DISUSUN OLEH :
STIKes ALIFAH
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Pembimbing Klinik
A. Latar Belakang
Anak adalah harapan orang tua harapan masa depan keluarga bahkan bangsa, oleh
sebab itu perlu dipersiapkan agar kelak menjadi manusia yang berkualitas, sehat,
bermoral dan berguna bagi dirinya, keluarga, agama dan bangsanya. Anak seharusnya
perlu dipersiapkan sejak dini agar mereka mendapatkan pola asuh yang benar saat
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pola asuh yang baik menjadikan
anak berkepribadian kuat, tak mudah putus asa, dan bertanggung jawab menghadapi
hidup yang penuh dengan warna warni atau romantika hidup.
Orang Tua selalu menginginkan kehidupan anaknya menjadi anak yang sempurna
tanpa mau memahami bahwa sebagai orang tua harus merubah diri sendiri terlebih dahulu
sebelum anak itu lahir.
Sekarang ini terdapat berbagai dampak pada masyarakat, baik yang positif maupun
yang negatif. Dampak positif globalisasi adalah perkembangan teknologi yang semakin
canggih sehingga mempermudah seseorang untuk memperoleh berbagai informasi yang
tidak terbatas. Informasi dapat berupa hiburan, pengetahuan dan teknologi, yang diperoleh
dan berbagai cara seperti : TV, Video, Film-Film, Internet dan sebagainya. Kemudahan
informasi memang memuaskan rasa ingin tahu kita serta dapat mengubah nilai dan pola
hidup seseorang, termasuk sikap orang tua terhadap anaknya dan pola asuh yang
diterapkan dalam mendidik anak dan remaja.
Sedangkan dampak negatif yang ditakuti adalah gaya hidup yang sangat menonjolkan
sifat individualistik dan bebas. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak timbulnya
masalah psikososial pada remaja seperti penyalah gunaan narkotika dan obat terlarang,
perilaku seks bebas dan menyimpang, kriminalitas anak, perkelahian massal (tawuran),
sehingga banyak mengakibatkan kegagalan pendidikan, atau kegagalan di bidang lain.
Dampak negatif era globalisasi ini lebih cepat diadopsi oleh anak- anak sehingga mereka
sangat rentan terhadap pengaruh negatif globalisasi tersebut.
Bagaimana semua informasi dan pengaruh itu agar tidak berdampak buruk?
Sebagai orang tua tentu berharap mereka dapat menyaring informasi apa yang
berguna yang patut dicontoh dan apa yang dapat merugikan yang harus dijauhinya.
Kepandaian anak dan remaja dalam menyiasati hal tersebut tentu tidak lepas dan
peran orang tua dalam memberikan pola asuh dan pendidikan yang tepat bagi anak-
anaknya dan orang orang yang ada di sekelilingnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan para keluarga mampu mengetahui
konsep pola asuh anak
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15-30 keluarga menit dapat :
1. Memberikan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan
pola pengasuhan anak dan remaja dalam keluarga.
2. Memberikan masukan bagi ibu-ibu untuk bisa membimbing
anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
3. Dapat menemukan trik yang jitu dalam pengasuhan anak.
4. Bisa berbagi ilmu pengetahuan tentang anak dan remaja.
C. Pelaksanaan Kegiatan
a. Moderator
1. Membuka acara.
2. Memberikan salam.
3. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
4. Menjelaskan tujuan dan topik.
5. Menjelaskan kontrak waktu.
6. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri (presenter).
7. Mengarahkan alur diskusi.
8. Memimpin jalannya diskusi.
9. Menutup acara.
b. Presenter
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.
Mengali pengetahuan keluarga tentang pola asuh anak
Menjelaskan materi mengenai pola asuh anak
Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan.
c. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
d. Fasilitator
Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan
Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
9. Setting Tempat
KETERANGAN:
LCD
1. : LCD
2. : Moderator
3. : Presenter
4. : Fasilitator
MEJA LCD 5. : Observer
6. : Peserta
Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan
Menggali pengetahuan klien Mengemukakan
tentang konsep pola asuh anak pendapat
Memberikan reinforcement Mendengarkan.
positif atas jawaban pesertaa
Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
pengertian dari pola asuh memperhatikan.
anak
Menyebutkan bentuk pola Mengemukakan
asuh anak pendapat.
Menyebutkan faktor faktor Mendengarkan.
yang mempengaruhi pola
asuh anak Mendengarkan dan
Menjelaskan pola asuh anak memperhatikan.
terhadap orang tua Mengemukakan
Menjelaskan profil tingkah pendapat.
laku anak Mendengarkan.
Memberikan reinforcement
positif Mendengarkan dan
Meluruskan konsep cara memperhatikan.
mengatasi gangguan belajar .
pada anak
3. Penutup
Proses tanya jawab Memberikan
- Memberikan pertanyaan
kesempatan pada
audien untuk bertanya
- Memberi
reinforcement
- Menjawab pertanyaan
audien Memperhatikan
Menyimpulkan materi
bersama audien Berpartisipasi
Melakukan evaluasi Menjawab salam
Menutup dan memberi salam
b. Evaluasi Proses
1. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
2. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
3. Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4. Peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh
yaitu sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan :
1. 75% Keluarga pasien dapat menjelaskan pengertian dari pola asuh anak
2. 75% keluarga pasien dapat menyebutkan bentuk pola asuh anak
3. 50% keluarga pasien dapat menyebutkan faktor faktor yang
mempengaruhi pola asuh anak
4. 75% keluarga pasien dapat menjelaskan profil tingkah laku anak
5. 50% keluarga pasien dapat menjelaskan cara mengatasi gangguan belajar
pada anak
13. Penutup
Demikianlah proposal penyuluhan ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas
praktek preklinik keperawatan Jiwa RSJ Prof HB Sa’anin Padang, atas perhatian
dan kesempatan yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
Padang , Maret 2016
Mahasiswa STIKes Alifah
Ketua Kelompok
(Srimutia Rahayu)
Disetujui oleh :
Dari beberapa pengertian maka yang dimaksud pola asuh dalam penelitian
ini adalah cara orang tua bertndak sebagai suatu aktivitas kompleks yang melibatkan
banyak perilaku spesifik secara individu atau bersama – sama sebagai serangkaian
usaha aktif untuk mengarahkan anaknya.
Dampak atau pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak – anak menurut
Baumrind, (dikutip oleh Ira, 2006) adalah:
Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak - anak yang
mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu
menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap
orang-orang lain.
Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut,
pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma,
berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.
Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif,
tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan
kurang matang secara sosial.
Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif,
kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga diri yang rendah, sering
bolos dan bermasalah dengan teman.
Perilaku Orangtua
Memberikan kebebasan untuk berfikir
Menerima pendapat
Membuat anak lebih diterima dan merasa kuat
Toleran dan memahami kelemahan anak
Cenderung lebih suka member yang diminta anak daripada menerima
Perilaku Orangtua
Bersikap masa bodoh
Bersikap kaku
Kurang memperdulikan kesejahteraan anak
Menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak
Perilaku Orangtua
Memberikan perhatian dan cinta kasih yang tulus pada anak
Menempatkan anak pada posisi yang penting di dalam rumah
Mengebangkan hubungan yang hangat dengan anak
Bersikap respek terhadap anak
Mendorong anak untuk menyatakan perasaan atau pendapatnya
Berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya
Perilaku Orangtua
Mendominasi Anak
Perilaku Orangtua
Selalu memberi sesuatu yang diminta anak
Membiarkan anak berperilaku semaunya sendiri
Profil Tingkahlaku Anak
Tidak patuh
Tidak bertanggung jawab
Agresif dan teledor
Bersikap otoriter
Terlalu percaya diri
Perilaku Orangtua
Mudah memberikan hukuman
Menanamkan kedisiplinan sangat keras
Sumber: dari Syamsu Yusuf. 2009 dalam Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja
Dari ketujuh sikap atau perlakuan orangtua itu, tampak bahwa sikap . acceptance
merupakan yang paling baik untuk dimiliki atau dikembangkan oleh orang tua (Syamsu,
2009)
Dari penelitian yang dilakukan oleh Diana Baumrind mengemukakan dua hasil
penelitian yaitu : (1) ada 4 gaya perlakuan orang tua yaitu: Authoritarian, permissive,
authoritative, dan negalectfull. (2) dampak gaya perlakuan orang tua terhadap perilaku
anak
Sumber: dari Syamsu Yusuf. 2009 dalam Psikologi Perkembangan Anak Dan
Remaja.
F. Anak Prasekolah
Anak Prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun (Biechler dan
Snowman,)
Anak yang terkategori para sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, (Elizabeth B.
Hurlock )mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai masa keemasan
(the golden age).
Ciri – ciri masa kanak – kanak awal dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masa kanak – kanak awal merupakan masa “Preschool Age”.
Masa ini adalah masa anak sebelum anak masuk pendidikan formal
(SD).
2. Masa kanak – kanak awal merupakan masa “ Pregang Age”
Masa ini anak belajar dasar – dasar dari tingkah laku untuk mempersiapkan
dirinya bagi kehidupan bersama.
3. Masa kanak – kanak awal merupakan masa “Hunter Age”
Masa ini anak senang menyalidiki dan ingin tahu apa yang ada disekitarnya.
4. Masa kanak – kanak awal merupakan masa “Problem Age”
Anak menunjukkan banyak problem tingkah laku yang harus diperhatikan
oleh orang tua.
Terjalinnya hubungan yang harmonis dalam keluarga melalui penerapan pola asuh
islami sejak dini, yakni:
Kesabaran dan ketulusan hati. Sikap sabar dan ketulusan hati orangtua dapat
mengantarkan kesuksesan anak. Begitu pula memupuk kesabaran anak sangat
diperlukan sebagai upaya meningkatkan pengendalian diri. Kesabaran menjadi hal
yang penting dalam hidup manusia sebab bila kesabaran tertanam dalam diri
seseorang dengan baik maka seseorang akan mampu mengendalikan diri dan berbuat
yang terbaik untuk kehidupannya.
Secara psikologis dapat ditelusuri bahwa bila anak dilatih untuk memiliki sifat
sabar dengan bekal agama yang dimiliki akan berimplikasi positif bagi kehidupan
anak secara pribadi dan bagi orang lain/masyarakat secara luas, diantaranya:
DAFTAR PUSTAKA