Anda di halaman 1dari 12

Nama : Michael F.P.

L
Kelas : X PM 1
No.absen : 28
Materi : Daur Biogeokimia

1. Daur Fosfor
Siklus fosfor merupakan salah satu dari siklus biogeokimia yang erperan penting
dalam proses pembentukan bumi dan kehidupan. Karena fosfor (P) masuk dalam
40 unsur yang diperlukan bagi kehidupan. Fosfor merupakan materi penyusun
tubuh organisme yang berasal bumi. Fosfor merupakan unsur kimia dari fosfor
memiliki lambang ’’P’’ dan bernomor atom 15. Fosfor berbentuk non logam,
memiliki nilai valensi banyak dan termasuk golongan nitrogen. Unsur ini sering
dijumpai dalam batuan fosfat anorganik dan tidak ditemukan bentuk unsur
bebasnya dalam semua sel hidup . Fosfor memiliki berbagai jenis senyawa tanah
langka dan logam transisi.

Unsur fosfor sulit ditemukan dalam bentuk bebas yaitu elemen. Bentuk yang bisa
ditemui adalah sebagai senyawa anorganik yang terlarut (polifosfat dan ortofosfat).
Fosfor bisa ditemukan di bumi, khususnya air, tanah dan sedimen. Di udara
bertekanan tinggi fosfor tidak dapat ditemukan karena mudah mencair. Bentuk
fosfor yang paling sederhana dalam perairan adalah ortofosfat. Senyawa tersebut
merupakan produk ionisasi dari asam ortofosfat. Ortofosfat sendiri adalah bentuk
lain dari fosfor yang bisa digunakan secara langsung oleh tumbuhan. Kadar fosfat
akan meningkat dengan menurunnya kedalaman air laut. Karena fosfat cenderung
konstan pada perairan laut yang dalam.

Protein dan gula merupakan bentuk susunan organik dari fosfor yang bisa
ditemukan dalam lingkungan bahari. Di perairan bentuk unsur fosfor juga berubah-
ubah, terkadang kalsium organik, inorganik, partikel besi fosfat, dll. Penyebabnya
adalah proses dekomposisis dan sintesis antara bentuk organik dan anorganik oleh
mikroba. Perubahan lebih cepat terjadi dalam air yang mengandung banyak
bakteri.
Sifat Unsur Fosfor
1. Sifat Fisika

Fosfor terkadang tidak berwarna, bisa juga berwarna merah atau putih dengan
wujud unsur yang sama. Unsur ini memiliki titik didih sebesar 2770C (5500K) dan
titik leleh sebesar 44,20C (317,30K). Saat murni berubah menjadi tak berwarna dan
trasparan umumnya fosfor membentuk padatan putih dengan sifat lengket dan
memiliki bau tidak enak. Fosfor putih lebih mudah menguap dan larut dalam
pelarut nonpolar benzena, sedangkan fosfor merah tidak mudah larut dalam semua
pelarut.

2. Sifat Kimia

Fosfor putih memiliki sifat sangat reaktif, mudah terbakar di udara, beracun, dan
mampu memancarkan cahaya. Manfaatnya adalah bahan baku utama pembuatan
asam fosfat di industri. Fosfor merah sebaliknya, memiliki sifat tidak reaktif dan
kurang beracun. Fungsinya, fosfor merah adalah bahan campuran pembuatan
bidang gesek korek api dan pasir halus.

Siklus Fosfor
Siklus fosfor adalah proses perputaran Fosfor di alam yang berjalan lambat dengan
melibatkan lima tahapan. Fosfor adalah unsur yang dapat ditemukan dalam
beberapa bentuk senyawa dalam air, tanah dan sedimen. Fosfor merupakan nutrisi
penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan juga hewan. Fosfor
memiliki peran penting dalam perkembangan sel dan merupakan komponen kunci
dari molekul yang menyimpan energi seperti Adenosine Triphosphate (ATP),
Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan lipid. Berikut adalah tahapan siklus fosfor :

1. Pelapukan Batuan : Peristiwa cuaca, seperti hujan dan erosi,


mengakibatkan sebagian fosfor berpindah dan bercampur ke dalam tanah.
Batuan ketika bersentuhan dengan air hujan, akan melepaskan ion fosfat dan
mineral lainnya dari waktu ke waktu.

2. Penyerapan oleh Tanaman dan Hewan : Setelah fosfat berada di


tanah, kemudian tahap selanjutnya tanaman, jamur, dan mikroorganisme
disekitar mampu menyerap fosfor kedalam tumbuh. Tanaman ini nantinya
juga memungkinkan untuk dikonsumsi oleh organisme lain.

3. Kembali ke Lingkungan melalui Dekomposisi yang dilakukan oleh


Dekomposer : Fosfat kemudian masuk ke dalam molekul organik seperti
DNA, dan ketika tumbuhan atau hewan mati kemudian membusuk, maka
fosfat organik akan dikembalikan ke tanah melalui dekomposisi yang
dilakukan oleh mikroba.

4. Bakteri di dalam tanah kemudian memecah bahan organik menjadi


bentuk-bentuk fosfat yang dapat diserap oleh tanaman. Ini juga merupakan
proses yang disebut mineralisasi.

5. Fosfor dalam tanah dapat berakhir di saluran air dan lautan, dan dapat
masuk ke dalam sedimen dari waktu ke waktu.

2. Daur air
Daur Air adalah sebuah proses siklus yang terjadi secara terus menerus dan
tidak pernah berhenti, di mulai dari air yang ada di daratan berubah menjadi
awan kemudian menjadi hujan. Daur air mempunyai manfaat untuk mengatur
suhu lingkungan, menciptakan hujan, mengatur perubahan cuaca dan
menciptakan keseimbangan dalam biosfer bumi. Terdapat 7 tahapan proses
dalam daur air yang berjalan secara sistematis dan beraturan yaitu: evaporasi,
transpirasi, sublimasi, kondensasi, pengendapan, limpasan (runoff) dan
infiltrasi. Air ialah senyawa penting yang mendukung adanya kehidupan di
alam semesta ini. Di bumi, air berperan dalam proses fotosintesis dan proses
pertumbuhan suatu tanaman. Bagi hewan dan manusia, air sangat dibutuhkan
untuk transportasi zat pada hewan. Dan pada manusia, tumbuhan dan hewan
tidak akan bisa hidup tanpa air. Ketersediaan air di muka bumi ini bisa terus
terjaga karena adanya daur air. Daur air atau daur hidrologi berjalan secara
sistematis melalui beberapa buah proses interaksi komponen abiotik dalam
sebuah ekosistem.
1. Evaporasi
Evaporasi adalah proses penguapan air yang ada di permukaan akibat adanya
energi panas dari sinar matahari yang terpancar ke bumi. Air dalam bentuk cair
yang ada di laut, danau, sungai, tanah dan lain-lainnya akan berubah bentuk
menjadi berupa uap air dan kemudian naik ke atas menuju lapisan atmosfer.
Semakin besar energi panas sinar matahari yang terpancar ke bumi, maka laju
evaporasi akan semakin besar pula.
2. Transpirasi
Proses transpirasi ialah dimulai dari akar tanaman yang menyerap air dan
mengedarkannya ke daun untuk proses fotosintesis. Kemudian air dari hasil
proses fotosintesis ini dikeluarkan oleh tanaman melalui stomata sebagai uap
air.
3. Sublimasi
Sublimasi ialah suatu proses dimana es berubah menjadi uap air tanpa
mengalami fase cair. Sublimasi juga mempunyai peran dalam sebuah
pembentukan air uap di udara.Yang menjadi sumber utama air dalam proses
sublimasi adalah lapisan es dari kutub utara, kutub selatan dan es di
pegunungan. Proses sublimasi ini lebih lambat dari proses penguapan.
4. Kondensasi
Pada saat air di seluruh permukaan bumi berubah menjadi berupa uap air, maka
ia kemudian akan naik ke atas menuju lapisan atas atmosfer. Pada ketinggian
tertentu, uap air berubah menjadi sebuah partikel es yang berukuran sangat
kecil akibat dari pengaruh suhu udara yang rendah. Proses inilah yang
kemudian disebut kondensasi.

5. Pengendapan
Awan yang merupakan hasil uap air yang terkondensasi kemudian turun ke
permukaan bumi dalam bentuk hujan karena pengaruh perubahan suhu atau
angin panas. Apabila suhu sangat rendah yaitu dibawah 0 derajat, tetesan air
jatuh sebagai hujan salju atau hujan yang beerbentuk es. Melalui proses
presipitasi inilah, air kemudian masuk kembali ke lapisan litosfer bumi.
6. Limpasan
Limpasan adalah merupakan sebuah proses di mana air mengalir dan berpindah
tempat di atas permukaan bumi. Air bergerak dan berpindah dari tempat yang
lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran seperti sungai
dan got hingga kemudian masuk ke dalam danau, laut dan samudera. Pada
proses limpasan ini, air masuk kembali ke dalam lapisan hidrosfer.
7. Infiltrasi
Setelah hujan turun, tidak semua air mengikuti tahap limpasan di atas. Beberapa
diantaranya meresap ke dalam bawah tanah. Air tersebut akan merembes ke
bawah dan menjadi air di dalam tanah. Air yang masuk ke dalam tanah ini
disebutnya air infiltrasi.
Melalui 7 tahapan atau proses diatas itulah Allah SWT menciptakan air melalui
proses daur air yang berlangsung secara terus-menerus.
3. Daur Nitrogen
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini
dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada
siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
Nitrogen sangatlah penting untuk berbagai proses kehidupan di Bumi. Nitrogen
adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya dimasukkan
ke dalam protein, tahu kan kalau protein adalah zat yang sangat kita butuhkan
dalam pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam nukleat,
seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan,
banyak dari nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, yang penting untuk
fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut.
PROSES-PROSES DALAM DAUR NITROGEN
1. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah
nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi
nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang
dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen
biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau
biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan
beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof.
Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses
non-biologis, contohnya sambaran petir.
2. Asimilasi

Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam
bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen
dari tanaman yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut
akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan
kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat,
dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia,
nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul.
Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam
amino, nukleotida dan molekul organik kecil.

3. Amonifikasi

Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium
(NH4+) oleh bakteri dan jamur.

4. Nitrifikasi

Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di
dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri
nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +) dan
mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti
Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-).
Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan
racun bagi kehidupan tanaman.

5. Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen
(N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies
bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka
menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi.
Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.

Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk


peralihan sebagai berikut:
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
6. Oksidasi Amonia Anaerobik

Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2)
gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur
di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang
disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O

4. Daur Karbon dan Oksigen


daur karbon merupakan salah satu siklus biogeokimia dimana terjadi
pertukaran / perpindahan karbon antara bidang-bidang biosfer, geosfer, hidrosfer,
dan atmosfer. Kenapa sering dibarengi dengan oksigen??? hal ini karena siklus
karbon sangat terkait dengan oksigen, terutama dalam hal fotosintesis dan
respirasi. Sesuai dengan pengertian tadi, ada empat tempat keberadaan untuk
karbon, yaitu : Biosfer (di dalam makhluk hidup), Geosfer (di dalam bumi),
hidrosfer ( di air), dan atmosfer ( di udara). Siklus karbon terjadi di daratan dan
perairan. tidak ada perbedaan yang significant karena tempat yang berbeda
tersebut. Yang berbeda hanyalah organismenya.
PROSES DALAM SIKLUS KARBON
Secara umum,  karbon akan diambil dari udara oleh organisme fotoautotrof
(tumbuhan, ganggang, dll yang mampu melaksanakan fotosintesis). organisme
tersebut, sebut saja tumbuhan, akan memproses karbon menjadi bahan makanan
yang disebut karbohidrat, dengan proses kimia sebagai berikut :
6 CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔ C6H12O6 + 6 O2
Karbondioksida + Air (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen
nah, hasil sintesa karbohidrat itu dimakan para makhluk hidup heterotrof sebagai
makanan plus oksigen untuk bernafas. Ngga peduli makhluk herbivora, carnivora,
atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan dalam karbohidrat adalah
tumbuhan. Karbon di dalam sistem respirasi akan dilepas kembali dalam bentuk
CO2 yang nantinya dilepaskan saat pernafasan. Selain pelepasan CO2 ke udara
saat pernafasan, para detrivor (pembusuk) juga melepaskan CO2 ke udara dalam
proses pembusukan. Manusia juga tidak kalah peran dalam proses ini. Hasil segala
pembakaran, mulai dari pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar minyak di
dalam kendaraan bermotor, asap pabrik, dan lain-lain juga melepaskan CO2 ke
udara. CO2 di udara nantinya akan ditangkap oleh tumbuhan lagi dan siklus mulai
dari awal lagi.

Di daratan, proses pengubahan CO2 menjadi karbohidrat dan melepaskan


oksigen dilakukan oleh tumbuhan darat, sebaliknya, di daerah perairan, peran ini
dimainkan oleh organisme-organisme fotoautotrof perairan seperti ganggang,
fitoplankton, dan lain-lain. begitupula dengan peran yang melepaskan CO2 ke
udara. Hal itu dilaksanakan oleh para detrovor dan organisme heterotrof. Di
daratan ada manusia, kambing, sapi, harimau, dll. di lautan ada berbagai jenis ikan
dan makhluk-makhluk perairan.
5. Daur Sulfur

Pengertian dan definisi lain dari daur belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari
hidrogen sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi
hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam
tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, di udara dalam bentuk gas sulfur
dioksida dan di dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.

Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh
akar dan dimetabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika
hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ke tubuh
manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang
sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa
gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut
adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan
semakin bau.

Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati
oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian
sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi dilepaskan ke udara dalam
bentuk gas hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa
dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang
tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bakteri akan diubah menjadi ion sulfat
dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman
sedangkan sulfur dioksida akan terlepas ke udara. Di udara sulfur dioksida akan
bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian
jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebabkan oleh
polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll.

Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk mengubah sulfur menjadi senyawa
belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi
antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme. beberapa
mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri,
antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian
H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan
sulfur serta oksigen. Kemudian sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi
sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, Belerang atau sulfur merupakan
unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam
bentuk sulfat (SO2−4). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga
sulfur berpindah ke hewan, setelah itu sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida
dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada
umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO2−4). Perpindahan sulfat terjadi melalui
proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.

Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran
pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam
yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan
batuan juga tanaman. Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung
jawab dalam setiap transformasi adalah sebagai berikut:

1. H2S → S → SO2−4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu

2. SO2−4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri Desulfovibrio

3. H2S → SO2−4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli

4. S organik → SO2−4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik


aerobik dan anaerobik

Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang


selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh
komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses
daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya akan
berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen
sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof
anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri
kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadi
bentuk sulfat.

Anda mungkin juga menyukai