Fosfor membentuk ion sebagai fosfat dan fosfat hidrogen. Fosfat ini adalah bagian
penting dari molekul DNA dan juga merupakan bagian dari molekul yang menyimpan
energi seperti ATP dan ADP dan juga molekul lemak pada membran sel. Fosfor juga
merupakan bahan penyusun bangunan dari bagian-bagian tertentu seperti tulang dan
gigi pada manusia dan hewan.
Fosfor ditemukan dalam air, tanah dan sedimen, tidak dapat ditemukan di udara dalam
bentuk gas seperti senyawa lain dari siklus materi. Hal ini ditemukan terutama
berputar melalui tanah, sedimen dan air.
Siklus fosfor adalah paling lambat dari siklus biogeokimia. Fosfor memasuki
lingkungan dari batu dan dari deposit. Batuan fosfat komersial dikenal sebagai apatit
dan deposit lainnya dari fosil tulang atau kotoran burung. Pelapukan batuan
melepaskan fosfor sebagai ion yang larut dalam air. Tanaman terestrial membutuhkan
fosfat sebagai pupuk dalam bentuk nutrisi.
1
Proses siklus fosfor, sebagai berikut:
1. Fosfor memasuki tanah dan air melalui pelapukan batuan.
2. Tanaman mengambil ion fosfor ini dari tanah.
3. Fosfat kemudian dipindahkan dari tanaman ke hewan herbivora.
4. Herbivora hewan kemudian dimakan oleh karnivora.
5. Fosfat yang diserap oleh hewan dikembalikan ke tanah melalui ekskresi dan dari
dekomposisi tumbuhan dan bahan mati oleh mikroba.
6. Bahan tanaman mati dan produk-produk limbah lainnya membusuk melalui aksi
bakteri.
7. Fosfat dilepaskan ke lingkungan dengan proses ini.
8. Fosfat dalam tanah yang tercuci atau terkikis ke dalam air.
9. Air tersebut digunakan oleh ganggang dan tanaman sebagai nutrisi.
Dampak manusia
1. Dampak manusia pada siklus fosfor berasal dari pengenalan pupuk sintetis.
2. Tanaman mungkin tidak dapat menggunakan fosfat dalam bentuk pupuk; sebagian
besar nutrisi hilang melalui air yang lepas.
3. Fosfat hadir dalam sedimen air di bawah badan air.
2
4. Pupuk kandang bila diterapkan pada tanah beku sebagian besar akan hilang
selama musim semi yang mencair.
5. Dalam aplikasi pakan besar tertentu, dapat menyebabkan fosfat berlebihan masuk
ke sungai.
6. Sumber lain fosfat akibat aktivitas manusia adalah aliran keluar dari tanaman
limbah.
7. Fosfat dari kotoran yang tidak dibuang, jika tidak dirawat akan menambah jumlah
fosfat yang memasuki badan air.
8. Konsentrasi tinggi dari fosfat dalam sistem air dapat menyebabkan eutrofikasi
perairan laut segar dan perairan pantai, yang mengarah pada mekar ganggang.
3
III. Siklus Nitrogen
Atmosfer bumi terdiri dari 78% nitrogen sehingga menjadi sumber terbesar nitrogen.
Ketersediaan nitrogen di atmosfer terbatas untuk penggunaan biologis yang
menyebabkan kelangkaan nitrogen dalam banyak ekosistem. Ketersediaan nitrogen
dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem termasuk produktivitas primer, dan
dekomposisi. Kegiatan antropogenik seperti pembakaran bahan bakar, penggunaan
pupuk nitrogen dan debit pada nitrogen ke dalam air limbah telah mengubah siklus
nitrogen secara global.
Nitrogen merupakan unsur penting untuk banyak proses dan sangat penting bagi
kehidupan di Bumi. Nitrogen merupakan komponen dasar dalam semua asam amino,
protein, basa dari asam nukleat terdiri atas nitrogen, seperti DNA dan RNA. Pada
tumbuhan, molekul klorofil menggunakan sebagian besar nitrogen, untuk itu
diperlukan proses fotosintesis.
Atmosfer bumi memiliki sumber berlimpah nitrogen, tetapi tidak bisa digunakan oleh
tanaman. Fiksasi nitrogen adalah proses kimia alami di mana bakteri seperti
rhizobium mengkonversi gas nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan.
Nitrogen adalah, komponen vital yang sangat penting dari produksi pangan. Jumlah
nitrogen tetap ini atau nitrogen reaktif menunjukkan jumlah makanan yang dapat
tumbuh di sebidang tanah.
