Anda di halaman 1dari 16

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

(EMI208M)

LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

Oleh

Kelompok 13 :

1. Hooky Surya Widarma (2007521263/ 27)

2. A.A Sagung Hindhi Astina Saraswati (2007521283/ 29)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2021
POKOK BAHASAN

1. Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD)


2. Fungsi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
3. Tujuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
4. Perbedaan LDP dengan lembaga lainnya
5. Kegiatan Lapangan Usaha Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
6. Modal Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
7. Organisasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
8. Peranan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) bagi pembangunan
masyarakat sekitar.
PEMBAHASAN

1. Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

Lembaga Perkreditan Desa adalah lembaga ekonomi desa yang


dipergunakan untuk penitipan dan penukaran uang di pedesaan. Sehingga pada
dasarnya LPD berfungsi sebagai pengumpulan dana, pemberi kredit, dan menjadi
perantara didalam lalu lintas pembayaran pada umumnya dan merupakan sumber
pembiayaan pembangunan di wilayah desa adat yang ada di Bali.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Bali No. 2 tahun 1988
menyebutkan bahwa :
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah suatu nama bagi usaha simpan pinjam
milik masyarakat desa adat yang berada di Propinsi Daerah Tingkat I Bali dan
merupakan sarana perekonomian rakyat di pedesaan.
Selanjutnya peranan LPD ini semakin berkembang dan bidang usaha pun
semakin luas, sejalan dengan kemajuan peradaban, teknologi informasi dan
globalisasi perekonomian. Karena LPD merupakan perusahaan yang dinamis
sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian, sehingga usaha LPD bukan
saja sebagai penyimpanan dan pemberian kredit, tetapi juga sebagai alat lalu
lintas pembayaran, stabilitas dan pembayaran, stabilitas dinamisator pertumbuhan
perekonomian suatu desa. Dari pengertian di atas, dapatlah diartikan bahwa
Lembaga Perkreditan Desa adalah suatu lembaga perantara dalam proses
peredaran uang, maupun sebagai sumber pembiayaan pembangunan di wilayah
desa adat yang ada di Bali pada umumnya.

2. Fungsi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)


Fungsi LPD didirikan sesuai Perda Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1988
menyebutkandalam pasal 3 bahwa :
a. LPD adalah salah satu lembaga desa yang merupakan unit operasional serta
berfungsi sebagai wadah kekayaan desa yang berupa uang atau surat-surat
berharga lainnya.
b. Pendayagunaan LPD diarahkan kepada usaha-usaha peningkatan taraf
hidupkrama desa untuk menunjang pembangunan.
3. Tujuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Selanjutnya sesuai dengan Perda tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1988
disebutkandalam pasal 4 bahwa tujuan Lembaga Perkreditan Desa didirikan adalah :
a) Mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang
terarah serta penyaluran modal kerja yang efektif.
b) Memberantas ijon, gadai gelap dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu di
pedesaan.
c) Menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga
kerja pedesaan.
d) Meningkatkan daya beli atau lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di desa.

Sedangkan untuk pencapaian tujuan disebut di atas maka bidang usaha yang
dilaksanakan seperti tertuang pada Perda Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1988
adalah :
a) Menerima / menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk tabungan dan
deposito
b) Memberikan pinjaman untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif pada sektor
pertanian, industri/kerajinan kecil, perdagangan dan usaha-usaha lain yang
dipandang perlu.
(a) Usaha-usaha lain yang bersifat pengerahan dana desa.
(b) Penyertaan modal pada unsur-unsur lainnya.
(c) Menerima pinjaman-pinjaman dari lembagalembaga keuangan.
4. Perbedaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dengan Lembaga lain

Karakteristik LPD BPR Koperasi


Landasan Hukum adat/awig- Undang-Undang Undang-Undang Nomor 25
pendirian awig Nomor 10 Tahun Tahun 1992/Undang-
1998/Undang- Undang Undang
Perbankan Perkoperasian
Inisiatif Krama/Warga desa Pribadi/Kelompok Pribadi/Kelompok
pembentukan adat
Cara Sumbangan Melalui dana dari para Modal koperasi terdiri dari
memperoleh pemerintah dan pemegang saham dan modal sendiri dan modal
modal sumbangan sukarela sektor-sektor lain yang pinjaman.
dari warga desa adat sah 1. Modal sendiri, terdiri dari
sesuai keikhlasan : simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan,
hibah.
2. Modal pinjaman, terdiri
dari : anggota, koperasi
lainnya, bank atau lembaga
keuangan lainnya, penerbitan
obligasi atau surat hutang
lainnya, sumber- sumber lain
yang
sah

Perangkat Perangkat Perangkat organisasi Perangkat organisasi


organisasi organisasi LPD : BPR : 1.Rapat Umum koperasi : 1.Rapat anggota
1.Paruman Desa Pemegang Saham 2.Pengurus 3.Pengawas
Pakraman 2.Komisaris 3.Direksi
2.Prajuru atau 4.Staf-staf
bendesa adat pendukung
(ketua badan
pengawas)
3.Ketua LPD
4.Kasir
5.TataUsaha
6.Staf

Lingkup wilayah Hanya sebatas di Seluruh wilayah Seluruh wilayah


operasional lingkungan desa Negara Republik Negara Republik Indonesia
pakraman Indonesia

Orientasi Lembaga non- Profit Bersifat profit untuk


Usaha profit, yang bersifat mensejahterakan
sosio anggota- anggota
kultural
Pembagian 40% untuk Pembagian Berupa Sisa Hasil Usaha (SHU)
Keuntungan pengelolaan modal, keuntungan untuk masing- masing anggota.
60% untuk diantara para
pembangunan pemegang saham
kesejahteraan sesuai dengan
masyarakat desa presentase saham
adat yang
dimiliki

5. Kegiatan Lapangan Usaha Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan badan usaha keuangan milik desa
Pakraman yang melaksanakan kegiatan usaha dilingkungan desa untuk Krama desa, LPD sebagai
lembaga keuangan memiliki lapangan usaha sebagai berikut :

1) Menerima atau menghimpun dana dari karma desa dalam bentuk tabungan dan
deposito.
2) Mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah
serta penyaluran modal kerja yang efektif.
3) Memberikan pinjaman hanya kepada karma desa dan menciptakan pemerataan dan
kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga kerja perdesaaan.
4) Meningkatkan daya beli atau lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di desa.
5) Menerima pinjaman dari lembaga – lembaga keuangan maksimum sebesar 100% dari
jumlah modal, termasuk cadangan dan laba ditahan, kecuali batasan lain dalam jumlah
pinjaman atau dukungan/ bantuan modal.
6) Menyimpan kelebihan likuiditasnya pada BPD Bali dengan imbalan bunga bersaing
dan pelayanan yang memadai.

6. Modal Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

Pada BAB V Pada pasal 9 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Lembaga Perkreditan Desa disebutkab bahwa :

1) LPD dapat didirikan dengan modal awal paling sedikit Rp. 50.000.00,00 (lima puluh
juta rupiah)
2) Modal LPD terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.
3) Modal inti sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) bersumber dari :
a) modal disetor;
b) modal donasi;
c) modal cadangan; dan
d) laba/rugi tahun berjalan.
4) Moda pelengkap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersumber dari :
a) Cadangan pinjaman ragu – ragu (CPRR); dan
b) Akumulasi penyusutan aktiva tetap.

Pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2017. Bagian kesatu tentang sumber
modal LPD dijelaskan, yaitu :

Pasal 33

1) Desa dapat mengajukan permohonan modal kepada Gubernur pada saat


pendirian LPD
2) Gubernur dapat memfasilitasi permohonan modal LPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
3) Pencairan permohonan moda LPD sebagaimana dimaksud pasa ayat (2)
ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

Pasal 34

1) Desa dapat menyetor dana milik desa untuk modal awal LPd.
2) Dana milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari
dana milik Desa da iuran Krama Desa.
3) Setoran dan milik Desa untuk modal awal LPD ditetapkan dengan keputusan
Paruman Desa.

Pasal 35

1) LPD harus berupaya untuk meningkatkan modal LPD.


2) LPD dapat mencari bantuan modal donasi dalam bentuk uang dan barang.
3) LPD harus menambah modal cadangan yang bersumber dari pembagian laba
bersih LPD dalam setahun.
4) LPD harus menambah modal pelengkap yang bersumber dari akumulasi
penyusutan aktiva tetap dan inventaris serta membentuk dana CPRR.
5) Besarnya dana CPRR sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang
diperhitungkan sebagai modal pelengkap setinggi – tingginya 1,25% dari
ATMR.

Dilanjutkan dengan bagian kedua tentang penggunaan modal LPD yaitu :

Pasal 36

1) Modal LPD digunakan untuk mendukung operasional LPD.


2) Modal LPD yang dapat digunakan untuk pengadaan aktiva tetap dan
inventaris setinggi – tingginya 50% dari modal LPD.
3) Penggunaan dana CPRR berdasarkan Pararem Desa tentang LPD.
4) Bilamana modal LPd digunakan untuk kepentingan selain dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (3) harus berdasarkan keputusan Paruman Desa.

7. Organisasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)


Penjelasan bagan diatas adalah sebagai berikut.

1) Badan Pembina LPD (propinsi, kabupaten, kecamatan)

Gubernur, bupati/walikota, dan camat sebagai ketua badan pembina LPD tingkat
propinsi, kabupaten, dan kecamatan secara umum mempunyai tugas sebagai pembina LPD
dalam melakukan operasinya. Tiap-tiap LPD mengirim laporan tahunannya untuk selanjutnya
mendapatkan pengesahan dari tim pembina tersebut.

2) Bank Pembangunan Daerah Bali

BPD Bali bertindak sebagai pengawas LPD di mana tanggung jawab tersebut telah
dilakukan sesuai dengan standar pengawasan bagi lembaga keuangan mikro. BPD Bali telah
melakukan berbagai upaya pengawasan yang dilakukan oleh unit tersendiri di kantor pusat.
(dalam hal ini Bagian Lembaga Perkreditan Desa di bawah Biro Pembinaan Cabang) dan dibantu
oleh staf khusus dimasingmasing cabang BPD Bali. Pengawasan oleh BPD Bali dilakukan
melalui:

a) Off-site, yakni memonitor dan menganalisa laporan bulanan dan caturwulan seluruh
LPD untuk mengetahui tingkat kesehatan LPD dan mendeteksi permasalahan yang
terjadi.
b) On-site, yaitu mengunjungi/menginspeksi secara langsung ke lokasi LPD bersangkutan
sesuai jadwal, untuk verifikasi kebenaran informasi yang diberikan oleh LPD tersebut.

3) PLPDK (Pembina Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten/Kota)


PLPDK merupakan pembina teknis LPD dipelaksanaan operasionalnya. Masing-masing
LPD harus membuat laporan bulanan, dan selanjutnya diserahkan kepada PLPDK untuk
diperiksa. PLPDK juga melakukan evaluasi terhadap LPD untuk setiap tahunnya, serta menilai
secara langsung kesehatan masing-masing LPD.

4) Desa Pekraman

Desa pekraman adalah pemilik LPD. Operasional LPD dapat diketahui sekaligus diawasi
oleh paruman desa pekraman. Mengingat LPD merupakan lembaga milik desa pekraman yang
bertujuan untuk menjaga ketahanan ekonomi desa pekraman, maka perlu dibuat aturan untuk itu.
Setiap tahun, pengelola LPD wajib melaporkan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja LPD untuk tahun berikutnya kepada krama desa pekraman untuk mendapat
persetujuan. Pengurus LPD bertanggung jawab kepada desa pekraman, melalui kelian desa
pekraman.

5) Badan Pengawas

Badan Pengawas LPD diangkat dan diberhentikan oleh krama desa pekraman melalui paruman
desa pekraman dan ditetapkan oleh kepala daerah (bupati/walikota). Badan pengawas LPD
terdiri dari seorang ketua yang langsung dirangkap bendesa pekraman serta beberapa anggota
(minimal 2 orang). Badan pengawas bertanggungjawab langsung kepada kepala LPD. badan
pengawas LPD memiliki tugas sebagai berikut:

a) Mengawasi pengelolaan LPD.


b) Memberikan petunjuk kepada pengurus.
c) Memberikan saran, pertimbangan, dan ikut menyelesaikan permasalahan.
d) Mensosialisasikan keberadaan LPD.
e) Mengevaluasi kinerja pengurus secara berkala.
f) Menyusun dan menyampaika n laporan hasil pengawasan pada paruman desa.

6) Kepala LPD

Kepala LPD sebagai pucuk pimpinan dalam mengelola LPD dan bertanggungjawab kepada desa
pekraman. Kepala LPD memiliki tugas sebagai berikut:

a) Mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan/karyawan.


b) Mengawasi operasional LPD.
c) Mempertanggungjawabkan operasional LPD kepada desa pekraman dalam paruman.
d) Menandatangani setiap pembukuan dan transaksi yang dibuat oleh tata usaha dan kasir
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e) Memberikan jawaban pada setiap permohonan pinjaman, dan selanjutnya mengajukan
kepada kelian banjar untuk dimintai persetujuan.
f) Melaksanakan stock opname bersama bawahan minimal sebulan 5 kali.
g) Membuat rencana kerja dan program-program pelaksanaan termasuk Rencana Anggaran
Pendapatan Belanja (RAPB)
h) Melaksanakan kebijaksanaan yang telah dihasilkan oleh paruman desa atau hasil
keputusan rapat masyarakat pedesaan.

7) Tata Usaha

Tata usaha adalah karyawan yang bertanggungjawab langsung kepada kepala LPD serta
membawahi bagian administrasi umum dan pembukuan. Tata usaha bertanggung jawab kepada
Kepala LPD. Tata usaha memilki tugas antara lain:

a) Menerima bukti-bukti dari petugas keliling maupun transaksi di kantor LPD pada hari
itu, menyetornya menurut jenis transaksi dan menjumlahkan angka-angka yang ada pada
setiap bukti berdasarkan jenis transaksinya.
b) Mencatat transaksi ke dalam primanota kredit, primanota tabungan, dan surat simpanan
berjangka berdasarkan lembar-lembar lain yang diterimanya dari petugas keliling
maupun bukti transaksi di kantor LPD pada hari itu.
c) Mencatat nota debet/kredit yang diterima dari bank atau pengeluaran cek atau bilyet giro
pada buku bank, membuat slip jurnal atau transaksi non kas yang tidak berhubungan
dengan nasabah.
d) Pada akhir bulan memindahkan saldo neraca percobaan akhir bulan yang bersangkutan
ke neraca percobaan awal bulan berikutnya.

8) Kasir

Bagian kasir bertanggungjawab kepada kepala LPD. Tugas bagian kasir yaitu:

a) Menerima uang baik dari nasabah, tabungan, bunga pinjaman dan simpanan berjangka
maupun dari pihak lain.
b) Mengeluarkan uang untuk pemberian pinjaman, pencairan tabungan dan simpanan
berjangka, pelunasan pinjaman yang diberikan, pembayaran biaya (misalnya bunga
simpanan berjangka dan biaya sehari-hari).
c) Memberikan jasa perbankan lain dari nasabah, misalnya pembayaran nasabah secara
tunai atau pemindah bukuan.

9) Administrasi Umum

Bagian administrasi umum bertanggungjawab kepada kepala LPD. Tugas dari bagian
administrasi umum yaitu:

a) Mengawasi, mengkoordinir kelancaran tugas bagian administrasi.


b) Melaksanakan surat-menyurat.
c) Menyiapkan dokumen-dokumen penting dari hasil transaksi termasuk dokumen pegawai.
10) Pembukuan

Bagian pembukuan bertanggungjawab kepada kepala LPD. Tugas dari bagian pembukuan yaitu:

a) Melaksanakan pencatatan dan pengesahan transaksi.


b) Melaksanakan penyetoran dan penarikan kas ke BPD.
c) Mengecap transaksi, menjurnal dan memposting dalam neraca percobaan setiap hari.
d) Merakapitulasi bunga deposito yang belum terbayarkan setiap akhir bulan.
e) Membuat laporan laba rugi dan neraca serta laporan kegiatan lainnya setiap akhir bulan.

11) Kepala bagian tabungan/ deposito

Kepala bagian tabungan/deposito bertanggungjawab kepada kasir. Tugas dari kepala bagian
tabungan/deposito yaitu:

a) Menulis buku tabungan dengan identitas penabung.


b) Meminta pada penabung untuk menandatangani buku dan kartu tabungan.
c) Meregister deposito (simpanan berjangka).

12) Kepala bagian kredit

Bagian kredit merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan kredit nasabah maupun
calon nasabah. Kepala bagian kredit bertanggungjawab kepada kasir. Tugas dari kepala bagian
kredit adalah:

a) Meregister permohonan kredit dan membantu nasabah dalam mengisi formulir


permohonan kredit.
b) Menganalisa kelayakan dari fasilitas kredit yang diberikan.
c) Melaksanakan cek fisik terhadap jaminan.
d) Membuat perjanjian kredit beserta ikatan jaminan tersebut termasuk ikatan notaris.
e) Merekapitulasi kredit yang kurang lancar.
f) Melakukan upaya hukum terhadap kredit yang bermasalah.

13) Petugas lapangan tabungan/deposito

Petugas lapangan tabungan/deposito bertanggungjawab kepada kepala bagian tabungan/deposito.


Tugas dari petugas lapangan tabungan/deposito adalah:

a) Menulis jumlah uang yang ditabung di buku tabungan atau deposito.


b) Memeriksa jumlah yang ditabung di dalam buku tabungan dan memparaf serta cap
tabungan.
c) Mencatat jumlah yang ditabung ke dalam buku penerimaan tabungan dan merekapitulasi
tabungan.
d) Mencari nasabah/calon nasabah dengan cara jemput bola.
e) Mencocokkan dan menjumlahkan semua uang yang sudah dicatat dalam buku penerbitan
dana dan merekapitulasi tabungan secara kolektif dan selanjutnya menyerahkan kepada
kasir.

