Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK


PEMETAAN KESTABILAN TANAH PADA KAWASAN PUSAT
PEMERINTAHAN DAN BISNIS KABUPATEN PIDIE JAYA
(Studi Kasus di Desa Cot Trieng,Kecamatan Mereudu,Kabupaten Pidie Jaya, Aceh)

Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah:


Metodologi Penelitian

OLEH :
AKMAL MUHNI
1104107010007

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2013

Abstrak
Metode geolistrik (tahanan jenis) merupakan metode geofisika yang sangat
popular dan sering digunakan baik dalam survey geologi maupun eksplorasi. Hal ini
disebabkan karena metode geolistrik (tahanan jenis) sangat bagus untuk mengetahui
kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis
batuannya. Terutama untuk daerah yang mempunyai kontras tahanan jenis yang
cukup jelas terhadap sekitarnya, misalnya untuk mengetahui kondisi atau struktur
geologi bawah permukaan kawasan pusat pemerintahan dan bisnis Kabupaten Pidie
Jaya didesa Cot Trieng. Untuk itu, dalam mewujudkan hal tersebut, maka diharapkan
kepada pemerintah Kabupaten/kota terutama bagi kabupaten/kota hasil pemekaran
agar membangun perkantoran pada suatu kawasan yang terpusat dengan
memperhatikan kondisi atau struktur geologi kestabilan tanah yang cocok, serta
memberikan dampak positif bagi lingkungan hidup khususnya dari aspek tata ruang/
bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi terhadap rencana
tata bangunan yang ramah lingkungan dan mengurangi resiko bencana alam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dapat dilaksanakan pembangunan pusat pemerintahan
Kabupaten Pidie Jaya yang memenuhi persyaratan tata bangunan yang ramah
lingkungan dan mengurangi resiko bencana alam.
Kata Kunci: Metode Geolistrik(tahanan jenis), kondisi atau struktur geologi, Pusat
Pemerintahan dan Bisnis.

A. Latar Belakang
Kabupaten Pidie Jaya adalah salah satu kabupaten termuda di Provinsi Aceh
yang terbentuk melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 dan memiliki
perkembangan pembangunan infrastruktur yang sangat baik dibandingkan kabupatenkabupaten lain yang lahir bersamaan dengannya. Saat ini pemerintah kabupaten Pidie
Jaya sudah memiliki kawasan perkantoran terpadu yang disusun dan telah dibangun
pada tahun 2010, hal ini ditujukan untuk menciptakan kinerja pemerintahan yang
terpadu, terpusat dan Pemerintahan yang representatif dalam memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat.
Saat ini, pusat perkantoran pemerintahan kabupaten Pidie Jaya yang terletak
di daerah Cot Trieng sudah mulai dibangun seiring dengan dibangunnya jalan Layang
menuju pusat perkantoran yang menghubungkan jalan negara ke pusat perkantoran
dan

dibangunnya

kantor

pemerintahan

seperti

kantor

Badan

Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten


(DPRK), Kantor Bupati, Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Gedung Serba Guna.
Pembangunan kantor-kantor ini akan terus bertambah sesuai dengan rencana
penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkantoran Kabupaten Pidie Jaya yang
sudah disusun.
Seiring berjalannya waktu timbul beberapa kritik dan beberapa pertanyaan
bahwa apakah dengan kondisi kestabilan tanah atau struktur geologi tanah pada
daerah tersebut cocok dijadikan pusat tata ruang bangunan pemerintahan dan bisnis
yang kokoh dan stabil. Hal diatas sebagai dasar pemikiran untuk melakukan
penelitian Pemetaan Kestabilan Tanah Pada Kawasan Pusat Pemerintahan Dan
Bisnis Kabupaten Pidie Jaya Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan
Jenis.

B. Permasalahan
Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas, maka permasalahan yang muncul
adalah bagaimana melakukan pengukuran dan memetakan kestabilan tanah didesa
Cot Trieng dengan menggunakan aplikasi metode geolistrik tahanan jenis.
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini batasan masalah hanya difokuskan untuk identifikasi
struktur area kestabilan tanah dengan metode geolistrik tahanan jenis guna dapat
mengetahui dimana lokasi yang cocok untuk tata ruang/bangunan area Cot Trieng
Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Serangkaian kegiatan dalam penelitian ini
dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis yaitu akuisisi data, pemrosesan
data, pemodelan, dan interpretasi data.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
distribusi resistivitas batuan untuk menentukan letak struktur lapisan batuan yang
cocok untuk tata ruang bangunan melalui metode geolistrik tahanan jenis di desa Cot
Trieng,
E. Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Memberikan informasi bagi instansi terkait tentang metode geolistrik tahanan
jenis sebagai salah satu metode untuk menentukan resistivitas batuan untuk
struktur lapisan batuan yang cocok untuk tata ruang bangunan. Sebagai acuan
penelitian lain dengan alat Geolistrik.
2) Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian
lain tentang kestabilan tanah.
3) Memberikan informasi bagi masyarakat sekitar tentang lokasi yang tepat
untuk di gunakan sebagai tempat pembangun yang strategis.

F. Dasar Pemikiran / Hipotesis


Pertumbuhan pembangunan yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk
yang sangat pesat, maka kebutuhan lahan juga meningkat sehingga pemanfaatan area
atau lahan saat ini maupun ke depan semakin meningkat dan sudah tidak dapat
dihindari lagi. Pemanfaatan lahan sebagai pusat pemerintahan dan juga berbagai
peruntukan kawasan industri, perumahan, penambangan, pertanian, transportasi dan
lain-lain, sangat berpengaruh terhadap kestabilan tanah atau struktur geologi yang
ada. Ekplorasi kestabilan tanah untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana,
perlu diketahui struktur geologi bawah permukaan berdasarkan litologi batuan pada
suatu daerah.
Pengukuran geolistrik 2D merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui informasi bawah permukaan dengan melihat sifat kelistrikan batuan.
Aliran listrik ini juga di pengaruhi oleh sifat atau karakteristik masing-masing batuan
yang di lewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut adalah
resistivitas (tahanan jenis) yang menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk
menghantarkan arus listrik. Semakin besar nilai resistivitas suatu bahan maka
semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus listrik, begitu pula sebaliknya.
Kestabilan tanah sangat berpengaruh pada sifat kelistrikan pada keadaan
material bawah tanah dengan melihat aliran dan jumlah air tanah. Jumlah air tanah
yang dapat di simpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah sangat bergantung pada
permeabilitas. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk
melewatkan atau meloloskan air.
Permeabilitas berbanding lurus dengan porositas. Porositas juga sangat
berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah dengan melihat
jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan
atau sedimen.
Secara umum, dugaan sementara kawasan desa Cot Trieng
memiliki kestabilan tanah normal yang mempunyai porositas
berkisar antara 25 % sampai 75 % sedangkan untuk batuan yang
terkonsolidasi (consolidated rock) berkisar antara 0 sampai 10 %.

Material dengan diameter kecil mempunyai porositas besar, hal ini


dapat dilihat dari diameter butiran material.
Hal ini dapat dilihat dengan besarnya porositas untuk jenis tanah di
bawah ini:

Kerikil
porositas
Pasir
porositas
Lanau
porositas
Lempung porositas

berkisar
berkisar
berkisar
berkisar

antara
antara
antara
antara

25
25
35
40

40
50
50
75

%
%
%
%

Tanah berbutir halus mempunyai porositas yang lebih besar


dibandingkan dengan tanah berbutir kasar. Porositas pada material
seragam lebih besar dibandingkan material beragam (well graded
material).
G. Dasar Teori
Air tanah dapat didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang
batuan dasar atau regolith. Dapat juga disebut aliran yang secara Alami mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Noer Aziz, 2000:81).
Air tanah di temukan pada formasi geologi permeabel (tembus air) yang
dikenal sebagai aquifer (juga disebut reservoir air tanah, fomasi pengikat air, dasardasar yang tembus air) yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan
jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang
biasa. Air tanah juga di temukan pada akiklud (atau dasar semi permeabel) yaitu suatu
formasi yang berisi air tetapi tidak dapat memindahkannya dengan cukup cepat untuk
melengkapi persediaan yang berarti pada sumur atau mata air. Deposit glasial pasir
dan kerikil, kipas aluvial dataran banjir dan deposit delta pasir semuanya merupakan
sumbersumber air yang sangat baik.
Berdasarkan material penyusunnya, maka terdapatnya air tanah dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Material lepas (unconsolidated materials)
b. Material kompak (consolidated materials)

Kirakira 90 % air tanah terdapat pada material lepas misalnya pasir, kerikil,
campuran pasir dan kerikil, dan sebagainya.
Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air
tanah. Jumlah air tanah yang dapat di simpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah
sangat bergantung pada permeabilitas. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan
atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan air. Air tanah mengalir melewati
rongga-rongga yang kecil, semakin kecil rongganya semakin lambat alirannya. Jika
rongganya sangat kecil, akan mengakibatkan molekul air akan tetap tinggal. Kejadian
semacam ini terjadi pada lempung. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan
dengan koefisien permeabilitas.
Porositas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah. Porositas
adalah jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan atau
sedimen. Porositas dapat di bagi menjadi dua yaitu porositas primer dan porositas
sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada sewaktu bahan tersebut
terbentuk sedangkan porositas sekunder di hasilkan oleh retakan-retakan dan alur
yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan butiran
lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran
melalui pori adalah laminer.
Tanah berbutir halus mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan
dengan tanah berbutir kasar. Porositas pada material seragam lebih besar
dibandingkan material beragam (well graded material).

Tabel porositas pada macam-macam batuan

Sakka (2001) mengatakan bahwa tujuan survey geolistrik tahanan jenis adalah
mengetahui perbedaan tahanan jenis (resistivitas) bawah permukaan bumi dengan
melakukan pengukuran di permukaan bumi.
Ilustrasi garis ekuipotensial yang terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan pada
dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi (Gambar 1).

Gambar Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus
dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005)
Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus pada AB
adalah :

Sehingga,

dengan I arus dalam Ampere, V beda potensial dalam Volt, tahanan jenis
dalam Ohm meter dan k faktor geometri elektroda dalam meter, maka :

k merupakan faktor koreksi geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan


elektroda arus.
H. Metodologi Penelitian

1) Waktu dan Lokasi penelitian


Penelitian dengan geolistrik untuk menentukan kestabilan tanah dengan
melihat struktur lapisan tanah ini dilakukan pada tanggal 10 Mei 2015 di desa Cot
Trieng, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Adapun secara geografis terletak Pada bagian Utara kawasan terdapat Jalan
negara, yaitu Jalan Raya Medan-Banda Aceh. Dari jalan negara ini ke dalam kawasan
terdapat jalan eksisting berupa jalan desa yang belum diberi perkerasan jalan
permanen. Sementara itu, tata guna lahan saat ini hanya menampung fungsi
persawahan dengan beberapa bangunan di dalamnya, seperti rumah dan gudang.

Gambar diambil dari citra Google Earth 2011


Kawasan perencanaan merupakan lahan kosong yang belum terbangun. Selain
itu, disekitar lokasi umumnya terdapat tipologi rumah toko atau rumah tinggal baik
tipologi bangunan tunggal ataupun kopel dan deret. Sebagian besar tipologi bangunan
di sekitar kawasan belum mencirikan karakter tertentu. umumnya merefleksikan
bentuk-bentuk yang sudah ada.

2) Desain penelitian
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kabel resistiviti (2 Gulung atau 4 Gulung : 2 Cable Joint] )
Terrameter
Electrode Selector
Kabel Penghubung
Jumper Clips
Elektrod - Elektrod tidak berpolarisasi (Non-polarized)
Kompas
GPS (Global Positioning System)
Palu
dan lain-lain
b. Cara penelitian
Dari beberapa konfigurasi geolistrik metode tahanan jenis yang ada, dalam
penelitian ini akan digunakan konfigurasi Schlumberger. dimana pada konfigurasi
Schlumberger ini elektroda-elektroda potensial diam pada suatu tempat pada garis
sentral AB sedangkan elektrodaelektroda arus digerakkan secara simetri keluar dalam
langkah-langkah tertentu dan sama. Pemilihan konfigurasi ini didasarkan atas prinsip
kemudahan baik dalam pengambilan data maupun dalam analisisnya.
Sebagai contoh: mula-mula diambil jarak MN = 1 m dan pembacaan
dilakukan untuk setiap AB sama dengan 10 m, 20 m, 30 m, 50 m, 70 m, 100 m, 125
m, 200 m, dan seterusnya bergantung kebutuhan. Semakin lebar jarak AB, maka
semakin dalam jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Jika kemudian potensial antara
elektoda-elektroda terlalu kecil, maka jarak MN dapat di perbesar.

Gambar skema peralatan resistivitas model Schlumberger

DAFTAR PUSTAKA

Linsley, Ray K. 1996. Hidrologi Untuk Insinyur. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Magetsari, Noer Aziz. 2000. Geologi Fisik. Bandung: Penerbit ITB.
Bahri. 2005. Hand Out Mata Kuliah Geofisika Lingkungan Dengan Topik Metoda
Geolistrik Resistivitas, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS,
Surabaya
Sakka, 2002. Metoda Geolistrik Tahanan Jenis. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNHAS, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai