Bab 2 Psikologi
Bab 2 Psikologi
MERENCANAKAN PENGAJARAN
1. Mengidentifikasi Tujuan Pengajaran
Bagian penting dalam perencanaan pengajaran adalah mengidentifikasi hal-hal khusus
yang harus dicapai oleh siswa dalam suatu pelajaran atau unit. Hasil akhir yang
diinginkan dari pengajaran akan dan harus mempengaruhi apa yang kita ajarkan,
bagaimana kita mengajarkannya, serta bagaimana kita menilai pembelajaran dan prestasi
siswa. Misalnya, jika sasaran kita untuk suatu unit adalah pengetahuan tentang sejumlah
fakta, maka kita mungkin perlu menggunakan pengulangan dan latihan untuk
meningkatkan otomatisitas siswa terhadap fakta-fakta ini, dan kita mungkin ingin
menggunakan ujian yang dibatasi waktu untuk mengukur kemampuan siswa mengingat
fakta-fakta tersebut cepat dan mudah.
Siswa juga mendapat manfaat dari mengetahui sasaran suatu pelajaran atau unit.
Ketika mereka tahu apa yang diinginkan guunya untuk mereka capai, mereka akan
membuat keputusan yang lebih cerdas tentang bagaimana memfokuskan usaha dan
mengalokasikan waktu belajar mereka, serta dapat memantau pemahaman mereka sendiri
dengan lebih efektif saat membaca dan belajar (Gronlund, 2004; McAshan, 1979).
Banyak tujuan-tujuan jangka panjang yang pada hakikatnya bersifat developmental,
yaitu tujuan-tujuan itu mencakup keterampilan dan kemampuan yang terus berkembang
dan meningkat sepanjang tahun ajaran sekolah dan mungkin juga sampai dewasa
(Grolund, 2000). Meskipun tidak dapat dicapai sepenuhnya dalam masa pendidikan
formal siswa, tujuan-tujuan jangka panjang itu seringkali menjadi hal terpenting untuk
diingat saat merencanakan pelajaran di kelas.
1. Menyesuaikan Tujuan Pengajaran dengan Standar Negara-Bagian, Nasional,
Internasional
Misalnya, di Amerika Serikat, pemerintah negara-bagian dan departemen
pendidikan negara-bagian dan juga beberapa wilayah sekolah lokal telah menetapkan
daftar standar isi mata pelajaran yang komprehensif, yang ditujukan untuk memandu
pengajaran dan penilaian mulai dari TK hingga SMA. Standar tersebut biasanya
mengidentifikasi tujuan spesifik kelas dalam membaca, menulis, matematika, ilmu
social, seni, musik, bahasa asing, dan pendidikan jasmani, Standar-standar ini berfokus
pada kemampuan tingkat tinggi, seperti mengidentifikasi ide-ide utama, membuat
prediksi, dan mengevaluasi informasi.
Sumber panduan lain berasal dari standar-standar yang diciptakan oleh organisasi
nasional atau internasional yang mempresentasikan s=berbagai disiplin akademik.
2. Merumuskan Tujuan dan Sasaran yang Berguna
Mengingat keterbatasan yang adam kita tidak dapat hanya bertumpu pada standar isi
yang ada itu saja, melainkan kita juga harus merumuskan beberapa tujuan dan sasaran
kita sendiri. Maksudnya, kita harus mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang dapat
memberi kita panduan konkret saat merencanakan aktivitas pengajaran dan prosedur
asesmen.
Salah satu alat yang dapat memandu kita tentang apa yang harus dipelajari dan
mampu dilakukan oleh siswa adalah revisi terbaru dari taksonimi Bloom, yaitu
daftar enam proses kognitif umum yang bervariasi mulai dari sederhana hingga
kompleks:
1. Mengingat: mengenali atau mengingat informasi yang dipelajari sebelumnya dan
menyimpannya di memori jangka panjang
2. Memahami: membentuk makna dari materi dan pesan pengajaran
3. Menerapkan: menggunakan pengetahuan dalam situasi yang dikenal atau situasi
baru
4. Menganalisis: membagi-bagi informasi ke dalam bagian yang lebih kecil dan
mungkin mengidentifikasi pola atau keterkaitan antara bagian-bagian tersebut
5. Mengevaluasi: membuat penilaian mengenai informasi dengan menggunakan
kriteria tertentu
6. Menciptakan: menyatukan pengetahuan, prosedur, atau keduanya untuk
membentuk suatu kesatuan koheren, terstruktur, dan mungkin asli
2. Melakukan Analisis Tugas
Ada tuga mendekatan umum terhadap analisis tugas:
1. Analisis perilaku
Salah satu cara menganalisis suatu tugas yang kompleks adalah mengidentifikasi
perilaku yang disyaratkan untuk melakukannya.
Memilih tujuan dan sasaran yang tepat:
Mencakup:
Saat tahun ajaran sekolah terus berjalan, rencana jangka panjang kita jyga akan sedikit berubah.
Misalnya, anda mungkin menemukan bahwa analisis tugas awal kita tentang pengetahuan dan
keterampilan yang diinginkan terlalu sederhana. Atau kita mungkin menemukan bahwa harapan
awal kita terhadap prestasi siswa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kita harus selalu merevisi
rencana kita seiring berjalannya pengajaran dan ketika asesmen kelas memperlihatkan mengenai
seberapa baik tingkat pembelajaran dan prestasi siswa.
2. STRATEGI EKSPOSITORIS
Pendekatan yang paling banyak dilakukan adalah pengajaran ekspositoris, dimana informasi
disajikan dalam bentuk yang sama seperti ingin dipelajari oleh siswa. Beberapa petunjuk
pengajaran ekspositoris seperti buku teks dan video pendidikan pada hakikatnya berjalan
satu arah, artinya informasi mengalir hanya dari seorang ahli ke siswa.
Beberapa format dan metode pengajaran ekspositoris yaitu:
1. Kuliah dan Buku Teks
Beberapa teoritikus mengkritik kuliah dan buku teks karena menempatkan siswa
dalam peran pasif. Dari sudut pandang seorang behavioris, para siswa belajar hanya
ketika mereka memberikan respons secara aktif, namun siswa memberikan sedikit sekali
respons ketika mereka duduk manis saja mendengarkan suatu ceramah atau membaca
buku teks. Meski demikian, banyak ahli kognitif mengemukaan bahwa siswa seringkali
aktif secara mental selama aktivitas yang tampaknya pasif tersebut.
Sayangnya, kuliah dan buku teks tidak selalu menyajikan informasi dalam cara-
cara yang meningkatkan pembelajaran. Misalnya, anda mungkin dapat membayangkan
guru SMA atau dosen yang kuliahnya kering, tidak terorganisir, membingungkan, atau
tidak memotivasi dan tidak informative. Dan berbagai analisis buku teks sekolah di
berbagai bidang studi seperti sejarah, geografi, dan sains menemukan bahwa focus
sebagian besar teks adalah mengajarkan fakta-fakta tertentu, dengan sedikit perhatian
untuk membantu siswa mempelajari fakta-fakta tersebut dalam cara-cara yang
bermakna..
Kuliah, buku teks, dan bentuk pengajaran satu arah lainnya memiliki manfaat
yang khas: semuanya memudahkan kita menyajikan informasi secara cepat dan efisien.
Namun, kerugian utamanya adalah semunya tidak memungkinkan kita menilai kemajuan
siswa dalam mempelajari pokok bahasan.
2. Pembelajaran tuntas
Pembelajaran tuntas atau mastery learning adalah dimana para siswa harus
menunjukkan kompetensi di suatu bidang sebelum berlanjut ke bidang berikutnya,
meminimalkan kemungkinan bahwa kita telah meninggalkan siswa yang kebingungan
ketika kita berlanjut ke materi yang semakin rumit. Pedekatan ini didasarkan pada tiga
asumsi mendasar:
Hampir setiap siswa dapat belajar menguasai topic tertentu sampai tuntas
Beberapa siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk menguasai suatu topik
dibandingkan siswa-siswa lain
Beberapa siswa membutuhkan bantuan lebih banyak dibandingkan siswa lain
5. Riset online
Akses siswa terhadap informasi baru melalui teknologi komputer tidak hanya
terbatas pada program komputer di sekolah dan kelas mereka. Melalui telepon dan
sambungan kabel, para siswa di berbagai sekolah kini memiliki akses ke internet dan
World Wide Web, suatu jaringan komputer, program piranti lunajm dan basis data
komputer yang dapat diakses. Selain itu, mesin pencari internet seperti google dan
yahoo! Juga memungkinkan siswa dan guru menemukan situs tentang topic apapun
secara virtual.
Sebagaimana juga berlaku bagi piranti lunak pengajaran dengan hypertext dan
hypermedia, siswa tidak selalu memiliki pengetahuan dan keterampilan pengaturan diri
yang mereka butuhkan untuk belajar secara efektif ketika mereka menelusuri berbagai
sumber daya yang ditawarkan internet.