Siklus nitrogen adalah proses di mana nitrogen di dikonversi antara berbagai bentuk
kimia. Transformasi nitrogen ini menjadi berbagai bentuk kimia dilakukan melalui
proses biologis dan fisik. Proses dalam siklus nitrogen termasuk fiksasi nitrogen,
amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi.
Nitrogen hadir dalam berbagai bentuk dalam lingkungan seperti nitrogen organik,
amonium, nitrogen oksida, nitrat, oksida nitrat, nitrit atau gas nitrogen anorganik.
Nitrogen dalam bentuk organik dapat hadir sebagai sel hidup atau organisme hidup
atau humus atau dalam bentuk produk antara dalam dekomposisi bahan organik.
Proses siklus nitrogen akan mengubah nitrogen dari satu bentuk ke yang lain.
4
Sebagian besar proses transformasi ini dilakukan oleh mikroorganisme.
1) Fiksasi nitrogen
Proses fiksasi nitrogen adalah proses konversi nitrogen atmosfer menjadi amonia.
Proses ini dilakukan oleh bakteri yang hadir dalam akar tanaman polongan. Ini
adalah konversi gas nitrogen menjadi amonia melalui fiksasi biologis.
Sekelompok kecil bakteri seperti rhizobium dan penggunaan enzim nitrogenase
cyanobacteria untuk mengkonversi gas nitrogen menjadi amonia.
2) Nitrifikasi
Oksidasi biologis amonia dengan oksigen ke amonium dan kemudian menjadi
nitrit yang diikuti oleh oksidasi nitrit menjadi nitrat ini dikenal sebagai nitrifikasi.
5
Degradasi amonia menjadi nitrit dikenal sebagai nitrifikasi. Ini merupakan
langkah penting dalam siklus hara tanah. Proses ini aerobik dan dilakukan oleh
spesies bakteri autotrof. Beberapa bakteri amonia pengoksidasi adalah ß-
Proteobacteria dan gammaproteobacteria, bakteri amonia oksidasi adalah dari
genera nitrosomonas dan nitrosococcus.
3) Asimilasi
Asimilasi nitrogen adalah pembentukan senyawa nitrogen organik seperti asam
amino dari senyawa nitrogen anorganik yang hadir di lingkungan. Setelah proses
nitrifikasi oleh bakteri, tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat. Nitrat
diserap ke tumbuhan oleh gradien proton transporter nitrat. Nitrat diangkut dari
akar ke tunas melalui xilem. Reduksi nitrogen dilakukan di tunas dalam dua
langkah. Pertama, nitrat direduksi menjadi nitrit oleh reduktase nitrat dalam
sitosol. Nitrit direduksi menjadi amonia di dalam kloroplas oleh reduktase nitrit
yang tergantung ferredoxin.
4) Amonifikasi
Amonifikasi adalah tahap dalam siklus nitrogen di mana sisa-sisa tanaman dan
produk-produk limbah mereka terurai oleh mikroorganisme untuk menghasilkan
amonia. Mikroorganisme dalam tanah memakan bahan organik mati menjadi
energi dan mereka menghasilkan amonia dan senyawa dasar lainnya yang
merupakan produk sampingan dari metabolisme mereka. Amonia ini
dipertahankan dalam tanah dalam bentuk ion amonium.
5) Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat menjadi gas nitrogen inert yang
melengkapi siklus nitrogen. Denitrifikasi dilakukan oleh spesies bakteri seperti
Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Selama respirasi bakteri
menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron. Bakteri ini adalah anaerob
fakultatif dan dapat bertahan dalam kondisi aerobik.
6
daur nitrogen
7
Fosfor adalah nutrisi mineral penting untuk semua tanaman dan hewan. Fosfor
ditemukan dalam air, tanah dan sedimen, tidak dapat ditemukan di udara dalam
bentuk gas seperti senyawa lain dari siklus materi. Siklus fosfor didefinisikan sebagai
siklus biogeokimia yang menggambarkan pergerakan fosfor melalui bidang ekosistem
yaitu melalui litosfer, hidrosfer dan biosfer. Fosfor adalah nutrisi mineral penting
untuk semua tanaman dan hewan.
5. Fosfat yang diserap oleh hewan dikembalikan ke tanah melalui ekskresi dan dari
dekomposisi tumbuhan dan bahan mati oleh mikroba.
6. Bahan tanaman mati dan produk-produk limbah lainnya membusuk melalui aksi
bakteri.
Dampak manusia
1. Dampak manusia pada siklus fosfor berasal dari pengenalan pupuk sintetis.
2. Tanaman mungkin tidak dapat menggunakan fosfat dalam bentuk pupuk; sebagian
besar nutrisi hilang melalui air yang lepas.
4. Pupuk kandang bila diterapkan pada tanah beku sebagian besar akan hilang
selama musim semi yang mencair.
5. Dalam aplikasi pakan besar tertentu, dapat menyebabkan fosfat berlebihan masuk
ke sungai.
6. Sumber lain fosfat akibat aktivitas manusia adalah aliran keluar dari tanaman
limbah.
7. Fosfat dari kotoran yang tidak dibuang, jika tidak dirawat akan menambah jumlah
fosfat yang memasuki badan air.
9
8. Konsentrasi tinggi dari fosfat dalam sistem air dapat menyebabkan eutrofikasi
perairan laut segar dan perairan pantai, yang mengarah pada mekar ganggang.
Peranan
1. Tanaman dan hewan memerlukan fosfor sebagai nutrisi penting, tetapi merupakan
nutrisi pembatas bagi organisme akuatik.
4. Pelapukan batuan dan mineral melepaskan fosfor ke lingkungan yang diambil oleh
tanaman dan diolah menjadi senyawa organik.
5. Fosfat secara biologis penting karena merupakan komponen nukleotida dan asam
nukleat seperti DNA dan RNA.
6. Ini juga merupakan bagian dari molekul penyimpanan energi seperti ATP, ADP,
GDP, dll
7. Bentuk heliks ganda DNA hanya mungkin karena molekul fosfat membentuk ester
fosfat sebagai jembatan yang mengikat double heliks.
9. Hal ini juga hadir dalam enamel gigi mamalia, dalam eksoskeleton serangga.
10. Hal ini juga hadir dalam bentuk fosfolipid yang ditemukan dalam semua membran
biologis.
11. Fosfor juga berfungsi dalam menjaga homeostasis asam basa dalam tubuh
manusia bertindak sebagai agen penyangga.
12. Hal ini juga penting untuk reaksi metabolisme untuk melepaskan energi.
V. Siklus Hidrologi
10
Siklus hidrologi adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di
bumi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan
kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi
memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus
ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu
lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta
karena proses siklus hidrologi ini.
Adapun pada praktiknya, dalam siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan
seperti dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut
antara lain evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi,
presipitasi, run off, dan infiltrasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing
tahapan siklus tersebut.
11
1. Evaporasi
Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi.
Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan
atau waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa
juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini
disebut dengan istilah evaporasi.
Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga
memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari
(misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer
bumi juga akan semakin besar.
2. Transpirasi
Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah.
Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan
tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi.
Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam
12
jaringan mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju
atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi
umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan
melalui proses evaporasi.
3. Evapotranspirasi
4. Sublimasi
Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun
evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga
dipengaruhi oleh proses sublimasi.
Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air
tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap
berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui
siklus hidrologi panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses
sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat.
5. Kondensasi
Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi,
dan proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air
tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui
proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena
pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut.
13
Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain
sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang
terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.
6. Adveksi
Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi.
Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu
horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan
awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan.
Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.
7. Presipitasi
Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses
prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi.
Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan
bumi.
Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius,
presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air
akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di
daerah beriklim sub tropis.
8. Run Off
Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off
pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut
misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara,
laut, hingga samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan
kembali menuju lapisan hidrosfer.
14
9. Infiltrasi
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di
permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke
dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses
pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan
secara lambat membawa air tanah kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi
tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan
kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses
evaporasi.
Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses
adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui
hujan di daerah sekitar laut. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi
pendek ini:
Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat
adanya panas matahari.
15
Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.
b. Siklus Hidrologi Sedang
Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia.
Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi
membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari
siklus hidrologi sedang ini:
Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat
adanya panas matahari.
Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai
dan kembali ke laut
16
hidrologi panjang ini:
Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat
adanya panas matahari.
Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut
kembali.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://chemistry-island.blogspot.co.id/2011/04/siklus-biogeokimia-atau-siklus-organik.html?
m=1
https://www.google.co.id/amp/hisham.id/2015/06/siklus-fosfor-pengertian-tahap-dan-
peran.html/amp
https://www.google.co.id/amp/usaha321.net/proses-siklus-nitrogen-dan-peranan-
mereka.html/amp
http://hisham.id/2015/06/siklus-fosfor-pengertian-tahap-dan-peran.html
http://www.porosilmu.com/2017/05/siklus-hidrologi-pengertian-tahapan-macam.html
18