Anda di halaman 1dari 5

KAFI AKBAR

072.16.018

Jawaban

1. Standar nilai permeabilitas dari suatu batuan reservoir dapat dilihat dalam tabel 1-2. Gas bersifat
lebih fluid daripada minyak bumi sehingga membutuhkan lebih sedikit permeabilitas dibandingkan
reservoir minyak bumi. Porositas dalam batuan reservoir adalah besarnya minyak yang dapat masuk ke
dalam batuan reservoir. Sedangkan permabilitas adalah seberapa cepat minyak dapat mengalir
melewati reservoir.

Pada diagram ini terdapat batuan basement yang memimliki low porositas dan permebalitias,
sedangkan karakterisitk batuan reservoir yang paling baik adalah batu pasir yang memimliki porositas
dan permabilitas yang tinggi, karena minyak dapat masuk dan mudah mengalir pada batuan reservoir
tersebut

Tabel 1-2

Nilai permeabilitas dari reservoir minyak bumi

1-10 md buruk

10-100 md baik

100-1000 md sangat baik

(dimodifikasi dari Levorsen, 1967)


KAFI AKBAR
072.16.018

Porositas dan permeabilitas dari satu lapisan batuan sedimen adalah bersifat berhubungan. Secara
umum: semakin tinggi nilai porositas maka makin tinggi pula nilai permeabilitas(gambar 1-1).
Permeabilitas, kendati demikian, juga dikontrol oleh ukuran butir. Zona yang paling sulit untuk dilalui
oleh gas dan minyak bumi adalah melalui rongga batuan dengan koneksi yang sempit(pore throat) di
antara pori-pori(gambar 1-2). Semakin kecil ukuran pore throat, semakin sulit minyak bumi dan gas alam
untuk mengalir. Batuan dengan ukuran butir kecil memiliki ukuran pore throat  makin kecil juga. Oleh
karenanya, batuan berbutir kasar dan berpori seperti batupasir yang memiliki pore throat  dengan
ukuran besar pada umumnya sangat permeabel. Batuan berbutir halus berpori seperti batuserpih dan
chalk biasanya memiliki pore throat  berukuran kecil dan memiliki nilai permeabilitas sangat kecil.

Referensi :gprg.indonesia.wordpress.com

2. Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon didalam kerak bumi
dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Salah satu elemen dari Sistem Perminyakan ini
adalah adanya batuan reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa faktor penting
diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi. Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat
terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga
minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.

 Perangkap Struktural

Jenis perangkap ini adalah perangkap struktural, perangkap ini Jebakan tipe struktural ini banyak
dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang
merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap
yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan
lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur
seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).

 Jebakan Patahan

Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama
dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini
berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah
patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan
dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain.
Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini
sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.
KAFI AKBAR
072.16.018

 Jebakan Antiklin

Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat
ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas
bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak
lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan
impermeabel.

 Jebakan Struktural lainnya

Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional regime, marupakan
jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang
sejajar Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi berada
KAFI AKBAR
072.16.018

pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat
jebakan yang berada diatasnya.

 Perangkap Kombinasi

Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara struktural dan stratigrafi.
Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau
menjebak minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu jenis perangkap yang
membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak
lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap
itu sendiri.

Referensi : https://nooradinugroho.wordpress.com/

3. Maturasi atau derajat kematangan adalah tingkat batuan induk sudah mampu merubah material
organik menjadi hidrokarbon. Derajat batuan induk dapat diukur dari TAI (Thermal Alteration Index), TTI
(Time Temperatur Index), Ro-VR (Vitrinite Reflectane), dan Tmax.
KAFI AKBAR
072.16.018

Yang umum dan cepat adalah Ro. Konsep pengukuran Ro sama halnya dengan metode membedakan
batubara, yaitu melihat kilap yang dimunculkan. bila sangat hitam dan kilapnya transparan dikatakan
antrasit (high coal rank), dan bila warna coklat dengan kilap tanah dikatakan peat (Lower coal rank).
Begitu juga dengan Ro source rock, yang mengukur kilap dari kerogennya dan dinyatakan dalam angka.
Kita dapat menggunakan klasifikasi peters&cassa

Jadi, data sampel geokimia sebuah sumur pemboran dicocokkan dengan Tabel 1. Bila nilai Ro sampel
0.4%, maka dapat dinyatakan batuannya belum mencapai kematangan. Bila didapatkan nilai Ro 0.7,
dapat dinyatakan batuannya sudah di level peak mature.

Pada peak mature terdapat oil dan mulai terdapat wet gas,dan pada di late mature sudah tidak terdapat
oil,hanya wet gas dan dry gas.

Referensi: https://feibronjul.wordpress.com/2013/06/

6.

Porositas meningkat dengan meningkatnya penyortiran. Dalam diurutkan dengan buruk

batu pasir, butiran halus menempati ruang interstitial antara yang lebih besar

biji-bijian dan dengan demikian mengurangi porositas batu pasir. Bahkan, blok butiran halus

kedua bagian pori-pori dan tenggorokan tenggorokan. Bentuk butir dan kebundaran mempengaruhi

porositas. Turunkan kebulatan gabah semakin tinggi porositasnya. Ini adalah

karena pengepakan biji-bijian menjadi lebih ketat dengan kebulatan biji-bijian yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai