Anda di halaman 1dari 21

TUGAS II:

REKAYASA PONDASI II
“Perencanaan Dinding Turap Kantilever”

MUHAMAD AGUNG NUGRAHA


45 17 041 010

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA

2020
PERENCANAAN DINDING TURAP KANTILEVER
Yang dinamakan dinding turap kantilever adalah dinding penahan

tanah yang tidak mengguakan jangkar.

Dinding turap kantilever diperoleh dengan memancangkan turap

tersebut pada suatu kedalaman tertentu. Kestabilan dari dinding ini

hanya merupakan hasil mobilisasi tekanan tanah lateral pasif sebagai

antisipasi dari tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding tersebut

antara lain tekanan aktif dan tekanan residu air.

Dinding turap kantilever merupakan turap yang dalam menahan

beban lateral mengandalkan tahanan tanah didepan dinding. Defleksi

lateral yang terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever.

Karena luas tampang bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar

dengan ketinggian tanah yang ditahan (akibat momen lentur yang

timbul). Turap kantilever hanya cocok untuk menahan tanah denga

ketinggian/ kedalaman yang sedang

Dinding turap kantilever

a. Prinsip umum perancangan turap kantilever


Perilaku dinding turap kaku sempurna akibat tekanan tanah

lateral dibelakangnya dijelaskan dalam Gambar 3. Tekanan aktif

tanah dibelakang turap mengakibatkan turap bergerak ke kiri dan

berputar pada titik pusat. Kondisi ini tekanan tanah yang terjadi

pada bagian bawah garis galian akan berupa tekanan tanah pasif dan

tekanan tanah aktif.

Titik pusat yaitu titik rotasi tanah tidak bergerak, maka titik ini

akan mendapatkan tekanan tanah yang sama dari depan dan belakang

(yaitu tekanan tanah lateral saat diam).

Tekanan tanah lateral pada titik pusat tersebut akan sama

dengan nol. Distribusi tekanan tanah lateral pada dinding turap tidak

sama, bergantung pada jenis tanah, yaitu tanah kohesif atau

granuler.

Tekanan pada Turap Kantilever


Keterangan:
Gambar (a) akibat tekanan tanah aktif di belakang turap- turap

bergerak ke kiri dan berputar pada titik B.Pada kondisi ini, tekanan

tanah yang terjadi pada bagian bawah garis galian, yaitu di sebelah kiri

BD dan kanan BC akan berupa tekanan tanah pasif, sedangkan di kiri BC

dan kanan BA bekerja tekanan tanah aktif. Pada titik rotasi B, karena

tanah tidak bergerak maka titik ini akan mendapatkan tekanan tanah

yang sama dari depan dan belakang (tekanan tanah lateral saat diam).

Jadi tekanan tanah lateral pada titik B = 0.

Gambar (b) menunjukkan distribusi tekanan tanah neto (tekanan

tanah aktif dikurangi tekanan tanah pasif) pada turap

Gambar (c) Merupakan penyederhanaan dari gambar (b) untuk

dimaksud hitungan stabilitasnya.

1. Gaya-gaya yang bekerja pada dinding turap

Tekanan aktif berusaha untuk mendorong Sheet pile menjauh dari

tanah timbunannya (bac fill). Tekanan Pasif di depan dan dibelakang

dinding turap (Sheet pile) berusaha menahan pergerakan. Kedua gaya

inilah yang diperhitungkan dalam perancangan dinding turap kantilever.

Untuk memperhitungkan tekanan lateral tanah, kondisi yang cocok

untuk dinding turap adalah kondisi rankine.


Gaya-gaya yang bekerja pada dinding turap

Akibat beban tanah isian, dinding turap akan berotasi pada titik

0’ , dengan gaya-gaya yang bekerja adalah :

Pa1 = Total tekanan aktif di atas titik 0’

Pp1 = Total tekanan pasif di atas titik 0’

Pa2 = Total tekanan aktif di bawah titik 0’

Pp2 = Total tekanan pasif di bawah titik 0’

2. Dinding turap kantilever pada tanah berbutir kasar (ϕ-soil)

Distribusi tekanan tanah pada turap yang terletak pada tanah

granuler homogen, karena turap terletak dalam tanah granuler

(permeabilitas tinggi atau lolos air) maka dapat diasumsikan muka air

akan mempunyai ketinggian yang sama dibagian depan dan belakang

turap. Distribusi tekanan tanah aktif dan pasif (termasuk pengaruh

beban terbagi rata dan lain-lainnya) dapat ditentukan dengan

memperhatikan nilai Kɑ dan Kp. Faktor aman diperhitungkan dengan

memilih salah satu dari kedua kemungkinan:


a). mereduksi Kp (sampai 30% hingga 50%)

b). menambah kedalaman penetrasi antara 20% hingga 40%.

Penambahan kedalaman penetrasi ini, bila dihitung ulang akan

memberikan faktor aman (F) sebesar ± 1,5 hingga 2,0

Mobilisasi tekanan tanah ϕ-soil pada dinding turap kantilever

Dengan melihat lendutan dari dinding turap di dapat 4 Zone tekanan

aktif dan Pasif.

Di atas titik 0’

- Terdapat tekanan pasif. Pada kedalaman D, tegangan yang bekerja

adalah

σD = γ D.Kp

- Terdapat tekanan aktif yang besarnya pada kedalaman D, sebagai

berikut:
σD = γ (H-D).Ka

Apabila tekanan aktif dikurangi dengan tekanan pasif didapat

tekanan aktif (AOF) dan tekanan Pasif (OHB).

Di bawah titik O’:

- Terdapat tekanan aktif yang besarnya pada kedalaman D, tegangan

yang terjadi adalah:

σD = γ D.KA

- Terdapat tekanan pasif yang besarnya pada kedalaman D, tegangan

yang bekerja adalah:

σD = γ (H+D).Kp

Apabila tekanan aktif yang bekerja disuperposisikan dengan

tekanan pasif, maka akan diperoleh tekanan pasif (O’IB). Superposisi

ini diperoleh dengan menghubungkan titik I dengan 0’ , sehingga

mendukung garis FH di G.

Maka tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding turap

kantileever hasil superposisi adalah :

- AF0 = diagram tegangan aktif dengan resultante tekanan aktif Pa.

- 0G0’= diagram tegangan pasif dengan resultante tekanan pasif Pp 1.

- 0’IB = diagram tegangan pasif dengan resultante tekanan pasif Pp 2.


Mencari Besarnya Y0

Titik 0 adalah titik dimana tegangan aktif sama dengan tegangan

pasif. Sehingga besarnya Yo diperoleh denganmenentukan kedua

tegangan tersebut.

σaktif = σpasif

γ .(H+Yo)Ka = γ .Yo.Kp

H.Ka + Yo.Ka = Yo.Kp

Yo.Kp – Yo.Ka = H.Ka

(Kp-Ka).Yo = H.Ka

Ka
Yo = H . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kp−Ka

(1)

Mencari Besaran h:

Dengan persamaan keseimbangan gaya-gaya lateral di dapat:

ΣH = 0

PA + Pp2 – Pp1 = 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Yang mana:

Pp1 = luas segi tiga OHB – luas segi empat O’GHB

Pp2 = luas segi tiga O’BI


Jadi:

Pp1 – Pp2 = luas Δ OHB – luas Δ GHI

1 ' 1
= Pp x ( D−YO )−( Pp+ P p ) h
2 2

Sehingga persamaan keseimbangan dapat dituliskan sebagai berikut:

1 1
PA x Pp x Do+ h ( Pp+ P p' )=0
2 2

1 ' 1
h ( Pp+ P p ) = Pp x Do −PA
2 2

h ( Pp−P p' )=Pp x Do−2 PA

Didapat:

( Pp x Do−2 PA )
h= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Pp+ P p'

Jika diambil momen diujung dinding sama dengan nol, maka dapat

diturunkan persamaan sebagai berikut:

Σ MB = 0

1 Do 1 h
PA ( Do+ Y )− Pp x Do + h ( Pp+ P p ' ) =0
2 3 2 3

6.PA.(Do+Y) – Pp.Do2 + (Pp+Pp’).h2 = 0 . . . . . . . . . . . . . (4)

Yang mana segi ∆ 0HB Dan ∆ GHI :

Pp = γ .k.Do
Pp’ = Pp’’ + γ .k.Do . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)

Persamaan (3), (5), dimasukkan ke dalam persamaan (4) akan di dapat

persamaan :

( Pp . Do .2 PA ) 2
2 '
6 PA ( Do+ Y ) x Pp x D o + ( Pp+ P p ) . (Pp+ Pp ' ) =0

2( Pp . Do .2 PA )2
6 PA ( Do+ Y ) x Pp x D o + =0
Pp+ P p'

Dimana :

Pp + Pp’ = Pp’’ + 2.γ.k.Do

Maka akan Diperoleh :

6Pa.(Do+y).(Pp”+ 2 γ.k.Do) – γ k Do.Do2 (Pp”+2γ.k.Do)+(γ.k. Do2 - 2PA)2=

Jika persamaan tersebut diselesaikan dan di bagi dengan (-γk) 2

maka akan diperoleh persamaan pangkat empat dalam Do dengan

bentuk umum persamaan sebagai berikut :

Do4 + CI. Do3 + C2. Do2 + c3.Do + C4 = 0 . . . . . . . . . . .

(6)

Dimana :

C 1=−Pp} over {γ k ¿
+8 PA
C 2=
γk

+ 6 PA
C 3= ¿
γ2 k 2

C 4=+¿

Dengan cara coba-coba akan diperoleh harga Do. Sedangkan

dalamnya pemancangan adalah (Do+Yo), yang merupakan dalam

pemancangan dengan angka keamanan (SF) = 10

3. Metode Penyederhanaan (simplified method)

Persamaan pangkat empat dalam Do ini agak susah penyelesaiannya.

Analisis disederhanakan dengan mengambil asumsi sebagai berikut:

- Titik rotasi (inflection point) 0’ terletak pada dasar dinding turap

- Terdapat gaya pasif R pada ujung dasar dinding turap sebagai

resultan dari tekanan aktif dan pasif yang bekerja pada bagian

bawah dinding.

Kondisi Sekarang dapat digambarkan sebagai berikut:


Gambar tegangan-tegangan yang bekerja pada dinding menurut metode
penyederhanaan

Ambil ΣM terhadap dasar dinding turap

ΣM=0

D H +D
Pp . PA . =0
3 3

Dimana,

1
Pp . γ D 2 . Kp
2

1
PA = . γ ( H+ D )2 . Kp
2

Jika harga Pp dan Pa dia atas dimasukkan pada persamaan ΣM di

1
atas , kemudian dibagi dengan . γ akan di peroleh :
6

Kp x D3 – Ka (H + D3) = 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8)

Dengan cara coba-coba harga D, dapat di kentukan. Dan untuk

dalamnya pemancangan di dapat minimal (1,2 D).Untuk mendapatkan

faktor keamanan yang sebenarnya dapat di hitung kembali. Terkanan-

tekanan yang bekerja dengan dalamnya pemancangan (1,2 D) tersebut

di atas.
Untuk tanah tak ber kohesi (tanah berbutir kasar) dan tanpa

adanya tekanan residual atau tekanan hidrostatik. Henry memberikan

suatu relasi antara Ø dan D adalah sebagai berikut:

Ø D

20 ° 2 H

25 ° 1.5 H

30 ° 1.2 H

35 ° 0,9 H

40 ° 0,7 H
Hubungan Ø dan D menurut henry

a. Dinding turap kantilever pada tanah berbutir halus (e-soils)

Tekanan lateral tanah berbutir halus pada dinding turap kantilever

Untuk tanah berbutir halus, akan berlaku:


Ka = Kp = 1

Tegangan aktif pada titik A (pada dredge line) adalah:

Pa = γ . H . Ka−2 c . √ Ka=γ H −2 c

Pa = γ H−qu :qu=2 c

Dimana qu adalah hasil dari unconfined compression test.

Tegangan pasif pada titik A (Pada dredge line), adalah:

Pp = γ . y . Kp+ 2c √ Kp=2 c karena y=0→ φ=0 → KA =Kp=1

Resultan dari kedua tegangan di atas adalah :

Pp – Pa = 2qu –¿- qu)

Pp – Pa = 2qu –γ H . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8)

Resultan gaya aktif dan pasif untuk setiap kedalaman y dari dredge line

Tekanan aktif = Pa = γ ( H + y ) - qu

Tekanan Pasif = Pa = γ . y +¿ qu

Resultannya 2qv - γ . H . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (9)

Ternyata diperoleh harga pada persamaan (8) sama dengan

persamaan (9), artinya bahwa tegangan resultan pada setiap kedalaman

y dari dredge line adalah sama.


Tetapi hal ini akan terjadi bila titik rotasi O’ berada pada dasar

dinding turap padahal kenyataannya tidak begitu. Seperti digambarkan

di bawah ini rotasi yang terjadi titik O’ terdapat di bawah permukaan

tanah.

Rotasi pada titik 0’ dinding turap

Rotasi Pada titik 0’ dinding turap

Pada titik B akan berlaku, PPB=γ ( H + D )+ 2c →(bergerak ke kiri)

PAB=γ ( H + D )+ 2c →(bergerak ke kanan)

P PB=g H+ 2qu →( bergerak ke kiri)

Sehingga kalua di hubungkan akan memotong 0’E di D.

Mencari besarnya h.

ΣH =0

1
PA −( 2qu−γ . H ) D+ ( 2 qu . γ . H + γ . H+ 2 qu ) h=0
2
PA −2qu . h−2 qu . D+ γ . H . D=0

D ( 2 qu−γ H )−PA
h=
2. qu

Mencari besarnya D

ΣMB=0

1 h h
PA −( 2qu−γ . H ) . D D+ 4 qu . =0
2 2 3

Jika persamaan di atas diselesaikan serta di bagi dengan factor

( 2qu−γ . H )
akan diperoleh:
6 qu

C12 D + C2 D + C3 = 0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10)

Dimana,

C 1=(2 qu−γ . H)

C 2=−2 PA

−PA ( 6 qu y + PA )
C 1=
qu+γ . H

Dari persamaan (9) jika 2 qu=γ . H ,berarti resultan tegangan aktif-

aktif di bawah dredge line sama dengan nol. Akibatnya dinding menjadi

tidak stabil. Agar stabil, maka harus diperoleh:

2qu
≥ γ . H . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (11)
Sf
Dengan melihat contoh analisis mendapatkan dalamnya pemancangan

D seperti uraian sebelumnya ini, maka menurut suhardjito pradono,

didalam mencari dalamnya pemancangan dinding turap kantilever, untuk

setiap macam jenis tanah, lebih dianjurkan untuk menggunakan cara

penyederhanaan. Karena pengontrolan diagram tegangan dan jarak-

jarak diagram kerja gaya ke referensi yang ditinjau lebih akurat.

b. Perencanaan dinding turap kantilever berdasarkan Nippon steel

corporation.

Perencanaan dinding turapkantilever berdasarkan Nippon steel

corperation, khususnya untuk konstruksi dermaga, diasumsikan dinding

turap sebagai tiang pancang yang mendapatkan gaya lateral.

Langkah pertama perencanaan dengan cara ini adalah meletakkan

fictitious sea bed pada titik tertentu, yaitu:


- Untuk tanah kepasiran diletakkan pada actual sea bed atau actual

dredge line.

- Pada tanah yang lain diletakkan pada titik dimana jumlah tekanan

tanah aktif dengan tekanan residual air sama dengan tekanan tanah

pasif.

Mekanisme keruntuhan pada tiang pancang (a=tiang bebas , b=tiang jepit)

Kalua dilihat sebelumnya factor yang paling dominan pada beban

lateral yang bekerja pada tiang adalah kekakuan pada tiang., meskipun

masih ada factor-faktor lainnya, seperti:

a. Tipe pembebenan yang mempengaruhi derajat keruntuhan tanah :

apakah berupa

- Sustained : seperti pada dinding penahan tanah

- alternating : seperti pada fondasi mesin

- pulsating : akibat beban lalu lintas


b. Khususnya untuk short pile kekuatan tahanan tanah sangat

dipengaruhi :

- scouring effek disekitar tiang atau

- penyusunan pada tanah liat (untuk tiang yang diletakkan pada lapis

tanah liat) menyebabkan tanah menjauh dari dinding tiang

(terutama di bagian atas).

( 1+ 2 β h )2 +1 −tan −1.1
Mmaks=−Ph
√ 2. β . h
e
1+ 2 β .h

Dimana,

Mmax = maximum bending momen per unit lebar (tm/m’) atau

(KNm/m’)

P = total tekanan yang bekerja (t/m/m) atau (KN/m/m’)

h = jarak dari fictition sea bed /dredge line (dasar laut

fiktif) sampai titik dimana resultante gaya bekkerja

(m)

Es = modulus elastisitas tanah (t/m2) atau KN/m2

E = modulus young (t/m2) atau (KPa) atau KN/m2

I = momen inersia dari dinding turap (m 4)

E.Z
β=

4

4 EI

Section modulus yang di perlukan dari dinding turap

Mmax
Z= . 105 .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . .(12)
σa
Dimana,

Z = modulus penampang sheet piling (cm3/m’)

Mmax = bending momen maksimum persatuan lebar (tm/m) atau

(KNm/m)

σa = tegangan yang di izinkan dari sheet pile (kg/cm 2) atau

[KPa] atau [KN/m2] 0,6

σy →untuk kondisi biasa, dan

0,9 σy →untuk kondisi ada gempa

Lendutan (deflection) dari bagian atas dinding turap dapat di hitung

dengan persamaan,

δ =δ 1+ δ 2+δ 3 . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. ..(13)

Dimana,

δ1 = deflection pada fictitious sea bed/dredge line

δ2 = deflection disebabkan oleh tekanan aktif dan tekanan

akibat beda tinggi muka air di atas fictitious sea bed.

δ3 = (sudut deflection pada fictitious sea bed) x (tinggi dinding)

Sedangkan harga δ 1 dan δ 2 adalah :

(1+ β . h ) . p
δ 1= . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .(14)
( 2. E . I . β3 )
( 1+2 β . h ) . h
δ 2= p . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . .(15)
( 2. E . I . β2 )

Cara nippon steel corporation adalah salah satu cara perhitungan

perancangan yang dikeluarkan oleh produsen baja nippon steel

corporation. Banyak cara lainnya yang dikeluarkan oleh produsen baja

lainnya. Pada prinsip kesemua cara yang dianjurkan dipakai

menghasilkan perancangan baja yang over design (sangat aman). Cara-

cara yang dikeluarkan oleh produsen baja biasanya di perbaharui setiap

waktu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai