Anda di halaman 1dari 33

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

GAMBARAN PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA


ANAK USIA 10-14 TAHUN SDN 20 KOTO
TANGAH KABUPATEN AGAM

Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan ke Program Studi DIII Jurusan keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan


Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma
III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh:

Felliya Septiandini
NIM: 185110535

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal Penelitian

Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Usia 10-14 Tahun SDN 20 Koto
Tangah Kabupaten

Oleh :
Felliya Septiandini
Nim. 185110535

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang dan akan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.

Bukittinggi, April 2020

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Dewi Rosmalia, SKM, M. Kes) ( Yustina Sriani, S. KM, M. Kes)


NIP. 19740716199503 2001 NIP. 19700210 198903 2001

Ketua Jurusan Keperawatan Gigi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

drg. Minarni, MDSc


NIP. 19690426 198903 1 002
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI

Proposal Penelitian

“Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Usia 10-14 Tahun SDN 2O
Koto Tangah Kabupaten Agam”

Oleh :

Felliya Septiandini
Nim. 185110535

Proposal KTI ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian
Proposal KTI Jurusan keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang dan Dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diterima

Bukittinggi, 7 April 2020

Ketua Penguji

(Zulfikri, S. SiT, M. Kes)


NIP. 19720528 199203 1 00 1

Penguji I Penguji II

(Eka Sukanti, S. SiT, M. Kes) (H. Muhammad Faisal, S. SiT, M. Kes)


NIP. 19740716199503 2001 NIP. 19690426 198903 1 002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata
Nama Lengkap : Felliya Septiandini
Tempat/Tanggal Lahir: Bukittinggi, 20 September 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Golongan darah :-
Alamat : Balai Panjang Jorong III Kampuang
Telepon (HP) : 0896-1703-2425
Email : vellyseptiandini@gmail.com

II. Riwayat Pendidikan

1. TK Islam AL-ISLAH Bukittinggi 2004-2005

2. SD Islam AL-ISLAH Bukittinggi 2006-2012

3. SMP Islam AL-ISLAH Bukittinggi 2012-2015

4. SMAN 3 Bukittinggi 2015 -2018

5. Jurusan Keperawatan Gigi 2018-sekarang


KATA PENGANTAR

Puji Syukur hendaknya peneliti sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, dengan berkat serta Rahmat dan Karunia-Nya penulisan proposal Karya Tulis

Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh peneliti walaupun menemui kesulitan maupun

rintangan. Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu

rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi DIII

Keperawatan gigi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan sebagai

prasyarat dalam menyelesaikan Pendidikan DIII Keperawatan Gigi pada masa

akhir pendidikan.

Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Pada

Anak Usia 10-14 Tahun SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam”. Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini peneliti menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada

sehingga peneliti merasa masih ada belum sempurna baik dalam isi maupun dalam

penyajiannya. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membagun guna

penyempurna Karya Tulis ilmiah ini.

Peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas

segala bimbingan, pengarahan dari Ibu Dewi Rosmalia, SKM, M. Kes selaku

pembimbing I dan Ibu Yustina Sriani, SKM, M. Kes selaku pembimbing II dan

berbagai pihak yang peneliti terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Ucapan terima kasih ini peneliti tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Burhan Muslim SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang.

i
2. Ibu drg. Minarni, MDSc selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang.

3. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Keperawatan Gigi yang telah

memberikan ilmu kepada peneliti selama pendidikan.

4. Kedua orangtua serta seluruh keluarga yang telah memberikan

do’a,motivasi,cinta dan kasih sayang yang tulus.

5. Kepada teman-teman yang telah memberikan masukan dan saran dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Bukittinggi, April 2020

Peneliti

Felliya Septiandini

ii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 6
1. Tujuan Umum……………………………………………………... 6
2. Tujuan Khusus…………………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis……………………………………………………… 8
1. Perilaku…………………………………………………………… 8
a. Konsep Perilaku……………………………………………….. 8
1) Pengertian perilaku………………………………………… 8
b. Domain Perilaku……………………………………………….. 9
1) Pengetahuan………………………………………………... 9
2) Sikap……………………………………………………….. 9
3) Praktik atau Kebiasaan……………………………………. 10
2. Perilaku Kesehatan……………………………………………….. 10
3. Perilaku Menyikat Gigi……………………………………….... 11
4. Menyikat Gigi……………………………………………………. 11
5. Teknik Menyikat Gigi……………………………………………. 12
B. Kerangka Konsep…………………………………………………….. 14
C. Defenisi Operasional…………………………………………………. 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian……………………………………………………… 16
B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………… 16
1. Waktu Penelitian…………………………………………………… 16
2. Tempat Penelitian………………………………………………….. 1

iii
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………. 16
1. Populasi …………………………………………………………... 16
2. Sampel……………………………………………………………... 16
D. Alat dan Bahan Pengumpulan Data…………………………………… 17
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………. 17
F. Teknik Pengolahan Data………………………………………………. 17
G. Analisis Data………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRA

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Format Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Format Kuesioner

v
DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1 Defenisi Operasional.............................................................................. 15

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dilaksakan dalam prinsip nondiskriminatif, parsitipatif dan

berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesian,

serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan

nasional. Setiap hal yang menyebabkan tejadinya gangguan kesehatan pada

masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi

negara dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti

investasi bagi pembangunan negara.1

Kesehatan mulut penting bagi tubuh secara umum dan sangat

mempengaruhi kualitas hidup, fungsi bicara, pengunyahan dan rasa percaya

diri. Gangguan kesehatan mulut akan berdampak pada kinerja seseorang.

Penyakit gigi terutama karies dan penyakit periodontal masih banyak diderita

oleh anak-anak maupun usia dewasa di Indonesia. Sebagian besar masalah

kesehatan gigi dan mulut sebenarnya dapat dicegah. Kesehatan mulut tidak

sepenuhnya bergantung prilaku seseorang. Banyak cara untuk dapat

mengurangi dan mencegah penyakit gigi dan mulut dengan berbagai

1
pencegahan yang dimulai pada masyarakat, perawatan oleh diri sendiri dan

perawatan oleh tenaga kesehatan.2

Status kesehatan seseorang atau masyarakat, dipengaruhi keturunan,

lingkungan (fisik, biologi, sosial), prilaku pelayanan kesehatan. Selain

mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara langsung, prilaku juga

mempengaruhi faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Perilaku sangat

berperan besar terhadap derajat kesehatan gigi maka diperlakukan pendekatan

khusus dalam membentuk perilaku positif terhadap kesehatan gigi. Sebanyak

98% anak Indonesia dibawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut.

Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan anak Indonesia dibawah

12 tahun, proses tumbuh kembang bahkan masa depan anak. Kebesihan gigi

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi.3

Masalah kesehatan gigi dan mulut anak pada umumnya ditandai

dengan kondisi kebersihan mulut yang buruk dan sering dijumpai permukaan

plak, debris makanan dan deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi, plak

yang melekat erat pada gigi tidak mudah dibersihkan hanya dengan berkumur

ataupun semprotan air hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara

mekanis dengan menyikat gigi.4 Pengetahuan anak tentang waktu menyikat

gigi yang tepat masih kurang, Peran orang tua sangat diperlukan dalam

mengajari anak merawat kebersihan gigi mulut, melalui pemilihan sikat gigi

dan penggunaan sikat gigi serta pasta gigi, cara menyikat gigi, dan waktu

menyikat gigi yang benar.


Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada

masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan

mulut.2 Hal tersebut dilandasi kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang

dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Hal ini terjadi

karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dan mulut serta

pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

mendapati perhatian khusus, sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses

tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap

perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti.

Perlu adanya tindakan edukasi dan penanganan sejak dini. Edukasi sejak

dini dimulai dari orang tua untuk menjaga kesehatan gigi anak dengan

menerapkan cara menggosok gigi yang benar, sebab sikat gigi adalah cara

yang termudah untuk mencegah kerusakan gigi. Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 menyatakan bahwa Indonesia sebanyak 94,7%

masyarakat menyikat gigi setiap hari pada anak yang berusia 10-14 tahun.

Namun prilaku menyikat gigi dengan baik dan benar masyarakat hanya

melakukan sebanyak 2,8% dari keseluruhan yang mengikuti petunjuk untuk

menyikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya pengetahuan menggosok gigi yang masih kurang

dari masyarakat.6

Kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan sebagian orang. Gigi dan

mulut merupakan pintu utama masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat

mengganggu kesehatn orang lainnya. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 di


Provinsi diketahui bahwa persentase penduduk mempunyai masalah gigi dan

mulut meningkat dari 25,9% menjadi 57,6%. Penduduk provinsi Sumatra

Barat yang bermasalah gigi dan mulut pada tahun 2013 adalah sebanyak

20,1% dan tahun 2018 sebanyak 9,5%. Dan juga yang bermasalah terhadap

perawatan/pengobatan tahun 2013 sebanyak 31,1%.7

Sebagian besar penduduk Indonesia pada tahun 2013 mempunyai

kebiasaan menggosok gigi setiap hari, jika dibandingkan antara tahun 2018

terjadi peningkatan. Tahun 2013 penduduk menggosok gigi setiap hari

sebanyak 29,7% dan tahun 2018 meningkat menjadi 94,7%. Kebiasaan

menyikat gigi setiap hari pada penduduk sebanyak 2,8% yang menyikat gigi

dengan benar (sesudah makan pagi dan malam sebelum tidur). Pelihara diri

masyarakat terhadap kesehatan gigi dapat diukur dengan menyikat gigi.7

Perilaku menyikat gigi penduduk dengan usia 10 tahun keatas menurut

(Riskesdas) tahun 2013 di Kabupaten agam yang berprilaku benar dalam

menyikat gigi 59,7% adapun masyarakat yang masih kurang tepat dalam

waktu menyikat gigi 57,9%. Secara umum masyarakat yang tinggal di

pedesaan akan kurang mendapatkan pengetahuan tentang cara menyikat gigi

yang baik dan benar, waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Masyarakat di

perkotaan cendrung mendapatkan pengetahuan tentang menyikat gigi serta

perilaku menyikat gigi yang baik dan benar.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dengan judul “Hubungan

Pengetahuan Menyikat Gigi terhadap Sikap Menyikat Gigi Murid SDN Kelas

VI di Kelurahan Puhu Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan

Kota Bukittinggi” menunjukkan bahwa terlihat 41,3% murid memiliki


pengetahuan baik, 52,4% murid memiliki pengetahuan cukup dan 6,3% murid

memiliki pengetahuan kuerang tentang menyikat gigi. Artinya pengetahuan

murid tentang menyikat gigi di SDN Kelurahan Puhun Pintu Kabun sebagian

besar sudah mendekati baik karena 41,3% diantaranya pada kategori baik,

52,4% pada kategori cukup.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan di Kecamatan

Kutowinangun pada kelas 1V SD diketahui bahwa angka decay (d) rata-rata

3,2 angka Decay (D) rata-rata 0,6. Siswa yang menyikat gigi frekuensi sehari

dua kali yaitu pada saat mandi pagi dan sore 66,6%, siswa menyikat gigi

frekuensi tiga kali sehari yaitu pada saat mandi pagi, sore dan malam 20%,

13,3% siswa menyikat gigi frekuensi dua kali sehari yaitu saat mandi pagi dan

malam sebelum tidur.8

Masyarakat pedesaan akan kurang mendapati pengetahuan tentang cara

menjaga kesehatan gigi dan mulut dibanding masyarakat yang tinggal

diperkotaan. Perilaku menyikat gigi masyarakat pedesaan menggunakan

teknik horizontal dan waktu menyikat gigi hanya dilakukan ketika mandi pagi

saja. Perilaku yang diterapkan seperti itu sangat berpengaruh kepada anak jika

yang dewasa tidak mengubah diri untuk meningkatkan cara menjaga

kesehatan gigi dan mulut.

SDN 20 Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam

merupakan sekolah dasar negeri yang letak sekolahnya berjarak ± 5 km dari

batas Kota Bukittinggi. Jumlah murid kelas IV pada SD tersebut 30 orang.

Sebagian besar murid khususnya kelas IV suka mengkonsumsi makanan yang

manis dan minuman yang dingin dan bewarna disekolah maupun dirumah itu
sangat berdampak pada kesehatan gigi dan mulut anak. Hasil data yang

didapatkan murid disini kurang mendapati penyuluhan tentang kesehatan gigi

dan mulut khususnya cara menyikat gigi dan freskuensi menyikat gigi.

Adapun angka decay yang didapatkan dari data pemeriksaan murid ini rata-

rata 20 orang karies yang mengalami gigi berlubang. Puskesmas yang

letaknya ± 3 km dari SD tersebut sekali sebulan mengunjungi SD tersebut,

namun pembahasan tentang kesehatan gigi dan mulut hanya dilakukan tiga

bulan sekali.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti terttarik untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran perilaku menyikat gigi pada anak usia 10-14

tahun SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah “Apakah gambaran prilaku menyikat gigi

pada anak usia 10-14 tahun SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran perilaku menyikat gigi pada anak usia

10-14 tahun SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui teknik menyikat gigi pada anak usia 10-14 tahun

SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam


b. Untuk mengetahui frekuensi menyikat gigi pada anak usia 10-14

tahun SDN Koto Tangah Kabupaten Agam

c. Untuk mengetahui waktu menyikat gigi pada anak usia 10-14 tahun

SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas maka

manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis serta pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan

penulisan Karya Tulis Ilmiah

2. Bagi pembaca

Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut khususnya tentang gambaran perilaku menyikat

gigi

3. Bagi Instansi Kesehatan

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat

tentang cara menyingkat gigi pada murid SD

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini membahas perilaku yang meliputi

pengetahuan, teknik dan waktu menyikat gigi serta frekuensi menyikat gigi

pada anak usia 10-14 tahun SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORITIS

1. Perilaku

a.Konsep perilaku

1) Pengertian

Perilaku manusia adalah sesuatu yang penting dan perlu

dipahami secara baik. Perilaku terdapat dalam setiap aspek kehidupan

manusia yang tidak dapat berdiri sendiri. Sikap dan tingkah laku

merupakan dua komponen yang terkandung dalam perilaku manusia.

Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia.

Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhadap suatu keadaan atau

peristiwa, sedangkan tingkah laku ialah perbuatan dari manusia

sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan

tersebut dapat bersifat positif dan negative.10

Perilaku dari segi biologis dapat diartikan sebagai kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku organisme biasanya

berupa kegiatan atau aktifitas-aktifitas yang dilakukan dalam

organisme. Aktifitas manusia yang sangat komplek sifatnya antara lain

perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan dan lainnya. Adapun

perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain atau bias juga disebut

dengan internal activities seperti persepsi, emosi, pikiran dan

motivasi.10
2) Domain perilaku

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil yang diperoleh dan ditemui

manusia melalui pengamatan. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian

tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Pengetahuan lebih menekankan pengamatan dan pengalaman indrawi

yang juga bias dikenal dengan pengetahuan empiris.9

Definisi lain, pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui

dan terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu obyek

tertentu yang diperoleh dari pengalaman. Selain pengetahuan empiris,

adapu pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian

dikenal sebagai rasionalisme yang lebih menekankan pengetahuan

bersifat aprioritidak menekankan pada pengalaman. Faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya pendidikan, media,

informasi.

b. Sikap

Sikap adalah perasaan sesorang tentang objek, aktifitas,

peristiwa, dan orang lain. Perasaan menjadi konsep yang

mempresentasikan auka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.

Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan

dalam 3 model, yaitu afeksi, kecendruangan perilaku, dan kognisi.9

c. Praktik atau kebiasaan


Praktik atau kebiasaan merupakan aktualisasi dari sikap

yang mempunyai kecendruangan untuk bertindak. Terwujudnya suatu

tindakan memerlukan adanya factor lain yaitu factor fasilitas, sarana,

dan prasarana. Praktik atau kebiasaan merupakan hal yang berulang-

ulang. Defenisi lain dari kebiasaan adalah titik temu pengetahuan,

keterampilan dan keinginan. Praktik juga merujuk pada perilaku yang

diekspresikan dalam bentuk tindakan yang nyata dari pengetahuan dan

sikap yang dimiliki.10

2.Perilaku kesehatan

Menurut sarwono perilaku kesehatan merupakan segala bentuk

pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang

menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang

berhubungan dengan kesehatan. Backer menguraikan perilaku kesehatan

menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan, sikap terhadap kesehatan

dan peraktik hidup sehat. Klasifikasi dimensi perilaku kesehatan meliputi:

2. Pengetahuan kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang

mengrnai cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit

menular.

3. Sikap terhadap kesehatan merupakan pendapat atau penilaian

seseorang terhadap hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan

seperti sikap terhadap faktor yang terkait mempengaruhi kesehatan.

4. Praktik hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktifitas orang dalam

rangka memelihara kesehatan seperti tindakan terhadap faktor yang

mempengaruhi kesehatan.9
3. Perilaku menyikat gigi

Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, dan didukung oleh gusi

yang bewarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang

sehat ini tidak tercium bau tak sedap. Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan

perawatan yang tepat. Rongga mulu dikatakan sehat tidak hanya terlihat dari

susunan gigi yang rapi namum juga bias dilihat bebasnya dari bau mulut, rasa

sakit kronis, kanker dan penyakit lainnya. Perilaku kesehatan gigi meliputi

pengetahuan, sikap, dan praktik yang berkaitan dengan konsep sehat dan

sakit gigi serta upaya pencegahannya.9

4. Menyikat gigi

Menyikat gigi adalah menghilangkan plak dari permukaan gigi yang

tujuannya untuk mencegah menumpuknya plak pada permukaan gigi.

Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk pembersihat deposit

lunak pada permukaan gusi sehuingga penumpukan plak dan debris dapat

dihindari. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan

menyikat gigi. Menyikat gigi dapat menjaga kebersihan mulut dan gigi serta

terhindarnya dari lubang gigi dan penyikat gigi.4

Waktu menyikat gigi yang terbaik adalah setelah sarapan pagi dan

malam sebelum tidur. Menyikat gigi setelah makan bertujuan mengangkat

sisa-sisa makanan yang menempel dipermukaan ataupun di sela-sela gigi dan

gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk menahan

perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak

diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami.
Frekuensi menyikat gigi 2 kali dalam sehari, waktu yang dibutuhkan dalam

menyikat gigi minimal 2 menit.4

5. Teknik menyikat gigi

Teknik menyikat gigi adalah cara yang dianjurkan untuk

membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan

tindakan preventif dalam menjaga kesehatan rongga mulut yang optimal. 4

Beberapa prinsip dalam penyikatan gigi yang harus diperhatikan, yaitu

1. Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi

dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental

2. Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi

atau abrasi gigi.4

3. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat dan efisien waktu.

Teknik penyikatan gigi dapat digolongkan kedalam enam golongan

berdasarkan macam gerakan yang dilakukan yaitu:4

1. Teknik vertikal

Teknik inin dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian

permukaan buccal gig disikat dengan gerakan atas bawah. Untuk

permukaan lingual dan palatinal dilakukan pergerakan gerakan yang sama

dengan mulut terbuka.4

2. Teknik horizontal

Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan kedepan dan

kebelakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering

disebut scrub brush technik dapat dilakukan sesuai dengan bentuk

anatomi permukaan oklusal.4


3. Teknik roll atau modifikasi stillman

Merupakan cara yang paling sering dianjurkan karna sederhana

tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian mulut. Bulu-bulu

sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal

dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat

digerakan perlahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang

dari kepala sikat bergerak dengan lekungan. Gerakan penyikatan

dilakukan 8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada

yang terlewat.4

4. Teknik vibratory

Memiliki tiga teknik diantaranya adalah:

1. Teknik charter

Permukaan bukal dnan labial, sikat dipegang dengan tangkai

dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakkan pada

permukaan gigi membentuk sudut 45derjat terhadap sumbu panjang

gigi mengarah ke oklusal.4

2. Teknik stillman-mc call

Posisi bulu sikat berlawanan dengan charter. Sikat gigi

ditempatkan sebagian pada gusi membentuk sudut 45 terhadapat

sumbu paanjang gigi mengarah ke apical. Kemudian sikat gigi

ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan gerakan rotasi

kecil tanpa mengubah kedudukan bulu sikat penekanan dilakukan

dengan cara menekukbulu sikat tanpa mengakibatkan trauma

terhadap gusi. 4
3. Teknik bass

Bulu sikat ditempatkan dengan sudut 45 terhadap sumbu

panjang gigi mengarah ke apikal dengan ujung-ujung bulu sikat pada

tepi gusi. Sikat digerakkan dengan getaran-getaran jecil kedepan dan

kebelakang selama 10-15 detik ke setiap daerah yang meliputi dua

tau tiga gigi. Menyikat gigi bagian bukal dan labial pada teknik ini

tangkai dipegang dengan kedudukan horizontal dan sejajar dengan

lekung gigi. Permukaan lingual dan palatal gigi belkakang agak

menyudut dan sikat dipegang dengan vertikal. 4

5.Teknik fones

Bulu-bulu sikat ditempatkan tegal lurus pada permukaan bukal

dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digetarkan dalam

lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan

rahang bawah disikat sekaligus.4

6. Teknik fisiologik

Teknik ini menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lunak.

Tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu-bulu sikat

tegak lurus terhadap permukaan gigi.4

B. Kerangka Konsep

Input Proses Output

Murid Usia 10-14 Perilaku tentang Perilaku menyikat


Tahun SDN 20 menyikat gigi gigi:
Koto Tangah
Baik
Kabupaten Agam Sedang
C. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil
Operasional Ukur Ukur

1. Variable Segala sesuatu Koesioner Koesioner Ordinal Kriteria


Independen tindakan murid
tentang menyikat Baik
Perilaku gigi yang
menyikat meliputi; teknik
gigi menyikat gigi,
frekuensi
menyikat gigi,
waktu menyikat
gigi

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Peneletian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi

anatara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Tiap subjek penelitian hanya

diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau

variable subjek pada saat yang bersamaan.11

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam dan

penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020 dibawah bimbingan Ibu

Yustina Sriani, SKM, MPH.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari variable yang menyangkut masalah

yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak Usia 10-14 tahun

SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam yang berjumlah 30 anak.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan onjek yang diteliti dan dianggap

mewakili populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik “judge sampling” yaitu pemilihan sampel secara

bersyarat dengan cara memilih sampel yang telah ditetapkan peneliti yaitu

anak usia 10-14 tahun di SDN 20 Koto Tangah.11


D. Alat dan bahan pengumpulan data

Alat dan bahan penelitian yang digunakan untuk mengukur perilaku

menyikat gigi adalah alat tulis berupa pena atau pensil, penghapus, papan

abo dan lembaran koesioner tentang perilaku menyikat gigi.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan koesioner

kepada responden. Kemudian pengisian koesioner dilakukan oleh responden

sendiri dengan memilih jawaban yang benar sesuai dengan pengalaman dan

pengetahuan responden, setelah koesioner diisi, responden mengembalikan

koesioner kepada peneliti.

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah data penelitian terkumpul, data dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok dan data tersebut dianalisa, menurut variasi yang ada

dalam pernyataan sesuai variable penelitian, langkah-langkah dalam

pengolahan data sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data

Setelah koesioner dikembalikan oleh responden maka setiap

koesioner diperiksa kembali secara teliti apakah koesioner telah diisi

dengan benar dan semua item dijawab oleh responden.

2. Pengkodean data
Memberi kode-kode pada data dengan merubah kata-kata menjadi

angka, yang mana bobot nilai diberikan pada jawaban yang tepat dengan

skor 3, jawaban yang tidak tepat dengan skor 1.

3. Memasukkan data

Yaitu mengisi kolom-kolom atau kota-kotak lembar kode atau

kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

4. Tabulasi data

Koesioner diisi dengan baik maka data ditabulasikan dan disajikan

dalam bentuk table distribusi dan frekuensi.

G. Analisis Data

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dari masing-

masing variable penelitian, baik independen maupun dependen. Analisa

dilakukan dengan menggunakan data numeric dijadikan data kategorik,

kemudian data kategorik tersebut disajikan distribusi frekuensi. Kuosioner

yang telah diisi oleh responden terdiri dari 20 pertanyaan untuk perilaku

menyikat gigi dengan skor tertinggi 3 dan skor terendah 1, untukmasing-

masing koesioner skor maksimal 60 dan skor minimal 20, dengan

pengelompokan skor sebagai berikut:

Kriteria Skor
Baik 76%-100%
Sedang 56%-75%
Rendah ≤56%

Cara perhitungan skor dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan

perhitungan jumlah skor per item, maka untuk pengambilan persentase


dilakukan dengan total jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah

skor item tertinggi dan dikali dengan 100%, sehingga didapatkan criteria

interpretasi item

DAFTAR PUSTAKA

1. UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Meganda HP. Nurjannah N. Herijulianti E. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Edisi ke-1. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2010.

3. Hubungan perilaku menyikat gigi dengan kebersihan gigi [sumber online]


[diakses 13 Februari 2020]. Tersedia di URL:
https://www.scribd.com/doc/223415145/hubungan-perilaku-menyikat-
gigi-dengan-kebersihan-gigi-dan-mulut

4. Meganda HP. Nurjannah N. Herijulianti E. Ilmu Pencegahan Penyakit


Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Edisi ke-1. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2010.

5. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

6. Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) provinsi Indonesia

7. Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Sumatra Barat tahun 2013
dan 2018

8. Jurnal Penelitian Yulia Widji Astuti Gambaran Kebiasaan Menyikat Gigi


dan Indeks OHI-S pada Siswa SD 2019

9. Drg Eliza Herjulianti. drg Tati Svasti Indriani. drg Sri Artini, M. Pd
Pendidikan Kesehatan Gigi. Edisi ke-1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

10. Drg. Siti Nurbayani Tauchid, M. KM. Sri Lestari Subandini, AMKG, S.
Pd Pendidikan Kesehatan Gigi: Buku Kedokteran EGC

11. Masturoh Imas, dkk. Metodologi Penelitian Kesehatan, 2018: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia
LAMPIRAN

Lampiran 1

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,
Responden Penelitian

Dengan Hormat

Saya yang bertanda dibawah ini bertanda tangan dibawah ini adalah
mahasiswi Jurusan Keperawatan Gigi:

Nama :

Nim :

Alamat :

Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Menyikat


Gigi Pada Aanak Usia 10-14 Tahun SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam”.

Tujuan penelitian ini tidak berakibat buruk bagi responden yang


bersangkutan, informasi yang diberikan akan dirahasiakan, hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Apabila tidak menyetujuinya, maka diharapkan adik
dapat menandatangani lembaran persetujuan.

Atas perhatian dan kesediaan responden, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

Felliya Septiandini

Lampiran 2

FORMAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Kelas :

Jenis kelamin :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, maka saya akan bersedia

menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh saudari Sarah Maizura

Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Bukittinggi “Gambaran Perilaku Menyikat

Gigi Pada Anak Usia 10-14 Tahun SDN 20 Koto Tangah Kabupaten Agam”

Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa adanya

paksaan dari siapapun.

Bukittinggi, April 2020

Responden

( )

Anda mungkin juga menyukai