Anda di halaman 1dari 12

Read and Download Ebook Madilog...

Madilog
Tan Malaka

PDF File: Madilog... 1


Read and Download Ebook Madilog...

Madilog
Tan Malaka

Madilog Tan Malaka


Ditulis di Rajawati dekat pabrik sepatu Kalibata, Cililitan, Jakarta. Di sini saya berdiam dari 15 Juli 1942
sampai pertengahan tahun 1943. Mempelajari keadaan kota dan kampung Indonesia yang lebih dari 20
tahun ditinggalkan.

Pengantar Penulis pada halaman awal Madilog.

Madilog Details

Date : Published 2000 by Teplok Press (first published 1946)


ISBN : 9799588823
Author : Tan Malaka
Format : Paperback 539 pages
Genre : Philosophy, Nonfiction, Asian Literature, Indonesian Literature, History

Download Madilog ...pdf

Read Online Madilog ...pdf

Download and Read Free Online Madilog Tan Malaka

PDF File: Madilog... 2


Read and Download Ebook Madilog...

From Reader Review Madilog for online ebook


Ahmad Sahrani says

untuk review saya kurang lebih seperti review yg disampaikan pembaca lainnya. karena banyak sekali saya
baca review yg disampaikan oleh teman teman tentang buku ini.

saya membutuhkan hampir 3 kali untuk membaca ulang buku ini untuk bisa memahami secara menyeluruh
ttg materialisme, dialektika, & logika yg dimaksudkan oleh tan malaka. karena saya menganggap bahasa
tulisan dalam buku ini agak sulit untuk di cerna.

di kolom review ini saya hanya ingin mengapresiasi Tan Malaka. seorang pria yg terusir dari negara sendiri,
terpaksa membuat pelarian ke berbagai negara, hingga ketika kembali ke indonesia ia tetap sering berganti
ganti nama dan menyembunyikan identitasnya. dalam pelariannya, ia menulis. dan perjuangannya dalam
menulis sangat harus diapresiasi. buku buku yg menjadi referensi tulisannya terpaksa ia buang. bagaimana ia
menggunakan metode jembatan keledai, ingatannya yg kuat membuat penanya tidak ragu untuk digoreskan
di kertas. dan pada akhirnya buku madilog ini menjadi salah satu buku yg sangat bagus saya pikir.

Nadinastiti says

?Akhirnya. Selesai juga. Setelah melalui drama dengan penjual buku online yang ternyata menjual buku
fotokopian dan halaman tidak lengkap, sekian bulan kemudian, saya menyelesaikan buku ini, yang
direkomendasikan seorang dosen yang cukup dikenal di media sosial.

Tingkat keterbacaan (readability) buku ini menurut saya sangat rendah, karena saya sering sekali tertahan di
satu paragraf untuk memahami maksud dari kalimat-kalimat tersebut. Entah karena saya yang kurang pintar
dalam memahami kata, tata bahasa yang mungkin berbeda pada zaman saat ditulis (tahun 1940an), atau
editor yang tidak membuat buku ini lebih mudah dibaca. Kalimat yang ada kadang terasa seperti transkrip
kata per kata ketika seorang dosen sedang memberikan kuliah. Buku ini termasuk buku yang harus dibaca
lebih dari satu putaran untuk benar-benar dipahami (bagi saya).

Terlepas dari semua itu, buku ini memang memberikan gagasan yang ingin mengganti gagasan masyarakat
Indonesia yang sangat percaya pada logika mistika/supernatural dan tidak mau berusaha/berubah. Well, buku
ini mengandung banyak hal yang tidak asing bagi pelajar SMA jurusan IPA atau mahasiswa pendidikan
teknik, contohnya bab tentang matematika, hukum fisika, logika, dan premis-premisnya yang sangat
bertentangan dengan logika mistika.

Walapun buku ini sepertinya harus dibaca berulang kali, ada beberapa hal yang dapat saya tangkap dalam
putaran pertama (ditambah sedikit pencarian di Google). Mohon koreksi jika saya salah. Salah satunya
adalah materialisme. Selama ini, materialisme dikaitkan dengan harta, tahta, foya-foya, dan sebagainya.
Namun, di buku ini saya dikenalkan dengan materialisme yang lain, yang dipertentangkan dengan idealisme,
yang tentu saja berbeda dengan idealisme yang selama ini saya tahu. Kata kunci dari materialisme adalah
materi (you don't say), di mana materi atau bukti bendawi sebagai titik awal kita dalam berpikir. Sementara
idealisme tentu sebaliknya, ide yang menjadi patokan. Hal-hal gaib (yang tidak ada bukti bendawi dan/atau
termaterialisasi) tergolong ke dalam ide.

Setelah membaca penjelasan materialisme vs idealisme tersebut, entah kenapa saya langsung terpikir
penemuan mesin uap oleh James Watt. Mesin uaplah (yang sudah ada bukti bendawi) membawa pengaruh

PDF File: Madilog... 3


Read and Download Ebook Madilog...

pesat bagi kehidupan manusia hingga dapat memicu terjadinya revolusi industri, bukan sekadar ide-ide yang
mungkin ada di masyarakat Inggris ketika itu. Maaf melantur. Intinya adalah Tan Malaka mengajak kita
untuk "memperhatikan kenyataan bendawi menggunakan pendekatan ilmiah" dan tidak menggunakan hal-hal
gaib untuk memutuskan sesuatu.

Setelah itu, dialektika dan logika. Dua hal tersebut berkaitan dengan sudut pandang dan cara berpikir kita
dalam memahami sesuatu. Logika adalah ketika suatu permasalahan dapat dilihat dari sudut pandang "ya"
atau "tidak". Sementara dialektika adalah ilmu berpikir kontradiksi yang digunakan ketika suatu
permasalahan tidak dapat disederhanakan menjadi "ya" atau "tidak" karena harus memperhatikan berbagai
aspek lainnya.

Selain tiga hal utama di atas, buku ini juga membahas agama-agama seluruh dunia, mulai dari logika mistika
(dinamisme dan animisme) yang masih banyak di Indonesia hingga agama-agama besar yang banyak dianut
di dunia. Tentu pembahasan agama-agama tersebut dikaitkan dengan madilog. Terlihat sekali bahwa Tan
Malaka adalah seseorang dengan pengetahuan yang sangat luas (mulai dari matematika, fisika, politik,
hingga filsafat) dan memiliki pemikiran yang revolusioner.

Melihat keadaan masyarakat Indonesia sekarang masih menganggap komunis, ateis, dan liberal adalah hal
yang sama (saya sempat menganggap komunis sama dengan ateis, terima kasih kepada propaganda masa
kecil) hingga menutup pertunjukkan Tan Malaka di Bandung beberapa waktu lalu, serta terkungkung pada
logika mistika sehingga tidak tahu caranya berpikir rasional, Madilog masih sangat relevan. Tapi yah,
kemungkinan orang-orang tersebut akan mendebat, "Tan Malaka kan komunis! Ateis! Tak beragama!".

Semoga dugaan saya salah.

Referensi menulis ulasan karena saya tidak paham mengenai banyak aspek filsafat dan paham-paham yang
dibahas di Madilog (haha):
1. http://kiriituindah.blogspot.co.id/20...
2. http://www.kompasiana.com/revolusione...

Nadya Amidala says

Madilog merupakan singkatan dari Materialisme, dialektika dan logika. madilog merupakan cara panduan
berpikir yang realistis,pragmatis dan fleksibel.
pandangan kebudayaan minangkabau yang umum berlaku di masa muda Tan membuatnya memahami
dengan baik dinamisme barat mauupun minangkabau didalam suatucara pandang terhadap dunia yang
terpisahkan.

Glenn Ardi says

Mungkin masih banyak diantara kita yang belum tau tentang Tan Malaka. Tan Malaka adalah orang pertama
yang menulis konsep Republik Indonesia pad sebuah buku berjudul Naar de Republiek Indonesia pada tahun
1925. Buku inilah yang kemudian dibaca oleh Bapak Proklamator kita, Ir.Soekarno dan menjadi salah satu
inspirasi bagi kaum muda yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia pada masa itu. Bagi sebagian kaum
akademisi dan intelektual, Tan Malaka telah dianggap sebagai the true founding father of Indonesia. Salah
satunya adalah Muhammad Yamin yang menjuluki Tan Malaka sebagai "Bapak Republik Indonesia".

PDF File: Madilog... 4


Read and Download Ebook Madilog...

Ironis banget karena pergulatan politik di masa lalu, Tan Malaka diusir dari Indonesia, dia pergi keliling
dunia dengan menyamarkan identitasnya agar tidak ketahuan polisi internasional, sampai akhirnya dia
ditembak mati oleh Tentara Republik yang didirikannya. Tragisnya nama dia dikucilkan dari Sejarah
Indonesia dan bukunya dilarang keras beredar selama puluhan tahun. Lantas buku apa sih yang dia tulis
sampai dilarang keras beredar itu? Salah satu buku beliau yang paling fenomenal adalah MADILOG, yang
merupakan singkatan dari Materialisme-Dialektika-Logika.

Dalam buku ini, Tan Malaka mengajak kita semua untuk selalu berpikir dengan menggunakan logika,
berdialektika dengan cara berpikir yang rasional, terstruktur, dan selalu mengacu pada bukti sebelum
akhirnya sampai pada kesimpulan. Kurang keren gimana lagi coba pesan yang ingin disampaikan sang
pendiri bangsa ini kepada kita semua??

Inilah pesan yang terlupakan dari founding father Indonesia kepada kita semua yang telah mewarisi negara
yang dia bangun dengan segala pemikiran, perjuangan, dan bahkan dengan nyawanya sendiri.

Terus terang buku ini memang bukan buku yang mudah untuk dibaca, apalagi bahasa yang digunakan udah
agak jadul. Pada jaman itu memang konsep tulisan berbahasa hampir tidak ada satupun yang mudah untuk
dicerna oleh kita sekarang yang hidup di era modern. Tapi tetap saja, menurut saya, kita semua (harusnya
sih) tetap wajib untuk memahami cita-cita luhur dari orang yang berkontribusi besar membangun bangsa
Indonesia, yaitu dengan mengutamakan logika dan rasionalitas dalam berdialektika.

Dodit says

Membebaskan pikiran. ini yang kudapat dari buku ini. Sebuah manual untuk menggunakan logika
berdasarkan materialisme dan dialektika. Yang menarik dari buku ini adalah penulisannya yang dibawah
tanah dan bahan2 yang digunakan cukup minim untuk ukuran sebuah buku filsafat berpikir. Juga ditulis pada
masa sangat dibutuhkannya sebuah buku ttg cara berpikir, ditengah masyarakat yang baru merasakah sebuah
kemerdekaan. Masa penuh euforia akan kemenangan, tanpa memikirkan hendak kemana bangsa ini mau
dibawa. Sebuah buku yang membebaskan, tapi akan menjadi belenggu kalo kita terus menerus
menjadikannya manual berpikir tanpa mengembangkannya sesuai kondisi jaman.

Muhammad Gaffar says

Tidak disangka di abad 20 kita memiliki tokoh seperti ini di Indonesia. Mungkin jika ditanya kepada
pemuda-pemuda Indonesia zaman sekarang apakah mereka mengenal Tan Malaka, banyak yang menjawab
Tidak. sungguh miris bahwa kita mulai melupakan sejarah kita sendiri.

Dalam buku ini Tan Malaka memberikan suatu bentuk pandangan atau pola pikir baru bagi masyarakat
Indonesia di zaman itu. Pola Pikir itu dinamakan madilog. jika dikaitkan dengan zaman sekarang, pola pikir
itu mirip dengan pola pikir ilmiah. Pola pikir madilog memperkenalkan 3 kerangka dasar pikirannya yaitu
Materialisme, Dialektika, dan Logika.

Didalam buku ini juga banyak diceritakan mengenai sains, sejarah, peradaban, ideologi, dan kepercayaan
yang dimana semua itu dikaitkan kembali dengan berpikir madilog. menyenangkan rasanya bahwa Indonesia
dahulu memiliki tokoh yang mengedepankan Akal pikiran dan pengetahuan, hal ini didapatnya setelah
menimba ilmu di dunia barat.

PDF File: Madilog... 5


Read and Download Ebook Madilog...

Sedikit terlihat jelas bahwa didalam buku ini dia mendukung konsep komunisme didalamnya. yang saya
tangkap adalah menurut Tan Malaka, sistem komunis merupakan suatu bentuk pembaharuan dan
perkembangan menuju sistem yang lebih baik dari kapitalisme dan feodalisme. dan terlihat juga bagaimana
dia menghormati Marx-Engel sebagai tokoh revolusioner. namun sayangnya dia tidak melihat suatu zaman
dimana sistem yang dia anggap cemerlang ini musnah ditelan manusianya sendiri. lihatlah runtuhnya uni
soviet, politik cina dahulu, diturunkannya PKI, dan terkucilnya Korea utara. yang pada akhirnya yang
berkuasa adalah pihak kapitalis dan liberalis. miris~

Dikarenakan saaya seorang akademisi di bidang sains, cukup aneh rasanya mendengar penjelasan Tan
Malaka ini berbicara tentang sains, masih banyak yang keliru namun saya mengapresiasi tindakannya untuk
bicara ilmu pengetahuan di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan mistis, bahkan Tan Malaka
membawa sains hingga ke ranah Relativitas Einstein pada tahun 1940-an!

senjata andalannya dalam pandangan madilog ini ialah suatu konsep Tesis-AntiTesis-Sintesis, dan Negation
der Negation (pembatalan suatu kebatalan). dalam tatanan sains dan masyarakat sekarang sebenarnya tidak
semerta-merta kita dapat mengatakan hal itu adalah suatu perpaduan antara tesis dan antitesis membentuk
sintesis, banyak hal-hal lain yang berkontribusi dalam tatanan tersebut. sedangkan Negation der Negation
saya kurang menyetujuinya, jika kita melihat suatu benda kita harus menyepakati dahulu defini atau term-
nya, apakah perubahan suatu ke hal ke bentuk lain itu dapat kita katakan A = non A? apakah hal itu masih
tetap sama? memang kita terkendala di pemahaman itu sendiri.

selain itu saya menyukai bagaimana Tan Malaka bersikap hormat kepada kepercayan lain walaupun
kepercayaan itu mistis yang sangat bertentangan dengan pandangan madilog. dan yang paling saya suka
adalah dia paham batas-batas pengetahuan yang ada didalam madilog dan diluar batas madilog, suatu sikap
yang sangat dewasa menurut saya.

Dan yang terakhir, saya sangat setuju dengannya bahwa hal yang membuat dia dan saya takjub bukanlah
mujizat dimana kejadiannya seolah-olah melawan hukum alam dan tidak dapat dijelaskan. tetapi yang
membuat dia dan saya takjub bagaimana kita mengerti sesuatu tersebut, seperti bagaimana alam semesta ini
bekerja, bagaimana suatu benda berinteraksi dengan benda lainya, bagaimana suatu ekosistem mahluk dan
lingkungan berinteraksi, berjalan dan berkembang, dan sebagainya. Seperti kata Einstein "Hal yang paling
tidak mengerti dari alam semesta ialah bahwa ia dapat dimengerti"

Mujib Burahman says

Terlepas dari term kanan kiri depan belakang dan menilik proses penyusunan tanpa adanya referensi dan
hanya mengandalkan ingatan keledai belaka, buku ini salah satu opus terbaik yg dilahirkan anak bangsa pada
zamannya... merentang dan menyajikan telaahan penulis tentang masalah2 dan solusi yang dianggap suit
untuk kondisi tanah air tumpah darah yang sangat dicintainya yg pada akhirnya membunuhnya. Konon term
'tanah air ku tumpah darahku' pertama kali di perkenalkan oleh beliau ...

Dery Marsan says

Bacaan bagus untuk para pemuda yang ingin mengenal lebih jauh pemikiran Tan Malaka mengenai gagasan
kebangsaan.

PDF File: Madilog... 6


Read and Download Ebook Madilog...

Lumayan memakan banyak waktu untuk membaca dan memahami buku ini, terlebih lagi gaya penulisan
masih memakai ejaan lama dan ada beberapa kesalahan editorial. Tan Malaka di masanya yang termasuk
jenius dan punya visi yang besar untuk bangsa ini, berusaha melepaskan Indonesia dari belenggu pemikiran
mistik dan menunjukkan MADILOG sebagai senjata (alat) untuk maju terutama dalam hal berpikir.

Kita dibawa secara runut perkembangan dari kepercayaan mistik yang masih melekat di sebagian masyarakat
Asia (khususnya Indonesia) hingga ke zaman modern yang mengedepankan logika dan sains yang telah
diterapkan di dunia barat.

Secara umum beberapa referensi sudah ada yang tidak relevan lagi (terutama di bagian logika dan turunan
teorinya), namun cukuplah menggugah kita bahwa di masa itu ada seorang pemikir yang sudah sangat
matang di zaman yang serba kurang itu (terutama dalam mencari pustaka).

Saran untuk yang akan membaca, diharapkan sudah punya bekal pemahaman mengenai agama sendiri,
logika, filsafat sebelumnya agar bisa dengan mudah menyerap maksud penulis yang kadang-kadang tersirat
untuk dipahami.

Adi says

kagum aku dengan manusia bernama tan malaka ni !!


serius !!
berapa banyak manusia melayu genius di alam purba ?? tan malaka mungkin seorang daripadanya, atau
mungkin dia adalah satu-satunya....

Yoseph Samuel says

Untuk sekedar mempelajari filsafat dialektika, materialisme, dan logika terlalu banyak pengulangan dari bab
per babnya, tetapi mungkin jaman pertama kali buku ini terbit (masih sedikit literatur filsafat terbitan penulis
Indonesia) maksud tan malaka adalah memberikan contoh penerapan madilog tersebut sebanyak-banyaknya
agar para pembaca juga dapat memahami dengan matang. Kelebihan buku ini banyak contoh-contoh
mengaplikasikan madilog yang justru diperluas dan menjadi bahan pengetahuan tambahan tersendiri terlepas
dari topik utama madilognya.

Tata bahasa penulisan sangat bahasa sehari-hari tempo dulu. Membaca buku ini justru membuat saya kagum
terhadap Tan Malaka sendiri. Seorang pemikir besar asli Indonesia dengan bekal literatur pikiran yang sangat
luas yang tumbuh dijaman kolonial (dimana pengetahuan sangat sulit didapat).

Yordan says

Tan Malaka menulis buku madilog dengan maksud untuk menjadikannya sebagai cara berpikir para proletar
di Indonesia. Madilog merupakan singkatan dari “materialisme, dialektika, dan logika.” Namun, tampaknya
istilah madilog dalam konteks ini lebih tepat diuraikan menjadi “materialisme, dialektika, dan ideologi”,
karena buku ini, walaupun terkesan epistemologis, ternyata bersifat ideologis dan menyalahgunakan ranah
epistemologi untuk menjustifikasinya.

PDF File: Madilog... 7


Read and Download Ebook Madilog...

Memang di satu sisi buku Madilog mampu memberikan pengenalan terhadap logika dengan baik. Namun
tidak tentang sains. Misalnya, Malaka menulis bahwa di Mars pasti ada tumbuhan. Mungkin bisa dipahami
karena pada masa itu sulit untuk mencari literatur tentang sains. Namun, paling tidak bila ia melek sains,
maka sudah sepatutnya ia mengetahui sifat dasar seorang ilmuwan dan tidak menggunakan kata “pasti”,
tetapi “mungkin” bila belum terbukti secara pasti. Yang paling disayangkan di sini adalah motif ideologis
Tan Malaka yang membuatnya menyalahgunakan sejarah dan sains (yang bersifat epistemologis serta bebas
nilai). Berikut adalah dua kritik utama saya terhadap tulisan Tan Malaka di Madilog:

1. Dialektika adalah tesis bertemu dengan antitesis menjadi sintesis. Marxis mengklaim bahwa proses ini
juga berlangsung dalam dunia materialis dan tidak hanya dalam tataran ide saja seperti yang dikatakan oleh
Hegel. Tan Malaka bahkan mengatakan bahwa materialisme dialektis adalah hukum alam yang berlaku
dalam semua peristiwa di seluruh alam semesta, dari sejarah India sampai hidrogen dan helium. Satu hal
yang perlu ditekankan adalah bahwa tesis dan antitesis menunjukkan hitam dan putih, dua hal yang saling
berlawanan atau dikotomi. Tan Malaka gagal mempertimbangkan hal ini dan malah melakukan cocologi
terhadap materialisme dialektis. Misalnya, Tan Malaka mengatakan Hinduisme di India bertemu dengan
antitesis Buddhisme dan Jainisme menjadi sintesis. Bagaimana bisa Hinduisme dan Buddhisme
dipertemukan layaknya hitam dan putih? Bukankah masing-masing agama punya karakteristik unik
tersendiri? Bukankan masing-masing agama bahkan memiliki kesamaan, seperti misalnya pengurangan nafsu
duniawi? Bagaimana bisa dipandang dikotomis layaknya materi dan antimateri?

Hal ini menunjukkan salah satu masalah dalam klaim bahwa materialisme dialektis adalah hukum alam.
Sebagai ilustrasi lain, atom hidrogen dan oksigen bila bertemu menjadi H20. Dari sudut pandang
materialisme dialektis, hidrogen akan dilihat sebagai tesis, oksigen sebagai antitesis, dan H20 sebagai
sintesis. Namun, hidrogen bukan lawan dari oksigen layaknya jahat adalah lawan dari baik! Hal yang sama
dengan NaCl. Natrium bukan lawan dikotomis dari klorida!

Maka dari itu, perlu diingat bahwa alam semesta sendiri tidak bersifat dikotomis, tetapi terdiri dari kontinum.
Misalnya, dalam kasus aborsi, ahli hukum menuntut agar ilmuwan mampu membuat kategori dikotomis
antara hidup dan tak hidup dan menentukan batas antara keduanya. Dalam sains, hal ini tak bisa dilakukan,
karena dari pembuahan sampai kelahiran semuanya ada dalam kontinum. Tan Malaka padahal sudah
mengetahui keberadaan kontinum ini, seperti pemaparan singkatnya tentang batas antar spesies. Tetapi
karena motif ideologisnya, ia melupakan hal ini dan malah melakukan cocologi antara sains dan sejarah
dengan materialisme dialektis, yang membawa kita ke poin selanjutnya.

2. Tan Malaka menyalahgunakan sains dan sejarah untuk menjustifikasi ideologi Marxisnya. Misalnya, ia
mengatakan negation der negation – hidrogen dihapuskan oleh helium, salah satu contoh materialisme
dialektis. Hal ini adalah abuse of science, karena dalam sains, hidrogen tidak dihapuskan oleh helium.
Kenyataannya, reaksi proton-proton dalam matahari menambahkan jumlah proton dalam hidrogen sehingga
menjadi helium, sehingga tidak ada yang disebut “penghapusan” di sini. Perlu ditekankan juga bahwa hukum
alam tidak mempreskripsikan sekadar tesis + antitesis = sintesis, tetapi bervariasi, dari e=mc2 sampai hukum
bahwa bila air mencapai suhu 100 derajat celcius akan berubah menjadi uap.

Malaka juga menyalahgunakan peristiwa sejarah. Ini penting bagi Malaka karena bila sejarah dapat dicocok-
cocokan dengan materialisme dialektis, ia dapat mengklaim bahwa sejarah ini maju karena materialisme
dialektis, dan salah satu bentuknya adalah kapitalis bertemu dengan antitesisnya proletar untuk mencapai
sintesisnya komunisme. Akan tetapi sejarah juga ditentukan oleh banyak sekali faktor yang saling
berinteraksi dan kompleks, sehingga tidak mudah bagi kita untuk membuat prediksi sejarah. Misalnya, dalam
pembentukan negara, menurut Jared Diamond dalam bukunya Gun, Germs, and Steel ada banyak sekali
faktor yang bermain, seperti lingkungan, keberadaan hasil tani yang berlimpah, keberadaan hewan ternak,
iklim, letak, dll. Faktor ini saling berinteraksi sehingga negara besar muncul di Mesir, Mesopotamia, dan
Cina, tetapi tidak di Australia. Hal ini (singkatnya) diakibatkan oleh fakta bahwa di tiga daerah pertama
iklim dan lingkungannya mendukung produksi pertanian dan peternakan yang memungkinkan sebagian

PDF File: Madilog... 8


Read and Download Ebook Madilog...

orang untuk tidak ikut mencari makan dan berspesialisasi dalam hal lain, sementara di Australia tidak.
Sejarah peradaban-peradaban dunia bergerak bukan karena adanya satu faktor yang menjadi tesis bertemu
dengan lawan dikotomisnya untuk menjadi sintesis. Tidak sesederhana itu.

Maka dari itu, sangat disayangkan bahwa Tan Malaka berusaha menyesatkan Indonesia dengan karangan
bahwa materialisme dialektis adalah hukum alam. Paling tidak ia patut diapresiasi karena berusaha
mencerahkan bangsa dari hal-hal yang berbau takhayul dengan sains dan logika. Namun, bagi yang ingin
membaca buku ini untuk mendapat pengenalan logika dan sains, saya menyarankan buku lain yang jauh
lebih bagus dan bebas nilai, seperti buku-buku Carl Sagan.

Ewa says

written in a time of colonial oppression, this book fails to reach its best possible shape; and although not
quite well-edited, this text is the most extraordinary milestone in the history of modern Indonesian thought

Sally Rosalina says

Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) ditulis oleh Tan Malaka yang terkenal sebagai seorang
aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin sosialis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba.

Dalam filsafat, teori materialisme menyatakan bahwa satu-satunya yang ada adalah materi, bahwa segala
sesuatu terdiri dari materi dan semua fenomena (termasuk kesadaran) adalah hasil interaksi material. Dengan
kata lain, materi adalah satu-satunya substansi. Untuk banyak filsuf, tidak hanya 'fisikalisme' identik dengan
'materialisme', tapi mereka menggunakan kedua kata untuk menggambarkan posisi yang mendukung ide-ide
dari fisika yang mungkin tidak peduli dalam arti tradisional (seperti anti-materi atau gravitasi). Oleh karena
itu sebagian besar diskusi filsafat pada umumnya menyatakan materialisme mungkin relevan dengan
fisikalisme. Juga terkait adalah ide-ide naturalisme metodologis (yaitu "mari kita setidaknya melakukan ilmu
seakan fisikalisme benar") dan naturalisme metafisis ini (yaitu "filsafat dan ilmu pengetahuan harus
beroperasi sesuai dengan dunia fisik, dan itu semua yang ada"). Materialisme adalah "sebuah teori bahwa
materi fisik merupakan satu-satunya realitas atau fundamental."

Pemikiran Tan Malaka dalam Madilog pun tidak berbeda dengan paham filsafat di atas dalam memandang
materialisme. Bukti adalah fakta, dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok
dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap
alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama, sekalipun
ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa
dan bagaimana.

Dalam dunia materialisme, realitas penciptaan telah diabaikan atau diingkari sejak dahulu. Filsafat ini, yang
semula dirumuskan di kalangan bangsa Yunani kuno, juga telah membuat penampilan dari waktu ke waktu
dalam budaya lain dan telah dikemukakan oleh individu-individu juga. Mereka yang memercayai paham ini
berpendapat bahwa benda-benda di alam semesta ini ada secara kebetulan dan mengklaim bahwa alam
semesta juga "selalu" ada dan tidak diciptakan.

Selain klaim mereka bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tak terbatas, materialis juga menyatakan
bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka mengklaim bahwa semua
keseimbangan, harmoni dan ketertiban yang kita lihat di sekitar kita hanyalah produk dari kebetulan.

PDF File: Madilog... 9


Read and Download Ebook Madilog...

"Pernyataan kebetulan" ini juga diajukan ketika muncul pertanyaan tentang bagaimana kemunculan manusia.
Teori evolusi, secara luas disebut sebagai Darwinisme, adalah aplikasi lain materialisme pada dunia alam.
Namun, sebagai manusia modern dan berakal, tentunya kita akan lebih kritis dalam memandang paham ini,
karena materialisme tumbuh di tengah-tengah teknologi yang saat perkembangannya sangat terbatas. Di
zaman modern ini, tentunya kita akan lebih mampu lagi untuk membedakan antara ilmu pengetahuan dan
materialisme. Semua yang ada di dunia ini TIDAK terjadi secara kebetulan, semua ada maksud dan
tujuannya. Oleh karena itu, kita berserta alam semesta tidak bisa terlepas dari peran Tuhan. Alam semesta ini
terlalu kaya dan kompleks bila dilihat dari ukuran materialisme.

Tan Malaka membawa paham ini ke dalam ranah kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial,
kebudayaan sampai kemiliteran. Sebagai pembaca, saya mengambil esensi Madilog adalah seperti ini:

Melalui cara berpikir kritis dan dinamis, orang akan menjadi intelektual aktif yang tidak mungkin menjadi
dogmatis atau bermental budak. Oleh karena intelektual aktif, orang itu akan kreatif, oleh sebab itu akan
menghargai betul kebebasan berpikir. Seseorang yang bermental budak, akan menjadi intelektual pasif yang
tidak mungkin dapat menghargai betul arti kebebasan berpikir. Selama cara berpikir seperti itu tidak
berubah, orang atau masyarakat itu tidak akan mampu memerdekakan dirinya seratus persen. Perubahan cara
berpikir atau tepatnya perubahan mental adalah kunci atau fundamental. Pengertian tentang kekuatan ide
dalam proses perubahan masyarakat berkaitan dengan itu.

Anjar Priandoyo says

Hari ini adalah hari kelahiran Tan Malaka, 2 Juni 1897. Tan Malaka adalah tokoh kontroversial dalam
sejarah Indonesia. Bagi orang Indonesia, sangat sulit untuk memberikan penilaian terhadap Tan Malaka
secara obyektif. Mungkin hanya orang asing seperti Harry A. Poeze yang bisa menilai secara independen,
persis seperti hanya orang asing seperti Peter Carey yang bisa independen menilai seorang Diponegoro.
Orang seperti Poeze atau Carey butuh lebih dari empat puluh tahun untuk bisa menilai seseorang dari
berbagai sumber referensi, itu pun rasanya belum selesai.

Penilaian seseorang terhadap segala sesuatu memang berpotensi bias, tergantung pada posisi mana ia berada.
Mungkin ini juga yang memotivasi Tan Malaka untuk menulis Madilog (1943) karena dalam pandangannya
banyak orang punya wawasan yang sempit, orang butuh sebuah cara pandang yang obyektif dan tidak bias,
kurang lebih menurut Tan Malaka punya pandangan dunia (Weltanschauung). Madilog mungkin buku paling
penting dari Tan Malaka selain Menuju Republik Indonesia (1925) dan Aksi Massa (1926).

Seorang Indonesia seperti Ignas Kleden membandingkan Madilog seperti buku The Open Society and Its
Enemies (1945) Karl Popper. Seorang Franz Magnis-Suseno membandingkan Madilog seperti karya
Dialectics of Nature (1883) Friedrich Engels. Popper dan Engels adalah filsuf besar pada jamannya, artinya
kurang lebih Tan Malaka juga memiliki keluasan berpikir sekelas seperti filsuf besar lainnya.

Sebagai sesama filsuf besar, Tan Malaka memang layak disandingkan dengan Karl Popper. Karl Popper
menulis The Logic of Scientific Discovery (1934) yang merupakan buku paling wajib bagi metode
penelitian, sama seperti Tan Malaka menulis Madilog. Karl Popper juga menulis The Open Society and Its
Enemies sebagai buku politik, mirip seperti buku politik Menuju Republik Indonesia dan Aksi Massa.

Sebagai mana pemikir besar lainnya, yang tidak lepas dari kontroversi mulai dari Descartes vs Bacon,
Einstein vs Bohr, Newton vs Leibniz bahkan Karl Popper vs Thomas Kuhn The Structure of Scientific
Revolutions. Pemikiran Tan Malaka dalam Madilog juga seratus persen salah jika dilihat dari sudut pandang
yang lain.

PDF File: Madilog... 10


Read and Download Ebook Madilog...

Berdasarkan SK Presiden RI No 53/ 1963, Tan Malaka adalah seorang pahlawan nasional, gelar ini sampai
sekarang belum dicabut. Namun membaca buku-buku Tan Malaka, saya paham kenapa TNI dan pemerintah
melarang peredaran buku-buku Tan Malaka, termasuk menempatkan Tan Malaka sebagai sosok yang
kontroversial.

Madilog sendiri adalah sebuah buku yang ditulis selama delapan bulan, dari Juli 1942 sampai Maret 1943.
Buku ini cukup tebal dengan jumlah 539 halaman atau sekitar 152,437 kata. Buku ini ditulis dalam masa
penjajahan Jepang dimana Tan Malaka menuliskannya secara sembunyi-sembunyi, jadi tentunya secara
kualitas tentunya sangat jauh dengan tulisan karya filsuf besar yang menulis dengan tenang di rumah dengan
akses perpustakaan besar.

Karena di tulis pada tahun 1942 banyak fakta sejarah yang menarik seperti penduduk China yang pada waktu
itu hanya berjumlah 400 juta jiwa atau jumlah penduduk Hindia Belanda 70 juta jiwa. Di luar itu cara
pandang Tan Malaka mungkin tidak terlalu ilmiah seperti kehidupan di Mars dan atau tulisan mengenai
kebudayaan Asia yang menghabiskan hampir setengah bagian dari buku.

Translation:
Today is the birthday of Tan Malaka, June 2, 1897. Tan Malaka is a controversial figure in Indonesian
history. For Indonesians, it is very difficult to judge Tan Malaka objectively. Perhaps only foreigners like
Harry A. Poeze a Dutch who can judge independently, just like a British like Peter Carey who can
independently appraise Diponegoro. People like Poeze or Carey need more than forty years to be able to
judge a person from multiple sources of reference, even that does not seem finished.

A person's judgment of everything is potentially biased, depending on where he or she is. Perhaps this also
motivated Tan Malaka to write Madilog (1943) because in his view many people have narrow insights,
people need an objective and unbiased view, more or less according to Tan Malaka's worldview
(Weltanschauung). Madilog may be the most important book of Tan Malaka besides Toward the Republic of
Indonesia (1925) and Mass Action (1926).

An Indonesian like Ignas Kleden compares Madilog like The Open Society and Its Enemies (1945) Karl
Popper. A Franz Magnis-Suseno compares Madilog like the work of Dialectics of Nature (1883) by Friedrich
Engels. Popper and Engels was the great philosopher of his time, meaning that Tan Malaka was also about as
much a class as any other great philosopher.

As a great philosopher, Tan Malaka is worthy juxtaposed with Karl Popper. Karl Popper wrote The Logic of
Scientific Discovery (1934) which is one of the most important books for research methods, just as Tan
Malaka wrote Madilog. Karl Popper also wrote The Open Society and Its Enemies as a political book, much
like a Tan Malaka's political book Toward the Republic of Indonesia and Mass Action.

Similar with other great thinkers, who can not escape the controversy such as Descartes vs. Bacon, Einstein
vs. Bohr, Newton vs. Leibniz even Karl Popper vs. Thomas Kuhn The Structure of Scientific Revolutions.
The thought of Tan Malaka in Madilog is also one hundred percent wrong when viewed from another
perspective.

Based on Presidential Decree No. 53/1963, Tan Malaka is a national hero, this title has not been revoked.
But reading Tan Malaka's books, I understand why the TNI and the government banned the circulation of
Tan Malaka's books, including placing Tan Malaka as a controversial figure.

Madilog itself is a book written for eight months, from July 1942 to March 1943. This book is quite thick
with the number of 539 pages or about 152,437 words. This book was written during the Japanese
occupation where Tan Malaka wrote it secretly, so of course, the quality is far from the writings of the great
philosopher which writes quietly at home with access to a large library.

PDF File: Madilog... 11


Read and Download Ebook Madilog...

Because written in 1942 many interesting historical facts such as the population of China which at that time
only amounted to 400 million people or the population of the Netherlands East Indies 70 million people.
Beyond that perspective, Tan Malaka may not be as scholarly as his writing on the life on Mars and or the
writings on Asian culture that spend almost half of the book.

Rifky Ferdiansyah says

Buku ini adalah sebuah "Masterpiece" seorang Tan Malaka. Macan Pemikiran yang terlahir dari Pandan
Gadang ini membuktikan bahwa seorang anak dusun pun mampu menjelajahi dunia fana ini dalam artian
sebenarnya, lewat perjalanan fisik maupun lewat pemikirannya yang liar dan out of the box. Kampung
halamannya yang berdekatan dengan rumah kelahiran saya membuat saya sangat mengerti bagaimana
keadaan latar belakangnya Tan dalam konteks sosial budaya kehidupannya meski dalam ruang waktu yang
agak sedikit berbeda. Tapi secara garis besar saya dapat merasakan beban bathin yang dialami Tan.

Bagi saya sindiran Tan dalam Logica Mystica dengan kata "Ptah" itu adalah sebuah sindiran besar bagi cara
pikir orang Minang dan Indonesia secara umum. Apalagi di jaman kehidupannya penulis. Meski berat dan
butuh konsentrasi untuk membacanya, karya ini adalah karya yang sangat patut dibaca, bukan cuma sekali,
harus berulang kali. Butuh pendalaman yang benar-benar mendalam untuk mengerti Tan secara keseluruhan.
Dengan ini motto "tak cukup hanya sekali" rasanya patut disandingkan dengan buku ini.

With Honour,
Rifky Ferdiansyah

PDF File: Madilog... 12

Anda mungkin juga menyukai