Anda di halaman 1dari 36

Fishing World

KAMIS, 28 OKTOBER 2010


Pencegahan dan antisipasi mabuk laut saat mancing

Mabuk laut merupakan suatu kondisi yang paling tidak disukai oleh pemancing. Dikalangan para
pemancing istilah mabuk laut lebih terkenal dengan sebutan Jackpot. Perjalanan mancing yang
semula menyenangkan bisa berubah seketika akibat mabuk laut. Jika seseorang terkena mabuk
laut akan sulit untuk menghentikannya untuk tidak jackpot kecuali balik ke darat. Berikut ini
beberapa tips agar tidak mengalami mabuk laut :

1. Istirahat yang cukup serta minum obat anti mabuk atau gunakan koyo pada bagian tertentu
sebelum berangkat ke laut. Yang penting jaga kondisi badan untuk tetap fit sebelum menuju laut.
2. Usahakan makan dulu sebelum ke laut, jaga jangan sampai perut kosong. Konsumsi makanan
yang
banyak mengandung serat dan makan buah-buahan. Hindari makanan yang berminyak.
3. Saat berada di kapal usahakan agar mata tetap memfokuskan pandangan ke garis horisontal,
badan jangan terlalu membungkuk atau melihat ke bawah, hal ini bisa membuat lebih cepat
merasa
mual. Jika belum terbiasa jangan sekali-kali merangkai alat pancing sendiri di kapal, minta
tolong saja kepada ABK untuk merangkai atau memsang dan merangkai umpan
4. Kenakan jaket jika udara terasa dingin agar tidak masuk angin
5. Hindari tempat mesin yang berbau solar, karena asap buangan mesin tersebut bisa membuat
pusing.
6. Menjelang pergantian waktu dari siang ke malam hari, sempatkan untuk beristirahat/tidur
sebentar saja baru kemudian mancing lagi. karena bagi orang yang belum terbiasa, saat-saat itu
berpotensi memicu terjadinya mabuk laut dikarenakan jarak pandang mata pada siang hari yang
cukup jauh berkurang akibat berkurangnya intensitas cahaya matahari.
7. Bawalah obat-obatan yang bisa mencegah terjadinya mabuk laut. Seperti; Dramamine (obat anti
motion sickness), obat maag untuk mengurangi asam lambung, kimite patch (semacam plester
yang
ditempelkan dibelakang telinga), analgetik untuk menghilangkan pusing.

Tindakan yang harus dilakukan jika mengalami mabuk laut :


1. Baringkan badan dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
2. Kendurkan ikat pinggang sehingga pernafasan perut tidak terganggu
3. Minum obat anti mual golongan B6 (Daramamine,sturgeon dsb)
4. Jika mengalami pusing yang hebat, minum analgetik
5. Makan atau minum sesuatu yang bisa menghangatkan badan, lalu cuci muka dengan air hangat
6. Cari posisi yang nyaman sehingga pernafasan bisa teratur kembali
7. Jika keadaan tidak membaik juga segera kembali ke darat dan periksa ke dokter.

Selain tips diatas, para pemancing memiliki cara tersendiri untuk mengatasi mabuk laut
diantaranya :
1. Jika ada salah satu temannya yang mengalami mabuk laut/Jackpot pemancing lain memberikan
joran yang sedang strike. Hal ini bertujuan untuk mengalihkan perhatiannya sehingga lupa
dengan mabuk lautnya.
2. Makan hati ikan mentah
3. makan lumpur laut
4. Minum air laut/kumur dengan air laut
5. Disuruh berenang di laut

fishing di 01.45 Tidak ada komentar:


Berbagi
Mencari Spot Mancing Di Laut

Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan dalam memancing, teknik mancing yang bagus,
piranti
yang memadai dan kondisi badan yang sehat belum cukup dikatakan sebagai syarat kesuksesan
dalam memancing. Satu hal yang jangan pernah kita lupakan adalah kepandaian dalam mencari
spot
mancing. Kemampuan mencari spot mancing yang bagus, biasanya akan didapat dengan
sendirinya
seiring dengan banyaknya jam terbang dalam memancing.

Ada beberapa tanda alam yang dapat kita gunakan sebagai petunjuk untuk menemukan spot-spot
mancing yang bagus di laut lepas selain menggunakan teknologi tentunya seperti Depth Sounder
atau GPS.

1. Burung Laut, burung yang beterbangan di atas laut merupakan indikasi bahwa disana banyak
terdapat ikan-ikan kecil diperairannya. IKan kecil merupakan makanan bagi burung camar,
pelikan dsb. Ikan kecil juga merupakan mangsa bagi ikan2 yang lebih besar tentunya. Jadi dapat
dipastikan bahwa jika disana terdapat ikan-ikan kecil maka di dasar laut pastilah terdapat
banyak ikan-ikan besar.

2. Karang Laut atau Atol, adalah suatu tempat dangkal ditengah laut yang biasanya dipakai oleh
ikan-ikan untuk berlindung dari arus laut yang kuat, sekaligus menjadi tempat makan dan
tinggal mereka.

3. Jurang Laut atau Tubiran Laut, biasa dikenal dengan sebutan drop off sering membawa arus
naik yang diikuti dengan terbawanya plankton-plankton yang merupakan makanan ikan laut.

4. Gunung Laut, karang laut yang tinggi hingga meyerupai gunung laut atau Sea Mount Reef
adalah gundukan mirip gunung yang berfungsi menahan arus laut yang membawa plankton dan
juga
merupakan tempat tinggal ikan untuk berlindung dari arus laut yang kuat. Banyak pemancing yang
berpendapat bahwa ditempat ini ikan laut lebih bervariasi baik ikan dasar maupun ikan pelagis.
5. Sampah Kayu, batang kayu yang hanyut seringkali membawa plankton dan ikan-ikan kecil
yang
menjadi santapan ikan-ikan besar. Bangkai kapal karam sering dipakai sebagai tempat tinggal
ikan.

Pencarian spot mancing yang ideal tidak lepas dari banyak faktor yang berperan seperti teknik
mancing yang akan digunakan, peralatan dan perlengkapan mancing, kondisi air, arus, ombak dan
angin, dan lain-lain. Jika pemancing sudah sadar dan terbiasa membaca faktor-faktor ini, akan
mudah bagi pemancing menentukan lokasi atau spot yang tepat untuk memancing dan hasilnya
pasti
akan memuaskan.

fishing di 01.42 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Ikan Baronang

Mancing baronang merupakan teknik mancing yang membutuhkan skil tersendiri, kemampuan
membaca getaran pelampung saat umpan lumut dimakan ikan sangat mempengaruhi hasil
pancingannya. Kadang getaran pelampung itu sangat keras sehingga bisa langsung digentak saja
jorannya, kadang juga sangat halus hingga kita tidak tahu kalau umpan sudah dimakan atau belum.
Ikan yang satu ini memang sangat populer dikalangan pemancing, bahkan beberapa pemancing
yang benar-benar menyukai mancing ini menyebut diri mereka dengan panggilan “Garonger”.
Menurut sebagian pemancing, sangat wajar jika banyak orang yang sangat menyukai mancing
baronang karena memang tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk mancing baronang ini,
berbeda dengan mancing laut yang lain.

Jenis-Jenis Ikan Baronang


Ada beberapa jenis ikan baronang yang ada di Indonesia, diantaranya :
1. Siganus Guttatus or Orange Spotted Spinefoot ( Baronang Tompel)
2. Siganus Javus or Streaked Spinefoot (Baronang Angin)
3. Siganus Canaliculatus or White Spotted Spinefoot (Baronang Susu/Lingkis)
4. Siganus Virgatus or Barehead Spinefoot (Baronang Kea-Kea/Kalung)
5. Siganus Stellatus or Brown Spotted Spinefoot (Baronang Lada)
6. Siganus Vermiculatus or Vermiculated Spinefoot (Baronang Batik)

Spot Mancing Baronang


Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam mancing ikan ini ada waktu-waktu mancing tertentu, 
biasanya ikan ini banyak terdapat pada bulan Agustus, September, Oktober, Nopember dan
Desember. Arus yang besar membuat ikan ini “ngumpet” di dermaga dekat tiang beton karena
dianggap aman dari arus. Pantai sedalam tiga meter atau lebih dan dipenuhi karang serta lumut,
merupakan habitat Ikan Baronang. Maklum, Baronang merupakan pemakan lumut dan anak udang
atau rebon.
Ada beberapa tempat yang disukai oleh ikan baronang diantaranya : Dermaga, biasanya ikan
baronang senang bersembunyi dibalik tiang-tiang dermaga. Rumpon Kerang Hijau, karena
baronang memang sangat menyukai kerang. Sekitar karang/Batrean/Pemecah ombak (terutama
yang banyak lumut) dan yang terakhir adalah Kapal Karam.

Peralatan Mancing Baronang


1. Joran Tegek, Joran yang dipilih oleh mania mancing baronang adalah joran tegek, sebuah joran
panjang tanpa line guide, pemilihan joran tegek ini dimaksudkan agar sensasi mancing baronang
lebih terasa, fight dengan ikan dalam keterbatasan panjang senar memicu adrenalin meningkat
kata mereka yang sudah getol mancing baronang.
Joran/tegek yang cocok adalah yang karakternya fast action. Kekuatanya medium-hard (medium
carbon,hi carbon,super carbon) panjang yang paling ideal antara 4 – 5.4 meter. Selain joran tegek
bisa juga menggunakan joran biasa atau juga handline, biasanya untuk mancing dengan
kedalaman air diatas 7 meter, seperti di bagan, dermaga, di atas perahu. Joran dengan kualitas
yang baik semoga hasilnya bisa lebih baik.
2. Senar, Usahakan memakai kenur tipe flouro-carbon karena punya index bias yg sama dengan
air (kenur seolah lenyap dari pandangan ikan). Penggunanan panjang senar pada joran tergantung
kedalaman air di lokasi mancing, bisa 1/2 joran, 2/3 joran atau 3/4 joran.
3. Pancing Garong dan Engkel, Pada umumnya pemancing baronang menggunakan pancing
garong buatan sendiri karena bisa memilih jenis, merk, size, kekuatan bahan mata kail, bisa
menggunakan mata kail biasa atau carbon sesuai dengan selera masing-masing. Bagi pemancing
yang tidak ingin repot bisa langsung beli yang sudah jadi di took pancing.
4. Pelampung, Pelampung digunakan untuk mengetahui apakah umpan sedang dimakan ikan atau
tidak, jika bergetar biasanya sedang dimakan, kadang juga tidak bergetar hanya berputar,
kemampuan untuk membedakan getaran pelampung ini membutuhkan keterampilan tersediri,
perlu berlatih. Namun jika tidak yakin apakah umpan sedang dimakan ikan atau belum, tidak ada
salahnya langsung digentak saja (spekulasi).
5. Umpan, Umpan yang dipakai untuk memancing baronang bermacam-macam. Ada yang suka
memakai lumut , ada yang lebih suka memakai nasi dan malah ada yang menggunakan ketan.
Uniknya lagi, kita bisa memakai bakwan atau lontong. Sebenarnya, semuanya bisa dipakai karena
Ikan Baronang termasuk ikan rakus, tapi sebelum menentukan umpan yang efektif sebaiknya lihat
spotnya dulu. Apabila memancing di sekitar batrean lebih baik pakai umpan lumut, karena sekitar
itu banyak lumut yg merupakan habitat baronang.

Memancing di dermaga lebih baik menggunakan nasi, bakwan ataupun lontong. Biasanya banyak
kapal membuang sisa makanan di dekat dermaga, sehingga memakai nasi lebih efektif
dibandingkan dengan memakai lumut. Untuk memancing disekitar Bagan kerang hijau, sebaiknya
umpan yang dipakai adalah umpan kerang hijau , karena baronang disekitar bagan tersebut lebih
suka memakan kerang hijau. 

(fishing-maniak.blogspot.com/pulauseribu.net)

fishing di 01.39 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Udang Galah
Udang memiliki anatomi yang berbeda dengan ikan, oleh karena itu cara memancing udang galah
pun juga berbeda dengan memancing ikan pada umumnya. Ketelitian sangat diperlukan dalam
memancing udang galah ini. Sebenarnya penggemar mancing udang sangat banyak di indonesia,
hanya saja mereka tidak terexpose oleh media-media. Sehingga informasi tentang mancing udang
ini tidak sepopuler mancing ikan. Tapi hal ini tidak mempengaruhi bagi mereka yang gemar
memancing udang.

Peralatan Mancing
1. Gunakan joran Antena atau Sambung Dua yang halus dan lentur pada bagian ujungnya agar
lebih
sensitif dan juga memiliki cincin atau ring yang kecil. Panjang joran antara 1.3 – 1.8 m
2. Reel spinning untuk kolam ukuran 2-8 lbs
3. Line Monofilament ukuran 1-2 lbs pada mainline dan 2-8 lbs untuk leader
4. Gunakan kail khusus untuk udang atau circle hook tanpa kait (barbless)
5. Timah dengan bentuk telur atau lonjong dilengkapi dengan stopper. Timah juga jangan terlalu
berat yang penting tidak terbawa oleh arus.

Umpan
Umpan yang digunakan untuk mancing udang galah biasanya cacing tanah, cacing susu, cacing
bakau, bahkan anak udang. Sementara untuk chumming digunakan kelapa bakar yang dipecah-
pecah.

Spot Udang Galah


Pada saat air pasang dan curah hujan tinggi adalah waktu yang harus dihindari untuk mancing
udang, Karena sangat sulit untuk mendapatkan udang pada waktu itu. Udang akan sangat agresif
untuk dipancing pada waktu malam hari. Tempat favorit bagi udang biasanya diantara kayu
log/glondongan yang terendam di sungai, selain itu udang juga sering bermain dibagian dasar
sungai.

Memancing udang galah harus sabar, lembut dan penuh perasaan. Pada saat umpan dimakan oleh
udang, joran akan melengkung, yang perlu kita lakukan tahan saja jangan digentak karena akan
membuat mulut udang robek. Angkat joran pelan-pelan sambil menggulung reel pelan-pelan
dengan
posisi ujung joran diatas udang sehingga line tegak lurus dengan permukaan air. Udang biasanya
jika terkena pancing akan mundur kebelakang dan membengkokan tubuhnya, jika digentak atau
ditarik terlalu kencang akan membuat mulutnya sobek terkena kail.

Pada saat udang berhasil dinaikan keatas jangan pernah menyentuh atau memegang ekor udang
karena terdapat semacam sungut yang cukup tajam serta di kepala udang terdapat tanduk yang
bergerigi yang cukup sakit jika tertancap di jari. Sementara capitnya tidak terlalu berbahaya
asal tidak terkena ujung capitnya saja.

fishing di 01.36 Tidak ada komentar:


Berbagi
Melatih Ketepatan Casting

Bagi pemancing yang suka casting di sungai (casting dengan spinning rod), muara dan danau,
akurasi lemparan umpan menjadi sangat signifikan mengingat di tempat seperti ini banyak sekali
“penghalang” semisal batang-batang pohon, akar-akar, ranting yang hanyut, tumbuhan air dan
lain-lain.

Ini sedikit berbeda dengan casting di laut dimana sangkutan itu kebanyakan ada di bawah dan
bukan di permukaan air. Akurasi lemparan yang tinggi di sungai atau muara sangat menentukan
apakah kita akan mendapatkan strike atau tidak. Kita tahu, spesies sungai dan muara hidup di
“rumah” yang salah satu syaratnya adalah aman. Dan itu berarti di tempat-tempat yang
“sulit” seperti telah disebutkan di atas.
Dan ini artinya jika pemancing ingin sukses memancing spesies freshwater dan estuary maka
salah satu syarat yang mutlak dikuasai adalah mampu melemparkan umpan setepat atau sedekat
mungkin dengan rumah-rumah ikan tersebut. Bagaimana kalau kita masih bermasalah dengan
ketepatan casting? Atau malah belum bisa casting dengan baik? Solusinya mudah, berlatihlah. Ada
bermacam cara casting yang berbeda. Tiga yang paling sering dilakukan orang adalah overhand,
sidearm, dan underhand. Untuk masing-masing cara ini cara melatih casting dan ketepatannya pun
berbeda-beda.

Overhand. Bayangkan Anda berdiri di depan sebuah jam dinding, dan target Anda ada di arah jam
tiga. Tataplah target dengan cermat. Peganglah joran paralel dengan air. Seiring dengan saat Anda
mengayunkan batang joran, pastikan sikut Anda persis di samping tulang rusuk. Arahkan ayunan
joran ke posisi jam 10 lalu gunakan pergelangan tangan untuk menyentakkan joran ke depan dan
lepaskan jepitan jari Anda pada tali pada saat kira-kira ujung joran berada di posisi jam 11. Ulangi
berkali hingga arah lemparan Anda semakin tepat dan posisi jatuhnya lure pun tepat di posisi yang
kita inginkan.

Sidearm. Teknik casting menyamping ini lebih sulit dibanding overhand casting. Bayangkan Anda
berdiri di depan sebuah jam. Target kita masih pada posisi jam 3. Pegang joran paralel dengan air.
Jika Anda tidak kidal, ayunkan joran ke arah posisi jam 7 lalu dengan pergelangan tangan Anda
sentakan dengan kuat joran ke depan dan persis pada posisi jam 6 lepaskanlah jepitan jari Anda
pada tali. Ulangi lagi dan terus maksimalkan lemparan dan akurasi Anda dengan menggunakan
ayunan joran untuk mengkontrol lemparan kita.

Underhand. Peganglah joran kira-kira di sekitar pinggul, paralel dengan air dan pada sudut 45
derajat dari target. Posisikan umpan pada sekitar 6 hingga 8 inchi dari ujung joran. Lalu dengan
gerakan yang lembut tetapi bertenaga “gambarlah” sebuah setengah lingkaran imaginer dengan
ujung joran kita. Lepaskan jepitan jari  kita pada tali saat ujung joran menyentuh dasar lingkaran.
Hanya gunakan pergelangan tangan untuk menggerakan joran. Ulangi berkali-kali. Naikkan ujung
joran saat umpan kita lepaskan jika menginginkan jarak lemparan yang jauh.

Beberapa Tip Casting :


Jika teknik casting, jarak lemparan dan ketepatan kita sudah demikian baiknya jangan lupakan
juga beberapa hal seperti mengeliminir noise akibat pergerakan atau bunyi casting kita,
menggulung tali secepat mungkin menghindari slack line di hari yang windy, menggunakan tackle
yang seimbang baik antara rod, line, reel dan lure kita, jangan berlebihan mengisi spool reel kita
untuk menghindari birds nest dan lain-lain.

(sumber : mancingonline.com)

fishing di 01.34 Tidak ada komentar:


Berbagi
Kite Fishing

Kite Fishing adalah cara memancing dari perahu dengan menggunakan layang-layang untuk
menjauhkan umpan pada jarak tertentu. Dan juga untuk menjaga umpan agar tetap berada di
permukaan air, karena tehnik ini biasanya di lakukan untuk menangkap ikan-ikan permukaan
(palagis). Beberapa pemancing bahkan menggunakan jerat untuk menangkap ikan. Piranti yang
biasanya dipakai adalah jenis spinning, dan disamping menggunakan layang-layang dapat pula
memakai balon.

Banyak pemancing yang sangat asing dengan tehnik ini, karena disangka sulit dan merepotkan.
Padahal cara ini cukup manjur untuk menangkap ikan-ikan permukaan seperti tenggiri, hiu dan
layaran. Kelebihan dari tehnik mancing ini adalah, umpan dapat berada jauh sekali dari
pemancing. Efek naik turun nya layang-layang dapat diteruskan kepada umpan, yang membuat
ikan predator akan sangat tertarik kepada umpan.
Tehnik ini hanya membutuhkan layang-layang, angin 10-15 knot, pressure release clip, serta
umpan hidup. Umpan hidup yang baik adalah umpan yang dapat bertahan hidup lama. Selar,
kembung, ikan terbang, bahkan belanak dapat digunakan. Pilihan lokasi untuk Kite Fishing bisa
dari atas kapal atau dari tebing, atau bahkan dari pantai sekalipun. Asalkan angin cukup kuat dan
stabil untuk menahan ketinggian layang-layang.

LAYANG-LAYANG
Ada macam-macam merek layangan untuk mancing, tetapi yang paling terkenal adalah buatan
Aftco, Bob Lewis, dan SFE. Masing-masing mempunyai fitur berbeda satu sama lain, ada yang
berbentuk kotak sederhana, berbentuk mirip gantole, atau berbentuk silinder bulat. Biasanya
terbagi atas tiga jenis untuk kekuatan angin yang berbeda: heavy, medium atau light.
Kita belum tentu menemukan layang-layang untuk mancing di toko-toko pancing. Oleh karena itu
ada baiknya membuat sendiri layang-layang ini, karena cukup sederhana yang hanya
membutuhkan rangka bambu, kain parasit, benang untuk menjahit.

RANGKAIAN
Layang-layang mempunyai tali khusus yang dapat digulung sesuai dengan ketinggian yang
diinginkan, biasanya antara 20-40meter diatas permukaan laut. Setiap interval 10-15meter pada
tali layang-layang, diikatkan tali yang diujungnya ada pressure release clip. Alat ini biasanya
digunakan pada outrigger atau downrigger di kapal. Banyak dijual di toko-toko pancing. Gunanya
adalah untuk melepaskan secara otomatis tali pancing dari tali layang-layang, kalau ikan strike dan
menarik umpan hidup kita. Besarnya kekuatan yang diperlukan untuk membuka clip dapat diatur
sekehendak kita

HOOK UP
Apabila ada ikan besar yang akan menyambar umpan, indikasinya adalah sebagai berikut:
• Umpan hidup menjadi liar dan bergerak kesana kemari dengan cara tidak normal.
• Ada cipratan air atau air bergolak disekitar umpan.
• Anda melihat sirip hiu atau sirip layaran muncul dari dalam air disekitar umpan.
• Ada bayangan hitam dibawah air dekat umpan.
• Pressure release clip menjepret dan tali pancing terlepas dari tali layang-layang, tetapi anda tidak
melihat apa-apa.

Anda akan tahu kalau dan akan mendapat strike. Kalau terjadi strike hal terbaik yang perlu
dilakukan adalah free spool tali pancing dan biarkan si ikan membawa lari umpan, dan
menelannya atau sampai anda sudah yakin umpan dimakan seluruhnya, dan kail cukup kuat untuk
menahan tarikan ikan dan mulailah fight.

(sumber : fishyforum)

fishing di 01.31 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Trolling

Trolling merupakan teknik mancing permukaan, targetnya adalah ikan yang sering berada
dipermukaan air laut  seperti, ikan tuna,cakalang, lemadang dan marlin. Karena ikan-ikan tersebut
memiliki kebiasaan untuk memakan  mangsanya yaitu sekumpulan ikan yang berada permukaan
air.

PERALATAN TROLLING
1.  Reel Trolling
untuk memancing dengan teknik trolling memang membutuhkan reel yang khusus. Gunakan reel
yang di lengkapi dengan Level Drag dan double speed.
2.  Joran
Untuk joran, pilih joran yang dilengkapi dengan Roller hal ini bertujuan agar senar tidak ter gencet
/ menjadi pipih disaat mendapatkan tekanan besar serta tidak mudah panas disaat Long Fight.
3.  Senar
Senar monofilament dengan ukuran 50-80lbs
4. Shockleader
ukuran shockleader biasanya dua kali ukuran mainline. Jika menggunakan senar ukuran 50lbs
maka shockleader yang digunakan 100lbs
5.  Barrel Swivel, Split Ring dan Sleve
6. Serat Kabel Baja / wire
Digunakan untuk menyambung senar dengan mata pancing. Selain itu berguna untuk melindungi
senar dari gigi ikan yang tajam. Panjangnya kira-kira 1 – 1.5m. Untuk umpan yang menggunakan
konahead dan umpan alami biasanya tidak memakai wire karena untuk memaksimalkan kerja
umpan tersebut.
7.  Umpan
Ada dua alternatif untuk memilih umpan trolling, bisa dengan umpan alami ataupun umpan
buatan. Untuk umpan buatan gunakan umpan yang berwarna terang, mengkilat dan kuat. Biasanya
umpan buatan terbuat dari logam atau metal. Keuntungan menggunakan umpan buatan adalah
tidak mudah hancur saat terkena ombak . Umpan buatan yang biasa digunakan diantaranya;
Rapala, Konahead Sedangkan untuk umpan alami ikan yang digunakan adalah ikan bandeng
karena memiliki warna yang terang sehingga dapat menarik perhatian ikan target.
8.  Mata Pancing
jika menggunakan umpan alami mata pancing mutlak diperlukan. Gunakan mata pancing nomor 5
– 7, karena pada umumnya target pemancingan trolling adalah ikan besar, jadi mata pancing yang
dipakai juga harus sesuai. Sedangkan jika memakai umpan buatan biasanya sudah terdapat mata
pancing yang sesuai ukuran umpannya.
9.  Kapal
untuk yang ini tidak bisa dilupakan perannya sangat vital sekali.

TROLLING ACTION
Banyak faktor yang menentukan sukses atau tidaknya mancing dengan teknik trolling diantaranya:
Intensitas cahaya matahari, Jernih atau tidaknya kondisi air laut sehingga pemilihan warna dan
jenis umpan juga harus disesuaikan. Perpaduan skill pemancing dan kapten kapal juga sangat
menentukan kesuksesan. Pengaturan kecepatan kapal saat menarik perhatian ikan pemangsa,
sehingga umpan keliatan dipermukaan air sampai pada waktu sang pemancing fight dengan ikan
sasaran.

fishing di 01.19 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Surf Casting

Surf Casting adalah teknik mancing yang dilakukan dari pinggir pantai, teknik dasarnya hampir
sama dengan teknik mancing casting yaitu melemparkan umpan sejauh-jauhnya hanya saja pada
teknik ini umpan dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat umpan tersebut jatuh. Di Indonesia
teknik mancing seperti ini lebih dikenal dengan sebutan mancing pasiran.

PERALATAN SURF CASTING


1. Reel
Reel yang biasa dipakai untuk Surf Casting adalah reel spinning dengan ukuran diatas 4000. Ciri-
cirinya adalah memiliki bentuk spool yang panjang dan dangkal, dan juga memiliki system
wormshaft agar gulungan senar bisa tertata rapi di spool.
2. Joran
Pada umumnya joran yang digunakan adalah jenis joran antena/teleskopik dengan panjang 3m-
5m. kelebihan joran teleskopik ini adalah mudah dibawa-bawa karena joran teleskopik bisa diulur
menjadi panjang atau dipendekan.
3. Senar
Monofilament yang memiliki diameter antara 0.30-0.40mm, sedangkan untuk ukuran leader yang
dipakai harus diatas ukuran monofilament linenya.
4. Timah (pemberat)
Berat timah yang digunakan biasanya antara 80gr-100gr. Tujuan penggunaan timah ini adalah
untuk menjaga agar umpan tidak bergerak kesana kemari terbawa ombak.
5. Umpan
Pada umumnya umpan yang digunakan adalah irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang yang
ditemukan di pesisir pantai. Menurut para sebagian pencinta Surf casting di Yogya pemakaian
umpan disesuaikan dengan target untuk ikan gatho menggunakan undur-undur, ikan bojor dan ikan
garon menggunakan udang kupas, untuk ikan pari menggunakan serni yaitu semacam belut laut,
kepiting pantai yang dipotong kakinya juga bisa dijadikan umpan untuk ikan caru. Cacing lur
target bisa bermacam-macam ikan, bojor, ikan megan, ikan taking, ikan caru, surung, garon,
singgreng, ekor kuning, dll.

fishing di 01.16 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Popping

Popping adalah sebuah teknik mancing dengan menggunakan umpan yang disebut popper.
Biasanya popper terbuat dari kayu dengan berat yang beragam dan mempunyai treble hook
dibagian bawah depan dan belakang body poppernya. Target mancing popping adalah ikan GT
(Giant Trevally), Tenggiri, Layaran dll.

PERALATAN POPPING
1. Reel
Reel spinning ukuran 8000 – 10.000 dengan kapasitas spool yang cukup besar.
2. Joran
Gunakan joran sambung 2 yang memiliki  panjang 2.1m – 2.5m dan memiliki ring yang
berukuran cukup besar agar senar dapat meluncur dengan cepat dan digulung kembali dengan
lancar.
3. Senar
Senar yang dianjurkan untuk memancing dengan cara popping adalah senar PE6 – 12. Karena
dengan menggunakan senar PE akan memudahkan pemancing dalam melakukan lemparan yang
lebih jauh dan juga kapasitas senar di reel menjadi lebih banyak dibanding dengan senar
monofilament.
4. Leader Line
ukuran Leader yang digunakan berkisar antara 80 lbs – 150 lb.
5. Umpan
umpan yang digunakan adalah popper. Pemilihan popper juga sangat menentukan keberhasilan
dalam pemancingan. Pemilihan popper ini harus dilakukan dengan cermat dan disesuaikan dengan
target dan daerah pemancingan.

POPPING ACTION
Popper dilemparkan sejauh mungkin, jauh dekatnya lemparan dipengaruhi oleh berat yang
dimiliki popper, senar yang digunakan dan panjang joran itu sendiri. Setelah popper mencapai
target yang kita inginkan kemudian mainkan popper tersebut sesuai dengan jenis yang dipakai.
Untuk type Chugger(bentuk kepalanya rata dan memiliki cekungan seperti mangkok) cara
memainkannya harus dengan disentak sehingga menimbulkan bunyi khas yaitu pop,pop,pop…
karena kepalanya menabrak air dan cipratan air yang bisa mengundang dan menarik perhatian
ikan pemangsa. Type Chugger lebih efektif digunakan pada kondisi air yang tenang. Biasanya
jenis ikan pelagic (khususnya Giant Trevally) sangat menyukai tyoe chugger ini. Untuk type
Pencil cara memainkannya adalah tidak disentak-sentak tetapi ditarik terus, type pencil ini tidak
menimbulkan bunyi atau splash yang kuat dan biasanya digunakan pada kondisi air yang 
berombak. Type pencil ini sangat efektif untuk popping tuna, bahkan tidak tertutup kemungkinan
layaran dan tenggiri.

fishing di 01.12 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Ngoncer

Ngoncer adalah sebuah teknik mancing yang sangat unik, karena umpan yang digunakan adalah
ikan yang masih hidup. Target ikan yang ingin dipancing dengan menggunakan teknik ngoncer ini
adalah jenis ikan-ikan seperti Tenggiri dan Barracuda yang biasa mencari makan dipermukaan air.

PERALATAN NGONCER
1. Reel
Gunakan reel dengan tipe Baitrunner,cirinya adalah mempunyai dua drag knob yang letaknya
dibagian belakang reel dan di spool. Biasanya juga dilengkapi dengan tuas pengaktif (sistem) free
spool, hal ini bertujuan agar umpan bisa bergerak bebas sebatas tahanan yang di set di drag
belakang.
2. Joran
Gunakan joran yang memiliki action medium dan terbuat dari bahan carbon
3. Umpan
umpan yang digunakan berupa ikan hidup seperti ikan tembang, selar, kembung, alu-alu dll
4. Senar
Untuk senar monofilament gunakan ukuran 16lbs-20lbs. Atau bisa juga menggunakan Fluoro
Carbon ukuran 20-30lbs
5. Float
Kadang-kadang float juga tidak digunakan dalam teknik mancing ngoncer ini,untuk jenis float
yang digunakan biasanya running float ataupun statis float. Usahakan pelampung tidak melebihi
besar bola pingpong. Tujuan penggunaan float adalah agar ikan tidak berenang terlalu ke bawah
sehingga akan selalu berada dipermukaan air. Bisa juga menggunakan balon.
6. Hook, neklin dan swivel
Rangakaian yang digunakan adalah rangkaian rigging 2 mata kail dengan neklin dan swivel.

NGONCER ACTION
Inti dari teknik ngoncer ini adalah menjaga umpan agar tetap berada di daerah permukaan air
sampai ikan predator memangsa ikan yang kita jadikan umpan barulah fight dimulai. Rangkaian
yang digunakan adalah rigging 2 mata kail, cara pemasangannya adalah satu kail di bagian
punggung ikan yang kita jadikan umpan dan satu lagi dibiarkan saja.

fishing di 01.09 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Jigging

Jigging adalah sebuah teknik mancing ikan di kedalaman dengan menggunakan Jig yang
digerakkan secara vertikal. Sedangkan pengertian Jig itu sendiri adalah umpan buatan yang
biasanya terbuat dari logam (timah) yang dibentuk menyerupai ikan dan memiliki variasi warna
yang cukup banyak. Ciri-ciri jig yang bagus adalah bila jig tersebut kita jatuhkan ke laut tidak
meluncur lurus ke bawah (meskipun beratnya ratusan gram), akan tetapi bergerak seperti ikan
umpan yang sedang berenang.

PERALATAN JIGGING
1. Metal Jig / Umpan (Lure)
Biasanya disesuaikan dengan kemampuan Joran yang digunakan, kedalaman lokasi dan kuatnya
arus dilokasi. Warna tidak banyak berpengaruh, yang terpenting mudah dilihat/menarik perhatian
ikan target. Makin dalam kita jigging sebaiknya menggunakan jig yang berwarna terang
(fluorescence).
2. Reel Spinning, Baitcasting
a. Reel Spinning, biasanya digunakan yang mempunyai Gear Ratio yang rendah, hal ini bertujuan
agar tidak terlalu berat pada saat menggulung sehingga kita tidak akan cepat merasa lelah.
b. Reel Baitcasting, berlawanan dengan reel spinning. Karena pada umumnya diameter spoolnya
kecil dan tangkai handlenya pendek, maka dipakai yang memiliki Gear Ratio yang tinggi hal ini
bertujuan agar gerakan/action umpan tetap kelihatan hidup.
3. Senar Braided (PE)
Agar action terlihat natural dalam air, idealnya senar yang digunakan cukup ringan dan
berdiameter kecil tetapi kuat. Karena itulah untuk teknik jigging disarankan menggunakan senar
Braided (PE).
4. Joran
Tidak ada standar yang pasti mengenai panjang joran yang digunakan untuk jigging. Pada
umumnya 5-10 feet, semakin panjang joran yang digunakan action umpan semakin bagus. Hanya
saja lebih menguras stamina terutama saat memainkan umpan-umpan yang berat atau Fight
dengan ikan yang bandel. Sedangkan bila kita menggunakan joran yang pendek dapat menghemat
stamina dan lebih mudah saat menghajar ikan.
5. Leader Line
Biasanya diguanakan Shock Leader Monofilament dengan kekuatan 1.5 sampai dengan 2x
kekuatan main line dengan panjang 6-10 m. Tujuan memakai Leader Line adalah :
a. Mengurangi resiko putus apabila terjadi gesekan kekuatan pada batu karang ataupun dinding
kapal.
b. Memudahkan wireman/Crew mendaratkan ikannya.
c. Mengurangi daya hantar yang terjadi saat strike
6. Swivel dan Split Ring
Bertujuan untuk mengurangi gerakan melintirnya umpan pada saat dimainkan. Dan juga
mempermudah pemancing mengganti umpan tanpa harus memotong leader line.
7. Hook
Biasanya hook yang digunakan 1 atau 2 singlehook dengan assist menggantung di kepala atau
sampai pertengahan badan metal jig. Ukuran hook assist yang digunakan disesuaikan dengan
besar metal jig, yang terpenting hook bisa bergerak bebas tidak menempel di badan metal jig. Bila
ingin menggunakan hook di bawah sebaiknya menggunakan circle hook agar tidak mudah
tersangkut di karang.
8. Gimbal/Sabuk Ajar
9. Sarung Tangan
Penggunaan sarung tangan sangat membantu terutama saat fight dengan ikan-ikan besar atau pada
saat telapak tangan basah oleh keringat. Mengurangi resiko kecelakaan karena licin.

JIGGING ACTION
Setiap pemancing bebas berimprovisasi, semakin banyak variasi semakin besar pula peluang
mendapatkan ikan. Untuk jenis ikan yang sama dilokasi yang sama dan dengan kondisi arus yang
berbeda bisa sukses dengan gaya yang berbeda dari sebelumnya.
a. Fast Jerking 1:1, artinya satu kali angkat joran diikuti dengan satu gulungan
b. Slow Jerking 1:2, artinya satu kali angkat joran diikuti dengan dua gulungan
c. Long Jerking 1:3, artinya satu kali angkat joran diikuti dengan tiga gulungan

PENGATURAN DRAG
Pengaturan drag biasanya disesuaikan dengan piranti dan target yang dicari. Untuk ikan-ikan
seperti
Amberjack,Dog Tooth Tuna atau pun Yellow Fin TUna, drag yang terlalu kencang (>7kg) akan
cepat menguras
tenaga dan stamina pemancing. Cukup disetting 5-7 Kg, karena pemakain drag tinggi sangat
beresiko dengan
patahnya joran. Usahakan sewaktu fight posisi ketinggian joran tidak lebih dari 60 derajat.

fishing di 01.06 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Casting

Casting adalah teknik mancing menggunakan umpan palsu dengan cara melempar umpan ke
daerah target yang kita inginkan, kemudian retrieve perlahan-lahan sehingga umpan yang
dirancang sedemikian rupa bergerak menyerupai ikan kecil sungguhan sehingga menarik ikan-
ikan predator. Target ikan dengan teknik mancing casting ini adalah hampala, bawal,toman,
barramundi, barracuda, kuwe dll.

PERALATAN CASTING
1. Reel
Baitcasting Reel, reel ini memang dikhususkan untuk mancing dengan teknik casting. Untuk
pemilihan reel baicasting gunakan reel yang memiliki smooth drag dan laju spool yang lancar dan
juga memiliki magnetic drag yang bagus.
Spinning Reel, gunakan reel dengan ukuran 2000 – 4000. Biasanya memiliki spool yang tidak
dalam (cetek) dan juga bentuk spoolnya panjang dan lebar.
2. Joran
Gunakan joran dengan ukuran 180cm – 210cm
3. Umpan
ada dua tipe dari umpan ini yaitu ada yang diperuntukan di permukaan air dan ada juga yang
memang khusus untuk kedalaman. Jenis umpan bermacam-macam seperti, minnow, mini popper,
spoon, stickbait, pencil bait serta frogi. Ukuran yang digunakan biasanya sekitar 3cm – 7cm.
Pada umumnya warna umpan juga menjadi pertimbangan tertarik atau tidaknya ikan target.
4. Senar
Jenis senar yang biasa digunakan adalah senar dari jenis braided (PE). Mulai dari PE 1 – PE 2
yang memiliki braided halus, tidak kasar jika dirasakan oleh tangan.
5. Leader Line
Gunakan Fluorocarbon dengan ukuran 40lbs, panjangnya kira-kira 2 meter.

CASTING ACTION
Setelah semua peralatan selesai disiapkan, barulah kita mencari spot yang menurut kita memiliki
potensi yang bagus untuk mancing. Lempar kan umpan ke arah target yang diinginkan kemudian
retrieve secara perlahan-lahan hingga membuat ikan target tergoda. Selain jenis, warna dan ukuran
lure yang mempengaruhi tergoda atau tidaknya ikan target juga tergantung dari kemahiran kita
dalam memainkan umpan tersebut. Jika pada lemparan pertama belum mendapatkan strike, ulangi
terus sampai anda mendapatkan strike ikan yang anda inginkan.

fishing di 01.02 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Mancing Cumi - Cumi

Cumi-cumi termasuk dalam kelas Cephalopada dan masuk dalam ordo Teuthida. Cephalopoda
dalam bahasa Yunani berarti “kaki kepala”, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi
sejumlah tangan yang melingkari kepala. Cumi-cumi juga memiliki mata yang sangat tajam, maka
dari itu penggunaan umpan yang berwarna cerah adalah salah satu cara terbaik untuk menarik
perhatian cumi-cumi ini.
Umpan
Biasanya umpan yang digunakan untuk mancing cumi-cumi adalah udang-udangan yang biasa
dikenal
dengan sebutan Capela. Banyak pilihan warna untuk umpan capela yang digunakan, tergantung
situasi & kondisi cuaca serta lokasi tempat mancing.
Lokasi Memancing
Untuk mancing cumi anda bisa mencoba dari atas dermaga, perahu atau dari karang-karang
pinggir
pantai laut. Hindari memancing di lokasi dengan arus yang sangat deras karena cumi biasanya
tidak bermain di lokasi seperti ini. Dasar laut harus memiliki gugusan rumput laut atau karang
sebagai tempat berlindung cumi. Idealnya air laut harus berwarna cerah/bening, ada sedikit
angin (angin darat bukan angin laut) dan kedalaman laut berkisar antara 2-6 meter. Jika
mancing di atas dermaga, perhatikan bekas tinta (dari cumi) di lantai dermaga. Bekas tinta ini
menunjukkan bahwa anda telah menemukan lokasi yang tepat untuk mancing cumi.
Waktu Memancing
waktu terbaik untuk mancing cumi adalah saat pagi hari (jam 6.00-9.00) dan menjelang malam
(jam 18.00-21.00). Jika anda mancing di lokasi dengan lampu penerangan buatan seperti dermaga
atau pelabuhan, maka anda bisa mancing sepanjang malam, Cumi akan tertarik dengan sinar
lampu
yang terang. cari posisi/lokasi dermaga yang paling terang.
Aksi
Lemparkan capela sejauh mungkin dan biarkan tenggelam sebentar kira-kira 10 detik. Berikan
sentakan pendek pada capela untuk mendapatkan perhatian cumi. Segera setelah anda melihat
sang
cumi mencengkeram capela, anda harus menggentak secara perlahan agar mata pancing tersangkut
kemudian gulunglah reel secara perlahan sampai cumi mendekat ke jaring serok anda. Kadangkala
gerakan menghentak hanya akan menakuti cumi, maka anda harus memperhatikan sang cumi
dengan
seksama untuk melihat reaksinya terhadap capela.

fishing di 01.00 Tidak ada komentar:


Berbagi
SELASA, 26 OKTOBER 2010
Joran Action
Fishing Rod Taper

Yang dimaksud dengan Taper adalah mengecilnya diameter batang joran dari pangkal sampai
keujung (dari besar ke kecil). Pembentukan Taper merupakan kombinasi dari perubahan
ketebalanpipa yang membentuk inti batang joran itu sendiri serta perubahan ketebalan material
yangdipergunakan untuk melapisi batang tersebut saat proses pembuatannya di pabrik.
Semakin kecil diameter pipa inti dan semakin tipis material pembungkusnya maka secara
otomatis batang /pipa tersebut makin mudah dibengkokkan. Oleh karena itu taper ini
berkontribusi langsung pada “action” dari sebuah joran. Akan tetapi selain masalah diameter
inimasih ada beberapa faktor lain yang menentukan action dari sebuah joran, yaitu jenis
material,ketebalan tabung / pipa inti yang membentuk joran tersebut dan jenis / kepadatan
materialpembungkusnya.

Fishing Rod Action

Aksi sebuah joran ditentukan oleh tiga faktor utama : material pipa, taper dan ketebalan
pipa.Dalam terminologi memancing, action sebuah joran disebut “lambat” , “cepat”, atau
“sedang”.Cara terbaik untuk menjelaskan mengenai action joran adalah : action ditentukan oleh
jarak titikdimana sebuah joran mulai melengkung sampai titik dimana joran berhenti melengkung.
Titik iniutamanya ditentukan oleh taper dari joran tersebut. Semakin tinggi (semakin ke ujung)
titikdimana joran berhenti melengkung, maka aksi joran tersebut disebut semakin “cepat”,
sebuahjoran dikatakan cepat bila seorang angler hanya butuh sedikit mengayunkan joran
untukmelakukan casting.
Fungsi lain dari action joran adalah efeknya terhadap jarak casting-an anda (jarak lempar)
danakurasi / ketepatan lemparan anda. Semakin lambat action sebuah joran maka akan
semakinmelengkung joran tersebut saat melakukan casting. Semakin melengkung sebuah joran,
akansemakin banyak energi yang disimpan oleh joran tersebut yang nantinya akan
dilepaskanbersamaan dengan “melurus” nya kembali joran tersebut. Hal ini akan menyebabkan
transferenergi yang semakin efisien yang pada gilirannya akan membuat jarak lemparan semakin
jauh.
Semakin efisien transfer energi yang dapat dilakukan oleh sebuah joran, akan semakin
kecilpengaruh sudut simpangan arah energi dari tangan pemancing terhadap arah
lemparan,sehinggaakan menghasilkan lemparan semakin akurat.
Berikut di bawah ini adalah uraian dari masing-masing rating action joran :

· X-Fast –
Ujung dari joran ini (tip) hanya melengkung sedikit.
Faktanya hanya bagian section paling atas dari ujung joran ini yang melengkung. Joran tipe ini
paling tepat dipergunakan untuk memancing di perairan yang banyak tumbuh-tumbuhan (mis.
Enceng gondok, ganggang, rumput laut, dsb). Joran ini memungkinkan
angler menghajar dan mengendalikan ikan keluar dari hambatanhambatan yang ada dan secara
cepat dan menaikkannya ke darat.
Akan tetapi rekan FF’ers harus ingat bahwa semakin “cepat” sebuah
joran, maka akan semakin mengorbankan jarak dan akurasi casting.

· Fast –
Joran ini melengkung pada titik sekitar 25-30% dari ujung. Karena fleksibilitasnya yang lebih
sehingga joran ini lebih sensitif, maka joran ini sangat cocok untuk memancing dengan mata kail
tunggal. Joran Fast tip memungkinkan angler untuk mendeteksi gigitan ikan yang lebih kecil tetapi
dengan tetap mempertahankan kekuatan untuk tantangan yang lebih berat.

· Medium –
Joran Medium action akan melengkung di sekitar pertengahan joran. Joran ini menawarkan
kemampuan casting yang sedikit lebih bagus dibanding fast tip maupun xfast tip karena
kelenturannya yang lebih menyebabkannya mampu menyimpan dan
menyalurkan tenaga lemparan dengan lebih bagus. Joran Medium action adalah pilihan
yang tepat untuk memancing dengan umpan hidup atau lure kecil.

· Slow –
 Bayangkan bulan sabit, dan FF’ers akan memiliki gambaran bagaimana sebuah
joran Slow action melengkung. Joran ini melengkung dari pucuk sampai ke pangkalnya.
Kelenturan joran ini dapat menyerap “gentakan” ikan saat angler menghajar ikan pada
jarak yang pendek. Pada jarak yang jauh ceritanya akan menjadi lain. Kelenturan joran
ini justru akan menjadi musuh bagi angler karena akan sulit mengendalikan ikan dan
bisa-bisa ikan patroli muter-muter perahu.
Semakin lentur sebuah joran, semakin dimungkinkan untuk memakai line yang lebih
kecil karena kelenturan joran tersebut akan menyerap hentakan dari gerakan ikan yang
cenderung memutuskan line. Tapi perlu FF’ers ingat, semakin lembut sebuah joran, akan
semakin sulit menancapkan mata kail di mulut ikan (apalagi kalau jaraknya jauh) karena
“gentakan” dari pemancing akan diredam oleh joran dan line.
Perlu diingat, karena bentuknya, secara alami bentuk lengkungan sebuah joran akan
parabolik. Lengkungan ini memungkinkan penyimpanan dan penghantaran tenaga yang
secara fisika akan maksimal, terutama pada joran Slow action. Hal ini memungkinkan
seorang angler akan mampu meng-casting dengan jarak yang jauuuuh. Tapi ironisnya
justru karena jaraknya jauh dan jorannya lentur, maka saat ikan menyambar, “gentakan”
angler tidak dapat membuat kail menancap… so… sia-sia.

Power

Power joran sering juga disebut sebagai weight joran. Definisi dari power joran adalah jumlah
tekanan / beban pada ujung joran yang dibutuhkan untuk membuat joran melengkung kemudian
masih bisa ditransferkan kembali energinya (melurus kembali).
Ketebalan dan tipe material yang dipakai untuk membentuk “batang” joran menentukan power
dari joran tersebut (juga action joran )
Perlu dicatat, power joran sangat berhubungan dengan kekuatan line, yang mana joran heavy
power akan mampu meng-handle heavy rate line dan sebaliknya. Joran Light power cocoknya
untuk meng-handle light rate line. Pakailah line 50lb pada joran yang berspesifikasi line 10lb,
masalahlah yang akan anda dapat.

TIDAK ADA STANDAR INDUSTRI UNTUK POWER RATING !!!

Perhatikan bahwa belum ada standarisasi yang jelas antar manufaktur joran. Joran merek tertentu
dengan klasifikasi heavy power mungkin akan diklasifikasikan sebagai medium power oleh
manufaktur yang lain. Cara paling bijaksana adalah dengan memperhatikan rating line dan lure
yang tertera pada joran tersebut. Memakai line atau lure diluar kapasitas yang tercantum akan
beresiko patahnya joran atau putusnya line.

Perhatikan Berat Lure !!!


Perhatikan range bukan middle!! Jadi apabila joran anda memiliki rate ½ ounce lure dan anda
merangkainya dengan jig seberat ½ ounce ditambah berbagai tetek bengeknya, maka mungkin
total beban lure mencapai ¾ ounce _ meresikokan joran anda!!

fishing di 21.46 Tidak ada komentar:


Berbagi
Tehnik Memancing
BEBERAPA TEKNIK MANCING YANG UMUM DILAKUKAN DI
INDONESIA
1. MANCING DASARAN(Bottom Fishing).
Mengapa disebut “Mancing
Dasaran”?. Karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail
yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak
tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan ikan yang berada di
dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling
umum dan paling popular dikalangan pemancing. Ikan yang menjadi
target biasanya adalah Kakap Merah,Jenaha, Kurisi, Kuwe, Krapu,
Salem dan beberapa ikan dasar lainnya. Terkadang Tenggiri dan
Barracuda juga dapat dipancing dengan cara ini. Mancing dasar
menggunakan joran standar dan bisa menggunakan reel spinning atau
open (overhead) reel) atau malahan pakai tangan saja (hand line)
yaitu cara tradisional. Ukuran pancing yang digunakan berkisar antara
nomor 3/0 sampai 1/0. Mancing dasar harus menggunakan pemberat
(timah atau besi) yang beratnya tergantung pada kencangnya arus
diperairan tersebut. Diperairan kepulauan Seribu mungkin cukup
menggunakan timah yang maksimal 210 gram ( no.7J) beratnya tapi
di sekitar Merak, Anyer dan Muara Binuangeun mungkin harus sampai
420 gram beratnya (No.14J). Umpan yang populer digunakan di
perairan P. Seribu adalah udang hidup yang biasanya dibeli dari bagan
bagan pada pagi hari atau menggunakan cumi serok (sudah mati). Di
daerah Selat Sunda dan Muara Binuangeun pemancing biasanya
menggunakan cumi yang di iris iris atau utuh (cumi kecil) dan/atau
irisan ikan tongkol atau ikan lain yang dagingnya alot! Bila pemancing
melontarkan kail yang diberati timah kedalam air, apakah dari perahu
atau dari dermaga biasanya menimbulkan bunyi ”jebluk” sehingga cara
mancing seperti ini juga secara populer disebut teknik mancing
”jeblukan”

2. NGONCER.
 Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup
(LIVE BAIT) sebagai umpan. Teknik ini sedikit unik dan tanpa
menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti
(snaps wivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan
kawat nikelin sepanjang 10.cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan
hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir,
bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang
menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil
menunggu ikan pamangsa, seperti Tenggiri dan Barracuda menyambar
umpan hidup tadi. Terkadang digunakan pula balon, yang berguna
agar ikan tidak berenang ke bawah, sehingga ikan selalu berada di
permukaan (1-2m dari permukaan) . Tehnik ini yang sangat efisien
dan efektif untuk mancing tenggiri di Kep. Seribu dan mancing ikan
permukaan di perairan sekitar Muara Binuangeun. Banyak pemancing
sangat menggandrunginya.

3. TROLLING (Tonda).
Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini
harus menggunakan reel khusus (Open Reel) yang cukup kuat dan
joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus
ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Trolling biasanya
menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau
plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala
untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis
umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi
besar dengan rambut berurai tapi berwarna menyolok untuk mancing
ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
Jarak umpan dari kapal sekitar 20-100m tergantung dari ukuran
umpannya. Cara ini sangat populer digunakan di perairan sekitar
Binuangeun dan Ujungkulon dan kadang-kadang juga digunakan di
daerah Kep. Seribu atau di Selat Sunda bagian utara walaupun jarang
sekali berhasil karena sudah tidak banyak ikan pelagis diatas 10 kg.
Kalau kita trolling menggunakan umpan rapala biasanya boat melaju
dengan kecepatan sampai dengan 8 knot masih bisa. Kalau ikan
Wahoo yg menjadi target maka Rapala biasanya di troll dg kecepatan
setinggi-tingginya. Kalau ikan jenis lain sekitar 4-6knot. Kalau
menggunakan “Kona head”, agar sempurna efek "smoke trail"nya
biasanya ditarik dg speed sekitar 11 knot keatas. Jadi umumnya
penggunaan rapala tidak bersamaan dengan konahead.
Umumnya kalau pakai diving minnow spt. Rapala , kecepatan nya
tidak lebih dari 6 knots tetapi kalau pakai konahead atau sejenis ,
kecepatannya berkisar antara 8 ~ 12 knots . Kalau trolling pakai
umpan jahit saya biasanya pake speed sekitar 5 - 8 knot.
Unit " knot " adalah " nautical miles per hr " , kalau conversinya ke
mile yang umumnya digunakan di darat, 1 nautical miles = 1.15 miles
( approx. ). Nautical mile/hour = 1.8km/jam. Jadi kalau kapal
kecepatan nya 20 knots = 23 mph.
Untuk trolling dengan target ikan pelagis berukuran sedang sampai
kecil misalnya di danau, muara atau rawa bakau (mangrove)
sebenarnya kita tidak perlu menggunakan joran dan reel trolling
khusus. Cukup menggunakan joran dan reel yang biasa digunakan
untuk jigging karena biasanya lebih kuat dari joran dan reel yang
digunakan untuk mancing dasaran.

4. CASTING,
biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga,
batuan, pantai, bahkan diatas kapal yang sedang berhenti / jalan
dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat
lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm
karena berbeda dengan Popping (lihat teknik nomor 8) lontaran umpan
biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m). Reel yang
digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan
yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan
ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai
20 gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian
reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus
sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan
menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk Popping
dan Jigging (lihat nomor 7 dan 8 ) dikategorikan sebagai Sportfishing
yaitu mancing sambil ber olah-raga!

5. SURF CASTING.
Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan
menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri
dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya
hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih
panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran
cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Walaupun
teknik dasarnya hampir sama dengan casting yaitu melontarkan
umpan sejauh jauhnya tetapi dalam Surf Casting, umpan yang di
lontarkan justru dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat dia jatuh.
Oleh karena itu teknik mancing ini harus menggunakan timah
pemberat untuk menahan agar umpan tidak bergerak kesana kemari
dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga bukanlah umpan palsu
(tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang
yang ditemukan dipesisir. Pelontaran umpan tidak dilakukan secara
sembarangan tetapi harus ditujukan ke cekukan cekukan/celuk yang
diperkirakan ada ikan. Selain daripada itu surf casting biasanya
dilakukan pada waktu pasang naik karena pada saat itulah ikan ikan
mendekati pantai untuk mencari makanan. Selain dipantai, teknik surf
casting juga bisa dilakukan di muara sungai, juga pada saat laut
pasang!

6. ROCK CASTING.
Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik Surf
Casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi
dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam.
Teknik dasarnya juga sama yaitu melontarkan umpan sejauh jauhnya
dan umpan yang di lontarkan dibiarkan mendarat dan tinggal di
tempat dia jatuh. Oleh karena itu teknik mancing ini harus
menggunakan timah pemberat untuk menahan agar umpan tidak
bergerak kesana kemari dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga
bukanlah umpan palsu (tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut
atau kerang-kerang yang ditemukan dipesisir. Seperti dalam Surf
Casting, pemancing biasanya tidak memegangi jorannya terus
menerus tetapi menempatkannya disuatu tempat atau pada
penyangga yang kokoh dan mengamati dari kejauhan sampai
umpannya disambar ikan. Memancing dengan teknik Rock Casting
sebenarnya sangat berbahaya karena pemancing harus memanjat
tebing dan mencari spot diatas permukaan batu karang yang tingginya
dari permukaan laut antara 2 m sampai 20 m. Yang hanya 4 m dari
permukaan laut dapat tiba tiba dikelilingi air laut dan terpisah dari
daratan pada saat pasang naik. Lokasi yang sangat tinggi juga sangat
berbahaya karena ada bahaya terjatuh kedalam laut. Oleh karena itu
teknik ini biasnya hanya dilakukan oleh pemancing yang suka mencari
petualangan. Para ahli menasihatkan agar mereka yang senang ”Rock
Casting” selalu melakukannya bersama teman agar bisa saling
menolong.

7. JIGGING –
Menurut para ahli, Jigging sebagai salah satu teknik
mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari
beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan
dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam
lain berbentuk ikan kecil yang dicemplungkan ke dasar laut lalu
kemudian ditarik dengan cepat keatas. Pada saat ini, spot yang paling
populer untuk teknik Jigging bagi para pemancing Jabodetabek, Jawa
Barat dan Banten adalah di perairan Muara Binuangeun sekitar Pulau
Deli dan di Sea Mount Reef yang lokasinya antara Lampung Barat
dengan Ujung Kulon. Jigging biasnya dilakukan pada spot yang terdiri
dari terumbu karang atau tubiran dengan kedalaman antara 50 sampai
100 m. Jig yang digunakan biasanya adalah yang memiliki berat
minimal 100 gram agar terjun dengan cepat menuju dasar laut.
Beberapa pemancing menggunakan jig yang beratnya mencapai 250
atau 400 gram tergantung jenis ikan yang menjadi sasaran.
Memancing dengan teknik Jigging memerlukan peralatan yang berbeda
dari teknik Popping atau Casting. Joran yang digunakan cenderung
lebih kaku dan pendek (antara 150 sampai 170 cm), agak lebih kaku
dari joran untuk mancing Dasaran. Joran untuk jigging hampir mirip
dengan joran Trolling tetapi lebih kecil ukurannya dan terdiri dari 2
sambungan yang sambungannya berada diujung pangkal joran (butt).
Reelnya juga harus lebih kokoh dibandingkan dengan reel untuk
popping walaupun pada dasarnya bisa ditukar-tukar. Seperti telah
disebutkan diawal sewaktu Jigging, jig tidak diayunkan ke spot yang
dijadikan target tetapi dicemplungkan dan dibiarkan meluncur ke dasar
laut secepat mungkin kemudian segera menggulung reel dengan cepat
sambil sesekali disentak sentak. Cara tersebut dilakukan agar umpan
tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami tetapi berenang
menuju keatas sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Jigging
biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang lego jangkar dan berdiam
ditempat. Bila terjadi strike, jig biasanya tiba tiba terasa berat dan ada
yang menarik sehingga harus segera dilakukan ”fight” agar ikan
tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang.
Seperti juga dalam Popping, tantangan utama dalam jigging adalah
justru mempertahankan agar ikan yang menyambar jig tidak bisa lari
dan bersembunyi dibalik karang. Bila ini terjadi maka yang biasanya
terjadi adalah jig terpaksa diputuskan/dikorbankan. Istilah para
pemancing Indonesia adalah menjadi sesajen untuk laut selatan (bila
terjadinya di Binuangeun).

8. POPPING.
Teknik Popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok
Casting. Tetapi teknik Popping menggunakan joran (rod) yang cukup
panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang
disambung dengan cincin (guide) berukuran besar agar kenur dapat
meluncur dengan cpat dan digulung kembali dengan lancar. Joran yang
lebih panjang akan menghasilkan pelontaran umpan yang lebih jauh.
Reel yang digunakan biasanya kelas 6000 keatas dan kenurnya adalah
benang PE (Braided) kelas 5 (50 lbs) sampai 8 (80 lbs). Sesuai dengan
sebutannya, teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan
buatan) yang disebut Popper yang biasanya berukuran besar dengan
berat antara 80 sampai 100 gram. Umpan buatan yang dipakai terdiri
dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”Chugger” yang kepalanya rata dan
memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu
mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena
kepalanya menabrak air. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis
yang satu lagi disebut ”Pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini
tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus. Teknik Popping hampir
sama dengan Casting yaitu mengayunkan umpan tiruan ke spot yang
dijadikan target kemudian menggulung reel dengan cepat. Setiap
setelah beberapa putaran popper disentak (bila umpannya Chugger)
lalu menggulungnya lagi. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan
tersebut bergerak mirip ikan umpan alami, sehingga ikan sasaran mau
menyambarnya. Perbedaan utama antara Popping dengan Casting
adalah bahwa Popping biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang
”stand bye”. Artinya mesin kapal tetap hidup dan jangkar tidak
diturnkan agar kapal bisa segera mundur bila telah terlalu dekat ke
karang atau bila umpan disambar ikan target agar ikan tersebut tidak
bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang. Teknik ”popping”
sangat populer di perairan Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur
(sekitar Pulau Komodo) dan banyak dilakukan oleh orang asing, seperti
Jepang, Korea dan juga Indonesia. Popping sekarang sangat populer
dikalangan pemancing hobbyist Indonesia terutama untuk memancing
Tuna pada waktu musimnya dan GT (Grand Trevally/Kuwe Gerong)
yang bisa dilakukan kapan saja asal di spot yang tepat. Spot yang
paling populer untuk pemancing Jabodetabek dan Banten saat ini
adalah di sekitar Karang Tungku Tiga dan Batu Mandi sekitar Pulau
Sanghyang, Tanjung Tua dan Karang Krekah dekat Bakauhuni, di
Karang Jajar dan sekitar Pulau Panaitan, Ujungkulon. Semua spot ini
berada di wilayah perairan Selat Sunda. Gerombolan ikan Tuna sirip
kuning biasanya muncul sekitar bulan Maret-April di perairan
Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

9. Mancing GARONG.
Cara mincing ini secara popular diplesetkan
dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis kail yang
bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing
“GARONG”. Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong
tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi
nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb. Mancing
garong ini biasanya menggunakan joran TEGEK yaitu joran tanpa
kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6
meter dan “teleskopik” (joran antena). Mancing cara “garong” ini harus
menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan
biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung
dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100
cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata
pancing hanya 2 sampai 3 m. Mancing ini umumnya menggunakan
umpan lumut laut yang banyak tersedia di bebatuan di pantai. Kadang
kadang orang menggunakan nasi atau kue. Umpan tersebut tidak
ditempelkan di pancing tetapi dijepit oleh kenur kira kira 1 - 2 cm
diatas pancing. Target yang utama adalah ikan Baronang, Botana, dan
terkadang juga ikan Kakak Tua. Tehnik ini murah tetapi sangat unik,
eksentrik dan sebenarnya sangat sulit. Mancing “garong” tidak
memerlukan perahu atau kapal karena dilakukan dari pinggiran seperti
dermaga, batu batu (beton) pemecah ombak, atau jembatan di sekitar
pantai. Oleh karena itu, teknik mancing yang satu ini dianggap yang
paling murah biayanya dan banyak orang sangat menikmatinya dan
benar-benar ketagihan!

sumber : fishyforum

fishing di 21.20 Tidak ada komentar:


Berbagi
Standart Mancing FORMASI
KETENTUAN TENTANG PERALATAN DAN CARA MANCING di AIR LAUT DAN AIR
TAWAR

A.TUJUAN

    Ketentuan tentang peralatan dan cara mancing ini diterbitkan dengan tujuan untuk mendorong
pelaksanaan kegiatan mancing yang etis dan sportif, mewujudkan suatu ketentuan yang seragam
dalam menentukan rekor ikan pancingan, serta sebagai pedoman dasar untuk pelaksanaan suatu
turnamen mancing dan kegiatan-kegiatan mancing lainnya.

B.PENGERTIAN

    Yang dimaksud dengan “mancing” adalah perbuatan menangkap atau coba menangkap ikan
dengan menggunakan peralatan utama berupa joran (rod), penggulung (reel) dan kail (hook)
seperti yang diatur dalam ketentuan ini.

Suatu rekor pancingan hanya akan diakui apabila peralatan dan cara mancing yang dipakai tidak
menyimpang dari ketentuan yang ada, serta telah mengikuti semua prosedur yang ditetapkan
untuk keperluan pengajuan rekor.

FORMASI akan mencatat setiap rekor yang tercipta di wilayah Indonesia, baik untuk jenis ikan
air tawar maupun ikan air laut sebagai Rekor Nusantara dan akan memberikan pengarahan serta
bimbingan kepada anggotanya agar dapat mencapai prestasi untuk kriteria pemecahan suatu Rekor
Dunia yang dicatat oleh International Game Fish Association (IGFA).

Harus diakui bahwa tidak semua aspek dalam mancing yang bisa diatur disini, misalnya kondisi
vang berbeda dari seekor ikan sewaktu terpancing, akan menyebabkan faktor kesulitan mancing
yang berbeda pula, dan hal semacam itu sulit atau tidak bisa tergambarkan dari suatu pencapaian
rekor.

Ikan yang terpancing tanpa perlawanan atau tidak mempunyai kesempatan untuk melawan
sebenarnya tidak bernilai apa-apa bagi seorang pemancing. Jadi hanya pemancing sendirilah yang
dapat mengetahui dengan tepat berapa besar nilai prestasi suatu perolehan rekor mancing.

Mancing tanpa menggunakan joran dan ril (hand lining) masih secara luas dilakukan di tanah air
kita dengan cara dan peralatan yang berbeda-beda sesuai dengan tradisi setempat. Mengingat
bahwa mancing secara tradisionil tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disusun, maka
FORMASI bermaksud membuat ketentuan tersendiri agar bisa dilaksanakan pencatatan rekornya.
Demikian juga halnya dengan mancing di kolam-kolam pemancingan yang meskipun cara
mancingnya sudah menggunakan joran dan penggulung tali, namun tidak memenuhi ketentuan
bagi klaim rekor baik pada tingkat internasional maupun Rekor Nusantara sehingga perlu
dibuatkan ketentuan tersendiri agar para pemancingnya dapat berkompetisi secara sehat dan tidak
menyalahi perundangan yang berlaku.

C.KETENTUAN TENTANG PERALATAN MANCING

1. KENUR / TALI UTAMA / TALI PANCING (Line)

    a. Kenur monofilamen, tali multifilamen, serta multi-core filamen dibenarkan untuk digunakan
sebagai tali utama.
    b. Ukuran tali yang diijinkan terbagi menjadi 11 kelas, yaitu: 1 kg (2 lbs); 2 kg (4 lbs); 3 kg (6
lbs); 4 kg (8 lbs); 6 kg (12 lbs); 8 kg (16 lbs); 10 kg (20 lbs); 15 kg (30 lbs); 24 kg (50 lbs); 37 kg
(80 lbs); dan 60 kg (130 lbs).
    c. Dilarang menggunakan kawat atau kabel logam sebagai tali utama

.
2. PENGGANJAL TALI (Line Backing)

    a. Ganjal yang tidak disambungkan langsung ke tali utama diizinkan pemakaiannya tanpa
dibatasi ukuran maupun bahannya.
    b. Bila pengganjal menggunakan tali yang kemudian disambungkan ke tali utama, klasifikasi
hasil pancingan harus ditentukan sesuai kelas tali yang ukurannya lebih besar, ukurannya tidak
boleh lebih dari kelas 60 kg (130Lbs), serta harus dari jenis tali yang diijinkan dalam ketentuan
ini. 

3. TALI GANDA (Double Line)

    Penggunaan tali ganda tidak diharuskan, namun apabila digunakan harus memenuhi persyaratan
berikut :
    a. Tali ganda hanya diizinkan dibuat langsung dari tali utama yang digunakan untuk mancing.

    b. Panjang tali ganda diukur mulai dari awal simpul (knot), anyaman (braid), pilinan (splice)
yang membuat tali ganda tersebut hingga ujung peralatan yang disambungkan ke tali ganda
tersebut, baik berupa simpul, peniti (snap), kili-kili (swivel) atau alat lain yang berfungsi untuk
menghubungkan tali ganda dengan tali pandu, umpan tiruan (lure), atau kail (hook)

    c. Ukuran tali ganda untuk mancing di laut :  


        Untuk kelas tali 10 kg dan kelas-kelas di bawahnya, panjang tali ganda dibatasi maksimum
4,57 meter (15 feet). Kombinasi panjang tali ganda dengan tali pandu (leader) tidak boleh lebih
dari 6,10 meter (20 feet)
        Untuk kelas-kelas tali di atas 10 kg, panjang tali ganda dibatasi maksimum 9,14 meter (30
feet). Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh lebih dari 12,19 meter (40 feet).

    d. Panjang tali ganda untuk mancing di air tawar dibatasi maksimum 1,82 meter (6 feet) tanpa
membedakan kelas tali. Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh lebih dari 3,04
meter (10 feet). 

4. TALI PANDU (Leader)

    Penggunaan tali pandu tidak diharuskan, namun apabila digunakan harus memenuhi persyaratan
berikut :

    a. Ukuran panjang tali pandu adalah panjang keseluruhan tali pandu itu sendiri, ditambah
dengan panjang peralatan lain yang tersambung langsung ke tali pandu tersebut, misalnya
rangkaian pancing, umpan tiruan, dan sebagainya.

    b. Tali pandu harus tersambung ke tali utama atau tali ganda melalui simpul (knot), peniti
(snap), kili-kili (swivel), atau dengan alat lain yang memang berfungsi untuk keperluan tersebut.

    c. Alat berbentuk apapun yang dapat membantu mempermudah memegang tali pandu (holding
device) tidak boleh dipasang di tali pandu.

    d. Tidak diadakan pembatasan mengenai bahan dan kekuatan tali pandu.

    e. Ukuran tali pandu untuk mancing di laut :


        Untuk kelas tali 10 kg dan kelas-kelas di bawahnya, panjang maksimum yang diijinkan
adalah 4,57 meter (15 feet). Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh lebih dari
6,10 meter (20 feet).
        Untuk kelas-kelas tali diatas 10 kg, panjang tali pandu dibatasi maksimum hingga 9,14 meter
(30 feet). Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh lebih dari 12,19 meter (40 feet).

    f.  Panjang tali pandu untuk mancing di air tawar maksimum 1,82 meter (6 feet), tanpa
membedakan kelas tali. Kombinasi panjang tali pandu dan tali ganda tidak boleh lebih dari 3,04
meter (10 feet).

5. JORAN (Rod)

    a. Joran harus sesuai dan serasi dengan tujuan, etika, serta kelaziman mancing. Berbagai bentuk
dan ukuran joran boleh digunakan, tetapi joran yang dapat memberikan keuntungan secara tidak
jujur akan didiskualifikasi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari penggunaan joran yang
tidak konvensionil atau tidak semestinya digunakan.
    b. Panjang tangkai joran (rod tip) minimum 101,60 cm (40 inches). Panjang gagang joran (rod
butt) maksimum 68,58 cm (27 inches). Pengukuran harus dilakukan mulai dari titik dimana garis
tengah dudukan ril bertemu dengan batang joran sampai ke ujung yang diukur. Pengukuran joran
bergagang bengkok (curve butt) dilakukan secara lurus.
    c .Ketentuan ukuran ini tidak berlaku bagi joran untuk mancing dari pantai (surf casting rod)
yang memang mempunyai karakteristik tersendiri. 

6. PENGGULUNG / PENGGULUNG TALI / RIL (Reel)

    a. Penggulung tali harus sesuai dan serasi dengan tujuan, etika, serta kelaziman mancing.
    b. Penggulung dari jenis apapun yang digerakkan dengan daya listrik, motor, hidrolik, pegas,
dan lain sebagainya yang bukan diputar dengan tangan, dilarang digunakan.
    c. Penggulung yang menggunakan engkol bergigi pengunci (ratched handle), dan yang bisa
diputar dengan dua tangan secara bersamaan dilarang digunakan.

7. KAIL DENGAN UMPAN ALAMI (Hooks for Bait Fishing)

    a. Mancing dengan memakai umpan alami baik hidup maupun mati, hanya dibolehkan dengan
menggunakan paling banyak dua buah kail tunggal yang tertanam atau dipasang secara mantap
pada umpan.
    b. Jarak antara dua mata kail tidak boleh lebih pendek dari panjang kail yang terpanjang.
Pengecualian hanya apabila salah satu kail dimasukkan ke dalam mata kail lainnya. Jarak terjauh
dua mata kail maksimum 45,72 cm (18 inches).
    c. Kail tidak diperkenankan menjulur keluar dari umpan dan atau dipasang sehingga dapat
berayun bebas. Kail berujung ganda dua atau tiga dilarang digunakan.
    d. Suatu rangkaian yang terdiri dari dua kail tunggal dibenarkan untuk mancing ikan dasar
(bottom fishing) asalkan kedua kail tersebut dipasang pada tali pandu atau simpul gantung
(dropper) yang berbeda. Kedua kail harus tertanam mantap pada umpan dan mempunyai jarak
yang cukup agar pada saat ikan terpancing oleh salah satu kail tidak sampai terkait oleh kail
lainnya.     e. Semua pengajuan untuk mendapatkan pengakuan rekor atas ikan yang dipancing
dengan rangkaian dua kail harus dilengkapi dengan foto atau gambar / sketsa yang menunjukkan
bagaimana kedua kail tersebut dirangkai.

8. KAIL DENGAN UMPAN TIRUAN (Hooks for Lures)

    a. Bila menggunakan umpan tiruan dari jenis yang berjumbai atau bisa berlenggok, misalnya
cumi tiruan (konahead), jumlah kail yang boleh disambungkan ke tali atau tali pandu maksimum
dua buah. Kail berujung banyak dilarang digunakan untuk jenis umpan semacam ini. Jarak antara
kedua mata kail tidak boleh lebih pendek dari panjang kail yang terpanjang, kecuali jika salah satu
kail dimasukkan ke dalam mata kail yang lain. Jarak terjauh antara dua mata kail maksimum 30,48
cm (12 inches). Kail yang di depan (leading hook) seluruhnya harus berada di dalam jumbai dan
kail yang mengayun (trailing hook ) dilarang menjulur keluar lebih dari ukuran panjang kail itu
sendiri. Apabila hanya menggunakan sebuah kail, sebagian atau seluruh kail harus berada di dalam
jumbai.
    b. Kail berujung ganda dua atau tiga, boleh digunakan jika terpasang pada umpan tiruan yang
berbentuk kaku dan memang dirancang oleh pabrik pembuatnya khusus menggunakan kail
semacam itu, misalnya pada umpan tiruan berbentuk ikan (minnows lure). Jumlah kail yang
terpasang paling banyak tiga buah, boleh berupa kail tunggal, kail berujung ganda dua atau tiga,
atau kombinasi diantara ketiganya, namun setiap kail harus bisa bergerak secara bebas.
    c. Semua pengajuan untuk mendapatkan pengakuan rekor atas ikan yang dipancing
menggunakan umpan tiruan harus disertai foto atau gambar/sketsa yang menunjukkan. dengan
jelas jenis kail, jumlah kail, dan letak kail yang terpasang.

9. PERALATAN  LAINNYA

    a. Kursi Ajar (Fighting Chair)


        Kursi ajar tidak boleh dilengkapi dengan alat penggerak mekanis yang dapat membantu
mempermudah pemancing sewaktu mengajar ikan.
    b. Penahan Joran (Gimbal)
        Penahan joran, baik yang berada di kursi ajar maupun yang terpasang di sabuk ajar (rod belt),
harus bisa bergerak secara bebas, termasuk bergerak secara vertikal. Semua jenis penahan joran
yang dapat mengurangi perlawanan ikan atau memungkinkan pemancing dapat beristirahat selagi
mengajar ikan dilarang digunakan.
    c. Ganco dan Jaring Seser (Gaffs and Nets)
        Hanya kait tunggal yang boleh digunakan sebagai ganco. Harpun atau tombak bertali
dilarang digunakan. Panjang keseluruhan ganco dan jaring seser yang digunakan untuk
mengangkat ikan ke kapal atau ke darat maksimum 2,43 meter (8 inches), tetapi untuk mancing di
jembatan, dermaga, atau di tempat lain yang letaknya jauh dari permukaan air, ketentuan tentang
ukuran panjang ganco dan jaring seser boleh tidak diberlakukan. Ganco bergagang (fixed gaff)
yang disambung dengan tali, atau ganco bertali (flying gaffi), panjang tali yang diijinkan
maksimum 9,14 meter (30 inches). Pengukuran untuk panjang tali dari ganco lepas bertali dimulai
dari tempat dimana tali diikatkan sampai keujung tali lainnya. Hanya panjang efektif yang
diperhitungkan.

    d. Pelampung / Kumbul (Float)

        Pelampung yang diijinkan adalah kumbul kecil yang hanya berfungsi untuk menetapkan
posisi kedalaman umpan. Segala macam bentuk pelampung yang dapat mengurangi perlawanan
ikan yang terpancing dilarang digunakan.

    e. Jala / Jaring / Alat Penjerat (Entangling Device)

        Semua alat yang dapat menjerat ikan, baik dengan maupun tanpa kail dilarang digunakan
selama mancing. Termasuk dalam larangan ini adalah penggunaan untuk mencari ikan yang akan
digunakan sebagai umpan (baiting).

    f  Tiang Penghela (Outrigger), Bandul Penghela (Downrigger) dan Layang - Layang(Kite)

       Tiang penghela, bandul penghela, dan layang-layang boleh digunakan asalkan hubungan tali
utama dengan alat-alat tersebut dilakukan melalui alat penjepit yang bisa terlepas (snap/release
clip). Tali ganda dan tali pandu tidak boleh dihubungkan dengan alat penjepit, baik secara
langsung maupun melalui suatu alat lain lagi.

    g. Tali Pengaman (Safety Line)

        Tali pengaman boleh dihubungkan ke joran asalkan tidak berfungsi untuk membantu
pemancing mengajar ikan.

D. KETENTUAN TENTANG CARA MANCING

    1. Terhitung mulai saat umpan disambar ikan (strike), pemancing dengan tenaganya sendiri
harus mengaitkan kail (hook), mengajar ikan (fight), dan mengangkat ikan ke atas kapal atau
darat, tanpa dibantu oleh orang lain kecuali yang diperbolehkan dalam ketentuan ini.

    2. Apabila ikan menyambar umpan dari joran yang terletak di dudukan/penaruh joran (rod
holder), secepatnya pemancing harus mengangkat joran tersebut dari penaruhnya. Maksud
ketentuan ini adalah agar pemancing mengaitkan kail dengan joran yang sudah berada di tangan.

    3. Dalam hal terjadi lebih dari satu sambaran pada umpan-umpan yang dipasang oleh seorang
pemancing, hanya ikan yang pertama diajar oleh pemancing bersangkutan yang sah untuk
diajukan sebagai rekor.

    4. Pemancing yang menggunakan tali ganda harus menaati ketentuan bahwa waktu yang
digunakan untuk mengajar ikan harus lebih banyak dihabiskan dengan menggunakan tali utama
daripada dengan tali ganda.

    5. Pelana ajar (harness) boleh dihubungkan dengan joran atau penggulung tali, tetapi tidak ke
kursi ajar. Pemasangan pelana ajar boleh dibantu oleh orang lain.

    6. Sabuk ajar (rod belt) atau penahan joran pada pinggang (waist gimbal) boleh digunakan.

    7. Pada saat tali pandu telah menyentuh ujung joran atau sudah dapat dijangkau tangan,
pemancing boleh dibantu orang lain dengan cara meraih, menahan, dan menarik tali pandu agar
ikan yang terpancing dapat didekatkan ke kepal.

    8.Ketentuan tentang peralatan dan cara mancing tetap berlaku hingga ikan hasil pancingan
selesai ditimbang.

E. KEADAAN DAN PERBUATAN YANG MENGAKIBATKAN DISKUALIFIKASI

Salah satu atau lebih ketentuan dan perbuatan berikut ini akan menyebabkan terjadinya
diskualifikasi ikan hasil pancingan:

    1. Melanggar ketentuan tentang peralatan dan cara mancing yang sudah ditetapkan.

    2. Pada saat umpan disambar ikan sampai ikan diangkat atau dilepas kembali, terdapat orang
lain yang menyentuh joran, penggulung, tali, atau tali ganda, baik secara langsung maupun dengan
suatu alat tertentu.

    3. Mengajar ikan sambil membiarkan joran tetap berada di penaruhnya.

    4. Menarik ikan.dengan menggunakan tangan atau memasang tali lain pada tali utama atau tali
pandu, dengan tujuan agar ikan mudah ditahan dan diangkat.

    5. Menembak, menombak, atau melukai ikan yang sedang dipancing.

    6. Merangsang (chumming) atau memakai umpan yang berasal dari daging, darah, atau bagian
lain dari binatang mamalia.

    7. Menggunakan kapal atau peralatan lain untuk menggiring ikan yang terpancing ke tempat
dangkal sehingga mengurangi kemampuan perlawanan ikan.

    8. Mengganti joran dan atau penggulung tali selagi mengajar ikan.

    9. Menyambung, melepas, atau menambah tali selagi mengajar ikan.

    10. Secara sengaja melakukan salah pancing, yaitu mengaitkan kail di luar mulut ikan.

    11. Mancing ikan dengan keadaan tali ganda belum sampai melewati ujung joran.

    12. Menggunakan umpan berupa ikan yang jenis dan atau ukurannya dilarang pemerintah.

    13. Mengikatkan atau menempelkan tali dan atau tali pandu ke badan kapal atau ke benda lain
dengan maksud untuk menahan dan atau mengangkat ikan.

    14. Bila ikan terlepas sebelum sempat diganco atau ditangkap jaring seser kemudian ditangkap
dengan suatu cara tertentu yang bukan termasuk cara mancing menurut ketentuan.
    15. Joran patah sewaktu mengajar ikan sehingga ukurannya tidak sesuai lagi dengan ketentuan
atau sudah berubah dari karakteristik semula.

    16. Ikan hasil pancingan cacat akibat gigitan ikan hiu atau ikan lainnya, binatang lain, terkena
baling-baling, atau sebab-sebab lain apapun yang menyebabkan ikan cedera hingga tidak dapat
melawan atau mati. Namun cedera yang disebabkan oleh tali atau tali pandu, tergores, bekas luka
lama, atau berubah bentuk karena regenerasi, tidak dianggap sebagai luka yang bisa
mengakibatkan diskualifikasi. Luka-luka pada ikan harus ditunjukkan dalam foto disertai
penjelasan lengkap tersendiri sewaktu diajukan untuk rekor.

    17. Seekor ikan terpancing atau terbelit oleh lebih dari satu tali pancing.

KETENTUAN PERALATAN DAN CARA FLYFISHIING

KETENTUAN TENTANG PERALATAN FLYFISHING

A. TALI (LINE)

Semua jenis tali fly (fly line) dan backing dapat digunakan. Kekuatan fly line dan backing line
tidak dibatasi.

B. TALI PANDU (LEADER)

1.    Tali Pandu harus sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku dalam fly fishing.

2.    Yang termasuk Tali Pandu adalah kelas tippet (class tippet), dengan opsi shock tippet. 

3.    Bagian butt atau taper antara tali (fly line) dan kelas tippet dianggap sebagai bagian dari Tali
Pandu. Bagian ini tidak mempunyai batasan mengenai bahan (material), panjang dan kekuatannya.

4.    Sebuah kelas tippet harus terbuat dari bahan non-metal dan terhubung langsung dengan tali
fly atau ke shock tippet (jika ada).

5.    Sebuah kelas tippet harus minimal sepanjang 15 Inches (38.10 cm), diukur dari bagian dalam
simpul-simpul penghubung (connecting knots). Dalam hal dipakainya tapered leader (yang tidak
bersimpul / tidak mempunyai simpul), maka ukuran 15 Inhes (38.10 cm) ini dihitung dari ujung
tapered leader tadi, sedangkan panjang tapered leader tidak dibatasi.

6.    Sebuah shock tippet panjangnya tidak boleh lebih dari 12 Inches (30,48 cm). Boleh
disambungkan ke kelas tippet dan diikatkan ke umpan. Bisa terbuat dari segala bahan material dan
tidak dibatasi kekuatannya.

7.    Panjang shock tippet diukur dari mata kail sampai ke kelas tippet, termasuk semua simpul /
ikatan yang dipakai untuk menghubungkan shock tippet dan kelas tippet.

8.    Jika memakai kail tandem (tandem hook fly), panjangnya shock tippet diukur dari mata kail
dari kail depan (leading hook)

C. JORAN (ROD)

1.    Sebuah joran untuk flyfishing harus sesuai dengan yang biasa dipakai untuk flyfishing pada
umumnya, terlepas dari jenis material dan jumlah sambungannya.

2.    Panjang total joran minimal 6 feet (1.82 meter)

3.    Setiap jenis joran yang mengakibatkan pemancingnya mendapatkan keberpihakan yang tidak
sportif (unsporting advantage) akan didiskualifikasi.

4.    Tambahan gagang joran (extension butt) dibatasi sampai 6 Inches (15.24 cm) saja.

D. PENGGULUNG / RIL (REEL)

Ril harus didesain dan diperuntukan khusus untuk flyfishing. Tidak ada batasan rasio gir (gear
ratio) atau tipe drag yang digunakan kecuali jika jelas-jelas pemancing bisa mendapatkan manfaat
yang tidak sportif darinya. Ril ekektrik atau elektroik jelas dilarang.

E KAIL (HOOKS)

1.    Bahan -bahan fly konvensional (conventional fly) dapat dipasang pada sebuah kail atau dua
kail tandem

2.    Kail kedua dari setiap tandem tidak boleh keluar dari bahan pembuat fly (wing material).

3.    Jarak antara kedua mata kail tidak boleh lebih dari 6 Inches (15,24 cm).

4.    Kail berujung tiga (treble hook) tidak boleh dipakai.

F. UMPAN BUATAN (LURES)


1.    Umpan buatan harus merupakan sebuah serangga buatan yang tipenya dikenal (recognized
type of artificial fly), seperti misalnya streamer, bucktail, tube fly, wet fly, dry fly, nymph, popper
dan bug.

2.    Pemakaian umpan buatan (lure) lainnya  atau umpan alami yang segar ataupun diawetkan,
baik secara terpisah maupun dilekatkan pada fly, secara tegas dilarang.

3.    Hanya fly tunggal yang diperkenankan, fly pemberat (dropper flies) dilarang.

4.    Kenyataan bahwa sebuah lure dapat di kasting dengan joran fly (fly rod) tidak serta-merta
sesuai dengan definisi sebuah fly.

5.    Pemakaian dari umpan yang didesain sedemikian rupa untuk mengait atau menjambret ikan
tidak diperkenankan

6.    Tidak diperkenankan memakai bahan-bahan pembuat aroma (scent) baik alami maupun
buatan pada sebuah fly.

7.    Tidak diperkenankan memakai bahan pembau (scented material) untuk membuat sebuah fly.

G. GANCO & JARING SESER ( GAFFS & NETS)

1.    Ganco dan jaring seser untuk mengangkat ikan ke darat atau ke atas kapal tidak boleh lebih
panjang dari 8 feet (2,44 meter)

2.    Ketentuan di atas bisa diabaikan, jika pemancing berada di atas jembatan atau dermaga atau
dari tempat yang tinggi lainnya.

3.    Pemakaian ganco bertali (flying gaff) dilarang

4.    Hanya ganco berkait tunggal yang boleh dipakai

5.    Harpun dan tombak dalam mengangkat ikan tidak dibolehkan

6.    Tali atau tambahan apapun sebagai perpanjangan tidak boleh disambungkan pada ganco.

KETENTUAN TENTANG CARA-CARA FLYFISHING

1.    Pemancing harus melakukan kasting, menancapkan kail, mengajar (fight) dan membawa ikan
ke ganco atau jaring seser tanpa dibantu siapapun. Tidak bolek ada orang lain boleh menyentuh
setiap bagian dari peralatan mancing sewaktu pemancing mengajar ikan atau membantunya, selain
mengambil tali pandu (leader) untuk keperluan mengganco atau menjaring ikan yang terpancing.

2.    Kasting dan penarikan (retrieving) harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan umum dan
kebiasaan yang bisa diterima. Kriteria utama dalam kasting adalah bahwa bobot dari tali yang
justru membawa / menghantar umpan (fly), bukan bobot dari umpan (fly) yang menarik tali.

3.    Menyeret  / troling sebuah umpan dengan perahu atau kapal adalah terlarang.

4.    Untuk perahu bermesin maka gigi (gear) harus pada posisi netral sepenuhnya baik pada saat
umpan dilempar kehadapan ikan maupun pada saat menarik tali.

5.    Panjang tali yang dapat diulur (stripped off) dari penggulung (reel) adalah 120 feet (36,57
meter) dari umpan (fly)

6.    Begitu ikan terpancing, peralatan pancing tidak boleh dirubah-rubah lagi dengan cara apapun,
kecuali menambah gagang joran (extension butt)

7.    Pelana Ajar (harness) tidak boleh dipasang pada Joran Fly.

8.    Ikan harus terpancing oleh umpan (fly) yang dipakai. Jika ikan kecil yang terpancing
kemudian dimangsa oleh ikan besar, maka hasil pancingan dibatalkan.

9.    Satu atau lebih orang boleh membantu sewaktu ikan diganco atau diserok.

10.    ketentuan-ketentuan tentang peralatan dan cara memancing berlaku sampai ikan selesai
ditimbang.

HAl-HAL YANG MENYEBABAN DISKUALIFIKASI

1.    Tidak memenuhi ketentuan tentang peralatan dan cara flyfishing

2.    Perbuatan orang(-orang) lain selain pemancing yang menyentuh joran, penggulung atau tali
baik secara langsung maupun dengan alat lain sewaktu mengajar ikan, atau memberi bantuan,
selain yang telah diijinkan dalam aturan dan ketentuan.

3.    Jika terjadi gangguan pada kolongan joran sehingga tali tidak bisa digulung atau ditarik,
akibat tertahan sesuatu atau terbelit, maka pemancing harus menyelesaikan sendiri masalah itu,
tidak boleh ada orang lain yang membantu.

4.    Bertelekan atau menahan joran pada bagian kapal atau obyek lain sewaktu mengajar ikan.
5.    Menarik ikan.dengan menggunakan tangan atau memasang tali lain pada tali utama atau tali
pandu, dengan tujuan agar ikan mudah ditahan dan diangkat.

6.    Secara sengaja mengait atau menjambret ikan

7.    Menembak, meng-harpun atau menumbak segala jenis ikan, termasuk hiu dan ikan halibut
dalam setiap tahapan memancing.

8.    Merangsang (chumming) dengan daging, darah, atau bagian lain dari binatang menyusui
(mamalia)

9.    Menggunakan kapal atau peralatan lain untuk menggiring ikan yang terpancing ke tempat
dangkal sehingga mengurangi kemampuan perlawanan ikan

10.   Menempelkan tali atau tali pandu ke bagian kapal atau obyek lain dengan maksud untuk
menahan atau mengangkat ikan.

11.   Jika ikan terlepas pada saat diganco atau diserok dan ditangkap lagi dengan cara lain selain
yang telah dibahas dalam ketentuan cara flyfishing.

12.   Bila joran patah sewaktu mengajar ikan, sehingga panjangnya di kurang dari panjang joran
yang telah ditentukan atau sangat mengurangi kelenturan karakteristiknya (angling characteristic)

13.   Bila ikan terpancing dan dan terbelit oleh lebih dari satu tali

14.   Ikan hasil pancingan cacat akibat gigitan ikan hiu atau ikan lainnya, binatang lain, terkena
baling-baling, atau sebab-sebab lain yang mengibatkan ikan cedera hingga tidak dapat melawan
atau mati. Namun cedera yang disebabkan oleh tali atau tali pandu, tergores, bekas luka lama, atau
berubah bentuk karena regenerasi, tidak dianggap sebagai luka yang bisa mengakibatkan
diskualifikasi. Luka-luka pada ikan harus ditunjukkan dalam foto disertai penjelasan lengkap
tersendiri sewaktu diajukan untuk rekor.

sumber : mancingonline

fishing di 20.40 Tidak ada komentar:


Berbagi

Beranda
Lihat versi web
MENGENAI SAYA
fishing
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger

Anda mungkin juga menyukai