Anda di halaman 1dari 1

Lili Pratiwi (XI MIPA 3/18)

Wayang
Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan. Salah satu produk kebudayaan yang terkenal
adalah wayang. Wayang bisa dijadikan pertunjukkan yang dibawakan oleh seorang dalang.
Wayang pun bermacam-macam tergantung daerah setempat. Wayang Jawa dengan Bali tentu
sangat berbeda. Wayang juga terkenal di wilayah Sumatra dan sekitarnya. Pada tanggal 7
November 2003, UNESCO mengakui pertunjukkan wayang sebagai produk kebudayaan yang
berharga atau dikenal sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Versi wayang pun ada yang berbentuk wayang golek, wayang orang (dimainkan oleh manusia),
atau wayang boneka. Dalam sebuah pagelaran wayang Jawa biasanya memainkan cerita
Mahabharata atau Ramayana. Awal mula wayang dibuat adalah ketika agama Hindu masuk ke
Indonesia. Untuk diterima masyarakat, agama Hindu menyesuaikan dengan kebudayaan
setempat sehingga dipilihlah wayang sebagai media untuk menjembatani agama Hindu dengan
sosial masyarakat. Lalu ketika agama Islam masuk ke Indonesia, wayang yang dibuat dari kulit
sapi. Wayang ini merupakan wujud penyesuaian agama Islam dengan masyarakat pada saat itu.

Akulturasi dan perkembangan wayang tidak berhenti di situ. Pada tahun 1960 munculah
gerakan misionaris katholik untuk menyebarkan agama katholik di Indonesia. Dikembangkan
wayang Wahyu dimana cerita yang diangkat wayang Wahyu bersumber dari kitab agama
tersebut. Sekarang wayang menjadi hiburan masyarakat. Terkadang orang merasa tidak
lengkap jika tidak menanggap pertunjukkan wayang dalam acaranya.

Filosofi dalam wayang selalu bermakna kebaikan dan mengajak untuk berbuat baik. Bahkan di
setiap bagian wayang mempunyai makna tersendiri. Harapannya melalui pertunjukkan wayang,
pesan-pesan kebaikan dapat tersampaikan dan mengena masyarakat. Kebudayaan wayang ini
tentu harus dilestarikan sebagai media dan bahan ajar dalam sekolah-sekolah terutama.

Anda mungkin juga menyukai