentang pembinaan dan pengawasan koperasi unit desa, dengan tugas pokok

memberikan bimbingan dan perlindungan kepada koperasi.

Adapun tugas yang dilaksanakan oleh karyawan dikoperasi dapat

diuraikan dibawah ini:

a. Mempersiapkan data laporan dari semua kinerja di setiap unit, untuk rapat

rutin dan RAT.

b. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pengurus

c. Mengisi buku anggota koperasi dilingkungan koperasi KSU tandangsari

d. Membuat laporan pajak

e. Membantu pelayanan

f. Komputerisasi

g. Mmelayani karyawan yang akan menjadi anggota baru

6. Keanggotaan

Keanggotaan KSU Tandang Sari sebagaimana tuntunan

Perundang-Undangan didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam

lingkup usaha koperasi. Dengan sikap sukarela dan terbuka maka keanggotaan

koperasi akan tumbuh dengan kemanfaatan ekonomis yang diperoleh oleh


63

anggota. Implikasi dari pemahaman ini bagi koperasi dapat tersirat pada

perkembangan jumlah anggota.

Tabel 7. Perkembangan Keanggotaan KSU Tandang Sari Tahun 2001-2005


jumlah jumlah persentase
no tahun masuk keluar
awal akhir (%)
1 2001 6.443 342 218 6.567 -
2 2002 6.567 344 188 6.723 (-)97,68
3 2003 6.567 368 156 6.935 (-)96,97
4 2004 6.935 410 182 7.163 (-)96,84
5 2005 2.339 258 206 2.391 (+)99,58
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandang Sari Tahun 2001 Sampai dengan 2005

Berdasarkan tabel perkembangan keanggotaan KSU Tandang Sari pada

tahun 2001 jumlah awal anggota berjumlah 2,32% karena ada yang masuk dan

ada yang keluar maka jumlah akhir pada tahun 2002 sebanyak 2,23%. Melihat

dari tahun 2003: 3,06% sampai 2004: 3,18 %. dan pada tahun buku 2005 tanggal

25 Januari 2005: (-)199,58%, anggota telah melakukan registrasi dan yang

melakukan kewajiban-kewajibannya sebagai anggota aktif sebanyak (-)320,24%.

Setelah dilakukan penelitian jumlah anggota aktif tersebut, maka berdasarkan

keputusan rapat pengurus tanggal 25 Januari 2005, sebagai pelaksanaan dari

keputusan Rapat Anggota tahun lalu, Anggota tercatat hanya anggota aktif dan

anggota tidak aktif dihapus bukukan (diberhentikan secara administratif).

Penurunan jumlah anggota ini mencapai persentase sebesar (-199,58 %) pada

tahun 2005.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota KSU

Tandangsari adalah sebagai berikut :


64

1) Warga Negara Indonesia dewasa yang mampu dan sanggup

melakukan tindakan hukum.

2) Menerima landasan idiil, asas dan sendi dasar koperasi.

3) Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan

menjalankan haknya sebagai anggota sesuai dengan Undang-undang koperasi,

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KSU Tandangsari.

4) Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib bulannya, serta

menyerahkan foto ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar untuk kartu anggota.

3.1.3. Kegiatan Usaha KSU Tandangsari

Pada dasarnya semua kegiatan usaha yang dijalankan koperasi bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, dengan adanya peningkatan

kegiatan usaha yang ditangani diharapkan pula dapat meningkatkan sisa hasil

usaha. Secara umum kegiatan usaha yang dilakukan KSU Tandangsari mengalami

peningkatan, walaupun masih ada beberapa unit usaha yang tidak dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

Kegiatan usaha yang dijalankan oleh KSU Tandangsari mengalami

perkembangan dari tahun ke tahun, hal ini dibuktikan dengan adanya kenaikan

sisa hasil usaha yang diperoleh KSU Tandangsari. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel perkembangan sisa hasil usaha KSU Tandangsari Tahun 2001

sampai dengan 2005 yaitu :

Tabel 8. Perkembangan Jumlah Sisa Hasil Usaha KSU Tandangsari Periode


Tahun 2001-2005
Tahun Jumlah Sisa Hasil Usaha (Rp) Kenaikan/Penurunan (%)
2001 60.525.342,14 -
2002 75.355.742,25 (-)80,32%
65

2003 91.283.913,23 (-)82,55%


2004 104.788.713,52 (-)87,11%
2005 117.317.782,48 (-)89,32%
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandangsari 2001 – 2005.

Dari sisa hasil usaha pada tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2002

sebanyak 19.68 persen, sedangkan pada tahun 2003 sebanyak 17.45 persen dan

pada tahun 2004 sebanyak 12.89 persen serta pada tahun 2005 sebanyak 10.68

persen ini menunjukan penurunan dari tahun ketahun disebabkan karna adanya

penurunan anggota dan penghapusan anggota oleh RAT yang diputuskan

memberhentikan anggota secara administratif bagi anggota yang tidak aktif atau

pasif.

1. Unit Usaha Sapi Perah

Unit Usaha Sapi Perah ini mulai beroperasi pada tahun 1980 dengan

bantuan kredit yang diperoleh dari Menteri Muda Urusan Koperasi yang

disalurkan melalui Gabungan Koperasi Susu Indonesia ( GKSI ) sebanyak 100

ekor sapi perah.

Selain sapi perah yang diperoleh dari bantuan kredit tersebut, jumlah sapi

perah yang diusahakan masih bertambah lagi dengan sapi perah lokal yang

dimiliki anggota, sehingga produksi susu yang dihasilkan meningkat. Produksi

susu yang dihasilkan KSU Tandangsari dijual ke Gabungan Koperasi Susu

Indonesia yang disalurkan Milk Treatment ( MT ) Ujung Berung dan sebagian

dijual langsung ke konsumen berupa susu murni.

Kegiatan usaha pada Unit Sapi Perah ini meliputi kegiatan-kegiatan

pelayanan sebagai berikut :

a. Penampungan dan Pemasaran Susu


66

Kegiatan usaha penampungan dan pemasaran susu murni sebagai salah

satu usaha primadona di KSU Tandangsari. Hal ini terbukti dengan adanya

peningkatan sebagai upaya untuk adanya efisiensi dan nilai tambah dalam

kegiatan pemasaran susu sejak September 1996.

Pada unit usaha ini KSU Tandang Sari sebagai distributor susu murni dari

menerima penjualan dari anggota kepada pemasaran ke perusahaan swasta

maupun GKSI. Artinya bahwa anggota menjual susu murni yang dihasilkan oleh

sapi perah milikya di atas harga pasar kepada KSU Tandangsari, lalu KSU

Tandang Sari menjual kepasar secara langsung, baik dijual kepada GKSI maupun

dijual keperusahaan swasta antara lain perusahaan IndoMilk dan IndoLakto

dengan harga diatas standar.

Proses pembelian/penampungan dan pemasaran susu murni pada KSU

Tandang Sari bermula dari anggota. Anggota peternak menyediakan air susu pada

penampungan yang dibagi berdasarkan kelompok dan dari kelompok ke Cooling

Unit, kemudian langsung di gabungkan dan didistribusikan ke Gabungan Koperasi

Susu Indonesia (GKSI). Hal tersebut dilakukan setiap hari pada jam 06:00 WIB

dan pada sore hari sekitar jam 15:00 WIB. Produksi susu sapi KSU Tandang Sari

per ekorya mampu menghasilkan rata-rata 14-15 liter/hari. Harga pembelian

maupun penjualan susu didasarkan pada standar kualitas susu. Pembelian maupun

penjualan susu didasarkan pada standar kualitas Total Solid 11,0 sebesar Rp.

1700,- selanjutnya untuk setiap peningkatan kualitas sebesar 0,1 dihargai sebesar

Rp. 10,-
67

Berikut Ini perkembangan pembelian dan pemasaran susu murni dari

tahun 2001 sampai dengan tahun 2005.

Tabel 9. Perkembangan Pembelian dan Pemasaran Susu Murni Periode


Tahun 2001 – 2005
Pembelian Penjualan
No. Tahun % %
Volume/L Nilai/Rp. Volume/L Nilai/Rp.
1. 2001 5.993.413,00 9.296.465.585,00 - 6.074.706,00 10.435.192.539,7 -
2. 2002 6.621.819,00 9.114.100.511,00 (2.00) 6.695.005,50 0 15.76
3. 2003 7.941.066,50 13.310.406.254,0 31.53 8.048.566,00 12.079.837.679,9 25.35
4. 2004 10.489.770,0 0 23.83 1.0631.100,0 1 27.81
5. 2005 0 17.474.341.638,6 13.93 0 15.142.566.329,5 12.73
11.303.041,0 7 11.307.317,0 0
0 20.312.513.725,3 0 19.353.813.402,6
3 0
21.817.174.984,5
7
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandang Sari 2001,2002,2003,2004 & 2005

Berdasarkan tabel di atas bahwa pada tahun 2002 penjualan sebesar 15,76

persen dan pembelian (-)2,00 persen, tahun 2003 pembelian sebesar 31,53 persen,

penjualan sebesar 25,35 persen, pada tahun 2004 pembelian sebesar 23,83 persen

dan penjualan sebesar 27.81 persen dan pada tahun 2005 pembelian sebesar 13,93

persen, penjualan sebesar 12,73 persen, pembelian susu sapi murni dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan sebesar rata-rata 16,83 persen, begitu pula dengan

pemasaran susu sapi murni dari tahun ketahun mengalami kenaikan rata-rata

sebesar 16,72 persen. Artinya pendapatan KSU Tandang Sari dari sub unit ini

sangat menguntungkan dan berdampak positif kepada kelangsungan hidup KSU

Tandang Sari dalam melayani anggota. Ini dikarnakan karena adanya tambahan

dari populasi sapi yang didatangkan atau dibeli pada pebruari 2003 sebanyak 30

ekor sapi, maret 2004 sebanyak 30 ekor sapi, dan september 2005 sebanyak 30
68

ekor sapi, oleh sebab itulah koperasi mendapatkan peningkatan dari hasil

penjualan susu perah.

b. Pengolahan Makanan Ternak (KONSENTRAT)

Untuk pelayanan dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak untuk sapi

perah anggota maka KSU Tandangsari melakukan pengolahan pakan ternak

(konsentrat) sebagai sub unit kegiatan usaha sapi perah.