14) Petugas lapangan kredit

Petugas lapangan kredit bertanggungjawab kepada kepala bagian kredit. Tugas dari petugas
lapangan kredit adalah:

a) Setiap bulan menagih angsuran kepada debitur.


b) Mencatat tagihan dari debitur ke dalam kartu angsuran.
c) Mencatat pembebanan bunga atas pinjaman debitur.

8. Peranan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bagi Pembangunan Masyarakat


Sekitar.
Desa adalah basis terdepan dalam menuju kemandirian, karena desa memiliki kontribusi
penting sebagai asset pembangunan nasional. Desa dipandang memiliki keuntungan komperatif,
karena memiliki resources yang besar seperti tenaga kerja, kekayaan alam, tradisi dan
kebudayaan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu keberadaan desa dipandang
perlu diberdayakan sehingga mempunyai peranan yang nyata dalam mendukung pembangunan
nasional.
Desa adat di Bali atau disebut dengan desa pakraman merupakan kesatuan masyarakat
hukum adat yang bersifat keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Dengan semakin meningkat
dan kompleknya pembangunan, desa pakraman memegang peranan yang sanagt penting dalam
menata dan membina kehidupan masayarakat terhindar dari pengaruh buruk pesatnya
pembangunan.
Mengingat peranan dan kontribusinya desa pakraman begitu besar dalam masyarakat
serta dalam upaya untuk mengantisipasi dinamika sosial ekonomi, maka dipandang perlu
memodifikasi kegiatan desa pakraman kearah usaha produktif, yaitu untuk memberdayakan
pakraman sebagai kekuatan yang tidak hanya berbasis sosial tetapi juga bernuansa ekonomis.
Peluang itu ditangkap oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan dikeluarkannya SK Gubernur Bali
972 tahun 1984 yang mengatur tentang Pendirian Lembaga Perkreditan Desa. Langkah ini
merupakan langkah yang strategis mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia, tingkat
perputaran uang sangat tinggi dan sebagian perputaran uang tersebut lari ke luar Bali. Tujuan
utamanya dengan dikeluarkannya SK tersebut selain untuk memberdayakan Desa Pakraman,
juga termasuk juga usaha untuk melindungi masyarakat perdesaan dari incaran para rentenir.

Kelahiran LPD berangkat dari kearifan lokal untuk menyangga adat dan budaya
masyarakat Bali, pada kenyataanya LPD berperan dalam mengatasi permasalahan bangsa di
tingkat Desa. Permasalahan – permasalahan itu diantaranya membuka akses sumber dana yang
lebih mudah bagi masyarakat pedesaan sehingga mereka bisa berdaya secara ekonomi mencapai
kesejahteraan. Tidak hanya akses sumber dana, LPD juga membantu mengatasi masalah
fundamental masyarakat pedesaan yakni pendidikan dan juga kesehatan. Mempertahankan LPd
tidak hanya berarti menjamin adat, budaya dan kehidupan sosial masyarakat Bali tetapi juga
memperkokoh pembangunan dan kemandirian bangsa Indonesia.
DISKUSI
1. Berfungsi sebagai apakah Lembaga Perkreditan desa dalam penyediaan dana?
2. Aspek apa sajakah yang harus dikaji mengenai rencana pinjaman
dana kepada Lembaga Perkreditan Desa?
3. Apa saja risiko kredit pada Lembaga Perkreditan Desa?
4. Sanksi apa yang akan diterima oleh peminjam yang tidak membayar utang tepat
waktu ?
5. Apakah ada sanksi jika oknum LPD membocorkan informasi pribadi si
peminjam?
REFERENSI

Seibel, Hans Dieter. 2008. “Lembaga Perkreditan Desa in Bali”.Diakses pada Kamis, 7 Oktober
2021dari https://www.hf.uni-koeln.de/data/aef/File/PDF/Community-owned/Bali%20
%20Desa%20Pakraman%20and%20LPD%20(Seibel%202009).pdf

Imelinda, “Fungsi LPD Menurut Peratran Daerah Provinsi Bali” Diakses pada Kamis, 7
Oktober 2021 dari https://www.coursehero.com/file/p3air3d/22-Fungsi-LPD-Menurut-Peraturan
Daerah-Provinsi-Bali-Nomor-3-Tahun-2007-tentang/

Anda mungkin juga menyukai