Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM

Tentang:
"STRATEGI - STRATEGI PENGAJARAN"

Disusun Oleh:
Erman Hajis Lubis ( 210620057 )
Dewi Melia Ningsih ( 210620071 )
Shela Andrayani ( 210620072 )

Dosen Pengampu: Cut Ita Zahara S.Psi., M.Psi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami pajatkan atas kehadiran Allah SWT. Karena atas
izin-nya kami dapat menulis makalah ini dan menyelesaikannya tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Makalah ini berjudul, “Strategi-Strategi Pengajaran”.

Dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada


seluruh pihak yang telah membantu kami menyelesaikan tugas ini secara langsung
maupun secara tidak langsung. Ucapan terima kasih tak lupa pula kami
sampaikan kepada ibu Cut Ita Zahara S.Psi., M.Psi selaku dosen pengampu mata
kuliah Psiklogi Pendidikan yang terus membimbing kami.

Makalah ini belum sempurna seperti yang harapkan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini akan menjadi
lebih baik. Namun adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
mengenai strategi dalam pengajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis serta pembaca dan umumya bagi mahasiswa Psikologi
Universitas Malikussaleh.

Aceh Utara, 16 Maret 2022

Kelompok 10

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

1.1 Latar Belakang..............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................5

1.3 Tujuan...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6

2.1 Merencanakan Pengajaran...........................................................6

2.2 Strategi Ekspositoris.....................................................................9

2.3 Aktivitas Langsung dan Aktivitas Praktek..................................12

2.4 Pendekatan Interaktif dan Kolaboratif.........................................15

BAB III PENUTUP.......................................................................................18

3.1 Kesimpulan..................................................................................18

3.2 Saran............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi pendidikan merupakan bagian dari psikologi serta ilmu


pengetahuan yang mengkaji tentang prilaku manusia dalam proses belajar maupun
mengajar dan juga erat kaitannya tentang strategi belajar mengajar. Dalam proses
pembelajaran, pendidik dituntut untuk memiliki pengetahuan, strategi belajar yang
baik, dengan metode yang inovatif, penguasaan materi yang diajarkan, semua
pendidik diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang materi agar peserta
didik dapat dengan mudah mengerti dan semangat dalam belajar. Untuk itu,
penguasaan terhadap psikologi pendidikan juga merupakan salah satu tuntutan
yang harus dimiliki oleh pendidik agar dapat mengetahui prilaku peserta didik,
permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat saling memahami.

Strategi yang terencana memegang peranan penting dalam proses


pembelajaran. Agar strategi tersebut tidak menjauh dari sasaran yang ingin
dicapai, perlu pemahaman yang lebih. Pemahaman tersebut diawali dari stimulus
pada setiap individu dalam mendorong atau memotivasi sehingga memberikan
respon dalam kegiatan pembelajaran bahasa. Cara belajar setiap individu juga
berbeda. Hal ini berkaitan erat dengan strategi yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran menjadi faktor utama dalam meningkatkan
proses belajar bahasa dan keterampilan bahasa. Strategi pembelajaran yang tidak
tersusun dengan baik memungkinkan adanya hasil yang tidak tercapai sesuai
sasaran. Oleh karena itu, pembelajar perlu diarahkan dengan strategistrategi yang
tepat, terencana, dan mudah dalam pelaksanaanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan tentang strategi-stategi pengajaran?

4
2. Apa saja aktivitas yang diberikan oleh seorang guru didalam kelas?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang strategi pengajaran

2. Untuk mengetahui aktivitas aa saja yang diberikan oleh seorang guru didalam
kelas

BAB II

PEMBAHASAN

5
2.1 Merencanakan Pengajaran

A. Mengidentifikasi Tujuan Pengajaran

Bagian penting dalam perencanaa pengajaran adalah mengidentifikasikan hal-hal


khusus yang harus dicapai oleh siswa dalam suatu pelajaran atau unit, dan juga
hal-hal yang harus capai selama pengajaran. Pada pengajar menggunakan berbagai
macam istilah uuntuk hasil akhir tersebut, di antaranya:

1. Menyesuaikan tujuan pengajaran dengan standar bagian nasional, dan


internasional.
Menurut Alexander, 1997; Berliner, 1997; sawyer, 2006, di Amerika
Serikat, pemerintah negara lain dan departemen pendidikan negara bagian
dan juga beberapa wilayah sekolah lokal telah menetapkan daftar standar
isi mata pelajaran dan komprehensif, yang ditujukan untuk memandu
pengajaran dan menilaian mulai dari TK atau tingkat pertama, hingga
SMA.
Standar tersebut bisa mengidentifikasi tujuan spesifik kelas dalam
membaca, menulis, matematika, ilmu sosial, dan terkadang juga di bidang
seni, musik, bahasa asing, dan pendidikan jasmani.Standar-standar yang
ada untuk bidang tertentu berguna dalam membantu kita memfokuskan
pengajaram pada tujuan pendidikan yang penting. Meski demikian, standar
isi (content-domai) yang ada memiliki beberapa keterbasatan yang harus
kita ingat. Pertama, banyak di antaranya didasarkan pada topik dan
kemampuan yag biasanya diajarkan di berbagai tingkat kelas, bukan pada
penelitian tentang apa yang dapat di capai oleh siswa di usia yang berbeda-
beda. Kedua, beberapa kumpulan standar begitu panjang sehingga
mungkin membuat kita memberikan hanya cakupan topik yang terpisah-
pisah dan dangkal, bukan mengikuti prinsip lebih sedikit lebih baik (less-
is-more) yang saya sarankan. Namun mungkin, standar ini sebagian besar
mengabaikan tujuan yang ada di luar area strategi pembelajaran yang

6
efektif, teknik pengetahuan diri, keterampilan sosial yang baik, dan
sebagainya.
2. Merumuskan tujuan dan sasaran yang berguna
Mengingat keterbatasan-keterbatasannya, kita tidak dapat hanya bertumbu
pada standar isi yang ada itu saja beberapa tujuan dan sasaran kita sendiri,
idealnya, kita harus mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang dapat
memberi kita panduan konkret saat merencanakan aktivitas pengajaran dan
prosedur asesmen.
Siswa melakukan revisi terbaru dari Taksonomi Bloom, yaitu daftar enam
proses kognitif umum yang bervariasi mulai dari sederhana hingga
kompleks :
a) Mengingat: mengenali atau mengingat informasi yang dipelajari
sebelumnya dan menyimpannya di memori jangka panjang.
b) Memahami: membentuk makna dari materi dan pesan pengajaran
(misalnya menarik kesimpulan, mengidentifikasi contoh-contoh baru,
marangkum).
c) Menerapkan: menggunakan pengetahuan dalan situasi yang dikenal
atau situasi baru.
d) Menganalisis: membagikan informasi kedalam bagian yang lebih kecil,
dan mungkin mengidentifikasi pola atau keterkaitan antara bagian-
bagian tersebut.
e) Mengevaluasi: membuat penilaian mengenai informasi dengn
menggunakan kriteria atau standar tersebut.
f) Menciptakan: menyatukan pengetahuan, prosedur, atau keduanya
untuk membentuk suatai yang koheren, terstruktur, dan mungkin asli
(L.W. Anderson, et. Al., 2001)

B. Melakuan Analisis Tugas

Selain mengidentifikasi tujuan dan sasaran pengajaran, kita juga harus


menentukan cara terbaik untuk membagi topik-topik dan keterampilan-

7
keterampilan yang rumit menjadi bagian yang dapat diatur. Ada tiga pendekatan
umum terhadap analisis tugas (Jonassen, Hannum, dan Tessmer, 1989)

1. Analisi Prilaku (behavioral analysis)

Salah satu cara menganalisis suatu tugas yang kompleks adalah


mengidentifikasi prilaku yang disyaratkan untuk melakukanny (persis seperi yang
mungkin dilakukan oleh seorang behavioris). Misalnya, pak Mazano dapat
mengidentifikasi gerakan fisik yang spesifik dalam melakukan dribbling, passing,
dan menembak bola basket.

