A. DIAGNOSIS
Diagnosis adalah upaya untuk menegakkan atau mengetahui jenis penyakit yang
diderita oleh seseorang. Ini ada 3 cara yatu :
1. Anamnesa
Keluhan berupa gejala yang dirasakan oleh penderita pasien berdasarkan hasil
observasi subjektif pasien terhadap dirinya.
2. Tanda (sign)
Berupa hasil pengamatan dokter atau pemeriksaan kesehatan yang boleh
dikatakan merupakan suatu observasi objektif yang dilakukan terhadap penderita.
3. Tes (uji)
Berupa upaya diagnostic dengan mempergunakan bantuan hasil uji alat-alat lab
atau alat teknik pemeriksaan lainnya.
Namun tidak mudah untuk menegakkan diagnostic ini karena :
a) Memerlukan waktu yang lama,sementara diagnosis diharapkan segera.
b) Faktor biaya pelaksanaan .
c) Adanya subjektivitas dan kelemahan dari masing-masing cara.
Kasus adalah mereka yang menderita suatu penyakit atau masalah.Mengapa perlu
dilakukan diagnosis ? Untuk klinikus,penentuan diagnosis berarti langkah untuk
mengetahui etiologi penyakit dan dipakai untuk pengobatan.
Konsep model dalam diagnosis status kesehatan dan terjadinya penyakit,antara lain :
1. Pengertian
Klasifikasi penyakit adalah penyusunan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan
hubungan antara kelompok dengan sifat-sifat yang dimiliki. Penyakit yang bermacam-
macam ini memang perlu juga pengelompokkan. Keingingan mengetahui keberadaan
penyakit tidaklah harus berhenti pada diagnosis saja. Kegiatan lain yang tidak kalah
pentingnya setelah diagnosis adalah melakukan klasifikasi.
Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi
penyakit, organ yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk, atau
keluarnya penyakit dan faktor keter-paparan atau kepekaannya. Beberapa bentuk
klasifikasi yang sering dipakai adalah Penyakit menular dan tidak menular
Dalam penyakit juga terdapat atau memiliki rentan keseriusan, efek, durasi,
keseriusan, dan keluasan berdasarkan hal tersebut dan variabel lainnya, penyakit juga
diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu akut, sub akut, dan kronis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dengan adanya pengkodean klasifikasi penyakit berdasarkan
ICD(International Classification Of Desease) dapat memudahkan dalam
pengelompokkan penyakit untuk kepentingan penanganan pelayanan kesehatan yang
lebih efektif dan efisien.
B. Saran
Agar instansi kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit lebih mengoptimalkan
penggunaan sistem informasi kesehatan dalam meng-klasifikasikan penyakit berdasarkan
ICD (Internatioanl Classification Of desease) sesuai dengan SK Menkes RI
No.50/Menkes/SK/I/1998.
DAFTAR PUSTAKA
FitriyaniMinauli.2012.scrid.http://www.scribd.com/doc/60009443/Perkembangan-ICD-11
Gemala_Hatta.2012.scribd.http://www.scribd.com/doc/36387315/Pentingnya-Peran-Coders-
Klasifikasi-Peny
Whana.2011.http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2185396-
klasifikasi-penyakit/#ixzz1tzyBJV7W
AndryJufri.2012.http://coratcoretkesmas.blogspot.com/2012/01/klasifikasi-penyakit-
menurut-icd-seri-9.html
Wikipedia.2012.http://id.wikipedia.org/wiki/ICD
Wikipedia.2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit