Anda di halaman 1dari 5

Tugas Berpikir Sistem

Dampak Penyebaran Covid-19


Terhadap Sektor Pariwisata dan Pemutusan Hubungan Kerja

Disusun Oleh :

Albertus Ary Dianto

Irma Kusuma Dewi


Melissa Muhibat

Sinur Linda Gustina M.

PPM School of Management


Rumusan Masalah

Covid-19 merupakan kejadian luar biasa yang mempengaruhi kesehatan dan ekonomi secara global.
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin dan obat yang efektif untuk menekan laju penyebaran
penyakit. Penelitian terhadap cara penyebarannya, karakteristik virus dan dampak terhadap
ekonomi sudah banyak dilakukan, namun belum dapat memberikan hasil yang pasti. Sehingga
menyulitkan para pembuat kebijakan untuk dapat memformulasikan kebijakan makroekonomi yang
tepat.

Infeksi Covid-19 hingga tulisan ini dibuat sudah mencapai lebih dari 1 juta orang seluruh dunia.

Tabel 1. Total kasus covid-19 diseluruh dunia

(sumber : worldometers.info/coronavirus/#countries, 5 April 2020)

Langkah awal yang ditempuh adalah dari aspek kesehatan yakni, menjaga hidup sehat dan bersih,
serta social distancing. Masyarakat diminta untuk rajin mencuci tangan, penyemprotan disinfektan,
menjaga jarak, dengan maksud agar masyarakat lebih banyak melaksanakan aktivitas di rumah,
sehingga penyebaran bisa ditekan dan jumlah korban berkurang.

Tetapi sepertinya strategi ini tidak begitu efektif mengingat masih banyak orang yang tetap
melakukan pergerakan sosial, berkerumun/berkumpul di tempat public.
Himbauan pemerintah daerah perihal melaksanakan kegiatan dari rumah untuk mengurangi
pergerakan manusia menjadi tidak mudah terealisasi mengingat aspek kesejahteraan hidup bahkan
juga berdampak pada perusahaan maupun bisnis ekonomi lainnya.

Penyebaran covid-19 yang semakin luas menghambat banyak sektor bisnis, terutama sektor
pariwisata.

Indonesia merupakan negara pariwisata, dimana sektor ini sangat berperan penting dalam
pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memiliki kontribusi devisa terbesar kedua setelah devisa
hasil ekspor kelapa sawit.

Dengan diberlakukannya social distancing, physical distancing dan penutupan akses perjalanan ke
daerah-daerah maupun ke luar negeri, menyebabkan berkurang drastisnya pengunjung baik turis
lokal maupun turis mancanegara. Sehingga secara otomatis pendapatan dan devisa yang dihasilkan
dari sektor pariwisata semakin menurun.

Dengan berkurangnya pengunjung wisata, maka banyak terjadi penutupan hotel-hotel, event
organizer, restaurant, travel agent , dan lain lain.

Perhimpunan Hotel dan Restaurant (PHRI), memprediksi potensi kerugian industri pariwisata
Indonesia akibat wabah virus corona COVID-19 mencapai 1,5 milliar dollar AS atau setara dengan 21
triliun rupiah.

Kementrian Pariwisata mencatat setidaknya ada 1500 hotel di seluruh Indonesia yang terdampak
dengan adanya wabah Covid-19. Selain hotel, kementrian pariwisata juga mengungkapkan berbagai
gelaran acara Meeting, Incentive, Covention dan Exhibition (MICE), sebagian besar dibatalkan.
Sebanyak 84% dibatalkan dan sisanya ditunda.
Persoalan lain yang terdampak setelah adanya penutupan ribuan hotel dan tempat-tempat
pariwisata yang berujung pada pemotongan gaji, tidak dapat THR sampai PHK terhadap pegawainya.
Selain PHK, sebagian pegawai lainnya dirumahkan. Apabila berlangsung berkepanjangan, maka akan
berpotensi gejolak ke aksi negative.

Sisi lain, apabila hotel dan tempat wisata sebagian besar berhenti beroperasi, maka pengembalian
investasi pun terhenti, sehingga investor mengalami kerugian. Investor yang berhutang tidak mampu
membayar kredit ke bank dan ke pihak lain.

Dampak pada bank adalah terjadinya kredit macet karena investor dan pengusaha tidak mampu
bayar, sehingga Bank berpotensi rugi dan bias terjadi ‘resize’ operasional hingga pemutusan
hubungan kerja.

Dan apabila penerimaan pajak yang didapat oleh pemerintah berkurang, pemerintah harus terus
menyiapkan dana talangan, ada perubahan prioritas pembangunan, penghentian proyek-proyek
pariwisata, dan kembali kepada pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan swasta pemegang
proyek.

Walaupun pemerintah sudah memberikan himbauan kepada pada pekerja yang dirumahkan untuk
tidak kembali ke daerah masing-masing untuk menekan laju penyebaran Covid-19, namun banyak
pekerja yang di rumahkan memutuskan untuk kembali ke daerah masing-masing.

Hal ini dapat menyebabkan penyebaran Covid-19 ke seluruh daerah di Indonesia meningkat.

Sebagai solusi, pemerintah perlu menguatkan kebijakan-kebijakan berikut :

1. Dukungan kepada Industri dan pelaku parekraf, berupa pembebasan BPJS, pengurangan
biaya listrik, air, sewa, keringanan retribusi pajak pemda, relaksasi pinjaman bank, dll.

2. Dukungan Anggaran
Dukungan kemenparekraf (relokasi anggaran) yang terkait kerjasama dengan pihak hotel,
pihak perusahaan transportasi wisata, pihak perusahaan makanan dan minuman

3. Penguatan SOP Mitigasi Pariwisata


Penguatan SOP Mitigasi Pariwisata yang mengacu pada standardisasi WHO adalah sangat
penting

4. Prioritas dan Pembenahan Destinasi


Pembenahan destinasi yang dilakukan sesuai dengan standard global manajemen destinasi
pariwisata yang berkelanjutan.

5. Penguatan Regulasi masuknya Wisatawan Mancanegara


Kebijakan bebas visa kunjungan dari negara-negara yang sudah pernah atau rentan terkena
wabah penyakit harus ditinjau ulang, demi berkualitasnya wisatawan mancanegara yang
masuk ke Indonesia.
Causal Loop Diagram
Dampak Penyebaran Covid-19 Terhadap Sektor Wisata dan Pemutusan Hubungan
Kerja

-
Bisnis Pariwisata
c -
Jumlah - - Pengembalian
Hasil Investasi
Wisatawan
kepada investor Investasi
- Pendapatan Bidang
dan
Pariwisata
Pembatasan Keuntungan -
Akses Wisata proyek
pembangunan - Pembayaran
+ +
+ daerah wisata hutang ke
Bank
Pemutusan Hubungan
Penyebaran
COVID-19
kerja +
Kredit
+ + Macet
+ Kerugian
+
Bank

Arus pulang ke
daerah

Anda mungkin juga menyukai