OLEH :
AKMAL MUHNI
1104107010007
Abstrak
Metode geolistrik (tahanan jenis) merupakan metode geofisika yang sangat
popular dan sering digunakan baik dalam survey geologi maupun eksplorasi. Hal ini
disebabkan karena metode geolistrik (tahanan jenis) sangat bagus untuk mengetahui
kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis
batuannya. Terutama untuk daerah yang mempunyai kontras tahanan jenis yang
cukup jelas terhadap sekitarnya, misalnya untuk mengetahui kondisi atau struktur
geologi bawah permukaan kawasan pusat pemerintahan dan bisnis Kabupaten Pidie
Jaya didesa Cot Trieng. Untuk itu, dalam mewujudkan hal tersebut, maka diharapkan
kepada pemerintah Kabupaten/kota terutama bagi kabupaten/kota hasil pemekaran
agar membangun perkantoran pada suatu kawasan yang terpusat dengan
memperhatikan kondisi atau struktur geologi kestabilan tanah yang cocok, serta
memberikan dampak positif bagi lingkungan hidup khususnya dari aspek tata ruang/
bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi terhadap rencana
tata bangunan yang ramah lingkungan dan mengurangi resiko bencana alam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dapat dilaksanakan pembangunan pusat pemerintahan
Kabupaten Pidie Jaya yang memenuhi persyaratan tata bangunan yang ramah
lingkungan dan mengurangi resiko bencana alam.
Kata Kunci: Metode Geolistrik(tahanan jenis), kondisi atau struktur geologi, Pusat
Pemerintahan dan Bisnis.
A. Latar Belakang
Kabupaten Pidie Jaya adalah salah satu kabupaten termuda di Provinsi Aceh
yang terbentuk melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 dan memiliki
perkembangan pembangunan infrastruktur yang sangat baik dibandingkan kabupatenkabupaten lain yang lahir bersamaan dengannya. Saat ini pemerintah kabupaten Pidie
Jaya sudah memiliki kawasan perkantoran terpadu yang disusun dan telah dibangun
pada tahun 2010, hal ini ditujukan untuk menciptakan kinerja pemerintahan yang
terpadu, terpusat dan Pemerintahan yang representatif dalam memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat.
Saat ini, pusat perkantoran pemerintahan kabupaten Pidie Jaya yang terletak
di daerah Cot Trieng sudah mulai dibangun seiring dengan dibangunnya jalan Layang
menuju pusat perkantoran yang menghubungkan jalan negara ke pusat perkantoran
dan
dibangunnya
kantor
pemerintahan
seperti
kantor
Badan
Perencanaan
B. Permasalahan
Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas, maka permasalahan yang muncul
adalah bagaimana melakukan pengukuran dan memetakan kestabilan tanah didesa
Cot Trieng dengan menggunakan aplikasi metode geolistrik tahanan jenis.
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini batasan masalah hanya difokuskan untuk identifikasi
struktur area kestabilan tanah dengan metode geolistrik tahanan jenis guna dapat
mengetahui dimana lokasi yang cocok untuk tata ruang/bangunan area Cot Trieng
Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Serangkaian kegiatan dalam penelitian ini
dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis yaitu akuisisi data, pemrosesan
data, pemodelan, dan interpretasi data.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
distribusi resistivitas batuan untuk menentukan letak struktur lapisan batuan yang
cocok untuk tata ruang bangunan melalui metode geolistrik tahanan jenis di desa Cot
Trieng,
E. Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Memberikan informasi bagi instansi terkait tentang metode geolistrik tahanan
jenis sebagai salah satu metode untuk menentukan resistivitas batuan untuk
struktur lapisan batuan yang cocok untuk tata ruang bangunan. Sebagai acuan
penelitian lain dengan alat Geolistrik.
2) Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian
lain tentang kestabilan tanah.
3) Memberikan informasi bagi masyarakat sekitar tentang lokasi yang tepat
untuk di gunakan sebagai tempat pembangun yang strategis.
Kerikil
porositas
Pasir
porositas
Lanau
porositas
Lempung porositas
berkisar
berkisar
berkisar
berkisar
antara
antara
antara
antara
25
25
35
40
40
50
50
75
%
%
%
%
Kirakira 90 % air tanah terdapat pada material lepas misalnya pasir, kerikil,
campuran pasir dan kerikil, dan sebagainya.
Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air
tanah. Jumlah air tanah yang dapat di simpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah
sangat bergantung pada permeabilitas. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan
atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan air. Air tanah mengalir melewati
rongga-rongga yang kecil, semakin kecil rongganya semakin lambat alirannya. Jika
rongganya sangat kecil, akan mengakibatkan molekul air akan tetap tinggal. Kejadian
semacam ini terjadi pada lempung. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan
dengan koefisien permeabilitas.
Porositas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah. Porositas
adalah jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan atau
sedimen. Porositas dapat di bagi menjadi dua yaitu porositas primer dan porositas
sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada sewaktu bahan tersebut
terbentuk sedangkan porositas sekunder di hasilkan oleh retakan-retakan dan alur
yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan butiran
lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran
melalui pori adalah laminer.
Tanah berbutir halus mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan
dengan tanah berbutir kasar. Porositas pada material seragam lebih besar
dibandingkan material beragam (well graded material).
Sakka (2001) mengatakan bahwa tujuan survey geolistrik tahanan jenis adalah
mengetahui perbedaan tahanan jenis (resistivitas) bawah permukaan bumi dengan
melakukan pengukuran di permukaan bumi.
Ilustrasi garis ekuipotensial yang terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan pada
dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi (Gambar 1).
Gambar Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus
dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005)
Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus pada AB
adalah :
Sehingga,
dengan I arus dalam Ampere, V beda potensial dalam Volt, tahanan jenis
dalam Ohm meter dan k faktor geometri elektroda dalam meter, maka :
2) Desain penelitian
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kabel resistiviti (2 Gulung atau 4 Gulung : 2 Cable Joint] )
Terrameter
Electrode Selector
Kabel Penghubung
Jumper Clips
Elektrod - Elektrod tidak berpolarisasi (Non-polarized)
Kompas
GPS (Global Positioning System)
Palu
dan lain-lain
b. Cara penelitian
Dari beberapa konfigurasi geolistrik metode tahanan jenis yang ada, dalam
penelitian ini akan digunakan konfigurasi Schlumberger. dimana pada konfigurasi
Schlumberger ini elektroda-elektroda potensial diam pada suatu tempat pada garis
sentral AB sedangkan elektrodaelektroda arus digerakkan secara simetri keluar dalam
langkah-langkah tertentu dan sama. Pemilihan konfigurasi ini didasarkan atas prinsip
kemudahan baik dalam pengambilan data maupun dalam analisisnya.
Sebagai contoh: mula-mula diambil jarak MN = 1 m dan pembacaan
dilakukan untuk setiap AB sama dengan 10 m, 20 m, 30 m, 50 m, 70 m, 100 m, 125
m, 200 m, dan seterusnya bergantung kebutuhan. Semakin lebar jarak AB, maka
semakin dalam jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Jika kemudian potensial antara
elektoda-elektroda terlalu kecil, maka jarak MN dapat di perbesar.
DAFTAR PUSTAKA