2. Analisis Pokok Bahasan (subject matter analysis)

Analisi pokok bahasan khususnya ketika pokok bahasan yang di ajarkan


mencangkup banyak ide dan konsep yang saling berkaitan. Dari sudut pandang
psikologi kognitif, kita dapat membantu siswa mempelajari materi kelas secara
lebih bermakna, mengorganisasikan dengan lebih baik dalam memori jangka
panjang, serta mengingatnya dengan lebih efektif jika kita mengajari mereka
kesalingterkaitan di anatara ide dan konsep bersamaan dengan ide-ide dan konsep
itu sendiri.

3. Analisi Pemrosesan Infomasi (information processing analysis)

Pendekatan ini menetapkan proes-proses kognitif yang tercangkup dalam


suatu tugas. Untuk mengilustrasikannya, Bu Begay dapat mengintifikasi proses-
proses mental yang terlibat dalam memecahkan secara sukses soal cerita
aritmatika misalnya, pengelompokan yang benar, atau pengkodean, terhadap soal
itu (misalnya, menentukan apakah membutuhkan tambahan, pengurangan, dan
lain-lain) dan pemanggilan kembali (retrieval) secara cepat fakta-fakta angka
dasar.

C. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Begitu telah mengidentifikasi tujuan dan mungkin juga telah melakukan


analisis tugas, para guru yang efektif mengembangkan suatu rencana pelakasanan

8
pembelajaran (lesson plan) untuk memandu mereka selama pengajaran. Suatu
rencana pelaksanaan pembelajaran biasanya mencakup:

a) Tujuan atau sasaran pembelajaran


b) Materi pengajaran (misalnya, buku teks, handouts) dan peralatan yang di
butuhkan
c) Strategi pengajaran yang di gunakan untuk rangkain/uturan yang akan
digunakan
d) Metode asesmen yng dirancang

2.2 Strategi Ekspositoris

Pendekatan yang paling banyak digunakan adalah pengajaran ekspositoris


(expository instruction), dimana informasi disajikan dalam bentuk yang sama
seperti yang ingin dipelajari siswa. Beberapa bentuk pengajaran ekspositoris pada
hakikatnya berjalan satu arah; artinya, informasi mengalir hanya dari seorang ahli
ke siswa. Namun sebagian besar melibatkan pertukaran informasi antara guru
(atau mungkin guru virtual seperti komputer) dan siswa. Kita akan
mempertimbangkan beberapa format dan metode pengajaran ekpostoris:

A. Kuliah dan Buku Teks

Beberapa teoritikus mengkritik kuliah dan buku teks karena menempatkan


siswa dalam peran pasif Dari sudut pandang behavioris, para siswa belajar hanya
ketika mereka memberikan respons secara aktif (dan mungkin diberi penguatan
atas respons tersebut), nemun siswa memberikan sedikit sekali respons ketika
mereka duduk manis saja mendengarkan suatu ceramah atau meembaca buku teks
(Skinner, 1968). Meski demikian, banyak ahli kognitif mengemukakan bahwa
siswa seringkali aktif secara mental selma aktifitas yang tampaknya pasif tersebut
(Ausubel, et, al., 1978; Mayer 2004; Weinnert & Helmke, 1995). Dari sudut
pandang psikologi kognitif, sejauh mana siswa belajar dari pengajaran ekpositoris
tergantung pada bagaimana mereka memproses informasi. Semakin besar
perhatian siswa, semakin besar keterlibatan mereka dalam pembelajaran yang

9
bermakna, pengorganisasian, elaborasi, dan sebagainya, serta semakin besar pula
mereka mendapatkan manfaat dari ceramah yang mereka dengar dan buku teks
yang mereka baca. Prinsip-prinsip pengajara ekpositoris:

a) Sebuah advance organier (pendahuluan verbal atau grafis yang


menyajikan kerangka organisasional umum tentang materi yang akan
dipelajari) membantu siswa membuat hubungan-hubungan yang bermakna
di antara bebagai hal yang mereka pelajari.
b) Hubungan yang berkesinambungan dengan pengetahuan awal membuat
siswa mempelajari materi di kelas secara lebih bermakna, asalkan
pemahaman dan keyakinan mereka saat ini akurat.
c) Penyajian materi yang terorganisasi membantu siswa membuat
kesalingterkaitan yang tepat di antara berbagai ide/gagasan.
d) Berbagai tanda/isyarat yang menjadi bagian penting dari suatu presentasi
dapat menark perhatian siswa pada poin-poin penting.
e) Alat bantu visual membantu siswa mengkodekan meteri secara verbal.
f) Tingkat kecepatan yang tepat memberi siswa waktu yang cukup untuk
memproses informasi.
g) Rangkuman membantu siswa mereviu dan mengorganisasikan materi serta
mengidentifikasi ide-ide pokok.

B. Pengajaran Langsung

Pada tingkat tertentu pengajaran langsung didasarkan pada ide-ide


behavioris; misalnya, pengajaran langsung masyarakat siswa untuk sering
memberi respons dan memberikan penguatan langsung terhadap respons-respons
yang tepat melalui umpan balik dari guru.Namun, pengajaran langsung juga
mempertimbangkn prinsip-prinsip dari psikologi kognitif, di antaranya pentingnya
atensi dan proses-proses penyimpanan memori jangka panjang dalam pengajaran,
kapasitas memori kerja yang terbatas,dan nilai{value}dari mempelahjari
keterampilan-keterampilan dasar sampai mencapai otomatisasi{Rosenshine dan
Stevens, 1986}

10
Umumnya pendekatan ini mencangkup langkah-langkah kecil yang di
rangkai seksama , pacing yang tepat, dan interaksi guru dengan siiswa yang besar.
Setiap pengajaran biasanya melibatkan sebagian besar atau semua komponen
berikut ini (Rosenshin dan tevens, 1986):

1. Riview atas materi yang telah di pelajari sebelumnya.


2. Pernyataan tentang sasaran-sasaran yang dicapai dalam suatu pelajaran.
3. Prensentasi materi baru dalam langkah-langkah kecil yang terurut secara
logis.
4. Latihan sesuai yang terbimbing dan asesmen setelah setiap langkah.
5. Latihan mandiri.
6. Tinjauan yang tindak lanjut yang sering.

C. Pengaran Berbasis Komputer

Pengajaran berbais komputer yaitu pengajaran yang di berikan melalui


program-program komputer yang dirancang dengan cermat biasanya mencangkup
banyak elemen pembelajaran tuntas dan pengajaran langsung. Sebagai contoh
siswa menjumpai informasi baru dalam gaya langkah demi langkah, memiliki
scaffolding dan latihan yang memadai dalam keterampilan-keterampilan baru,
serta memperoleh umpan balik yang rutin tentang kemajuan mereka.

Beberapa program pengajarna berbasis komputer menyedikan pelatihan


dan praktek terhadap pengetahuan dan keterampilan dasar (misalnya, fakta-fakta
matematika, pengetikan, hal-hal dasar tentang musik), yang membantu siswa
mengembangkan otomatisasi dibidang-bidang tersebut. Program-program lainnya
bertindak sebagai tutor inteligen yang secara terampil memandu siswa di
sepanjang pokok bahasan yang umit serta dapat mengantisipasi dan mengatasi
berbagai macam mis konsepsi dan kesulitan belajar ( Koendinger& Corrbet, 2006;
Lajoie & Derry, 1993; Mathan & Koedinger, 2005).

2.3 Aktivitas Langsung dan Aktivitas Praktek

11
A. Pembelajaran Penemuan

Pembelajaran penemuan adalah suatu proses dimana para siswa


berinteraksi dengan lingkungangnya dan memperoleh informasi bagi diri meraka
sendiri mungkin dengan menelusuri dan memanipulasi objek atau mungkin
dengan melakukan percobaan dengan laboratorium yang sistematis. Siswa
terkadang mengingat dan mentransfer informasi secra lebih efektif ketika mereka
mengontruksinya sendiri ketombang hanya membacanya atau mendengarnya (De
Jong dan Van Joolingen, 1998; M.A. McDaniel dan Schalager, 1990; D. S.
McNamara dan Healy, 1995),

B. Aktivitas Dalam Kelas

Siswa biasanya diminta untuk menyelesaikan serangkai tugas di dalam


kelaas selama tahun ajaran.Misalnya,meteka mungkin iminta mnyelesaikan
basket,memeainkan alat musik, atau mungkin (seperti dalam studi kasus
pembuka) membayangkan pengemasan bekal untuk perjalanan ke tempat yang
jauh atau planet lain. Pembelajaran aktivitas kelas terbagi menajdi tiga yaitu :

a) Aktivitas Otentik : adalah aktivitas kelas yang serupa dengan aktivitas


yang di jumpai siswa di dunia luar.
b) Pembelajaran Berbasis Proyek (Based Project Learning) : adalah aktivitas
kelas di dalamnya siswa memperleh pengetahuan dan ketermpilan baru
embari mengerjakan proyek dan yang kompleks dan beraneka segi yang
menghasilkan suatu produk akhir yang kongret.
c) Pembeljaran Berbasis Masakah (Problem-Based Learning) : adalah
aktivitas kelas di dalamnya siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan baru sembari memecahkan masalah yang kompleks yang
serupa dengan masalah yang ada di dunia luar.

Telepas dari apakah aktivitas dalam kelas bersifat otentik atau lebih tradisional,
kita paling mugkin membantu pembelajaran dan prestasi siswa ketika kita
melakukan hal-hal berikut:

a) Mendefinisikan tugas dan tjuannya dengan jelas

12
b) Menangkap atensi dan minat siswa
c) Memulai pada tingkat kesulitan yang sesuai, dengan melibatkan pada tugas
yang menantang siswa untuk memperluas pengetahuan yang kemampuan
yang sudah ada
d) Mengakomodasi keanekaragaman dalam kemampuan dan kebutuhan siswa
e) Menyediakan scaffolding yang memaidai untuk meningkatkan
keksuksesan
f) Meningkatkan kesulitan dan kompleksitas ketika siswa mempeoleh
kecakapan
g) Menyediakan kesempatan bagi pemantauan atau umpan balik guru
h) Menilai kerja siswa dalam cara yang memberi penghrgaan pada kualitas
yang ttinggi namun juga memungkinkan eksperintasi tertentu dan
mengfambil resiko
i) Mendorog siswa merefliksikan atau mengevaluasi hasil kerja mereka
(Brophy & Alleman, 1991, 19922; Brophy & Good, 1986; Doyle, 1983;
Edelsen & Reiser, 2006).

C. Perkerja Rumah

Dalam lain keadaan , kita mungkin memberikan pekerjaan rumah yang


meminta siswa menerapkan materi kelas ke lingkungan sekitar mereka (Alleman
& Brophy, 1998). Sementara itu, dalam kesemptaa lain, kita dapat mendorong
siswa membawa aitem-aitem atau ide-ide dari rumah dan menggunakannya
sebagai basis untuk aktivitas di kelas (Corno, 1996; C.Hill 1994).

Kita dapat memaksimalkan manfaat pekerjaan dengan mengikuti beberapa


panduan sederhana berikut ini:

a) Gunakan untuk tujuan pengajaran dan dianostik


b) Sedikan informasi dan struktur yang dibutuhkan siswa untuk
menyelesaikan tugas dengan sedikit atau tanpa bantuan dari orag lain.
c) Campurlah antara tugas wajin dan tugas sukarela
d) Bahaslah pekerjaan rumah di kelas ke esokan harinya

13
e) Ketika mampu mengatur diri siswa rendah atau sumber daya di rumah
terbatas, buarlah agar pekerjaan rumah dikerjakan se usai sekolah dan di
awasi (Belfiore dan Hornyak, 1998; H. Cooper,1989; Cosden et. al., 2001;
Trautwein et. al., 2006).

2.4 Pendekatan Interaktif dan Kolaboratif

A. Pertanyaan Guru

(Airasian, 1994; F W. Connoly & Eisenberg 1990, P. W. Fox & LeCount.


1991: Wisson, 1984) berpendapat bahwa pertanyaan tingkat rendah (lower-level
questions) memiliki beberapa manfaat:

1. Memberi kita wawasan tentang pengetahuan awal dan miskonsepai siswa


tentang suatu topik.
2. Cenderung menjaga atensi siswa terhadap pelajaran yang sedang
berlangsung
3. Membantu kita menilai apakah siswa mempelajari materi kelas secara
berhasil atau bingung dengan poin-poin tertentu.
4. Memberi siswa kesempatan untuk memantau pemahaman mereka sendiri
untuk menentukan apakah mereka memahami informasi yang disajikan
atau harus meminta bantuan atau klarifikasi.
5. Bertanyaan-pertanyaan tentang materi yang dipelajari sebelumnya
mendorong reviu terhadap materi itu, yang selanjutnya meningkatkan
ingatan (recall) yang lebih besar.

