Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Judul:

KEINDAHAN DESA KINCANG WETAN DENGAN BERBAGAI ASET YANG


DIMILIKI (MENGANGKAT BATIK LEMBOTO SEBAGAI ICON DESA KINCANG
WETAN KECAMATAN JIWAN KABUPATEN MADIUN)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

DAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

KELOMPOK 04

DESA KINCANG WETAN KECAMATAN JIWAN KABUPATEN MADIUN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
DAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2019
KEINDAHAN DESA KINCANG WETAN DENGAN BERBAGAI ASET YANG
DIMILIKI (MENGANGKAT BATIK LEMBOTO SEBAGAI ICON DESA KINCANG
WETAN KECAMATAN JIWAN KABUPATEN MADIUN)
Kuliah Kerja Nyata Transformatif
Pendekatan ABCD (Asset Based Community-driven Development)
UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Antasari Banjarmasin
Desa Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
Oleh :
Moh. Sahlul Khuluqi I73215037 FISIP
Asyrof Yahya Prayoga C02215010 FSH
Abdul Ghofur C91215036 FSH
Mochamad Ryan Hidayat C93215066 FSH
Miftakhul Huda H03215005 FST
Muchlisin C93215071 FSH
Achmad Zaki Yamani 1601422203 FUH
Siti Rahmah 1501361787 FDIK
Fitri Amalia A02215006 FAH
Ajeng Nadiya B92215044 FDK
Rohmah C07215010 FEBI
Arinda Suhartika Putri S. C02215009 FSH
Nur Amira Binti Wahab C42215009 FSH
Ani Purwanti C92215083 FSH
Wahyu Ratna Sari H05215010 FST
Heppy Nurika Prihatini H75215018 FST
Azmil Rif’atin Nu’ma B75215085 FTK

Dosen Pembimbing Lapangan:


Yusria Ningsih, S.Ag, M.Kes
NIP. 197605182007012022

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA DAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2019
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata Transformatif dengan pendekatan Aset Based
Community-driven Development (ABCD) dengan judul Keindahan Desa Kincang Wetan
Dengan Berbagai Aset Yang Dimiliki (Mengangkat Batik Lemboto Sebagai Icon Desa
Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun) Kelompok 04 telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing Lapangan mata Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin, 14 Januari 2019 s/d 13 Februari 2019

Lokasi KKN : Desa Kincang Wetan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun

Demikian halaman pengesahan ini untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 14 Januari 2019

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan

Yusria Ningsih, S.Ag, M.Kes


NIP. 197605182007012022
HALAMAN PENGESAHAN LPPM

Bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata Transformatif dengan pendekatan Aset Based
Community Driven-Development (ABCD) ini:
Judul Laporan : Keindahan Desa Kincang Wetan Dengan Berbagai Aset
Yang Dimiliki (Mengangkat Batik Lemboto Sebagai Icon
Desa Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun)
Kelompok : 04

Lokasi KKN : Desa Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

Telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan pelaksanaan KKN


ABCD Gelombang I Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dan Universitas Islam
Negeri Antasari Banjarmasin tahun 2019. Demikian halaman pengesahan ini untuk
digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 14 Januari 2019

Mengetahui,

Ketua LP2M UIN Sunan Ampel Kepala PPM LP2M UIN Sunan Ampel

Surabaya Surabaya

Prof. Dr. H. Sahid, HM, M.Ag, MH Dr. Rubaidi, M.Ag

NIP. 196803091996031002 NIP. 197106102000031003


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kesehatan
jasmani dan rohani, karena dengan limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan metode pendekatan
Aset Based Community-driven Development tanpa halangan apapun. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw yang telah menunjukkan
kita ke jalan yang Insya Allah diridhoi Allah SWT.
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang bertujuan untuk mengabdi kepada masyarakat dengan harapan
mendapatkan pengetahuan yang tidak penulis dapatkan di perkuliahan. Dalam laporan ini,
penulis mengangkat judul “Keindahan Desa Kincang Wetan Dengan Berbagai Aset Yang
Dimiliki (Mengangkat Batik Lemboto Sebagai Icon Desa Kincang Wetan Kecamatan jiwan
Kabupaten Madiun)”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penulisan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Masdar Hilmy selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
2. Bapak Prof. Dr. H. Sahid, HM, M.Ag, MH selaku ketua LP2M UIN Sunan Ampel
Surabaya.
3. Bapak Dr. Rubaidi, M.Ag selaku Kepala PPM LP2M UIN Sunan Ampel Surabaya.
4. Ibu Yusria Ningsih, S.Ag, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
membimbing, mengarahkan dan memotivasi kami.
5. Bapak Pardi selaku Kepala Desa Kincang Wetan beserta jajarannya yang telah
memberikan sambutan hangat dan memberikan dukungan baik moril maupun materil
kepada kami.
6. Seluruh warga Desa Kincang Wetan yang telah menyambut baik kehadiran kami di
Desa Kincang.
7. Seluruh peserta KKN kelompok 04 yang telah membantu pelaksanaan maupun
penyelesaian penyusunan laporan KKN ini.
Dengan tersusunnya laporan ini, penulis bertujuan untuk melaporkan aset yang
dimiliki Desa Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Tentu saja, Laporan ini
jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, Kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun jika menemukan kesalahan dalam penulisan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Madiun, 14 Februari 2019

Mengetahui

TIM KKN Transformatif


BAB I
PROFIL DESA KINCANG WETAN
A. Profil Singkat Desa Kincang Wetan
1. Sejarah Desa Kincang Wetan
Desa Kincang Wetan merupakan desa di kecamatan Jiwan yang memiliki RT
terbanyak. Banyak sekali peninggalan-peninggalan yang ada di desa Kincang Wetan ini yang
dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengenal sejarah desa Kincang Wetan, antara lain :
a. Penden Sumur Tiban terletak disebelah utara Desa
b. Punden Makam Perangan terletak disebelah selatan
c. Punden Mbah Rendeng terletak di sebelah barat Desa
d. Punden Sumur Gumulung di sebelah barat Desa
e. Dongeng Orang Sakti Kincang
f. Dongeng orang Bajang (orang kerdil)
Menurut cerita yang ada, desa Kincang merupakan salah satu desa yang berada di
Madiun yang berbatasan dengan Magetan. Karena luasnya desa Kincang, maka desa Kincang
dipecah menjadi dua, yaitu desa Kincang Wetan dan desa Kincang Kulon yang dibatasi oleh
Sungai Bejang. Pada zaman dahulu, ada seorang bernama Ki Ageng Sentot, beliau
merupakan suatu pasukan berkuda melawan penjajah. Menurut cerita, Ki Ageng Sentot
mempunyai kekuatan. Salah satu kesaktiannya adalah membuat sumur dengan cara
menjatuhkan kainnya ke Tanah, karena pada suatu hari, para prajurit dan kudanya mengalami
kesulitan mendapatkan air.
Pada zaman dahulu, pada saat Jepang ingin menjajah Indonesia, Kincang merupakan
salah satu daerah yang akan dijajah oleh Jepang. Salah satu cara Jepang menguasai desa
Kincang yaitu dengan cara menggusur wilayah desa Kincang Kulon yang akan dibuat untuk
pelebaran pangkalan udara dan masyarakat tidak menerima ganti kerugian kecuali ganti
kerugian tanaman (pepohonan). Masyarakat desa Kincang Kulon berpindah ke pekarangan
desa Kincang Wetan atas dasar operan atau disebut tukar guling. Masyarakat memindahkan
perlengkapan tempat tinggalnya ke desa baru yaitu Kincang Wetan. Hal tersebut yang
mendasari terbentuknya desa Sukolilo.
Lahirnya Desa Sukolilo ini tidak hanya berakibat pada desa Kincang Wetan saja tetapi
berakibat pada desa-desa lain, diantaranya adalah Jiwan, Grobokan, Kwangsen, dan lain-lain.
Namun yang paling banyak menerima akibat adalah Kincang Wetan. Sementara orang
mengatakan bahwa sawah desa Kincang Wetan yang dibuat desa baru tersebut telah tertukar
dengan milik orang Kincang Kulon (Sukolilo). Namun, ada juga yang mengatakan,..masih
ada sawah yang menurut perjanjian, luasnya 41 Ha disebelah barat sungai harusnya milik
kekuasaan desa Kincang Wetan karena dianggap tanah tersebut pernah digarap Kincang
Wetan selama 2 tahun menjadi kepemilikan oleh orang Sukolilo. Hal ini pernah
disengketakan pada tahun 1970. Nama Kincang sampai dengan saat ini tidak jelas asal
usulnya sehingga sampai saat ini menjadi desa yang sangat ramai.
Tabel 1.1 Kepala Desa Kincang Wetan
No. Nama Kepala Desa

1. Lurah Palang Conongan

2. Lurah Demang Dondong

3. Lurah Eneung

4. Lurah Poncotruno

5. Lurah Prawiroharjo

6. Lurah Singo

7. Lurah Djoyodipo

8. Lurah Wongsomogol

9. Lurah Sonodjoyo

10. Lurah Triman

11. Lurah Budi

12. Lurah Wongsodikromo Cendol

13. Lurah Sukimin

14. Lurah Doelah

15. Lurah Tamsir

16. Lurah Kusno

17. Lurah Haryono

18. Lilin Ropiana, SE


19. Lurah Tri Susanto

20. Lurah Drs. Moch Arifin

21. Lurah Pardi

Gambar 1.1 Balai Desa Kincang Wetan


2. Struktur Pemerintahan Desa Kincang Wetan
Dalam setiap pemerintahan, baik Desa, Kabupaten, Kota maupun Negara pemimpin
menjalankan tugasnya dengan bantuan staff-staff yang ada, begitu pula dengan Kepala Desa
Kincang Wetan. Kepala desa Kincang Wetan dalam kepemimpinannnya dibantu oleh
perangkat desa. Perangkat desa sendiri mempunyai susunan-susunan kedudukan atau jabatan
yang telah disahkan oleh Kepala desa dalam keanggotaannya. Dalam periode 2014-2019 desa
Kincang Wetan mempunyai perangkat desa yang telah terstruktur.
Berikut struktur nama perangkat desa Kincang Wetan periode 2014-2019:

Tabel 1.2 Nama-nama Perangkat Desa


No. Nama Jabatan
1. Pardi Kepala Desa
2. Drs. Moch. Arifin Sekretaris Desa
3. Sri Hayatini Kasun I
4. Adnan Kasun II
5. Sapto Prasetyo Kasun III
6. Dasiman (sementara) Kasun IV
7. Agus Mujiono Sambong
8. Sumarno Modin
9. Dasiman Kebayan
10. Parni Staff
11. Eny Susilowati Staff
12. Eka Sri Suryani Staff

B. Demografi Desa Kincang Wetan


1. Letak Geografis Desa Kincang Wetan
Desa Kincang Wetan merupakan desa yang sangat luas, karena terdiri dari 4 (empat)
dusun, 11 RW dan 73 RT. Berdasarkan profil desa tahun 2018, batas wilayah Desa Kincang
Wetan adalah disebelah utara berbatasan dengan Desa Kwangsen Kecamatan Sawahan,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulak Kabupaten Magetan, sebelah timur berbatasan
dengan Desa Sukolilo Kecamatan Madiun dan sebalah barat berbatasan dengan Desa Klagen
Gambiran Kabupaten Magetan. Total luas keseluruhan wilayah menurut penggunaan di desa
Kincang Wetan sebesar 511,37 Ha, dengan rincian total luas tanah sawah 185,09 Ha, total
luas tanah kering 111,97 Ha, total luas tanah basah 0,00 Ha, total luas tanah perkebunan 0,00
Ha, total luas tanah fasilitas umum 214,32 Ha, dan total luas tanah hutan 0,00 Ha.
Desa Kincang Wetan merupakan desa terbesar di kecamatan Jiwan, maka sudah dapat
dipastikan bahwa penduduk di desa Kincang Wetan sangat banyak, dengan jumlah penduduk
perempuan 3768 orang dan laki-laki orang 3903 pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun
2017 jumlah penduduk perempuan 3765 orang dan laki-laki 3890 orang. Dapat disimpulkan
bahwa penduduk di desa Kincang Wetan mengalami perkembangan penduduk, yaitu berjenis
kelamin perempuan 0.08% dan laki-laki 0.33%.
Desa Kincang Wetan bukan merupakan desa yang tertinggal karena akses ke Desa
Kincang Wetan tidaklah sulit, karena letak Desa Kincang Wetan yang sangat strategis dan
dekat dengan jalan utama ke Magetan dan Solo.
2. Jumlah Penduduk Desa Kincang Wetan
Desa Kincang Wetan merupakan desa yang besar, yang terdiri dari 73 (tujuh puluh tiga)
RT, 10 (sepuluh) RW, 4 (empat) dusun. Jumlah kepala keluarga sebanyak 2732 KK, dengan
jumlah total penduduk 7630 orang yang terdiri menjadi 3760 jumlah laki-laki dan 3870
jumlah perempuan. Berikut ini kami sajikan jumlah penduduk Desa Kincang Wetan.

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Desa Kincang Wetan


3760 orang
Jumlah Laki-laki
3870 orang
Jumlah Perempuan
7630 orang
Jumlah Total
2732 KK
Jumlah Kepala Keluarga

Tabel 1.4 Usia Penduduk Desa Kincang Wetan

Laki-laki Perempuan
Usia
709 Orang 366 orang
0-5 Tahun
608 Orang 322 orang
6-10 Tahun
542 Orang 266 orang
11-15 Tahun
602 orang 307 orang
16-20 Tahun
535 orang 254 orang
21-25 Tahun
579 orang 294 orang
26-30 Tahun
627 orang 316 orang
31-35 Tahun
537 orang 291 orang
36-40 Tahun
580 orang 288 orang
41-45 Tahun
573 orang 297 orang
46-50 Tahun
611 orang 312 orang
51-55 Tahun
554 orang 297 orang
56-60 Tahun
673 orang 353 orang
61-65 Tahun
284 orang 124 orang
66-70 Tahun
135 orang 64 orang
71-75 Tahun
4 orang 3 orang
≥ 75 Tahun
8153 Orang 4254Orang
Total

3. Pekerjaan Masyarakat Desa Kincang Wetan


Desa Kincang Wetan merupakan desa yang sangat besar dan luas sehingga peluang
pekerjaan bagi masyarakat desa Kincang Wetan sangat terbuka lebar. Masyarakat desa
Kincang Wetan memiliki profesi yang sangat beragam seperti petani, buruh tani, karyawan
swasta dan lain-lain. Namun kebanyakan dari warga desa Kincang Wetan bekerja sebagai
Petani dan wiraswasta. Tidak hanya itu, di desa Kincang Wetan terdapat banyak sekali home
industri yang mereka tekuni, seperti produksi batu bata, tempe, reog, batik, onde-onde, kasur,
dan pengembangan benih hortikultura. perekonomian masyarakat desa Kincang Wetan juga
beragam.
Berikut ini data mata pencaharian masyarakat desa Kincang Wetan dan Tenaga Kerja
Penduduk Desa Kincang Wetan, antara lain:
Tabel 1.5 Mata Pencaharian Desa Kincang Wetan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Petani 366 orang

2. Buruh Tani 415 orang

3. Pemilik Usaha Tani 781 orang

4. Karyawan Perusahaan Swasta 254 orang

5. Karyawan Perusahaan Pemerintah 28 orang

6. Pemilik Perusahaan 6 orang

7. Karyawan Perdagangan Hasil Bumi 3 orang

8. Buruh Perdagangan Hasil Bumi 8 orang

9. Buruh Usaha Jasa Transportasi dan


6 orang
Perhubungan

10. Kontraktor 4 orang

11. Pemilik Usaha Warung, rumah makan dan 12 orang


restoran

12. Jasa Pengobatan Alternatif 1 orang

13. Dosen Swasta 4 orang

14. Guru Swasta 6 orang

15. Pensiunan TNI/POLRI 142 orang

16. Pensiunan PNS 86 orang

17. Pensiunan Swasta 128 orang

18. Pengacara 1 orang

19. Notaris 1 orang

20. Pembantu Rumah Tangga 8 orang

21. Sopir 16 orang

22. Jasa Penyewaan Peralatan Pesta 5 orang

Tabel 1.6 Tenaga Kerja Penduduk Desa Kincang Wetan


No. Tenaga Kerja Laki-laki Perempuan

1. Penduduk usia 18-56 tahun 632 orang 993 orang

2. Penduduk usia 18-56 tahun yang 409 tahun 831 tahun


bekerja

3. Penduduk usia 18-56 tahun yang 904 orang 327 orang


belum atau tidak bekerja
4. Penduduk usia 0-6 tahun 579 orang 876 orang

5. Penduduk masih sekolah 7-18 tahun 567 orang 577 orang

6. Penduduk usia 56 tahun ke atas 186 orang 210 orang

7. Angkatan kerja 111 orang 35 orang

Jumlah 3.388 orang 3.939 orang

Total Jumlah
7.337 Orang

4. Pendidikan Masyarakat Desa Kincang Wetan


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, baik bagi kemajuan suatu desa, bahkan
bangsa. Agar suatu desa itu maju, maka kualitas pendidikan juga harus ditingkatkan. Salah
satu tujuan pendidikan adalah untuk membantu Pemerintah menekan angka penggangguran.
Di desa Kincang Wetan terdapat 8 (delapan) pendidikan formal yaitu 2 (dua) KB, 3 (tiga)
TK, 3 (tiga) SDN, yang terdiri dari Kelompok Bermain Bintang Kecil, Kelompok Bermain
Merah Putih, TK Kincang 01, TK Menur, TK Al-Hikmah, SDN Kincang 01, SDN Kincang
02, dan SDN Kincang 03. Sedangkan pendidikan non formal yang ada di Desa Kincang
Wetan yaitu TPQ. TPQ yang ada di desa Kincang Wetan sangat banyak sekali. Berikut ini
kami paparkan jumlah tingkat pendidikan penduduk desa Kincang Wetan.

Tabel 1.7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Kincang Wetan


No. Keterangan Jumlah

Jumlah penduduk buta aksara dan huruf latin 91 orang


1.
Jumlah penduduk usia 3-6 tahun yang masuk TK 84 orang
2.
dan Kelompok Bermain Anak
Jumlah anak dan penduduk cacat fisik dan mental 0 orang
3.
Jumlah penduduk sedang SD/sederajat 2 orang
4.
Jumlah penduduk tamat SD/sederajat 742 orang
5.
Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 827 orang
6.
Jumlah penduduk sedang SLTP/sederjat 121 orang
7.
Jumlah penduduk tamat SLTP/sederjat 1249 orang
8.
Jumlah penduduk sedang SLTA/sederjat 1321 orang
9.
Jumlah penduduk tidak tamat SLTP/sederjat 2611 orang
10.
Jumlah penduduk tamat SLTA/sederjat 718 orang
11.
Jumlah penduduk sedang D-1 2378 orang
12.
Jumlah penduduk tamat D-1 98 orang
13.
Jumlah penduduk sedang D-2 114 orang
14.
Jumlah penduduk tamat D-2 18 orang
15.
Jumlah penduduk sedang D-3 96 orang
16.
Jumlah penduduk tamat D-3 10 orang
17.
Jumlah penduduk sedang S-1 78 orang
18.
Jumlah penduduk tamat S-1 79 orang
19.
Jumlah penduduk sedang S-2 137 orang
20.
Jumlah penduduk tamat S-2 3 orang
21.
Jumlah penduduk tamat S-3 6 orang
22.
Jumlah penduduk sedang SLB A 3 orang
23.
Jumlah penduduk tamat SLB A 0 orang
24.
Jumlah penduduk sedang SLB B 0 orang
25.
Jumlah penduduk tamat SLB B 0 orang
26.
Jumlah penduduk sedang SLB C 0 orang
27.
Jumlah penduduk tamat SLB C 0 orang
28.
Jumlah penduduk cacat fisik dan mental 1 Orang
29.

Tabel 1.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Wajib Belajar 9 Tahun


Keterangan Jumlah
No.
Jumlah penduduk usia 7-15 tahun 1152 orang
1.
Jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang masih 1106 orang
2.
sekolah
Jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang tidak 46 orang
3.
sekolah

Tabel 1.9 Jumlah Guru dan Murid


No. Keterangan Jumlah

Jumlah guru TK dan kelompok bermain anak 9 orang


1.

Jumlah siswa TK dan kelompok bermain anak 84 orang


2.

Jumlah guru SD dan sederajat 23 orang


3.
Jumlah siswa SD dan sederajat 742 orang
4.

Jumlah guru SLTP dan sederajat 12 orang


5.

Jumlah siswa SLTP dan sederajat 1249 orang


6.

Jumlah guru SLTA/sederajat 8 orang


7.

Jumlah siswa SLTA/sederajat 672 orang


8.

Jumlah siswa SLB 0 orang


9.

Jumlah guru SLB 0 orang


10.

Tabel 1.10 Tingkat Pendidikan Aparat Desa/Kelurahan


Keterangan Jumlah
No.
Kepala Desa/Lurah Diploma
1.
Sekretaris Desa/Kelurahan S2
2.
Kepala Urusam Pemerintahan Diploma
3.
Kepala Urusan Pembangunan SLTA
4.
Kepala Urusan Pemberdayaan Masyarakat Diploma
5.
Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Diploma
6.
Kepala Urusan Umum Diploma
7.
Kepala Urusan Keuangan Diploma
8.
Kepala Urusan SLTP Mudin
9.
Kepala Urusan DIPLOMA SAMBONG
10.

Tabel 1.11 Tingkat Pendidikan Anggota BPD


Keterangan Jumlah
No.
Ketua S3
1.
Wakil Ketua DIPLOMA
2.
Sekretaris S2
3.
Anggota, Nama : SULASTRI.BA S1
4.
Anggota, Nama : SOLEKAN. S.Pd S2
5.
Anggota, Nama : MULYONO SLTA
6.
Anggota, Nama : MASLAN. S.Pd.I S2
7.
Anggota, Nama : AGUNG BASUKI SLTA
8.
Anggota, Nama : RUSDI DIPLOMA
9.
Anggota, Nama : SURATMO. S.Pd S1
10.

5. Kesehatan Masyarakat Desa Kincang Wetan


Kesehatan juga merupakan unsur yang penting sehingga diperlukan adanya fasilitas
kesehatan yang dapat menunjang kesehatan masyarakat. Begitu pula di desa Kincang Wetan,
desa Kincang Wetan memiliki fasilitas kesehatan seperti posyandu balita dan lansia. Sarana
kesehatan yang ada di desa Kincang Wetan yaitu Posko Kesehatan Desa (POSKESDES)
yang berada di depan Kelompok Bermain Merah Putih. Berikut data kesehatan warga desa
Kincang Wetan :
Taabel 1.12 Kualitas Kesehatan Penduduk Desa Kincang Wetan
No. Kualitas Ibu Hamil Jumlah
1. Jumlah Ibu Hamil 32 Orang

2. Jumlah Ibu Hamil Periksa di Posyandu 28 Orang

3. Jumlah Ibu Hamil Periksa di Puskesmas 6 Orang

4. Jumlah Ibu Hamil Periksa di RS 2 Orang

5. Jumlah Ibu Hamil Periksa di Dokter Praktek 3 Orang

6. Jumlah Ibu Hamil Periksa di Bidan Praktek 28 Orang

7. Jumlah Kematian Ibu Hamil 12 Orang

8. Jumlah Kematian Ibu NIfas 1 Orang

No. Kualitas Bayi Jumlah

1. Jumlah Keguguran Kandungan 2 Orang

2. Jumlah Bayi Lahir Hidup 12 Orang

3. Jumlah Bayi Lahir Berat Kurang dari 2,5 Kg 1 Orang

No Cakupan Imunisasi Jumlah

1. Jumlah bayi usia 2 bulan 8 Orang

2. Jumlah bayi 2 bulan imunisasi DPT-1, BGC 7 Orang


dan Polio-1

3. Jumlah bayi usia 3 bulan 29 Orang

4. Jumlah bayi 3 bulan yang imunisasi DPT-2 11 Orang


dan Polio-2

5. Jumlah bayi usai 4 bulan 41 Orang

6. Jumlah bayi usia 4 bulan yang imunisasi 41 Orang


DPT-3 dan Polio-3

7. Jumlah bayi 9 bulan 62 Orang

8. Jumlah bayi 9 bulan yang imunisasi campak 51 Orang

9. Jumlah bayi yang sudah imunisasi cacar 32 Orang

Tabel 1.13 Jumlah Penderita Sakit Tahun 2018


No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita

1. Jantung 2 Orang

2. Lever 1 Orang

3. Kanker 1 Orang

4. Stroke 2 Orang

5. Diabetes Melitus 1 Orang

6. Ginjal 1 Orang

7. Asma 1 Orang

6. Agama dan Kegiatan Desa Kincang Wetan


Kegiatan keagamaan desa Kincang Wetan sangat beragam. Mulai dari pengajian
membaca al-Qur’an dengan metode TARSANA (Tartil, Sari, Nagham) yang diadakan di 4
(empat) masjid/musholla di desa Kincang Wetan yaitu masjid Jami’ ‘Ibadurrohman, musholla
Al-Ikhlas, musholla desa Kincang Wetan. Pengajian membaca al-Qur’an dengan baik dan
benar ini biasanya di ikuti oleh ibu-ibu dan bapak-bapak yang belajar al-Qur’an dari dasar.
Di desa Kincang Wetan juga ada (TPA) Taman Pendidikan al-Qur’an yaitu di musholla
Al-Aziz, Al-Hikmah, muholla Nur Iman, masjid Al-Hidayah, Al-Barokah, masjid Dalilul
Hikmah, masjid Miftakhul Huda, dan Yayasan Panti Asuhan Nurul Madani. Selain itu juga
ada kegiatan pengajian yang bernama Khairunnisa yang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok.
Pengajian Khairunnisa ini di lakukan oleh ibu-ibu. Ada juga muslimat untuk ibu-ibu NU dan
pengajian bapak-bapak yang dilakukan oleh tiap-tiap RT.
Setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu pada pukul 16.00 WIB ibu-ibu melaksanakan
senam aerobik yang bertempat di rumah salah satu warga desa Kincang Wetan. Kepercayaan
yang di anut oleh penduduk desa Kincang Wetan juga beragam, yang akan dipaparkan pada
tabel berikut ini.
Tabel 1.14 Agama/Aliran Kepercayaan
Agama Laki-laki Perempuan

3283 orang 4008 orang


Islam
12 orang 16 orang
Kristen
2 orang 6 orang
Katholik
3 orang 4 orang
Hindu
2 orang 1 orang
Budha
3302 orang 4035 orang
Jumlah

BAB II
PROSES ASET BASED COMMUNITY
DRIVEN-DEVELOPMENT
A. Selayang Pandang ABCD
Asset Based Community Development (ABCD) adalah sebuah pendekatan yang
memberikan penekanan yang besar pada aset-aset yang dimiliki di dalam komunitas (yang
seringkali tidak disadari). Aset adalah segala hal yang ada dalam komunitas yang berpotensi
dalam pengembangan komunitas tersebut. Baik itu berupa aset individual (seperti
kepemilikan lahan, kemampuan membuat batik, kemampuan membuat batu bata merah) atau
aset komunitas (seperti keberadaan lokasi komunitas yang bersinggungan dengan potensi
wisata).
Metodologi yang digunakan untuk mengungkap, dan menggunakan kekuatan dalam
masyarakat adalah menilai sumber daya dari warga masyarakat melalui inventariasi
kapasitas, atau memlaui dialog dengan warga untuk menentukan jenis keterampilan, dan
pengalaman yang paling dominan. Langkah seterusnya adalah dengan mendukung
masyarakat untuk menemukan apa yang perlu dikembangkan. Langkah terakhir, menentukan
bagaimana warga negara dapat bertindak bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.
Dasar ide mengenai ABCD yang terletak di Northwestern University di Evanston,
Illinois. Pendekatan ABCD merupakan kekuatan guna memunculkan potensi baru yang
dimiliki, dan terdaat didesa itu sendiri. Membangun keterampilan penduduk baik dari asosiasi
dan institusi lokal, pembangunan masyarakat bebasis aset, berorganisasi atau komunitas yang
mengacu pada kekuatan. Sehingga masyarakat lebih mempunyai kekuatan untuk masa
sekarang hingga masa depan.
Metode ABCD adalah pengorganisasian masyarakat, prinsip-prinsip dan praktek-
praktek untuk membawa orang kehubungan yang berkomitmen dengan tindakan kolektif
terhadap apa yang benar-benar masyarakat peduli agar segera diberikan tindakan.
B. Pemetaan Aset (Asset Mapping)
Desa Kincang Wetan merupakan desa dengan RT terbanyak di Kecamatan Jiwan, hal
ini tentunya berpengaruh terhadap munculnya berbagai macam aset. Maka, macam-macam
aset yang ada di desa Kincang Wetan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Aset Personal
Aset personal yang ada di desa Kincang Wetan sangat beragam, banyaknya penduduk
desa Kincang Wetan yang memunculkan berbagai aset personal. Mayoritas aset personal di
desa Kincang Wetan ini adalah Petani dan Karyawan Swasta. Luasnya lahan sawah yang
membuat masyarakat banyak yang berprofesi menjadi petani, dan banyak pula masyarakat
yang berprofesi menjadi buruh pabrik. Aset personal yang ada di desa Kincang Wetan akan
dipaparkan dalam tabel berikut ini.
Di desa Kincang Wetan ada salah satu warga yang mempunyai usaha membuat batik.
Tetapi, mayoritas masyarakat desa Kincang Wetan tidak mengetahui bahwa di desanya ada
pengerajin batik. Proses pembuatan batik pun dikerjakan sendiri yang dibantu oleh istrinya.
Proses pembuatan batik dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan mengunakan
canting dan cap. Proses pembuatan batik dengan menggunakan canting dapat diselesaikan
dalam waktu 1 (satu) minggu. Sedangkan proses pembuatan batik dengan menggunakan cap
dapat diselesaikan dalam waktu 1 (satu) hari.
Batik lemboto asli desa Kincang Wetan kurang mendapatkan perhatian, sehingga
menyebabkan batik tersebut kurang berkembang. Kendati begitu, pengerajin batik tetap
membuat batik. Pengerajin batik berharap suatu saat batik lemboto dapat diakui dan menjadi
icon desa Kincang Wetan.
Berikut ini macam-macam aset personal yang ada di desa Kincang Wetan.

Tabel 2.1 Aset Personal

No. Aset Personal

1. PNS (Pegawai Negeri Sipil)

2. Guru Sekolah

3. Guru Mengaji

4. Petani

5. Karyawan Swasta

6. Pemilik Toko

7. Pemilik Warung, Rumah Makan dan Restoran

8. Penjual Bakso dan Mie Ayam

9. Pembantu Rumah Tangga

10. Kontraktor

11. Pengacara
12. Notaris

13. Sopir

14. Jasa Pengobatan Alternatif

15. Jasa Penyewaan Peralatan Pesta

16. Pengerajin Batik

17. Pengerajin Batu Bata Merah

18. Produksi Tempe

19. Pengerajin Reog

20. Produksi Onde-onde

21. Pengembangan benih hortikultura

22. Tukang Pijat

2. Aset Alam
Aset alam yang dimiliki desa Kincang Wetan kebanyakan adalah sawah, sehingga
mayoritas warga berprofesi menjadi Petani. Hampir semua warga mempunyai sawah dan
disetiap rumah warga juga mempunyai lahan(pekarangan), namun kurang bisa
dimaksimalkan. Hal ini dikarenakan pengetahuan warga yang kurang berkembang tentang
pemaksimalan penggunaan lahan.

Tabel 2.2 Aset Alam

Aset Alam
No.
Padi
1.

Tebu
2.

Mangga
3.

Jeruk
4.

Sawah
5.

Sungai
6.

Tanah Liat
7.

3. Aset Ekonomi
Aset Ekonomi merupakan sesuatu yang sangat penting, karena berkaitan dengan
kelangsungan hidup manusia. Aset ekonomi merupakan aset untuk mengukur perkembangan
suatu negara. Ekonomi merupakan suatu hal yang sangat erat dalam kehidupan masyarakat.
Setiap hari bahkan setiap waktu aset ini menjadi kegiatan pokok yang selalu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain, negara dikatakan semakin baik atau buruk bisa
dilihat dari aset ekonominya. Aset ekonomi masyarakat desa merupakan salah satu faktor
yang mendukung maju atau tidaknya perekonomian suatu negara.
Berikut ini kami paparkan Aset Ekonomi yang ada di desa Kincang Wetan.
Tabel 2.3 Aset Ekonomi

No. Aset Ekonomi

1. Petani

2. Pembuat Tempe

3. Pedagang Makanan

4. Pengerajin Reog

5. Pengerajin Batik

6. Toko
7. Warung

8. Pengerajin Bata Bata Merah

4. Aset 9. Pengembangan Benih Hortikultura Sosial


Menjaga eksistensi
kelompok sosial desa Kincang Wetan, dengan terus menjalankan berbagai macam kegiatan
yang sudah berjalan di masyarakat seperti posyandu balita dan lansia, pengajian, senam dll
yang sifatnya social oriented. Aset sosial yang di miliki desa Kincang Wetan yaitu berikut ini
:
Tabel 2.4 Aset Sosial
No. Aset Sosial

1. PKK

2. Karang Taruna

3. Tahlilan

4. Muslimat NU

5. Posyandu

6. Gabungan Kelompok Tani (GAPOTAN)

7. Komunitas Pengajian

8. Senam

9. Pencak Silat

5. Aset Fisik
Aset fisik merupakan aset yang dapat dilihat secara langsung, aset fisik ini
sangat berperan penting dalam menunjang aktifitas maupun kegiatan warga setempat
seperti balai desa, lapangan, masjid dll.
Berikut merupakan aset fisik yang dimiliki oleh desa Kincang Wetan, sebagai
berikut:
Tabel 2.5 Aset Fisik
No. Aset Fisik