Perkembangan produksi dan penjualan makanan ternak selama lima tahun

terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Perkembangan Produksi dan Penjualan Konsentrat Periode Tahun


2001 – 2005
produksi pENJUALAN harga penjualan
No tahun %
/kg /kg /rp
1. 2001 3.945.475,00 4.020.123 2.774.044.296 -
2. 2002 4.886.896,10 4.757.620 3.176.482.465 12.67
3. 2003 5.848.421,00 5.855.010 4.420.476.800 28.14
4. 2004 6.773.729,00 6.762.420 5.184.056.000 14.73
5. 2006 7.632.500,00 7.616.770 6.060.322.000 14.46
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandang Sari Tahun 2001 - 2005

Berdasarkan tabel di atas, bahwa produksi dan penjualan pakan ternak dari

tahun-ketahun mengalami kenaikan sebesar 17,50 persen, artinya bahwa

pendapatan koperasi pada sub ini sangat menguntungkan. Pada bulan Agustus

2000 telah dirintis untuk pembuatan Complete Feed. Selama ini telah atau sedang

dilakukan uju coba sarana prasarana yang telah disediakan adalah Bangunan

pabrik dan sarana gudang seluas 327,6 M, mesin pengolah sebanyak satu unit.

c. Pelayanan Inseminasi Buatan (IB)

Sebagai upaya untuk meningkatkan populasi sapi perah dilakukan melalui

kegiatan inseminasi buatan mendatangkan induk dari luar wilayah serta


69

mempertahankan hasil reproduksi (anak/pedet) dengan cara pemeliharaan atau

pembibitan.

d. Pelayanan Kesehatan hewan

Dalam kegiatan pelayanan kesehatan hewan KSU Tandangsari bekerja

sama dengan Pos Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Dati II

Sumedang yang dalam pelaksanaannya dilayani oleh para petugas Pos Hewan

dibantu tenaga atau petugas KSU Tandangsari. Untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan hewan dan berdasarkan keputusan Rapat Anggota Tahunan 1995 yang

lalu maka telah diangkat seorang tenaga dokter hewan.

e. Populasi Sapi Perah

Perkembangan populasi sapi perah di KSU Tandangsari tiap tahunnya

terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan inseminator buatan dan

penyuluhan kepada anggota. Untuk menjaga populasi sapi perah serta penyediaan

bibit, KSU Tandang Sari telah melaksanakan pembibitan melalui pola parohan di

para anggota serta pencontohan.

Tabel 11. Perkembangan Populasi Sapi perah Milik Koperasi serba Usaha
Tandang Sari Tahun 2001 – 2005
jantan pedet pedet
no tahun induk dara jumlah
dewasa betina jantan
1. 2001 284 68 9 58 31 450
2. 2002 290 187 3 44 23 547
3. 2003 404 136 6 45 40 631
4. 2004 402 84 15 111 61 673
5. 2005 402 64 12 123 83 684
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandang Sari Tahun 2001 - 2005

Berdasarkan tabel di atas adalah populasi sapi perah yang dimiliki KSU

Tandang Sari dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 jumlahnya terus
70

bertambah rata-rata kenaikan 9.66 % pertahun hal ini tersebut dapat menambah

aset atau kekayaan bagi KSU Tandang Sari.

2. Unit Usaha Simpan Pinjam

Unit Usaha Simpan Pinjam ini mulai berjalan tahun 1989 dimana unit ini

adalah salah satu usaha perkreditan yang sangat potensial. Kegiatan usaha Unit

Simpan Pinjam ini dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan baik

dari volume usaha maupun jumlah pinjaman dari anggota yang dapat dilayani.

Kegiatan usaha unit ini meliputi penghimpunan dana dalam bentuk

simpanan koperasi berjangka (simkopka) dan simpanan sukarela serta melayani

kredit permodalan usaha bagi anggota berupa pinjaman berjangka dan pinjaman

harian. Untuk produk jasa pinjaman harian atau disebut Simpan Pinjam Harian

(SPH) mulai diperkenalkan pada tahun 1997. Pinjaman ini melayani kredit usaha

kecil bagi pengemudi ojeg, pengemudi delman, pengusaha industri rumah,

pedagang warung dan kaki lima dengan sistem paket. Plafond per paket adalah

Rp. 90.000,00. Dimana setiap anggota diperkenankan mengambil kredit maksimal

5 (lima) paket atau senilai Rp. 450.000,00. Tingkat bunga yang dibebankan

sebesar 5 % menurun perbulan. Kehadiran produk ini disambut baik oleh para

anggota dan menunjukkan perkembangan yang baik untuk tahun pertamanya.

Sementara pinjaman berjangka (pinjaman bulanan) melayani kredit minimal Rp.

500.000,00 dengan jangka waktu maksimal 10 (sepuluh) bulan. Tingkat bunga

yang dibebankan sebesar 4% perbulan dengan metode perhitungan menurun.

Pertumbuhan pinjaman pada unit usaha ini persyaratannya atau aturan

umumnya antara lain :


71

1) Telah menjadi anggota KSU Tandangsari sekurang-kurangnya 3 (tiga)

sampai 6 (enam) bulan.

2) Aktif dalam menjalankan kewajibannya.

3) Photo copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

4) Besarnya pinjaman 5 (lima) kali jumlah simpanan tidak termasuk dana

kesehatan dan dana kematian.

5) Untuk pinjaman lebih dari Rp. 500.000,00 mengharuskan adanya agunan

berupa sertifikat tanah atau BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor).

Dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun

1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, sebagai

peraturan pelaksanaan dari Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasian, maka selanjutnya pengelolaan usaha simpan pinjam

harus terpisah atau sebagai unit yang otonom. Hal ini harus sudah dilaksanakan

pada Mei 1997, sebagai persiapan dalam pelaksanaan Pengelolaan Unit Simpan

Pinjam maka pada tahun 1996 KSU Tandangsari ditunjuk oleh Kantor Wilayah

Koperasi sebagai salah satu Pilot Proyek Unit Simpan Pinjam di antara 5 (lima)

Koperasi Unit Desa yang lain di Jawa Barat. Sebagai langkah penyesuaian

tersebut sejak bulan September 1997 Unit Simpan Pinjam telah melaksanakan

pembenahan - pembenahan dalam penataan administrasi akuntansi dan personalia.

Keadaan kegiatan pada Unit Simpan Pinjam pada tahun 2001 sampai

dengan 2005 sebagai berikut :

Tabel 12. Perkembangan Kegiatan Unit Simpan Pinjam KSU Tandangsari


Tahun 2001 – 2005
total
no tahun pendapatan shu %
aset
72

1. 2001 2.048.141.52 523.964.172 20.612.81 -


2. 2002 6 641.553.243 0 17.83
3. 2003 2.186.386.13 775.343.503 25.085.52 16.83
4. 2004 4 800.293.867 6 9.86
5. 2005 2.943.325.64 735.129.938 30.161.69 6.20
2 0
3.017.341.48 33.461.08
5 1
3.288.495.28 35.672.39
5 9
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandang Sari Tahun 2001 - 2005

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui unit usaha simpan pinjam tiap

tahunnya mengalami peningkatan dilihat dari Sisa Hasil Usaha mengalami

peningkatan rata-rata sebesar 12,68 persen pertahun. Ini artinya bahwa anggota

lebih banyak memanfaatkan jasa pinjaman yang ada pada KSU Tandang Sari.

Dalam upaya meningkatkan permodalan dan pelayanan usaha kepada

anggota pada Unit Simpan Pinjam dibuka pelayanan simpanan berjangka bagi

anggota. Hal ini sesuai dengan keputusan rapat anggota tahun 1995 bahwa kepada

anggota yang menyimpan dana dalam bentuk simpanan berjangka maka akan

diberikan jasa simpanan sebesar 2 persen per bulan. Kondisi permodalan USP

KSU Tandangsari dapat ditinjau melalui rasio modal terhadap total aktiva seperti

pada JUKNIS KSP/USP (Dirjen PKP Depkop dan PPK, 1997:67).

Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) merupakan lembaga keuangan yang

keberadaannya sangat diharapkan mampu untuk mendukung pendanaan

pengembangan usaha masyarakat anggotanya. Terutama bagi pelaku usaha kecil

dan mikro seperti anggota KSU Tandang Sari yang bergerak di sektor usaha

peternakan sapi perah, perdagangan dan pertanian yang biasanya sulit dijangkau
73

oleh lembaga keuangan yang biasa. Adapun persyaratan untuk memperoleh

pinjaman sebagai berikut :

1) Anggota KSU Tandang Sari

2) Aktif Menyimpan

3) Dapat dipercaya

4) Dapat mengembalikan kredit tepat waktu

5) Memenuhi persyaratan administrasi

6) Besarnya kredit maksimal 5 kali dari simpanan anggota

3. Unit Usaha Waserda

Unit Usaha Warung Serba Ada (Waserda) ini masih berlangsung seperti

tahun-tahun sebelumnya. Unit ini dilaksanakan secara otonom yang dikelola oleh

anggota bekerjasama dengan KSU Tandangsari. Kegiatan usahanya meliputi jual

beli (perdagangan) sembilan bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Unit ini

disamping melayani anggota juga melayani masyarakat umum.

Waserda KSU Tandang Sari melayani penjualan sembilan bahan pokok

(sembako) bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Secara

manajemen pengelolaannya dilakukan secara otonom non organik. Dari unit ini

KSU mendapatkan bagi hasil dari pengelola setiap tahunnya rata-rata sebesar Rp.

750.000,00. Potensi dari unit usaha WASERDA belum dapat dikembangkan

secara optimal oleh KSU, mengingat dekatnya pusat pelayanan dengan pasar

Tanjungsari dan minimnya modal. Namun untuk kedepannya KSU Tandang Sari

merencanakan Waserda sehingga bisa menjadi waserda setingkat grosir yang akan
74

menyuplai kebutuhan sembako bagi Anggota dengan memanfaatkan jaringan

WASERDA Kelompok Peternak.

4. Unit Usaha Sarana Produksi Pertanian (Saprotan)

Kegiatan Usaha Saprotan ini meliputi kegiatan pembelian dan penjualan

pupuk, bibit dan obat-obatan pertanian. Dalam pelaksanaannya selain bertindak

sebagai penyalur, mempunyai juga kios pengecer (pada TPK organik).

Perkembangan dari unit usaha yang dikelola secara otonom ini berjalan fluktiatif

yang mungkin terkait dengan kondisi usaha pertanian di Indonesia yang bisa

dinilai belum berjalan prosfektif.

Tabel 13. Perkembangan Unit Usaha Saprotan KSU Tandang Sari Periode
Tahun 2001 – 2005
no uraian 2001 2002 2003 2004 2005
1. Penjualan 309.722.765 236.022.115 269.646.829 195.498.762 52.736.470
2. Harga pokok 291.797.030 211.780.180 242.185.061 167.874.093 200.826.131
3. Biaya-biaya 17.265.400 23.938.750 27.081.854 27.624.669 28.191.900
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandang Sari Tahun 2001 - 2005

Perkembangan unit usaha saprotan pada tahun-ketahunnya mengalami

kemerosotan dari biaya dan harga pokok tidak sesuai dengan penjualan sehingga

tidak seperti yang diinginkan oleh koperasi ini disebabkan oleh kurangnya

kualitas dari obat-obatan dan pupuk yang dikelola oleh koperasi secara otonom

diunit saprotan sehingga tidak dapat bersaing, sehingga produk yang dikelola

otonom kurang diminati.

3.1.4. Keadaan Permodalan dan Keuangan KSU Tandangsari

3.1.4.1. Keadaan Permodalan

Modal merupakan salah satu sarana pokok dalam menjalankan suatu usaha

kegiatan ekonomi, demikian pula dengan KSU Tandangsari sebagai organisasi


75

ekonomi yang memerlukan modal untuk melaksanakan kegiatan usahanya.

Sumber permodalan KSU Tandangsari dapat digolongkan ke dalam 2 (dua)

kelompok yaitu dari dalam dan dari luar.

Modal dari dalam meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

wajib khusus, donasi, cadangan koperasi dan sisa hasil usaha tahun berjalan.

Sedangkan modal dari luar terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang jangka

pendek. Untuk lebih jelasnya tentang perkembangan modal sendiri KSU

Tandangsari selama tahun 2005 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14. Perkembangan Modal KSU Tandang Sari Periode Tahun 2005
Jumlah
No. Modal
(Rp.)
I. Modal Sendiri
1. Simpanan Pokok 16.157.500,00
2. Simpanan Wajib 613.650.069,00
3. Simpanan Wajib Khusus 1.447.518.542,88
4. Cadangan Koperasi 414.300.827,67
5. Donasi 15.490.269,50
6. SHU Tahun Berjalan 117.317.782,48
Jumlah 2.624.434.991,53
II. Modal Dari Bank
1. BRI 41.613.394,98
2. BCA -
3. BUKOPIN 12.923.158,65
4. BNI -
5. BHS 98.970.891,09
Jumlah 153.507.444,72
III. Modal Dari Anggota
1. Simpanan Berjangka 1.786.974.497,00
2. Simpanan Sukarela 414.455.829,20
3. Beban Ymh Dibayar 189.236.519,09
Jumlah 2.390.666.845,29
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandang Sari 2005

3.1.4.2. Keadaan Keuangan


76

Menilai keadaan keuangan adalah salah satu cara untuk melihat sampai

dimana koperasi mampu berdiri sendiri. Berbeda dengan analisis permodalan,

analisis keuangan membandingkan antara modal sendiri yang dimiliki dengan

hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Dalam menganalisa masalah

keuangan, digunakan suatu alat pengkajian laporan keuangan dalam bentuk

Neraca (dapat dilihat pada lampiran) yang diperlukan untuk mengetahui posisi

keuangan dari hasil yang telah dilaksanakan. Penggunaan dari analisa keuangan

ini akan mempermudah penilaian terhadap baik buruknya posisi keuangan,

terutama diukur dengan rasio atau perbandingan yang menggunakan standar.

Tabel 15. Posisi keuangan KSU Tandangsari Tahun 2005


Jumlah Jumlah
Aktiva Passiva
(Rp) (Rp)
Aktiva lancar 6.800.411.141,81 Hutang
Investasi Jk. Pjg 197.737.662,69 Hutang Jk. Pendek 4.167.613.517,17
Aktiva tetap 3.181.064.529,62 Jk. Pjg 3.396.164.825,42
Aktiva lain-lain 9.000.000,00 Modal sendiri 2.624.434.991,53
Jumlah 10.188.213.334,12 10.188.213.334,12
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandangsari 2005

Dengan melihat laporan keuangan KSU Tandangsari maka keadaan

keuangannya dapat dianalisa dengan menggunakan analisa likuiditas, solvabilitas

dan rentabilitas modal sendiri yaitu sebagai berikut :

1. Likuiditas

Pengertian Likuiditas menurut Bambang Riyanto (1996:19) adalah sebagai

berikut :

“Likuiditas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan untuk


memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi
selama jangka waktu tertentu. Kewajiban tersebut adalah semua
hutang lancar dan segala kebutuhan untuk menjalankan segala
kegiatan”.
77

Suatu koperasi yang mempunyai kemampuan membayar kewajiban

finansialnya yang harus segera dipenuhi maka koperasi itu disebut “likuid’ dan

sebaliknya koperasi yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah

“illikuid”. Likuiditas koperasi dapat diketahui dari neraca dengan

membandingkan jumlah aktiva lancar di satu pihak dengan utang lancar (current

liabilities), hasil perbandingan tersebut disebut current ratio atau working capital

ratio. Berikut current ratio KSU Tandang Sari :

Aktiva Lancar
Rasio Likuiditas = -------------------- x 100%
Hutang Lancar

Perhitungan kemampuan likuiditas keadaan keuangan KSU Tandang Sari

neraca per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut :

6.800.411.141,83
Rasio Likuiditas = ---------------------- x 100% = 163 %
4.167.613.517,17

Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa tingkat likuiditas KSU

Tandang Sari sebesar 1,63 persen artinya setiap Rp1,00 hutang jangka pendek

dijamin oleh Rp. 1,63 aktiva lancar tahun 2005. Ini berarti KSU Tandang Sari

dalam posisi likuid. Selain menggunakan rumus tersebut Likuiditas dapat dilihat

pula dengan rumus yaitu :

Kas + Piutang
Acid Ratio Test = ------------------ x 100%
Hutang Lncar

2.751.356 + 4.967.092.923
= --------------------------------- x 100% = 4.167.613.517
4.167.613.517
78

Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut pada intinya sama bahwa

posisi keuangan KSU Tandang sari dikatakan likuid setiap Rp 1,00 hutang jangka

pendek atau hutang lanvcar dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,92 aktiva lancar pada

tahun 2005.

2. Ratio Solvabilitas

Pengertian dari solvabilitas menurut Bambang Riyanto (1996:20) adalah

sebagai berikut :

“Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan dari


perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya dengan
hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang, apabila sekiranya
perusahaan tersebut saat itu likuidasi (dibubarkan).”

Solvabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dari neraca pada suatu

periode yaitu dengan membandingkan jumlah total aktiva (Total Asset) dengan

total hutang (Total Liabilities). Berikut solvabilitas KSU Tandang Sari :

Modal Sendiri
Solvabilitas = --------------------- x 100%
Total Aktifa

Perhitungan solvabel/insolvabel keadaan keuangan KSU Tandang Sari

untuk neraca per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut :

2.608.944.722
Solvabilitas = --------------------- x 100% = 25,61%
10.118.213.344

Hasil perhitungan rasio solvabilitas menunjukan bahwa tingkat solvabilitas

KSU Tandang Sari pada tahun 2005 sebesar 25,61 persen, artinya setiap Rp 1,00

menjamin modal sebesar Rp 0,2561.

3. Rentabilitas
79

3.1. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas menurut Bambang Riyanto (1996 :27) yaitu : “Rentabilitas

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu

periode tertentu dengan menggunakan modal dari dalam perusahaan”.

Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

modal untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase.

Dengan demikian rentabilitas ekonomi KSU Tandang Sari :.

SHU
RMS = ---------------------- x 100%
Kekayaan Bersih

Perhitungan Rentabilitas pada KSU Tandang Sari pada neraca per 31

Desember 2005 adalah sebagai berikut :

117.317.782,48
RMS = ----------------------- x 100% = 4,5%
2.624.434.991,53

Dari perhitungan tersebut menunjukan bahwa tingkat Rentabilitas modal

sendiri KSU Tandang sari sebesar 4,5 persen artinya setiap Rp. 1,00 kekayaan

bersih akan menghasilkan SHU sebesar 0,045. Keadaan Rentabilitas keuangan

yang ada pada KSU Tandang Sari mengambarkan bahwa KSU Tandang Sari

mampu untuk mencapai sejumlah keuntungan dari sejumlah kekayaan bersih yang

dimilikinya. Apabila dibandingkan dengan tingkat suku bunga bank konvensional

saat ini (12 persen sampai dengan 18 persen). Maka dapat dilihat bahwa

kemampuan KSU Tandang Sari dalam menghasilkan SHU dapat dikatakan sangat

rendah, SHU atau laba Koperasi bukan merupakan prioritas utama dalam
80

mencapai tujuannya tetapi diprioritaskan kepada pelayanan kepentingan dan

kebutuhan anggota.

3.2. Rentabilitas Ekonomis

Rentabilitas Ekonomis adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan menggunakan modal yang berasal dari luar seperti

pinjaman dari Bank.

Laba
RE = ------------------------------------- x 100%
Modal Sendiri + Modal Asing

117.317.782
= ----------------------------------- x 100% = 4,47%
2.608.944.722 + 15.490.269

Berdasarkan pada perhitungan di atas maka setiap Rp.1,00 modal maka

akan menghasilkan laba 0,0447.

4. Rasio aktivitas

Analisis aktifitas digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang

tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam suatu periode tertentu atau kemampuan

modal diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan, dimana analisis aktivitas

ini diperoleh dari perbandingan antara hasil penjualan danmgan jumlah aktiva.

Hasil Penjualan
Aktivitas = ----------------------- x 1 kali
Jumlah Aktiva

Adapun rasio aktivitas koperasi KSU Tandangsari Sumedang tahun 2005

adalh sebagai berikut:

28.091.000.234,57
Aktivitas = ----------------------- x 1 kali = 0,27
10.188.213.334,12
81

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa rasio aktivitas

koperasi KSU Tandangsari Sumedang pada tahun 2005 adalah sebesar 0,27 kali

artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktifitas rata-rata dalam 1 tahun

perputarannya 1 kali atau setiap Rp. 1,00 selama satu tahun dapat menghasilkan

pendapatan sekitar 0,27 atau sebesar hasil penjualannya.

3.1.5 Organisasi Pendukung KSU Tandangsari

KSU Tandangsari dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari

organisasi-organisasi yang menunjang kegiatan usahanya. Organisasi-organisasi

yang mendukung dan berkaitan dengan usaha KSU Tandangsari adalah sebagai

berikut:

1. Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)

KSU Tandangsari bekerjasama dengan GKSI Komda Jabar yang

berkedudukan di Ujungberung. Kerjasama ini dalam hal menampung dan

memasarkan susu, disamping itu GKSI memberikan pinjaman berupa sarana

produksi serta menyelenggarakan latihan kerja.

2. Dinas Peternakan

Dinas peternakan Kabupaten Sumedang sebagai pembina dan membantu

dalam pengembangan kegiatan usaha peternakan sapi perah seperti membantu

KSU Tandangsari dalam penyuluhan tentang kesehatan ternak, teknik

beternak dan penanganan produksi.

3. Departemen Koperasi

Departemen Koperasi Kabupaten Sumedang merupakan lembaga

pemerintahan yang bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan


82

koperasi di Kabupaten Sumedang serta melakukan pengawasan terhadap

jalannya kegiatan usaha koperasi.

4. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Adalah lembaga keuangan yang memberikan fasilitas pinjaman dalam

mengembangkan usaha KSU Tandangsari.

5. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN)

Sebagaimana halnya BRI, BUKOPIN juga memberikan fasilitas kredit pada

KSU Tandangsari.

6. PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI)

PT. PUSRI memberikan kemudahan pada KSU Tandangsari dalam

memperoleh pupuk yang dibutuhkan untuk disalurkan kepada anggota petani

di wilayah kerjanya.

7. Asosiasi Penyalur Gula dan Tepung Terigu Indonesia

Instansi ini bekerjasama dengan KSU Tandangsari dalam menyalurkan gula

dan tepung terigu untuk dijual kepada anggotanya.

8. PT. Pioner Hibrida Indonesia

Adalah lembaga yang membantu KSU Tandangsari dalam menyediakan

makanan ternak seperti dedak dan konsentrat.

9. Perusahaan Umum Listrik Negara

Adalah lembaga yang bekerjasama dengan KSU Tandangsari dalam melayani

konsumen listrik diwilayah kerja KSU Tandangsari.

10. Bulog / Dolog


83

Adalah lembaga pemerintah yang banyak membantu KSU terutama dalam

mengembangkan unit usaha pengadaan pangan.

11. Puskud

Adalah lembaga koperasi tingkat sekunder yang ada di Propinsi Jawa Barat.

Lembaga ini banyak memberikan bantuan dalam pembinaan dan

pengembangan KSU Tandangsari.

12. Perusahaan Swasta

Koperasi Serba Usaha Tandang Sari bekerja sama dengan perusahaan swasta

dalam hal ini pemasaran susu murni, pemilikan saham dan pengadaan barang-

barang, diantaranya yaitu :

a. PT. INDOMILK

b. PT. INDOLAKTO

c. PT. ERISCO UTAMA

13. Balai Penyuluhan Pertanian

Balai penyuluhan pertanian lembaga yang menjalin kerja sama dengan KSU

Tandang Sari dalam bidang pertanian, juga sebagai unsur pembina terhadap

para anggota kelompok tani terutama membina para petani untuk memahami

masalah pertanian.

14. Lapenkop

Bekerja sama dengan mengirimkan pengurus KSU Tandang Sari untuk

mengikuti pendidikan dan latihan tentang perkoperasian dan usaha yang

dikerjakan.

3.2.1 Keadaan Umum Wilayah Kerja KSU Tandangsari


84

Pada bagian keadaan umum akan dijelaskan mengenai keadaan wilayah

kerja pada KSU Tandang Sari yang didalamnya memuat antara lain keadaan fisik

dan keadaan geografis, keadaan sosial dan keadaan ekonomi wilayah kerja KSU

Tandang Sari.

1. Keadaan Fisik

KSU Tandangsari terletak di desa Jatisari Kecamatan Tanjungsari, yang

berada disekitar 18 Km sebelah Barat Ibu Kota Kabupaten Sumedang. Wilayah

Kecamatan Tanjungsari terdiri dari 15 desa dan hampir seluruh wilayahnya

terletak pada dataran tinggi dengan ketinggian antara 700 – 2000 meter diatas

permukaan laut dengan batas-batas wilayah kerja KSU Tandangsari adalah

sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rancakalong

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cimanggung

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeruh

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ujungberung

Yang menjadi wilayah kerja KSU Tandangsari adalah meliputi 15 desa

dengan luas 6.339,61 Ha yang terdiri dari lahan sawah 1.230,5 Ha dan luas

daratan 5.169,11 Ha. Adapun desa-desa yang menjadi wilayah kerja KSU

Tandangsari adalah Gunung Manik, Genteng, Kotamandiri, Jatisari, Tanjungsari,

Margaluyu, Mekar Sari, Rahardja, Suka Rapih, Pamulihan, Cilembu, Marga Jaya,

Cinanjung, Cijambu dan Mekar Bhakti.

Tabel 16. Luas Tanah Teknis dan Tadah Hujan Masing-Masing Desa Di
Wilayah Kerja KSU Tandang Sari
TADAH JUMLAH
NO NAMA DESA TEKNIS JUMLAH
HUJAN ANGGOTA
85

1. Gunung Manik 11.800 750 12.550 169


2. Genteng 10.000 800 10.800 98
3. Kotamandiri 12.500 945 13.445 185
4. Jatisari 18.000 2.565 20.565 316
5. Tanjungsari 20.000 4.600 21.600 176
6. Margaluyu 15.000 2.450 17.450 63
7. Mekar Sari 10.000 375 10.375 5
8. Rahardja 15.000 399 15.399 295
9. Suka Rapih 15.500 282 15.782 128
10. Pamulihan 9.750 579 10.329 188
11. Cilembu 17.000 385 17.385 115
12. Marga Jaya 11.500 200 11.700 300
13. Cinanjung 13.000 951 13.951 196
14. Cijambu 17.000 192 17.092 66
15. Mekar Bhakti 18.950 627 19.577 185
Jumlah 215.000 13.000 288.000 2.485
Sumber : Bagian Umum Koperasi Serba Usaha Tandang Sari

2. Keadaan Sosial

a. Kependudukan

Jumlah penduduk yang berada diwilayah kerja KSU Tandangsari sebanyak

56.869 orang dengan jumlah keluarga 11.767 kepala keluarga yanga tersebar di 15

desa, sedangkan jumlah penduduk dewasa berjumlah 23.299 orang yang dapat

ditarik menjadi anggota KSU Tandangsari.

Tabel 17. Kependudukan Di Wilayah Kerja Koperasi Serba Usaha Tandang


Sari
jumlah
no nama desa kepala keluarga dewasa
penduduk
1. Gunung Manik 3204 750 1555
2. Genteng 4352 575 1715
3. Kotamandiri 6996 983 2305
4. Jatisari 3002 988 1952
5. Tanjungsari 2959 525 1080
6. Margaluyu 993 650 1911
7. Mekar Sari 870 797 1921
8. Rahardja 9624 885 1094
9. Suka Rapih 1196 370 850
10. Pamulihan 1080 750 1750
11. Cilembu 3420 850 880
12. Marga Jaya 4341 742 1877
86

13. Cinanjung 5876 944 1345


14. Cijambu 3948 982 1286
15. Mekar Bhakti 5008 976 1778
JUMLAH 56.869 11.767 23.299
Sumber : Bagian Umum Koperasi serba Usaha Tandang Sari

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

terbanyak berada di desa Rahardja sebanyak 9.624 jiwa dan jumlah penduduk

terendah berada di desa Mekar Sari yaitu sebanyak 988 kepala keluarga dan

jumlah kepala keluarga terkecil berada di desa Suka Rapih yaitu sebanyak 370

kepala keluarga. Jumlah penduduk dewasa terbanyak berada di desa Kota Mandiri

yaitu sebanyak 2.305 jiwa dan jumlah penduduk dewasa terkecil berada di desa

Suka Rapih yaitu sebanyak 850 jiwa.

b. Pendidikan

Tingkat Pendidikan suatu masyarakat turut pula mempengaruhi jalannya

pertumbuhan perekonomian maupun pembangunan suatu bangsa, karena tingkat

pendidikan akan mencerminkan kemajuan cara berpikir masyarakat yang

memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi akan berinisiatif dalam menemukan

maupun menerima ide-ide baru.

Tabel 18. Sebaran Penduduk Menurut Pendidikan di Wilayah Kerja KSU


Tandang Sari
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH %
1. Tidak/belum sekolah 8.986 15.8
2. Tidak Tamat SD 7.321 12.87
3. Belum Tamat SD 5.736 10.1
4. Tamat SD 15.310 26.9
5. SLTP 7.158 12.59
6. SLTA 9.566 16.8
7. Akademi 1.721 3
8. Sarjana 1.071 1.88
Jumlah 56.869 100
Sumber : Bagian Umum KSU Tandang Sari
87

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebagian besar pnduduk di

wilayah kerja KSU Tandang sari berpendidikan rendah yaitu tamat Sekolah Dasar

berjumlah 15.310 atau 26,9% dari jumlah penduduk. Penduduk berpendidikan

Sarjana berjumlah 1.071 atau 1,88% dari Jumlah penduduk.

3. Keadaan Ekonomi

Pembangunan secara fisik dan sosial telah dilaksanakan oleh pemerintah

dan masyarakat Tanjungsari. Pembangunan prasarana yang menunjang kegiatan

ekonomi setempat terus dilaksanakan. Aktivitas ekonomi yang ada pada wilayah

kerja KSU Tandang Sari seperti kegiatan pertanian maupun kegiatan usaha

lainnya ditunjang oleh fasilitas dan sarana kegiatan ekonomi tersebut.

Pada wilayah kerja KSU Tandang Sari terdapat 2 pasar, 10 buah toko, 20

warung dan 2 koperasi. Disamping sarana diatas, wilayah kerja KSU Tandang

Sari juga di tunjang pula dengan sarana yang bagus yaitu sarana transportasi yang

memadai sehingga aktivitas dilakukan dapt berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai