MYC
Tahun Anggaran 2020 - 2022
1. Gambaran Umum
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber
mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar
penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kenyataan yang terjadi
bahwa sebagian besar penggunaan lahan di wilayah Indonesia diperuntukkan sebagai lahan
pertanian dan hampir 50% dari total angkatan kerja masih menggantungkan hidupnya bekerja
di sektor pertanian. Strategi pembangunan yang sesuai untuk negara agraris seperti Indonesia
adalah menetapkan prioritas yang tinggi pada peningkatan produktivitas dan kualitas
pertaniannya. Irigasi menjadi tuntutan sekaligus kebutuhan untuk peningkatan produktivitas
dan kualitas pertanian.
Pengembangan areal Irigasi tetap menjadi kepedulian Pemerintah Indonesia, guna menjamin
produksi bahan pangan bagi penduduk yang selalu bertambah. Faktor yang mengancam
kondisi ketersediaan beras adalah perubahan penggunaan lahan dari sawah yang produktif
menjadi lahan permukiman penduduk akibat pertambahan penduduk yang selalu terus
berlangsung, untuk menangkal ancaman-ancaman tersebut maka upaya peningkatan
produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal sawah (extensifikasi) perlu dilakukan secara
berkelanjutan.
Pengembangan sektor pertanian selain mempunyai misi mempertahankan ketersediaan
pangan (beras) juga diharapkan mempunyai misi mendukung kebijaksanaan peningkatan
ekspor non migas.
D.I Tapin seluas 5.472 Ha adalah irigasi teknis yang pembangunannya dimulai sejak tahun
1989 dan difungsikan pada tahun 1993 pada areal persawahan seluas 3.197,40 Ha.
Seiring berjalan waktu jaringan irigasi yang mengairi areal fungsional seluas 3.197,40 Ha
tersebut mengalami penurunan kondisi dan fungsi. Di beberapa lokasi intensitas tanam
menjadi 1 x tanam dalam 1 tahun. Dengan pertimbangan bahwa D.I Tapin merupakan sawah
ber-irigasi teknis dan merupakan lahan yang “quick yielding”. Maka agar intensitas tanam
dapat meningkat kembali menjadi 2 x tanam dalam setahun dan dapat meningkatkan produksi
padi menjadi 200% dari kondisi semula, maka diperlukan rehabilitasi dan peningkatan sistem
jaringan irigasi Tapin.
Seiring dengan selesainya pembangunan Bendungan Tapin pada tahun 2019 yang
direncanakan akan mensuplesi air ke bendung Tapin, dan dapat menjamin ketersediaan air
untuk melayani daerah irigasi Tapin yang dikategorikan sebagai daerah “irigasi premium”,
maka BWS Kalimantan II akan melaksanakan Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas 3.197,40 Ha,
dan melaksanakan Lanjutan Pembangunan D.I Tapin seluas 2.274,60 Ha, melalui kontrak
tahun jamak (MYC) selama 3 tahun.
3. Sasaran
Tercapainya luas areal target tanam seluas 5.472 Ha dengan meningkatkan dari sawah tadah
hujan menjadi irigasi teknis sehingga dapaaat meningkatkan produktivitas dan kualitas
pertanian untuk mendukung ketersediaan/ketahanan pangan bagi masyarakat di wilayah
Kabupaten Tapin khususnya Provinsi Kalimantan Selatan umumnya.
5. Sumber Pendanaan
Sumber dana menggunakan APBN Tahun Anggaran 2020, yang tercantum dalam DIPA SNVT
PJPA WS. Barito, PPK irigasi dan Rawa II dengan Pagu Sebesar Rp. 14.830.900.000.
6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
a. Kementerian Negara : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
b. Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air /
Balai Wilayah Sungai Kalimantan II
c. Satker : SNVT PJPA WS. BARITO Prov. Kalimantan Selatan
d. PPK : Irigasi dan Rawa II
e. Program : Pengelolaan Sumber Daya Air (033.06.10)
f. Hasil (Outcome) : Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
g. Kegiatan : Pengembangan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Permukaan, Rawa dan Tambak (5036)
h. Indikator Kinerja Kegiatan : Jaringan Irigasi Permukaan Kewenangan pusat yang
Dibangun
i. Jenis Keluaran (Output) : Jaringan Irigasi Permukaan Kewenangan pusat yang
Dibangun (5036.002)
j. Volume Keluaran (Outcome) : 2.274,60 Ha
k. Satuan Keluaran (Output) : 22.426,80 M
7. Data Dasar
Bendung Linuh
8. Standar Teknis
Semua bahan dan mutu pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi
Standar Nasional Indonesia maupun Standar/Acuan yang terkait atau padanan dengan SNI.
6 7 8
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN - -
No. Tahapan Kegiatan Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6 Bln 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pelaksanaan Pekerjaan
- Tahun 2021
Tahapan
No. Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6 Bln 7 Bln 8 Bln 9 Bln 10 Bln 11 Bln 12
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pelaksanaan
1
Pekerjaan
- Tahun 2022
Tahapan
No. Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6 Bln 7 Bln 8 Bln 9 Bln 10 Bln 11 Bln 12
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pelaksanaan
1
Pekerjaan
2. Pekerjaan Beton
3. Pembesian
14. Peralatan
Kepemilikan
No. Jenis Kapasitas Jumlah /status
1. Excavator Standart Kelas 20 ton/ 0,90 m3 8 Sewa / Milik
Concrete Mixer
2 Pembuatan Direksi keet los kerja ✓ Kebakaran pada saat pembuatan direksi keet dan tenaga
dan gudang jatuh sakit
a. Direksi keet ✓ Kebakaran pada saat pembuatan direksi keet
b. Los Kerja ✓ Tenaga/buruh banyak yang sakit
c. Gudang ✓ Kebakaran pada saat pembuatan gudang
✓ Terkena peralatan kerja
3 Pekerjaan Pembersihan dan ✓ Terperosok masuk lubang
striping/kosrekan ✓ Tekena peralatan kerja
✓ Tertimbun/tertimpa material timbunan
✓ Menginjak benda – benda tajam
TINGKAT DURASI
NO TENAGA MAGANG JUMLAH KLASIFIKASI
PENDIDIKAN MAGANG
Mahasiswa
1 Anggota Magang 2 Orang D3/S1 6 Bulan Sipil
Teknik Sipil
Mahasiswa
D3/S1
2 Anggota Magang 2 Orang Teknik 6 Bulan Sipil
Geodesi
TOTAL 202.464.706.000,-
Dana tersebut dialokasikan pada DIPA SNVT PJPA WS. BARITO Provinsi Kalimantan Selatan.
Semua kegiatan jasa konstruksi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.