Di Bumi, sebagian besar karbon disimpan di batuan dan sedimen, sedangkan sisanya berada di lautan, atmosfer, dan
organisme hidup. Ini disebut reservoir, atau penyerap, tempat terjadinya siklus karbon.
Karbon dilepaskan kembali ke atmosfer ketika organisme mati, gunung berapi meletus, terjadinya kebakaran, bahan bakar
fosil, dan melalui berbagai mekanisme lainnya.
Dalam kasus lautan, karbon terus-menerus dipertukarkan antara air permukaan laut dan atmosfer, atau disimpan dalam
jangka waktu lama di kedalaman laut.
Manusia memainkan peran utama dalam siklus karbon melalui aktivitas seperti pembakaran bahan bakar fosil atau
pengembangan lahan. Akibatnya, jumlah karbon dioksida di atmosfer meningkat pesat; jumlah ini sudah jauh lebih besar
dibandingkan sebelumnya dalam 3,6 juta tahun terakhir. (National Ocean Service, n.d)
Sumber emisi CO2
Sumber emisi CO2 dapat digolongkan menjadi empat, yaitu (IPCC, 2006):
1) Mobile Transportation (sumber bergerak), yaitu: kendaraan bermotor,
pesawat udara, kereta api, kapal bermotor dan penenganan/evaporasi
gasoline.
2) Stationary Combustion (sumber tidak bergerak), yaitu: perumahan, daerah
perdagangan, tenaga dan pemasaran sektoral, termasuk tenaga uap yang
digunakan sebagai energi.
3) Industrial Processes (proses sektoral, yaitu: proses kimiawi, metalurgi,
kertas dan penambangan minyak.
4) Solid Waste Disposal (pembuangan sampah), yaitu: buangan rumah tangga
dan perdagangan, buangan hasil pertambangan dan pertanian
1. Karbon pada ekosistem daratan 2. Karbon di lautan
a. Bagian hidup (biomassa): massa dari bagian a. Pompa biologi
vegetasi yang masih hidup yaitu batang, ranting b. Pompa karbonat
dan tajuk pohon (berikut akar atau estimasinya), c. Pompa kelarutan
tumbuhan bawah atau gulma dan tanaman
semusim Pompa biologi dan karbonat adalah siklus penyerapan
b. Bagian mati (nekromasa): massa dari bagian pohon karbon dari biota laut melalui pernafasan mereka. Proses
yang telah mati baik yang masih tegak di lahan tersebut bersifat satu arah. Artinya biota laut hanya
(batang atau tunggul pohon), kayu menyerap aliran karbon dari atmosfer seperti yang
tumbang/tergeletak di permukaan tanah, tonggak dilakukan fitoplankton
atau ranting dan daundaun gugur (seresah) yang
belum terlapuk Pompa kelarutan adalah pertukaran gas karbon yang
c. Tanah (bahan organik tanah): sisa makhluk hidup terjadi akibat perbedaan konsentrasi antara CO2 di laut
(tanaman, hewan dan manusia) yang telah dengan di atmosfer.
mengalami pelapukan baik sebagian maupun
seluruhnya dan telah menjadi bagian dari tanah.
Ukuran partikel biasanya lebih kecil dari 2 mm
Untuk bergerak melalui berbagai bagian siklus, nitrogen harus berubah bentuk. Di atmosfer,
nitrogen terdapat dalam bentuk gas (N2), namun di dalam tanah nitrogen terdapat dalam
bentuk nitrogen oksida, NO, dan nitrogen dioksida, NO2, dan bila digunakan sebagai pupuk, dapat
ditemukan dalam bentuk lain, seperti amonia, NH3. , yang dapat diolah lebih jauh lagi menjadi
pupuk lain, amonium nitrat, atau NH4NO3. (Aczel, 2019)
5 Tahapan siklus Nitrogen
1. fiksasi atau penguapan, mengubah nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang dapat
diserap tanaman melalui sistem akarnya
2. mineralisasi, Nitrogen berpindah dari bahan organik, seperti pupuk kandang atau bahan
tanaman ke bentuk nitrogen anorganik yang dapat digunakan tanaman
3. nitrifikasi, menghasilkan cadangan nitrogen tambahan yang dapat diserap oleh tanaman
melalui sistem akarnya
4. Amonifikasi, merupakan tahapan saat sisa-sisa tanaman dan limbah terurai oleh organisme
dan menghasilkan amonia yang disebut amonifikasi. Mikroorganisme yang ada dalam tanah
tadi akan mengurai bahan organik yang telah mati, agar bisa dijadikan sebuah energi dan
bisa menghasilkan amonia serta senyawa dasar lain sebagai produk cadangan
5. denitrifikasi, nitrogen kembali ke udara saat nitrat diubah menjadi nitrogen atmosfer (N2)
oleh bakteri melalui proses yang disebut denitrifikasi. Hal ini mengakibatkan hilangnya
nitrogen secara keseluruhan dari tanah, seiring dengan berpindahnya bentuk gas nitrogen
ke atmosfer (Utami, 2021)
1. Nitrogen di lautan 2. Nitrogen di daratan
a. Nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai a. Nitrat adalah bentuk nitrogen yang paling umum
bentuk senyawa dalam tanah. Tanaman mengambil nitrogen dalam
b. Nitrogen yang terbanyak dalam bentuk N- bentuk nitrat untuk digunakan dalam sintesis
molekuler (N2) yang berlipat ganda jumlahnya protein dan pertumbuhan mereka.
daripada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3), tetapi b. Ketersediaan nitrogen dalam ekosistem daratan
tidak dalam bentuk yang berguna bagi jasad sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan
hidup (Davis, 1986) seluruh rantai makanan. Siklus nitrogen memastikan
c. Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus bahwa nitrogen tetap tersedia dalam bentuk yang
organic dalam menghasilkan asam-asam amino dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam
yang membuat protein ekosistem daratan.
d. Dalam siklus nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap c. Nitrogen gas (N2) merupakan bentuk dominan
N-anorganik dalam salah satu gabungan atau nitrogen di atmosfer Bumi. Namun, sebagian besar
sebagai nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini makhluk hidup tidak dapat langsung menggunakan
membuat protein yang kemudian dimakan hewan nitrogen ini dalam bentuk N2 karena harus diubah
dan diubah menjadi protein hewan menjadi bentuk yang dapat digunakan (seperti
amonia atau nitrat) melalui proses yang disebut
fiksasi nitrogen.
Sumber: Vitousek, et al., 1991)
“Ketika unsur Nitrogen terlalu berlebihan,
maka bisa menjadi racun bagi tanaman dan
juga berbahaya bagi lingkungan. Tanaman
yang mengandung banyak Nitrogen bisa
membahayakan hewan dan manusia yang
memakannya”
Siklus Fosfor
Siklus fosfor merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan transformasi dan translokasi fosfor dalam tanah, air,
serta bahan organik hidup dan mati.
fosfor merupakan elemen penting yang dibutuhkan seluruh makhluk hidup sebagai sumber energi untuk metabplisme sel
dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Wujud dari fosfor beragam seperti ion fosfat yang berada di tanah, air, dan
sedimen
Salah satu dampak yang sangat penting dari konversi lahan gambut adalah perubahan
iklim. Perubahan iklim adalah fenomena global yang ditandai dengan perubahan suhu serta
pola curah hujan. Kontributor terbesar terhadap terjadinya perubahan iklim adalah
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2),
metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O) yang konsentrasinya semakin meningkat
(Murdiyarso dan Suryadiputra, 2004).
Gas rumah kaca tersebut menyerap radiasi gelombang panjang yang panas dan seiring
dengan peningkatan GRK, mengakibatkan meningkatnya suhu permukaan bumi.
Peningkatan suhu global akan mempengaruhi pola iklim dunia, merubah distribusi hujan,
arah dan kecepatan angin. Semua ini akan secara langsung berbagai bentuk kehidupan di
permukaan bumi. Sebagai contoh, berkembangnya berbagai jenis penyakit pada manusia,
heean dan tumbuhan; mempengaruhi produktivitas tumbuhan; kekeringan, banjir dan
sebagainya.
Studi kasus permasalahan lingkungan akibat Nitrogen dan Fosfor terjadi pada
DAS Rawa Pening. Permasalahan yang terjadi adalah Eutrofikasi, Eutrofikasi
adalah proses pengayaan (enrichment) air dengan unsur hara berupa bahan
anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya
peningkatan produktifitas primer perairan terutama unsur hara Nitrogen (N) dan
Phospor (P).
Tingginya konsentrasi TN dan TP disebabkan aktifitas manusia di daerah
tangkapan air. Unsur hara tersebut berasal dari hasil penggunaan pupuk kimia
pada lahan pertanian (sawah irigasi, sawah tadah hujan dan lahan sayuran) yang
terbawa aliran sungai dan bermuara DAS Rawapening.
1. 2.
Distribusi konsentrasi NO3 & PO4 secara spasial (Sumber : Piranti, 2018)
Frank DA, Reichstein M, Bahn M, Thonicke K, Frank D, Mahecha MD, dkk. Dampak iklim ekstrem terhadap siklus karbon
terestrial: konsep, proses, dan potensi dampak di masa depan.
Hastuti, Yuni Puji. 2011. Nitrifikasi dan denitrifikasi di tambak. Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (1), 89–98 (2011)
Kehler, Anchen et al. 2021. Cycling of reduced phosphorus compounds in soil and potential impacts of climate change
European Journal of Soil Science. DOI: 10.1111/ejss.13121
RW Howarth, "Siklus nitrogen," Ensiklopedia Perubahan Lingkungan Global, Vol. 2, Sistem Bumi: Dimensi Biologis dan
Ekologis dari Perubahan Lingkungan Global (Chichester: Wiley, 2002), hlm.429-435.
Smith MD. Perspektif ekologi tentang peristiwa iklim ekstrem: definisi sintetik dan kerangka kerja untuk memandu
penelitian di masa depan. J Ekol. 2011;99(3):656–63.
Suddick, Emma et al. 2013. The role of nitrogen in climate change and the impacts of nitrogen–climate interactions in the
United States: foreword to thematic issue. Biogeochemistry. 114:1–10
Tsandev I, Slomp CP. 2009. Pemodelan siklus fosfor dan penguburan karbon selama peristiwa anoksik samudera Kapur .
Planet Bumi. Sains. Biarkan. 286 , 71–79. ( 10.1016/j.epsl.2009.06.016)
Piranti, Agatha Sih. 2019. PENGENDALIAN EUTROFIKASI DANAU RAWAPENING. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
WIbowo, Ari. 2017. KONVERSI HUTAN MENJADI TANAMAN KELAPA SAWIT PADA LAHAN GAMBUT: IMPLIKASI PERUBAHAN
IKLIM DAN KEBIJAKAN. JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 7 No. 4 Edisi Khusus, Hal. 251 - 260
DAFTAR PUSTAKA
Aczel, M. R. (2019). What is the nitrogen cycle and why is it key to life? Frontiers for Young Minds, 7.
https://doi.org/10.3389/frym.2019.00041
Gischa, S. (2021, July 21). Proses Daur Nitrogen, Siklus Dan Contohnya Halaman all. KOMPAS.com.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/21/111404469/proses-daur-nitrogen-siklus-dan-contohnya?page=all
Istomo, I., & Farida, N. E. (2017). Potensi Simpanan Karbon di Atas permukaan Tanah tegakan acacia nilotica L. (willd) ex. del.. di
taman nasional baluran, Jawa Timur. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural
Resources and Environmental Management), 7(2), 155–162. https://doi.org/10.29244/jpsl.7.2.155-162
US Department of Commerce, N. O. and A. A. (2019, April 2). What is the carbon cycle?. NOAA’s National Ocean Service.
https://oceanservice.noaa.gov/facts/carbon-cycle.html#transcript
Vitousek, PeterM., & Howarth, RobertW. (1991). Nitrogen limitation on land and in the sea: How can it occur? Biogeochemistry,
13(2). https://doi.org/10.1007/bf00002772
Widodo, Dyah dkk,. (2021). Ekologi dan Ilmu Lingkungan,Medan: Yayasan Kita Menulis
Thank You
Let's take care of our Earth.