1. Sawah

2. Balai Desa

3. Balai BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

4. Lapangan

5. Masjid

6. Musholla

7. Gereja Kristen Protestan

8. Puskesmas Pembantu

9. Posyandu

10. Pos Kamling

11. TPS (Tempat Pembuangan Sementara)

C. Pemetaan Asosiasi
Pemetaan asosiasi kami lakukan melalui wawancara dengan masyarakat setempat yang
mayoritas sebagai anggota dari asosiasi tersebut. Dalam mengumpulkan asosiasi ini terdapat
berbagai macam perkumpulan yang tersusun berdasarkan struktur organisasi dalam wilayah
masyarakat desa Kincang Wetan. Masyarakat sendiri mayoritas 80% masuk dalam asosiasi
yang terkumpul di desa. Beberapa asosiasi yang berada dalam desa adalah:
1. PKK
PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) adalah salah satu kegiatan perkumpulan
ibu-ibu yang ada di desa Kincang Wetan, yang diketuai oleh Ibu Kepala Desa PKK yang ada
di desa Kincang Wetan dibagi menjadi 4 (empat) kelompok berdasarkan jumlah dusun yang
ada dan waktu rutinitas kegiatan dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali. Untuk kegiatan PKK
tersebut dilaksanakan oleh masing-masing perkumpulan PKK. Apabila ada kegiatan besar
yang dilksanakan di desa, maka masing-masing kelompok akan berkumpul menjadi 1 (satu).
Mengenai waktu rutinitas tiap dusun berbeda-beda, tergantung kesepakatan masing-
masing dusun. Sedangkan waktu rutinitas di desa dilakukan setiap bulan pada tanggal 17,
kadang dilakukan setiap 2 (dua) bulan sekali. Pertemuan rutinitas PKK desa dilakukan di
kantor desa. Rutinitas PKK dusun mempunyai keunikan, ketika melaksanakan kegiatan setiap
anggota yang berkumpul harus memakai seragam, jika tidak memakai seragam maka akan
dikenakan denda. Selain rutinitas, ibu-ibu PKK mempunyai kegiatan lain misalnya pada hari
Ibu ada lomba menghias nasi kuning tiap-tiap dusun, lomba ini hampir ada di setiap tahun,
dan lomba memakai kebaya ketika hari Kartini.
Selain lomba, ibu-ibu PKK juga mempunyai kegiatan lain yaitu rekreasi setiap dusun.
Rekreasi ini khusus untuk ibu-ibu PKK. Ibu-ibu PKK menabung selama 2 (dua) tahun untuk
rekreasi dengan jarak yang lumayan jauh, tidak hanya rekreasi yang jaraknya jauh, ibu-ibu
PKK juga pernah rekreasi ke Magetan yaitu Wisata Telaga Sarangan dengan mengendarai
kereta anak-anak.
2. Istighosah dan Yasinan
Kegiatan istighosah dan yasinan yang ada di desa Kincang Wetan dilakukan di masjid
dan di musholla yang ada di desa dan dilaksanakan setiap Jumat Kliwon. Kegiatan istighosah
dan yasinan ini biasanya dihadiri oleh warga desa Kincang Wetan, kegiatan ini dimulai pada
pukul 18.30 WIB hingga 19.00 WIB.
Dalam kegiatan tersebut para warga berkumpul untuk melaksankan kegiatan
keagamaan dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan cara membaca
surah Yasiin, Tahlil atau Istighosah secara bersamaan yang dipimpin oleh Tokoh Masyarakat
desa.
3. Muslimat NU
Muslimat NU merupakan perkumpulan ibu-ibu yang dinaungi oleh Nahdlatul Ulama.
Muslimat NU juga terdapat di desa Kincang Wetan yang di ketuai oleh Ibu Ammah. Kegiatan
muslimat NU dilakukan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain. Anggota
muslimat NU terdiri dari 80 (delapan puluh) anggota, rutinitas yang dilakukan oleh anggota
Muslimat NU yaitu membaca yasin, tahlil dan istighosah. Pembacaan yasin, tahlil dan
istighosa dilakukan setiap 2 (dua) kali dalam sebulan.
4. Posyandu
Posyandu yang berada di desa Kincang Wetan terbagi menjadi 4 (empat) yaitu pada
dusun 1 (satu), dusun 2 (dua), dusun 3 (tiga) dan 4 (empat). Kegiatan posyandu pada dusun 1
(satu) dilakukan setiap bulan yaitu pada minggu pertama yang bertempat di rumah Ibu Sri
(Kepala Dusun 1), kegiatan posyandu pada dusun 2 (dua) dilakukan setiap bulan pada
minggu ke 3 (tiga) yang bertempat di rumah bapak Adnan (Kepala Dusun 2), kegiatan
posyandu pada dusun 3 (tiga) dilakukan setiap bulan pada minggu ke 2 (dua) yang bertempat
di Puskesmas, dan kegiatan posyandu pada dusun 4 (empat) dilakukan setiap bulan pada
minggu ke 4 (empat) yang bertempat di rumah ibu Warni.
Kegiatan posyandu adalah mendata bayi ataupun lansia yang ada di desa, kemudian
melakukan imunisasi kepada bayi dan pelatihan terhadap lansia, baik itu olahraga, senam, dll.
5. Karang Taruna
Karang taruna merupakan komunitas perkumpulan remaja yang ada di desa Kincang
Wetan. Setiap RT yang ada di desa Kincang Wetan ini mempunyai anggota. Anggota karang
taruna yang ada d Desa Kincang Wetan ini terdiri dari mahasiswa dan SMA.
Kegiatan kelompok karang taruna terbilang cukup banyak, diantaranya adalah,
memberdayakan anak-anak usia dini dengan kegiatan kreatifitas yang bermanfaat yang
diadakan setiap dua minggu sekali. Kegiatan lainnya yaitu membantu pemerintahan desa
dalam melaksanakan tugas-tugas desa yang sifatnya formal atau non formal, dan membantu
masyarakat dalam kegiatan apapun yang memerlukan bantuan dari kelompok karang taruna.
6. Gabungan Kelompok Tani (GAPOTAN)
Gabungan Kelompok Tani (GAPOTAN) merupakan perkumpulan dari petani yang
melakukan usaha agribisnis diatas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai
peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya.
GAPOTAN yang berada di desa Kincang Wetan masih aktif hingga sekarang, kegiatan yang
dilakukan oleh GAPOTAN desa Kincang Wetan yaitu bertani dengan baik sehingga
mendapatkan kualitas bertani (beras) yang tinggi. Dengan hasil tersebut maka harga jual
petani juga akan meningkat
7. Komunitas Pengajian
Komunitas pengajian yang ada di desa Kincang Wetan ini terdiri dari pengajian
TARSANA, pengajian Khairunnisa dan Hadrah. Mengaji TARSANA ini merupakan metode
belajar membaca al-Qur’an yang ada di desa Kincang Wetan. Mengaji dengan metode
TARSANA ini terdapat di 4 (empat) lokasi, yaitu masjid Jami’ ‘Ibadurrohmaan, musholla Al-
Ikhlas, musholla Desa Kincang Wetan. Pengajar mengaji dengan metode TARSANA ini
berasal dari Kota Magetan. Mengaji dengan metode TARSANA ini biasanya diikuti oleh ibu-
ibu dan bapak-bapak yang ingin belajar membaca al-Qur’an dari dasar dan dilakukan rutin
pada hari Senin dan Rabu setelah shalat isya’. Mengaji dengan metode TARSANA ini juga
melaksanakan kegiatan wisuda dengan catatan apabila telah memenuhi kriteria atau
dinyatakan lulus dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan di Kota Magetan.
Pengajian Khairunnisa yaitu kelompok pengajian yang semula memiliki anggota
berjumlah 400 anggota, semula kelompok pengajian ini hanya ada 1 (satu), namun dengan
berjalannya waktu kelompok pengajian Khairunnisa dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok.
Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pengajian Khairunnisa yaitu membaca surah Yasiin
setiap 2 (dua) minggu sekali yang dilakukan secara bergantian dari satu rumah ke rumah yang
lain. Apabila musim penghujan kegiatan pengajian surah Yasiin kelompok pengajian
Khairunnisa dilakukan pada sore hari, sedangkan pada musim kemarau kegiatan pengajian
dilakukan setelah maghrib. Setiap 1 (satu) bulan sekali seluruh kelompok pengajian
Khairunnisa kumpul menjadi 1 (satu) dan biasanya mengundang mubaligh sebagai pengisi
acara.
Selain pengajian TARSANA dan pengajian Khairunnisa, komunitas pengajian yang ada
di desa Kincang Wetan adalah Hadrah. Kegiatan hadrah ini rutin dilakukan setiap 2 (dua)
minggu sekali dan dilaksanakan di tiap-tiap musholla yang terdapat di desa Kincang Wetan.
Anggota hadrah ini di ikuti oleh remaja-remaja desa Kincang Wetan dan kelompok pengajian
Khairunnisa.
8. Senam
Senam yang ada di desa Kincamg Wetan terdiri dari Senam Aerobik dan Senam Lansia.
Senam Aerobik yang ada di desa Kincang Wetan sebanyak 4 kelompok senam, kelompok
pertama yaitu Sanggar Senam Upik bertempat di rumah ibu Taufik yang dilakukan pada hari
Senin, Kamis, dan Sabtu. Kelompok ke 2 (dua) yaitu Sanggar Senam Lisa bertempat di
rumah Ibu Naryo yang dilakukan pada hari Selasa dan Jumat. Kelompok ke 3 (tiga) yaitu
Sanggar Senam Bersatu bertempat di jalan Arumdalu yang dilakukan pada hari Selasa dan
Jumat. Kelompok ke 4 (empat) yaitu Sanggar Senam Anjasmoro bertempat di jalan
Anjasmoro yang dilakukan pada hari Minggu dan Rabu. Selain senam aerobik, di desa
Kincang Wetan ini juga terdapat senam lansia. Senam lansia ini ada di tiap-tiap dusun dan
tempatnya pun di masing-masing dusun.
9. Pencak Silat
Terdapat 2 grub pencak silat yang ada di desa Kincang Wetan yang pertama adalah
Persatuan Setia Hati Teratai (PSHT) dan Silat Ki Ageng Pandan Alas (Pandan Alas) kedua
pencak silat ini bisa di kategorikan sebagai pencak silat yang tidak pernah memiliki konflik
satu sama lain. Kedua perguruan pencak silat memiliki tempat untuk latihan masing masing
yang terdapat di 4 lokasi yang tersebar di seluruh desa Kincang Wetan. Masing masing dari
perguruan sudah mempunyai izin yang sah baik dari lembaga pemerintah ataupun lembaga
sosial perguruan pencak silat Indonesia dan juga aktif melakukan bakti sosial yang diadakan
sebulan sekali di desa.
D. Pemetaan Wilayah (Transek)
Adapun transek meliputi pengelompokan penggunaan lahan, penggunaan tanaman,
jenis hewan, jenis tanah, kepemilikan lahan serta peluang.
Tabel 2.6 Pemetaan Wilayah (Transek)
No. Zona Pengelompokan

1 Penggunaan lahan Pemukiman, masjid, pertanian,

peternakan, instansi, makam

2 Pohon dan tanaman Jati, kelapa, kelor, bambu, mangga,


pisang, jeruk, nangka, sirsak, rambutan,
pepaya, buah naga, mengkudu, dll.

3 Jenis hewan Ayam, kambing, sapi, bebek, mentok,


angsa, kucing, ikan

4 Jenis tanah Gambut

5 Kepemilikan lahan Tanah bengkok, milik warga.

6 Peluang Tanah terbuka untuk meningkatkan


perekonomian warga, tanah terbuka

ditanami dengan tanaman sayur seperti;


terong, cabai, kacang hijau. Buah-
buahan, seperti; pisang, nangka, dan
jeruk bali.

E. Fokus Target Aset Desa Kincang Wetan


Aset yang ada di desa Kincang Wetan terdiri di sektor pertanian, tanaman pangan,
perkebunan, dan home industri. Melihat dari kemampuan dan aset warga, pengembangan
terhadap beberapa aset memang harus dilakukan karena kurangnya perhatian dari semua
pihak terhadap aset tersebut. Hal ini terlihat dari home industri pengerajin batik yang
mengangkat ciri khas batiknya yaitu “Batik Lemboto” yang kurang berkembang, sangat
disayangkan sekali, bahwa batik lemboto yang seharusnya bisa berkembang dan menjadi icon
desa Kincang Wetan pada kenyataannya kurang mendapatkan perhatian.
Ketika menemukan aset tersebut, kami tertarik untuk mengangkat batik lemboto
sebagai program kerja kami karena batik mempunyai potensi besar untuk berkembang.

Gambar 2.1 Batik Lemboto khas desa Kincang Wetan

F. Proses Pengenalan Law Hanging Fruit/Skala Prioritas


Pengenalan pendekatan ABCD adalah pendekatan yang didasarkan atas potensi yang
ada. Proses pengenalan yang ada di kelompok kami mengacu pada penetapan aset yang ada.
Kemudian masyarakat di ajak untuk berpartisi dalam forum musyawarah desa yang diikuti
oleh aparatur desa, tokoh masyarakat, kepala instansi, dan lembaga masyarakat yang ada di
desa. Dalam musyawarah pengenalan desa fokus aset yang sudah ada kembali di kaji ulang.
Fokus aset ini mengacu pada beberapa hal seperti adanya industri batu bata, tempe dan batik.
Dari hasil musyawarah yang ada maka didapat sebagai berikut:

Tabel 2.7 Skala Prioritas


Analisa
No. Aset Skor Akhir
Penting Mendesak Kesiapan Akses

1. Industri Rumahan Batu Bata 2 1 4 3 10

2. Industri Rumahan Tempe 2 1 3 3 9

3. Grub Kesenian Reog 3 1 2 2 8

4. Industri Rumahan Batik 3 3 3 2 11


Dari hasil analisa tabel diatas maka dapat disimpulkan potensi tertinggi dari aset yang
kami temukan adalah industri rumahan batik.
G. Peluang dan Harapan atas Fokus Aset
Langkah dalam mencari aset yang ada di desa Kincang Wetan ini dapat dilihat dari aset
personal dan aset ekonomi yaitu pengerajin batik. Desa Kincang Wetan ini mempunyai
banyak sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Hal ini merupakan suatu potensi
yang baik untuk dikembangkan. Aset yang akan kami kembangkan adalah batik, fokus aset
batik yang akan di kembangkan oleh mahasiswa KKN mendapatkan respon yang baik dari
masyarakat maupun dari pengerajin batik.
Batik desa Kincang Wetan mempunyai peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan, hanya saja banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang batik tersebut
sehingga menjadi problem untuk dikembangkan. Harapan kami terhadap batik ini tidak lain
adalah agar masyarakat mengetahui dan mengakui adanya batik ini. Tidak hanya itu, harapan
kami terhadap batik ini adalah terdaftar di UMKM, menjadi icon desa Kincang Wetan, dan
menjadi kegiatan usaha bersama dalam melestarikan batik khas desa Kincang Wetan. Jika
batik ini berkembang, maka keuntungan yang di dapat tidak hanya kepada pengerajin,
melainkan juga masyarakat serta pihak-pihak yang ikut serta dalam kerajinan batik tersebut
yang tentunya akan membawa harum nama desa Kincang Wetan sebagai desa yang
mempunyai populasi tertinggi di Kabupaten Madiun.
BAB III
PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA

A. Program Kerja
1. Perencanaan Program Silaturahim
Perencanaan program silaturahmi dilakukan dengan tujuan untuk berbaur dengan
masyarakat, serta memperoleh informasi terkait dengan aset desa yang akan dikembangkan
oleh Mahasiswa KKN sebagai fasilitator dalam programnya dengan metode ABCD. Program
silaturahmi ini dilakukan untuk menggali aset-aset desa yang tidak disadari oleh masyarakat
desa Kincang Wetan, dimana aset tersebut nantinya dapat dikembangkan oleh masyarakat.
Desa Kincang Wetan memiliki beberapa aset yang dapat dikembangkan, hanya saja,
masyarakat desa Kincang Wetan belum menyadari sehingga banyak aset yang ada di desa
Kincang Wetan belum berkembang dengan baik, baik itu aset kecil maupun aset besar.
Dalam silaturahmi yang dilakukan, mahasiswa KKN menemukan beberapa aset desa
Kincang Wetan, antara lain, produksi tempe, produksi batu bata merah, pengerajin reog,
pengerajin batik, pengembangan benih hortikultura, dan berbagai usaha lainnya. Berdasarkan
hasil dari skoring oleh mahasiswa KKN kelompok 4, kami menyimpulkan bahwa batik yang
menjadi fokus pengembangan program kami.

Gambar 3.1 Silaturrahim ke rumah Seniman batik Bapak Suratmo


Gambar 3.2 Silaturrahim ke tempat pengerajin batu bata, Ibu Siti

Gambar 3.3 Silaturrahim ke rumah produksi tempe, istri dari mbah Moh
Gambar 3.4 Silaturrahim ke rumah Seniman Reog Bapak Marsono

2. Pelaksanaan Program Pemetaan Desa


Setelah silaturahmi, maka langkah selanjutnya yang kami lakukan adalah melaksanakan
program pemetaan desa. Dalam hal ini kami menelusuri jumlah RT maupun dusun yang ada
di desa Kincang Wetan sehingga memudahkan kami untuk mengelompokkan aset-aset yang
ada di desa Kincang Wetan. Dalam penelusuran kami, data yang didapat dari hasil pemetaan
desa Kincang Wetan antara lain memiliki 4 dusun dengan jumlah 73 RT. Dusun satu
memiliki 23 RT, dusun dua memiliki 13 RT, dusun tiga memiliki 33 RT, dusun empat
memiliki 14 RT.
3. Pelaksanaan Program Keagamaan
Dalam meningkatkan kwalitas untuk beribadah kepada Allah SWT, kami melaksanakan
beberapa program, diantaranya adalah tadarus al-Qur’an serta bersholawat bersama yang
sasarannya adalah seluruh masyarakat desa Kincang Wetan. Program tersebut dilaksanakan
setiap satu minggu sekali yang diadakan di masjid yang sudah mendapatkan perizinan untuk
dilaksanakannya kegiatan tersebut.
Gambar 4.1 melaksanakan program Tadarus al-Qur’an serta program bersholawat

4. Pelaksanaan Program Pelatihan Batik


Setelah menemukan aset yang ada di desa Kincang Wetan, maka langkah selanjutnya
adalah melaksanakan program-program yang telah di rencanakan. Selain program
keagamaan, kami juga mengadakan program pelatihan batik. Sebelumnya, sudah dijelaskan
proses menemukan aset hingga kami menjadikan batik sebagai aset yang akan kami
kembangkan. Batik yang akan kami kembangkan adalah “Batik Lemboto”.
Sekilas Tentang Batik Lemboto
“Batik Lemboto” ditemukan oleh Bapak Suratmo yang berasal dari Kota Solo tepatnya
di Klaten yang kemudian tinggal di desa Kincang Wetan sejak tahun 80 dengan
menyelesaikan Pendidikan S1 Jurusan Seni di Universitas Negeri Solo. Bapak Suratmo juga
berprofesi sebagai guru Seni Batik di SMKN 05 Madiun. Sebagai seorang seniman yang
mencintai desa, bapak Suratmo mempunyai ide untuk menciptakan batik yang dikonsep
berdasarkan ciri khas dari desa Kincang Wetan dan kemudian di beri nama Batik Lemboto.
Batik lemboto diambil dari kata; Pelem dan Boto. Dalam bahasa jawa pelem brarti mangga,
sedangkan boto berarti batu bata atau bata, sehingga terciptalah singkatan “Lemboto” yang
mayoritas penduduknya sebagai pengerajin batu bata dan budidaya perkebunan mangga.
Dalam wawancara kami dengan Bapak Suratmo, harapan yang diinginkan adalah batik
tersebut minimal bisa terdaftar di UMKM dan maksimal berkembang sebagai batik icon desa
Kincang Wetan yang nantinya akan dilestarikan bersama-sama.
Dengan harapan yang sama dengan bapak Suratmo, tentunya kami pun melakukan
pengenalan batik lemboto terhadap masyarakat dengan cara melakukan kegiatan pelatihan
batik dengan metode undangan.
Dalam program pengembangan kami terhadap batik lemboto, kami bersama dengan
bapak Suratmo mengadakan pelatihan membatik dengan menggunakan media kaos yang
sebelumnya bapak Suratmo sendiri tidak pernah menggunakan media tersebut dan juga
menggunakan kain mori yang menjadi bahan dasar pembuatan batik itu sendiri. Dalam
kegiatan tersebut kami turut mengundang berbagai elemen lembaga masyarakat diantaranya
adalah; Kepala Desa, PKK, Lembaga Pendidikan (guru TK & SD), BUMdes dan, Karang
Taruna.
Tujuan dari pelatihan dengan metode undangan tersebut yaitu mengenalkan batik
lemboto kepada seluruh jajaran masyarakat untuk bersama-sama agar bisa mengembangkan
aset yang ada dan menjalin kerjasama yang baik dalam kegiatan ini.
Proses pembuatan batik lemboto mempunyai 2 cara, yaitu batik canting dan batik
screen. Dengan arahan bapak Suratmo kami melakukan 2 cara tersebut.
Dalam pembuatan batik, bahan-bahan yang diperlukan adalah:
a. Malam Cair
b. Kain Mori Putih Polos
c. Pewarna Tekstil
d. Koran
e. Water Glass

Alat-alat yang digunakan dalam membuat batik antara lain :

a. Kuas
b. Cotton Bud
c. Meja Cap
d. Cetakan Batik
e. Perata
f. Tatakan kain
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan batik sebagai berikut :
1. Persiapkan kain yang akan dibuat batik
2. Letakan koran di atas meja cap kemudian letakkan kain di atasnya dan ratakan
3. Setelelah rata pas kan kain dengan cetakan yang akan digunakan
4. Siapkan malam cair yang akan digunakan dan tuangakan secukupnya dan ratakan
5. Setelah rata angkat cetakan dan jemur kain setengah hari
6. Setelah kering warnai kain yang akan digunakan sesuai dengan selera
7. Setelah itu keringkan selama sekitar 2 hari
8. Setelah kering rebus kain dengan air panas dan lunturkan malam yang ada
9. Bersihkan sisa malam yang ada
10. Setelah itu keringkan kembali kain
11. Dan kain siap digunakan

Gambar 5.1 Proses pembuatan batik cap/screen

Gambar 5.2 Proses pembuatan batik (Proses Pewarnaan)

Gambar 5.3 Proses pembuatan batik dengan metode canting


5. Pelaksanaan Program Festival Desa Kincang Wetan
Program festival di desa Kincang Wetan diadakan di balai desa. Acara yang diadakan
berupa Pentas Seni dan penutupan KKN transformatif bagi UIN Sunan Ampel Surabaya dan
UIN Antasari Banjarmasin dengan tema “Syiar Keagamaan dalam Seni Budaya sebagai
Harmonisasi Desa Kincang Wetan”. Program festival tersebut dihadiri oleh Kepala
Kecamatan Jiwan, Kepala Desa, Polsek Jiwan Kepala Sekolah SDN 01, 02 dan 03, guru-guru
SDN, guru-guru TK Desa Kincang, TK Menur dan TK Al-Hikmah. Juga turut hadir ke acara
pentas seni Kepala TPA Al-Aziz beserta para santri-santrinya, dan bapak Suratmo bersama
istrinya yang merupakan pengerajin Batik Lemboto di desa Kincang Wetan dan warga desa
Kincang Wetan.

Gambar 6.1 Para Tamu Undangan Acara Petas Seni

Acara dimulai pada jam 09.00 WIB yang di awali dengan penampilan sholawatan dari
TPA Al-Aziz. Selanjutnya penampilan dari SDN 03 dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an.
Setelah itu, kata-kata sambutan dari koordinator KKN 04, Kepala Desa, Kepala Kecamatan
dan penutup oleh Kepala TPA Al-Aziz. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian
cinderamata kepada Kepala Desa, TPA Al-Aziz dan bapak Suratmo. Kemudian acaranya
diteruskan dengan penampilan khas dari anak KB Merah Putih dengan bacaan surah-surah
pendek lalu tampilan dari anak-anak TK Menur dengan tarian “Baby Shark dan Chicken
dance”. Kemudian penampilan seni budaya tari Reog dari SDN 02 dan 03. Turut berpartipasi
dalam pentas seni dari anak-anak TK desa Kincang Wetan dengan menyanyikan beberapa
lagu dan puisi. Tampilan terakhir adalah tarian saman dari anak-anak rumah karya. Pada saat
itu, pentas seni ini juga menampilkan beberapa kain batik lemboto karya bapak Suratmo serta
memperkenalkan kepada warga batik lemboto ciri khas dari desa Kincang Wetan. Tidak lupa
acara sosialisasi dana untuk disumbangkan kepada Pondok Pesantren Diniyyah dan Tahfidzul
Qur’an Desa Kincang Wetan Dusun 1 bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Fattah
Temboro yang baru akan dibangun di desa Kincang Wetan. Kemudian acara terakhir yaitu
do’a dan diakhiri dengan penampilan sholawatan dari TPA Al-Aziz.

Gambar 6.2 Penampilan Reog dalam Pentas Seni dan Pengenalan Batik Lemboto kepada
Kepala Kecamatan

B. Program Pengabdian Lembaga Pendidikan dan Masyarakat


1. Rumah Karya
Rumah karya merupakan kegiatan rutian setiap 2 (dua) minggu sekali yang
dilaksanakan setiap hari minggu dan diadakan untuk mengisi waktu liburan anak-anak agar
lebih bermanfaat. Rumah karya merupakan program dari KKN Kelompok 4 UIN Sunan
Ampel Surabaya dan UIN Antasari Banjarmasin bekerjasama dengan Karang Taruna. Rumah
karya bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan, kreatifitas, serta menjalin
persahabatan anak untuk saling mengenal satu sama lain karena rumah karya diperuntukkan
bagi anak-anak yang ada di desa Kincang Wetan yang berlokasi di TK Al-Hikmah. Kegiatan
rumah karya pun beragam, sesuai dengan kemampuan dan dunia anak-anak. Sebelum kami
melakukan program KKN di desa Kincang Wetan, kegiatan rumah karya awalnya dilakukan
setiap 2 (dua) minggu sekali, namun ketika kami melaksanakan KKN di desa Kincang
Wetan, kami melakukan setiap satu minggu sekali agar menambah semangat anak-anak
dalam mencintai pendidikan dengan kreatifitas.
Sabtu malam minggu pertama KKN tepatnya pada tanggal 19 Januari 2019, kami
melakukan pertemuan dengan Karang Taruna desa Kincang Wetan. Pertemuan itu merupakan
pertemuan pertama kami. Dalam pertemuan itu, kami mengenalkan diri satu sama lain agar
lebih erat tali persaudaraan kami, dan kami juga membahas mengenai materi apa yang akan
kami berikan ke anak-anak di rumah karya pada hari Minggu. Kami memutuskan untuk
membuat origami burung sebagai objek untuk memulai kegiatan kami. Pada tanggal 20
Januari 2019 tepatnya pukul 08.00 WIB, kegiatan rumah karya di laksanakan, susunan
acaranya antara lain yaitu pembukaan, perkenalan, senam, istirahat dan kemudian di
lanjutkan membuat origami burung yang di pandu oleh tim pelaksana kegitan rumah karya.
Sabtu malam minggu KKN tepatnya pada tanggal 26 Januari 2019, kami melakukan
evaluasi sekaligus rapat untuk kegiatan rumah karya di hari Minggu. Pada rapat malam itu,
kami memutuskan untuk mengisi acara rumah karya dengan menggambar dan mewarnai.
Adapun susunan acara rumah karya pada hari Minggu tanggak 27 Januari 2019 yaitu
pembukaan, senam, istirahat, lalu dilanjutkan dengan menggambar dan mewarnai.

Gambar 7.1 Acara Rumah Karya (Senam Pagi)

2. Bimbingan Belajar
Dalam program kerja KKN kami memutuskan untuk mengadakan bimbingan belajar
bagi anak-anak yang ada di desa Kincang Wetan. Bimbingan belajar berlangsung pada
tanggal 21 Januari 2019 tepatnya pada hari Senin. Jadwal bimbingan belajar dilaksanaka pada
hari Minggu sampai Senin setelah waktu ashar dan maghrib. Adik-adik yang datang tidak
hanya belajar pelajaran sekolah, melainkan juga belajar mengaji al-Qur’an.
Antusias adik-adik pun sangat bagus, setiap hari adik-adik yang belajar di basecamp
kami semakin bertambah. Mereka yang sudah mempunyai guru les sendiri juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan belajar dengan tujuan untuk saling mengenal satu
sama lain dengan membawa semangat yang besar dalam kegiatan bimbingan belajar bersama
di basecamp kami.
Kami juga melakukan kegiatan belajar mengajar di TPQ terdekat yang ada di desa
Kincang Wetan, yaitu TPQ Al-Hikmah dan TPQ Al-Aziz. Jadwal kegiatan kami mengajar di
TPQ Al-Hikmah pukul 16.00 WIB dan TPQ Al-Aziz pukul 18.00 WIB. Seluruh kegiatan
tersebut kami laksanakan dengan membagi kelompok dengan mengolah metode
pembelajaran.
Gambar 7.2 Kegiatan Bimbingan Belajar bertempat di basecamp KKN

3. Pengabdian dalam Lembaga


a. SDN Kincang 02
SDN di desa Kincang Wetan ada 3 (tiga), yaitu SDN Kincang 01, SDN Kincang 02
dan SDN Kincang 03. Dengan keputusan bersama, kami memutuskan untuk mengabdi di
SDN Kincang 02 dan SDN Kincang 03. Lokasi SDN Kincang 01, 02, 03 bersebelahan. Dari
pihak sekolah memberi pilihan kepada kami mengenai waktu pembelajaran yang diinginkan,
kemudian kami memutuskan untuk memulai mengajar jam 09.00 WIB dan pulang pukul
11.00 WIB. Jadwal mengajar di SDN Kincang 02 pada hari Senin dan Selasa pukul 09.00
WIB sampai pukul 11.00 WIB. Hari Rabu dan Kamis pukul 12.30 WIB sampai 13.30 WIB.
Pada hari Jumat jadwal kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai
pukul 09.00 WIB.

Gambar 8.1 Pengabdian di SDN Kincang 02

Kegiatan di SDN Kincang 02 dimulai pada saat masuk kelas diawali dengan kegiatan
baris-berbaris kemudian masuk ke dalam kelas untuk membaca doa, membaca asmaul husna,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, salam PTK, dan dilanjutkan kegiatan belajar. Kemudian
istirahat pukul 09.00 WIB dan masuk pukul 09.15 WIB. Kemudian kembali melakukan
kegiatan belajar lagi, lalu pukul 10.30 WIB istirahat yang kedua dan masuk pukul 10.45
WIB. Kemudian pukul 12.00 WIB dilanjutkan sholat dhuhur, lalu jam 13.00 WIB dilanjutkan
mengaji sampai pukul 13.30 WIB, lalu proses kegiatan belajar mengajar diakhiri.
b. SDN Kincang 03
Kepala Sekolah SDN Kincang 03 memberi pilihan mengenai jam masuk kami
mengajar, dengan hormat kami memutuskan untuk mengajar di hari Senin dan Selasa pada
pukul 12.30 WIB, dan hari Rabu Kamis pada pukul 09.00 WIB. Pembiasaan di SDN Kincang
03 diawali dengan baris-berbaris, kemudian masuk ke dalam kelas untuk membaca doa,
membaca asmaul husna, menyanyikan lagu Indonesia Raya, salam PTK dan dilanjutkan
sholat dhuhah berjamaah, setelah itu masuk ke dalam kelas untuk kegiatan belajar. Istirahat di
SDN Kincang 03 sama seperti di SDN Kincang 01, yaitu pukul 09.00 WIB – 09.15 WIB dan
10.30 – 10.45 WIB, lalu dilanjutkan kegiatan mengaji dan pukul 13.30 WIB kegiatan belajar
mngajar diakhiri.

Gambar 8.2 Kegiatan Pengabdian di SDN 03

c. TK Kincang 01
Dalam kegiatan musyawarah kami, di putuskan bahwa pada tanggal 16 Januari 2019
tepatnya pada hari Rabu kami mengabdi di TK Kincang 01. TK Kincang 01 ini meupakan TK
milik desa Kincang Wetan. TK Kincang 01 ini terbagi menjadi 2 (dua) kelas, yaitu TK A dan
TK B. TK A dan TK B jumlah muridnya 26 (dua puluh enam) anak. Lokasi TK Kincang 01
letaknya di samping Masjid Jami’ ‘Ibadurrahman. Metode belajar di TK Kincang 01 adalah
dimulai dengan praktik sholat kemudian dzikir, doa sehari-hari, membaca doa makan, doa
masuk wc, dll, lalu mengaji iqro’. Dalam pembiasaan ini antara TK A dan TK B digabung di
aula. Pembiasaan ini dilakukan untuk menguatkan jiwa keagamaannya terhadap Islam
sebagai agama yang dianut oleh anak-anak.
Setelah itu anak-anak masuk kelas untuk kegiatan belajar. Kegiatan belajar dimulai
dengan membaca doa setelah minum, lalu kegiatan belajar menulis. Kemudian makan siang
dan istirahat. Setelah istirahat dilanjutkan belajar lagi, yaitu belajar mewarnai atau membuat
kreasi. Setelah membuat kreasi, lalu anak-anak dipulangkan. Kegiatan aktif belajar di TK
Kincang 01 dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Kamis. Lalu, di hari Jumat dan
Sabtu adalah hari santai yang diisi dengan kegiatan awal yaitu pembiasaan sholat, lalu
dilanjutkan senam dan bermain di luar kelas.

Gambar 8.3 Kegiatan Pengabdian di TK Kincang 01

d. TK Al-Hikmah
TK Al-Hikmah merupakan TK dengan anak didik terbanyak dari 3 (tiga) TK di
Kincang Wetan dengan jumlah 68 (enam puluh delapan) murid secara keseluruhan. Kami
masuk hari pertama pada hari Rabu tanggal 16 Januari 2019, hari itu sekaligus hari pertama
kami mengajar. Di TK Al-Hikmah ada 4 (empat) kelas. Pembiasaan di TK Al-Hikmah
diawali dengan senam, lalu dilanjutkan di dalam kelas yaitu membaca doa dan memulai
proses belajar. Setelah itu istirahat lalu dilanjutkan belajar kembali dan berdoa lalu kegiatan
belajar di akhiri. Pada hari Jumat dan Sabtu kegiatan belajar di TK Al-Hikmah tidak begitu
padat, yaitu pada hari Jumat senam dan hari Sabtu drum band yang diawali dengan
pembiasannya.
Gambar 8.4 Kegiatan Pengabdian di TK Al-Hikmah

e. TK Menur
Desa Kincang Wetan merupakan desa yang besar, yang terdapat 3 (tiga) TK, yaitu TK
Kincang 01, TK Al-Hikmah dan TK Menur. Dalam kegiatan pembelajaran, masing-masing
TK hampir mempunyai kesamaan. Pengabdian kami di TK Menur dimulai pada minggu ke 3
tepatnya pada tanggal 26 januari 2019.
Pembiasaan di TK Menur adalah membaca doa lalu dilanjutkan kegiatan belajar seperti
mewarnai, kemudian istirahat. Setelah istirahat, dilanjutkan belajar menulis dan membaca.
Kemudian membaca doa keluar kelas dan berdoa untuk kedua orangtua, lalu para murid
diperbolehkan untuk pulang.

Gambar 8.5 Kegiatan Pengabdian di TK Menur

f. KB (Kelompok Bermain) Merah Putih


KB (Kelompok Bermain) di Desa Kincang Wetan ada 2 (dua) lembaga, yaitu KB
Merah Putih dan KB Bintang Kecil. Karena keterbatasan SDM yang ada, kami memutuskan
memasuki KB Merah Putih.
Jumlah murid yang ada di KB Merah Putih sebanyak 15 (lima belas) anak. Pembiasaan
di KB Merah Putih adalah ketika memasuki kelas, lalu kemudian membuat lingkaran, lalu
mengulang hafalan lagu-lagu, berdoa, menghafal surah-surah pendek, mengabsen temannya
sambil bernyanyi, istirahat, persiapan pulang dan penutupan kegiatan belajar. Di hari Rabu,
KB Merah Putih mengadakan kegiatan senam bersama sebagai pelatihan anak dalam
olahraga.

Gambar 8.6 Kegiatan Pengandian di Kelompok Bermain Merah Putih

g. TPQ
Taman Pendidikan Al-Quran di desa Kincang Wetan ini sangat banyak, tetapi kami
memutuskan untuk mengabdi di dua TPQ, yaitu TPQ Al-Hikmah yang lokasinya di TK Al-
Hikmah dan TPQ Al-Aziz yang lokasinya di musholla Al-Aziz desa Kincang Wetan. Kami
mengajar di TPQ Al-Hikmah di hari Senin sampai dengan Sabtu pada pukul 16.15 WIB dan
pulang pada pukul 17.20 WIB. Metode belajar di TPQ Al-Hikmah menggunakan iqro’ bagi
yang masih kecil dan al-Qur’an bagi yang sudah besar. Mayoritas yang mengaji terdiri dari
TK dan SD. Setelah mengaji iqro’ lalu dilanjutkan dengan menulis apa yang telah dibaca,
kemudian hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari.
Gambar 8.7 Kegiatan Pengabdian di Taman Pendidikan Al-Quran

Kami mengajar di TPQ Al-Aziz setiap hari Senin dan Selasa setelah maghrib. Metode
belajar di TPQ Al-Aziz adalah dengan iqro’ bagi yang masih kecil dan al-Qur’an bagi yang
sudah besar. Bagi yang Al-Qur’an, sesudah mendapatkan al-Qur’an apabila sudah selesai
mengaji maka akan diperdalam ilmu tajwidnya.
4. Kendala dan Evaluasi Pelaksanaan Program
a. Problem Program Pengenalan dan Pengembangan Batik
Setelah melaksanakan program, tentunya ada berbagai kendala dalam menjalankan
program tersebut. Maka dari itu, kami selalu melakukan evaluasi untuk mencari solusi
terhadap kendala-kendala yang dihadapi selama menjalankan program. Program kerja kami
adalah mengembangkan Batik Lemboto. Kendala yang pertama dalam program kerja kami
adalah minimnya waktu dan persiapan. Waktu yang sangat minim menyebabkan kami harus
bekerja keras agar mencapai apa yang kami inginkan. Selain waktu, persiapan yang kurang
juga merupakan salah satu kendala kami. Untuk persiapan memang sangat kurang di
karenakan kami KKN hanya diberi waktu 1 (satu) bulan.

Kendala yang kedua adalah akses ke masyarakat, karena masyarakat desa Kincang
Wetan sendiri kurang tertarik dengan batik asli desa Kincang Wetan dan mayoritas
masyarakat sudah mempunyai mata pencaharian masing-masing. Lalu kendala yang ketiga
adalah kurangnya antusias masyarakat, dikarenakan tidak adanya perhatian dari lembaga
pemerintah desa yang membantu memberdayakan dan mengembangkan batik asli desa
Kincang Wetan. Pemerintah desa seharusnya memberikan fasilitas terhadap aset desa yang
bisa berkembang pesat. Namun, pada kenyataannya, batik menjadi aset yang kurang
berkembang di dalam desa Kencang Wetan sendiri.

b. Problem Pengabdian dalam Pendidikan


Kendala dari program pengabdian pendidikan adalah banyaknya lembaga sekolah yang
ada di desa Kincang Wetan, yaitu SDN ada 3 (tiga) sekolah, TK ada 3 (tiga) sekolah, serta
banyaknya lembaga TPQ. Hal tersebut yang membuat kami tidak bisa mengabdi ke seluruh
lembaga sekolah maupun lembaga TPQ. Dalam menjalani pengabdian, tidak semua lembaga
pendidikan kami jamah, karena kami kekurangan SDM sebagai pembimbing serta luasnya
desa Kincang Wetan yang menjadi faktor utama dalam pengabdian terhadap masyarakat.

Gambar 9.1 Kegiatan Evaluasi

5. Konsep Keberlanjutan Pengembangan Aset


Program pengembangan batik lemboto di desa Kincang Wetan memerlukan waktu dan
tenaga yang ekstra. Harapan dari kami untuk mengembangkan batik lemboto adalah agar
batik lemboto yang asli dari desa Kincang Wetan dapat dikenal di desa, bahkan di akui oleh
penduduk setempat, karena banyak dari penduduk setempat yang tidak mengetahui bahwa
batik lemboto berasal dari desa Kincang Wetan. Tujuan dari program kami tidak lain untuk
kemajuan desa Kincang Wetan sendiri. Jika memang batik lemboto sudah dikenal dan diakui
pemerintah desa atau bahkan sampai terdaftar di UMKM, maka hal tersebut tidak hanya
menguntungkan pihak pengerajin batik, melainkan juga menguntungkan seluruh elemen
masyarakat baik dari lembaga maupun individu yang berujung kepada kebaikan nama desa
Kincang Wetan. Kalau pun memang batik lemboto ini tidak di akui oleh pemerintah desa,
maka harapan kami, pemerintah desa dapat mengapresiasi kepada seniman yang telah
mengangkat nama desa Kincang Wetan dengan karyanya yang sangat luar biasa.
Gambar 10.1 Kegiatan proses pewarnaan Batik Lemboto dengan media kain mori

Gambar 10.2 Kegiatan proses pengembangan Batik Lemboto dengan paduan motif elang
(media kaos)

6. Proses Pendampingan Aset


a. Sektor Pendidikan
Desa Kincang Wetan merupakan desa yang sudah berkembang. Meskipun bukan desa
yang tertinggal, kami tetap membuka bimbingan belajar untuk anak-anak, dan antusias dari
anak-anak sangat baik. Desa Kincang Wetan sangat mengapresiasi kedatangan mahasiswa
KKN dengan suka cita.
Anak-anak yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar meliputi dari berbagai lembaga
sekolah, baik dari TK, SD, MI, dan SMP, yang semuanya adalah warga desa Kincang Wetan.
Kegiatan bimbingan belajar ini membantu anak-anak dalam mengerjakan tugasnya.
Anak-anak tidak hanya belajar pelajaran sekolah, melainkan juga belajar membaca al-Qur’an.
Kegiatan bimbingan belajar ini di laksanakan setiap hari minggu sampai dengan senin setiap
selesai waktu ashar dan maghrib. Kegiatan belajar ini berlangsung di basecamp KKN kami.

Gambar 11.1 Kegiatan bimbingan belajar dan sholat berjamaah


b. Sektor Sosial
Tujuan dari pendampingan sektor dalam aspek sosial adalah mewujudkan masyarakat
yang harmonis baik dalam keagamaan ataupun kemasyarakatan. Yang termasuk dalam
kemasyarakatan antara lain posyandu lansia, posyandu balita, PKK, Karang Taruna, Rumah
Karya, Komunitas senam, dan lain-lain. Kemudian yang termasuk dalam keagamaan yaitu,
Pengajian Khairunnisa, Pengajian TARSANA, TPQ Al-Hikmah, TPQ Al-Aziz, Grup Hadrah,
Grup Tahlilan, Grup Istighosah dan, Grup Yasinan.

Gambar 11.2 Kegiatan Sektor Sosial

c. Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi dalam pendampingan aset ekonomi juga menjadi hal penting,
mengingat desa Kincang Wetan merupakan desa yang memiliki berbagai home industri.
Home industri di desa Kincang Wetan antara lain, produksi tempe, produksi batu bata merah,
pengerajin reog, pengerajin batik, pengembangan benih hortikultura, dan berbagai usaha
lainnya.
Gambar 11.3 Kegiatan Sektor Sosial
d. Sektor Alam
Sektor alam merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Pendampingan aset dalam sektor alam adalah pertanian dan pengembangan benih
hortikultura. Pertanian meliputi penanaman tanaman seperti padi dan tebu. Sedangkan
pengembangan benih hortikultura meliputi mangga, jeruk, jambu dan lain-lain.
Gambar 11.4 Pembibitan mangga, jeruk, jambu, dan sawah
BAB IV
MATERI KHUSUS

A. Posdaya Majelis Taklim


1. Pelaksanaan Program Posdaya Desa Kincang Wetan
Posdaya singkatan dari Pos Pemberdayaan Masyarakat merupakan program yang telah
ditentukan oleh UIN Sunan Ampel Surabaya untuk menjadi pegangan mahasiswa KKN,
berbeda dengan yang lain. Posdaya yang dijalankan oleh UIN Sunan Ampel ini berbasis
Majelis Taklim. Posdaya berbasis majelis taklim yang dipilih oleh UIN Sunan Ampel
Surabaya berkonsentrasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan keluarga.
Posdaya majelis taklim ini bertujuan untuk melatih kemandirian. Mandiri disini dalam hal
pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun dalam hal ibadah. Selain itu, posdaya majelis
taklim juga bertujuan sebagai tempat belajar, tempat silaturrahim, tempat mewujudkan minat
dan kesejahteraan umat Islam.
Setelah kami melakukan pendekatan ke masyarakat terkait posdaya majelis taklim,
kami menemukan banyak majelis taklim yang ada di desa Kincang Wetan, antara lain TPQ di
musholla yang ada di desa Kincang Wetan, Grup Istighosah dan Yasinan yang dilakukan oleh
bapak-bapak warga desa Kincang Wetan dan waktunya tergantung dari masing-masing RT,
muslimat NU yang rutinitasnya dilakukan 2 (dua) kali dalam sebulan, komunitas pengajian
yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak mengaji dengan metode TARSANA, Grup Hadrah,
dan Grup Khairunnisa yang di motori oleh ibu-ibu. Berdasarkan berbagai kegiatan diatas,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang ada di desa Kincang Wetan sangat beragam. Hal ini
merupakan suatu wadah bagi masyarakat untuk berkumpul serta melakukan interaksi antara
sesama manusia.
Pada tangal 16 Januari 2019 kami diundang untuk mengikuti kegiatan pengajian di
masjid Jami’ ‘Ibadurrohman. Pengajian tersebut dilaksanakan setelah sholat isya’ dengan
menggunakan metode TARSANA. Selain menghadiri pengajian dengan metode TARSANA,
kami juga membimbing TPQ di 2 (dua) musholla. Karena banyaknya TPQ yang ada di desa
Kincang Wetan, sehingga kami memutuskan untuk membimbing TPQ di 2 (dua) tempat.
Pada tanggal 27 Januari 2019 kami mendapatkan undangan untuk menghadiri pengajian
Khairunnisa yang dilakukan secara bergantian dari satu rumah ke rumah lainnya. Pengajian
Khairunnisa ini dilakukan oleh ibu-ibu yang berada di desa Kincang Wetan. Lalu di minggu-
minggu berikutnya kami juga menghadiri pengajian tersebut.
Selama kami berada di desa Kincang Wetan, kami belum menemukan kelompok
pengajian Tadarusan yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga kami mengadakan program
Khataman al-Qur’an yang dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2019 di masjid Jami’
‘Ibadurrohman dan malamnya kami lanjutkan dengan pembacaan Maulid Diba’. Kemudian
kami kembali melakukan Khataman al-Qur’an pada tanggal 31 Januari 2019 di masjid Al-
Hidayah dan sesudah sholat isya’ kemudian kami lanjutkan dengan pembacaan Maulid Diba’.
Kegiatan ini kami lakukan dengan tujuan untuk meningkatkan sisi kereligiusan warga dalam
melaksanakan kegiatan keagamaan secara berkelompok.
Kelompok posdaya berbasis majlis taklim yang sudah terkumpul saat ini berjumlah 6
kelompok, antara lain: Tahlilan, Muslimat NU, Khairunnisa, TPA/TPQ, TARSANA, Grup
Hadrah, Grup Istighosah dan Yasinan.
2. Data Posdaya Pemetaan Jama’ah
Data Posdaya yang kami ambil meliputi pemetaan jamaah warga desa kincang wetan,
kecamatan jiwan Kabupaten Madiun. Dalam pemetaan tersebut dapat diketahui bahwasannya
letak geografis desa Kincang Wetan sebagian besar adalah persawahan sehingga jumlah
profesi petani cukup besar. Selain berprofesi sebagai petani, masyarakat desa Kincang Wetan
juga ada yang berprofesi sebagai pedagang, home industri pengrajin batik dan reog.
Jumlah penduduk yang sangat banyak yang mencakup 73 RT membuat kami tidak bisa
fokus merata keseluruh desa. Sehingga kami hanya fokus ke beberapa RT saja, akan tetapi
sebisa mungkin mencakup keseluruhan.

3. Program Kerja Unggulan Posdaya


Program kerja merupakan seluruh aktivitas yang di laksanakan tim KKN di desa
Kincang Wetan sebagai sarana untuk mengembangkan aset yang dimiliki oleh desa. Di desa
yang memiliki aset menarik terutama dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berhubungan dengan keagaamaan. Masyarakat desa Kincang Wetan rutin melaksanakan
Pengajian TARSANA untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an, khususnya bagi
orang-orang yang sudah lanjut usia baik laki-laki maupun perempuan. Pengajian TARSANA
tersebut dilakukan dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin dan Rabu.

4. Rekomendasi
Setelah kami mengamati berbagai hal yang berhubungan dengan keagamaan, dapat
kami simpulkan bahwa warga desa Kincang Wetan bisa dikatakan kurang memperhatikan
aspek keagamaan, khususnya pemuda dan pemudi desa Kincang Wetan karena organisasi
REMAS (Remaja Masjid) desa Kincang Wetan tidak berjalan. Kegiatan hingga saat ini yang
masih berjalan hanya kegiatan yang dihadiri oleh ibu-ibu, bapak-bapak dan lansia, seperti
Istighosa, Yasinan dan TARSANA. Sedangkan kelompok yang seharusnya dibentuk oleh
pemuda dan pemudi tidak berjalan seperti halnya Remaja masjid, IPNU-IPPNU dan
kelompok Maulid Diba’.
Kami merasa bahwa pemuda-pemudi di desa Kincang Wetan kurang termotivasi
khususnya dalam hal keagamaan sehingga mereka kurang atau bahkan tidak aktif dalam
kegiatan kerohanian, seperti mengadakan Maulid Diba’ atau bahkan mengaktifkan kembali
Remaja Masjid, hal ini dikarenkan banyaknya remaja yang berada di desa Kincang Wetan
memilih untuk pergi keluar desa atau bahkan keluar madiun, baik itu untuk melanjutkan
pendidikan maupun untuk mencari pekerjaan.
Kami berharap agar remaja desa Kincang Wetan dapat menghidupkan kembali
organisasi keagamaan seperti Remaja Masjid, IPNU-IPPNNU sehingga kegiatan kerohanian
seperti Tadarrus al-Qur’an dan Maulid Diba’ dapat berjalan dan aktif kembali, karena
pemuda pemudi merupakan unsur terpenting dalam membentuk desa yang lebih berkembang
dan maju sehingga kegiatan keagamaan dapat berlanjut ke generasi selanjutnya.

B. Gender Mainstreaming
1. Dalam aktivitas domestik 80% data yang kami peroleh membuktikan jika perempuan
masih memiliki peran penting dalam melakukan aktifitas domestik, seperti membersihkan
rumah, mencuci baju, memasak dan mengantarkan anak ke sekolah. 20% dari aktifitas
domestik di pegang oleh kaum pria seperti merawat binatang ternak.
2. Dalam aktifitas sosial, bisa di katakan tidak setara antara pria dan wanita, seperti
menghadiri pengajian. Sebagian besar yang menghadiri pengajian adalah ibu-ibu, karena di
Kincang Wetan secara keseluruhan warga selalu menghadiri pengajian rutin yang di
laksanakan setiap satu minggu dua kali adalah ibu-ibu.
3. Profil kebutuhan, 90% pencari nafkah utama masih menjadi tanggung jawab laki-laki
atau suami. Serta yang mencari nafkah pendukung adalah istri serta anak yang sudah bekerja.
60% persen warga desa Kincang Wetan memiliki uang tabungan. Laki-laki lebih berperan
sebagai kepala rumah tangga, meskipun ada beberapa keluarga yang menjadikan istri sebagai
kepala keluarga.
4. Akses pendidikan, sebagian besar warga desa Kincang Wetan adalah lulusan SD,
SMP, dan SMA bahkan sampai lulusan perguruan tinggi.
5. Akses kesehatan, sebagian besar warga desa Kincang Wetan cukup memperdulikan
kesehatan anggota keluarga mereka. Jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit, mereka
di rawat bersama-sama. Namun, hampir seluruh warga tidak mempunyai asuransi kesehatan.
6. Tentang pengetahuan produk hukum, 90% warga Kincang wetan kurang mengerti
akan informasi perlindungan anak dan perempuan serta pengetahuan tentang UU Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT)

C. Lingkungan Hidup dan Kebencanaan


Permasalahan dalam lingkungan hidup pada umumya berupa sampah, kekurangan
air bersih, sistem penyaluran air limbah, dan pencemaran udara. Begitu pula yang terjadi
pada desa Kincang Wetan, di mana pada desa Kincang Wetan permasalahan lingkungan
yang terjadi yaitu sistem pengelolaan sampah yang kurang baik dan pencemaran udara.
Berkaitan dengan sampah, desa Kincang Wetan memiliki permasalahan terhadap
sistem pengelolaan sampah, di mana sistem pengelolaan sampah di desa Kincang Wetan
ini dapat dikatakan kurang baik, karena sampah yang dihasilkan oleh warga desa hanya
dibakar tanpa adanya proses pegelolaan lebih lanjut. Pada desa Kincang Wetan tidak
terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang berguna untuk menyimpan sampah
yang dihasilkan warga desa sebelum diangkut ke TPA (Tempat Pembuagan Akhir), selain
itu tidak ada pemilahan antara sampah organik dan anorganik, domestik maupun non
domestik yang dihasilkan dari kegiatan warga desa. Pencemaran udara yang ada di desa
Kincang Wetan dapat berasal dari kendaraan yang melewati jalur utama dan bisa juga
berasal dari proses pembakaran sampah yang dilakukan oleh warga desa, proses
pembakaran sampah seharusya tidak dilakukan begitu saja melainkan harus melalui proses
dan menggunakan alat semestinya, sehigga udara sekitar tidak tercemar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Desa Kincang Wetan merupakan desa
yang sangat luas, terdiri dari 4 (empat) dusun, 11 (sebelas) RW, dan 73 (tujuh puluh tiga) RT.
Desa Kincang Wetan terdapat banyak industri rumah antara lain pengerajin batik lemboto,
produksi tempe, pengerajin reog, produksi batu bata merah. Dari keempat aset tersebut,
setelah dinilai menggunakan skala prioritas, maka batik yang manjadi prioritas KKN
Kelompok 4. Berbeda dengan KKN gelombang 2 (dua) lalu, metode yang digunakan adalah
Participatory Research Action (PAR). Metode PAR ini merupakan suatu metode untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Sedangkan metode yang sekarang digunakan adalah Asset
Based Community Development (ABCD), metode ini mengembangkan aset yang ada di desa.
Program unggulan kami adalah mengembangkan Batik Lemboto. Batik lemboto
merupakan batik asli desa Kincang Wetan. Dinamakan batik lemboto karena desa Kincang
Wetan terdapat pengembangan benih mangga yang dalam bahasa jawa yaitu pelem dan itulah
yang melatar belakangi nama “Lem”. Sedangkan kata “Boto” berasal dari bahasa jawa yang
berarti batu bata karena Desa Kincang Wetan sebagian besar warganya memproduksi batu
bata merah. Kemudian teciptalah nama “Lemboto” untuk batik khas desa Kincang Wetan
yang bermotifkan pelem (mangga) dan boto (batu bata).
Tujuan kami mengembangkan batik lemboto karena banyaknya warga yang tidak
mengetahui bahwa di desa Kincang Wetan terdapat pengerajin batik. Sedangkan batik ini
mempunyai peluang yang besar untuk berkembang. Harapan pengerajin dan mahasiswa KKN
kelompok 04 adalah agar batik ini berkembang di masyarakat desa dan pemerintah desa
mengakui adanya batik lemboto ini baik dalam hak kepemilikan maupun hak cipta dan dapat
menjadi usaha bersama baik itu bersama pemerintah ataupun bersama masyarakat itu sendiri.
Tidak hanya itu, harapan terbesar kami adalah agar batik lemboto ini terdaftar di UMKM.
Dengan berkembanganya batik lemboto ini tidak hanya menguntungkan pengerajin, tetapi
juga membawa nama harum desa Kincang Wetan.
B. Saran
Berdasarkan KKN yang telah kami jalankan selama 1 (satu) bulan di desa Kincang
Wetan, kami mempunyai masukan untuk semua pihak yang terkait dalam kegiatan KKN
tersebut, antara lain:
1. Untuk Pemerintah Desa
Kami berharap agar Pemerintah Desa Kincang Wetan untuk lebih memperhatikan pada
lembaga-lembaga dan masyarakatnya, khususnya untuk para lansia, pengangguran, dan pada
para pengerajin yang ada di desa. Upaya untuk meningkatkan program pemberdayaan
masyarakat yang ada di desa Kincang Wetan haruslah lebih digiatkan lagi demi mewujudkan
pengembangan SDM yang lebih sejahtera dalam rangka kemajuan desa yang baik dan
harmonis.
Dalam perbincangan kami dengan beberapa masyarakat terkait pemerintahan saat ini,
kesimpulan yang kami dapat adalah masyarakat sangat memerlukan dorongan dan dukungan
dari lembaga pemerintahan desa untuk bekerjasama dalam segala kegiatan baik itu yang
bersifat formal maupun non formal. Dukungan yang diperlukan masyarakat adalah bertujuan
untuk memajukan desa dengan cara terbuka.
2. Untuk Pengerajin
Harapan kami terhadap pengerajin adalah agar terus berkarya dalam mengembangkan batik
khas desa Kincang Wetan dan terus mengembangkan serta mempromosikan batik lemboto
ini, agar masyarakat desa Kincang Wetan mengenal dan tertarik dengan adanya batik tersebut
yang merupakan aset berharga desa dan merupakan icon desa Kincang Wetan sendiri. Dalam
perkembangan zaman saat ini, maka dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi peluang
untuk menyebarkan dan mempromosikan batik bisa lebih luas, baik dalam Negeri atau luar
Negeri.
3. Untuk Masyarakat
Kami berharap agar masyarakat desa Kincang Wetan bisa menjadi semakin harmonis dalam
menjalin hubungan antar sesama masyarakat. Saling bekerjasama dalam kegiatan
kemasyarakatan baik dalam kelompok atau individu.
Menghilangkan sikap saling bersaing dalam bermasyarakat dan mengganti dengan sikap
saling bekerjasama antar sesama.
4. Untuk LPPM UIN Sunan Ampel
Harapan kami kepada LPPM UIN Sunan Ampel Surabaya supaya memberikan format
laporan yang sama, agar memudahkan kami dalam penyusunan laporan antara satu kelompok
dengan kelompok yang lain. Kemudian dalam pembagian nama kelompok dan pembagian
lokasi KKN dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum pengelompokkan dibentuk agar mahasiswa
KKN bisa mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Keberangkatan

2. Penyambutan oleh Kecamatan

3. Kegiatan Silaturrahim ke Lembaga Pemerintahan Desa Kincang Wetan


4.

Anda mungkin juga menyukai