B. Diskusi Kelas

Mesipun siswa biasanya melakukan sebagian besar pembicaraan dalm


diskusi , guru juga berrperan penting. Paara teoritikus menawarkan beberapa
panduan untuk meningkatkan diskusi yang efektif:

1. Fokuslah pada topik yang memberi ruang bagi berbagai macam sudut
pandang, penjelasan, atau pendekatan.

14
2. Pastikan siswa memiliki pengetahuan awal yang memadai tentang suatau
topik agar dapat dibahas secara cerdas
3. Ciptakan asmotfer kelas yang kondusif bagi perdebatan dan evaluasi yang
konstruktif tentang berbagai ide
4. Gunakan diskusi kelompok kecil sebagai cara mendorong semua siswa
berpartisipasi
5. Sediakan suatu struktur untuk memandu diskusi
6. Berikan penutup diakhir diskusi

C. Pengajaran Timbal Balik

Salah satu bentuk diskusi, yaitu pengajaran timbal balik (reciprocal


teaching), secara khusus efektif dalam hal ini. Pengajaran timbal balik berfokus
pada peningkkatan empat strategi metakognitif:

1. Merangkum
2. Bertanya
3. Mengklarifikasi
4. Memprediksi

D. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif bukan hanya suatu proses menempatkan para


siswa dalam kelompok dan memberi mereka kelonggran untuk mengerjakan tugas
secara bersama-sama. Berikut ini beberapa strategi yang cenderung meningkatan
efektivitas kelompok kooperatif:

1. Bentuklah kelompk berdasarkan siswa mana yang mungkin bekerja secara


efejtif dengan satu siswa lain
2. Berilah anggota kelompok satu atau lebih tujuan bersama yang menjadi
sasaran usaha atau kerja mereka
3. Sedikan panduan yang jelas tentang cara berperilaku

15
4. Strukturlah tugas sedemikian rupa sehingga anggota kelompok bergantung
kepada satu dama lain demi mencapai kesuksesan
5. Bertindaklah trutama sebagai pemantau dan pembimbing
6. Buatlah siswa bertanggung jawab secara individual terhadap prestasi
mereka, tetapi juga berilah penguatan untuk kesuksesan kelompok
7. Di akhir aktifitas mintalah kelompok-kelompok mengevaluasi efektivitas
mereka

E. Mengakomodasi Siswa-siswa Berkebutuhan Khusus

Terkadang kita mungkin harus menyesuaikan tujuan kita dengan


kemampuan atau ketidakmampuan kognitif spesifik siswa. Sebagai contoh, untuk
memastikan agar semua siswa mengerjakan tugas yang sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka saat ini kita mungkin perlu. mengidentifikasi tujuan yang
lebih dasar bagi beberapa siswa dan menaikkan tantangan bagi yang lainnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Dimana pembelajaran adalah upaya pendidik
untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian
strategi pembelajaran mencakup penggunaan pendekatan, metode dan teknik,
bentuk media, sumber belajar, pengelompokan peserta didik, untuk mewujudkan
interaksi edukasi antara pendidik dengan peserta didik, antar peserta didik, dan
terhadap proses, hasil, dan/atau dampak kegiatan pembelajaran.

16
3.2 Saran

Adapun makalah ini didasari dari refrensi-refrensi yang kami dapatkan baik dari
buku diperpustakaan maupun pengetahuan dari online. Jika terdapat kesalahan dan
kekurangan dari makalah kami ini, kami berharap kritik/saran dan masukan dari
pembaca, guna untuk mewujudkan perubahan kelebih baik di kemudian harinya.
Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/441246854/STRATEGI-PENGAJARAN.docx

Jeanne Ellis Ormrod .Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga,2008), hal. 455-


458

Salim & Haidir. Strategi Pembelajaran. Perdana Mulya Sarana, 2012

17

Anda mungkin juga menyukai