Judul:
KELOMPOK 04
Bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata Transformatif dengan pendekatan Aset Based
Community-driven Development (ABCD) dengan judul Keindahan Desa Kincang Wetan
Dengan Berbagai Aset Yang Dimiliki (Mengangkat Batik Lemboto Sebagai Icon Desa
Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun) Kelompok 04 telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing Lapangan mata Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin, 14 Januari 2019 s/d 13 Februari 2019
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan
Bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata Transformatif dengan pendekatan Aset Based
Community Driven-Development (ABCD) ini:
Judul Laporan : Keindahan Desa Kincang Wetan Dengan Berbagai Aset
Yang Dimiliki (Mengangkat Batik Lemboto Sebagai Icon
Desa Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun)
Kelompok : 04
Mengetahui,
Ketua LP2M UIN Sunan Ampel Kepala PPM LP2M UIN Sunan Ampel
Surabaya Surabaya
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kesehatan
jasmani dan rohani, karena dengan limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan metode pendekatan
Aset Based Community-driven Development tanpa halangan apapun. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw yang telah menunjukkan
kita ke jalan yang Insya Allah diridhoi Allah SWT.
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang bertujuan untuk mengabdi kepada masyarakat dengan harapan
mendapatkan pengetahuan yang tidak penulis dapatkan di perkuliahan. Dalam laporan ini,
penulis mengangkat judul “Keindahan Desa Kincang Wetan Dengan Berbagai Aset Yang
Dimiliki (Mengangkat Batik Lemboto Sebagai Icon Desa Kincang Wetan Kecamatan jiwan
Kabupaten Madiun)”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penulisan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Masdar Hilmy selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
2. Bapak Prof. Dr. H. Sahid, HM, M.Ag, MH selaku ketua LP2M UIN Sunan Ampel
Surabaya.
3. Bapak Dr. Rubaidi, M.Ag selaku Kepala PPM LP2M UIN Sunan Ampel Surabaya.
4. Ibu Yusria Ningsih, S.Ag, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
membimbing, mengarahkan dan memotivasi kami.
5. Bapak Pardi selaku Kepala Desa Kincang Wetan beserta jajarannya yang telah
memberikan sambutan hangat dan memberikan dukungan baik moril maupun materil
kepada kami.
6. Seluruh warga Desa Kincang Wetan yang telah menyambut baik kehadiran kami di
Desa Kincang.
7. Seluruh peserta KKN kelompok 04 yang telah membantu pelaksanaan maupun
penyelesaian penyusunan laporan KKN ini.
Dengan tersusunnya laporan ini, penulis bertujuan untuk melaporkan aset yang
dimiliki Desa Kincang Wetan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Tentu saja, Laporan ini
jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, Kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun jika menemukan kesalahan dalam penulisan laporan ini.
Mengetahui
3. Lurah Eneung
4. Lurah Poncotruno
5. Lurah Prawiroharjo
6. Lurah Singo
7. Lurah Djoyodipo
8. Lurah Wongsomogol
9. Lurah Sonodjoyo
Laki-laki Perempuan
Usia
709 Orang 366 orang
0-5 Tahun
608 Orang 322 orang
6-10 Tahun
542 Orang 266 orang
11-15 Tahun
602 orang 307 orang
16-20 Tahun
535 orang 254 orang
21-25 Tahun
579 orang 294 orang
26-30 Tahun
627 orang 316 orang
31-35 Tahun
537 orang 291 orang
36-40 Tahun
580 orang 288 orang
41-45 Tahun
573 orang 297 orang
46-50 Tahun
611 orang 312 orang
51-55 Tahun
554 orang 297 orang
56-60 Tahun
673 orang 353 orang
61-65 Tahun
284 orang 124 orang
66-70 Tahun
135 orang 64 orang
71-75 Tahun
4 orang 3 orang
≥ 75 Tahun
8153 Orang 4254Orang
Total
Total Jumlah
7.337 Orang
1. Jantung 2 Orang
2. Lever 1 Orang
3. Kanker 1 Orang
4. Stroke 2 Orang
6. Ginjal 1 Orang
7. Asma 1 Orang
BAB II
PROSES ASET BASED COMMUNITY
DRIVEN-DEVELOPMENT
A. Selayang Pandang ABCD
Asset Based Community Development (ABCD) adalah sebuah pendekatan yang
memberikan penekanan yang besar pada aset-aset yang dimiliki di dalam komunitas (yang
seringkali tidak disadari). Aset adalah segala hal yang ada dalam komunitas yang berpotensi
dalam pengembangan komunitas tersebut. Baik itu berupa aset individual (seperti
kepemilikan lahan, kemampuan membuat batik, kemampuan membuat batu bata merah) atau
aset komunitas (seperti keberadaan lokasi komunitas yang bersinggungan dengan potensi
wisata).
Metodologi yang digunakan untuk mengungkap, dan menggunakan kekuatan dalam
masyarakat adalah menilai sumber daya dari warga masyarakat melalui inventariasi
kapasitas, atau memlaui dialog dengan warga untuk menentukan jenis keterampilan, dan
pengalaman yang paling dominan. Langkah seterusnya adalah dengan mendukung
masyarakat untuk menemukan apa yang perlu dikembangkan. Langkah terakhir, menentukan
bagaimana warga negara dapat bertindak bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.
Dasar ide mengenai ABCD yang terletak di Northwestern University di Evanston,
Illinois. Pendekatan ABCD merupakan kekuatan guna memunculkan potensi baru yang
dimiliki, dan terdaat didesa itu sendiri. Membangun keterampilan penduduk baik dari asosiasi
dan institusi lokal, pembangunan masyarakat bebasis aset, berorganisasi atau komunitas yang
mengacu pada kekuatan. Sehingga masyarakat lebih mempunyai kekuatan untuk masa
sekarang hingga masa depan.
Metode ABCD adalah pengorganisasian masyarakat, prinsip-prinsip dan praktek-
praktek untuk membawa orang kehubungan yang berkomitmen dengan tindakan kolektif
terhadap apa yang benar-benar masyarakat peduli agar segera diberikan tindakan.
B. Pemetaan Aset (Asset Mapping)
Desa Kincang Wetan merupakan desa dengan RT terbanyak di Kecamatan Jiwan, hal
ini tentunya berpengaruh terhadap munculnya berbagai macam aset. Maka, macam-macam
aset yang ada di desa Kincang Wetan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Aset Personal
Aset personal yang ada di desa Kincang Wetan sangat beragam, banyaknya penduduk
desa Kincang Wetan yang memunculkan berbagai aset personal. Mayoritas aset personal di
desa Kincang Wetan ini adalah Petani dan Karyawan Swasta. Luasnya lahan sawah yang
membuat masyarakat banyak yang berprofesi menjadi petani, dan banyak pula masyarakat
yang berprofesi menjadi buruh pabrik. Aset personal yang ada di desa Kincang Wetan akan
dipaparkan dalam tabel berikut ini.
Di desa Kincang Wetan ada salah satu warga yang mempunyai usaha membuat batik.
Tetapi, mayoritas masyarakat desa Kincang Wetan tidak mengetahui bahwa di desanya ada
pengerajin batik. Proses pembuatan batik pun dikerjakan sendiri yang dibantu oleh istrinya.
Proses pembuatan batik dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan mengunakan
canting dan cap. Proses pembuatan batik dengan menggunakan canting dapat diselesaikan
dalam waktu 1 (satu) minggu. Sedangkan proses pembuatan batik dengan menggunakan cap
dapat diselesaikan dalam waktu 1 (satu) hari.
Batik lemboto asli desa Kincang Wetan kurang mendapatkan perhatian, sehingga
menyebabkan batik tersebut kurang berkembang. Kendati begitu, pengerajin batik tetap
membuat batik. Pengerajin batik berharap suatu saat batik lemboto dapat diakui dan menjadi
icon desa Kincang Wetan.
Berikut ini macam-macam aset personal yang ada di desa Kincang Wetan.
2. Guru Sekolah
3. Guru Mengaji
4. Petani
5. Karyawan Swasta
6. Pemilik Toko
10. Kontraktor
11. Pengacara
12. Notaris
13. Sopir
2. Aset Alam
Aset alam yang dimiliki desa Kincang Wetan kebanyakan adalah sawah, sehingga
mayoritas warga berprofesi menjadi Petani. Hampir semua warga mempunyai sawah dan
disetiap rumah warga juga mempunyai lahan(pekarangan), namun kurang bisa
dimaksimalkan. Hal ini dikarenakan pengetahuan warga yang kurang berkembang tentang
pemaksimalan penggunaan lahan.
Aset Alam
No.
Padi
1.
Tebu
2.
Mangga
3.
Jeruk
4.
Sawah
5.
Sungai
6.
Tanah Liat
7.
3. Aset Ekonomi
Aset Ekonomi merupakan sesuatu yang sangat penting, karena berkaitan dengan
kelangsungan hidup manusia. Aset ekonomi merupakan aset untuk mengukur perkembangan
suatu negara. Ekonomi merupakan suatu hal yang sangat erat dalam kehidupan masyarakat.
Setiap hari bahkan setiap waktu aset ini menjadi kegiatan pokok yang selalu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain, negara dikatakan semakin baik atau buruk bisa
dilihat dari aset ekonominya. Aset ekonomi masyarakat desa merupakan salah satu faktor
yang mendukung maju atau tidaknya perekonomian suatu negara.
Berikut ini kami paparkan Aset Ekonomi yang ada di desa Kincang Wetan.
Tabel 2.3 Aset Ekonomi
1. Petani
2. Pembuat Tempe
3. Pedagang Makanan
4. Pengerajin Reog
5. Pengerajin Batik
6. Toko
7. Warung
1. PKK
2. Karang Taruna
3. Tahlilan
4. Muslimat NU
5. Posyandu
7. Komunitas Pengajian
8. Senam
9. Pencak Silat
5. Aset Fisik
Aset fisik merupakan aset yang dapat dilihat secara langsung, aset fisik ini
sangat berperan penting dalam menunjang aktifitas maupun kegiatan warga setempat
seperti balai desa, lapangan, masjid dll.
Berikut merupakan aset fisik yang dimiliki oleh desa Kincang Wetan, sebagai
berikut:
Tabel 2.5 Aset Fisik
No. Aset Fisik
1. Sawah
2. Balai Desa
4. Lapangan
5. Masjid
6. Musholla
8. Puskesmas Pembantu
9. Posyandu
C. Pemetaan Asosiasi
Pemetaan asosiasi kami lakukan melalui wawancara dengan masyarakat setempat yang
mayoritas sebagai anggota dari asosiasi tersebut. Dalam mengumpulkan asosiasi ini terdapat
berbagai macam perkumpulan yang tersusun berdasarkan struktur organisasi dalam wilayah
masyarakat desa Kincang Wetan. Masyarakat sendiri mayoritas 80% masuk dalam asosiasi
yang terkumpul di desa. Beberapa asosiasi yang berada dalam desa adalah:
1. PKK
PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) adalah salah satu kegiatan perkumpulan
ibu-ibu yang ada di desa Kincang Wetan, yang diketuai oleh Ibu Kepala Desa PKK yang ada
di desa Kincang Wetan dibagi menjadi 4 (empat) kelompok berdasarkan jumlah dusun yang
ada dan waktu rutinitas kegiatan dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali. Untuk kegiatan PKK
tersebut dilaksanakan oleh masing-masing perkumpulan PKK. Apabila ada kegiatan besar
yang dilksanakan di desa, maka masing-masing kelompok akan berkumpul menjadi 1 (satu).
Mengenai waktu rutinitas tiap dusun berbeda-beda, tergantung kesepakatan masing-
masing dusun. Sedangkan waktu rutinitas di desa dilakukan setiap bulan pada tanggal 17,
kadang dilakukan setiap 2 (dua) bulan sekali. Pertemuan rutinitas PKK desa dilakukan di
kantor desa. Rutinitas PKK dusun mempunyai keunikan, ketika melaksanakan kegiatan setiap
anggota yang berkumpul harus memakai seragam, jika tidak memakai seragam maka akan
dikenakan denda. Selain rutinitas, ibu-ibu PKK mempunyai kegiatan lain misalnya pada hari
Ibu ada lomba menghias nasi kuning tiap-tiap dusun, lomba ini hampir ada di setiap tahun,
dan lomba memakai kebaya ketika hari Kartini.
Selain lomba, ibu-ibu PKK juga mempunyai kegiatan lain yaitu rekreasi setiap dusun.
Rekreasi ini khusus untuk ibu-ibu PKK. Ibu-ibu PKK menabung selama 2 (dua) tahun untuk
rekreasi dengan jarak yang lumayan jauh, tidak hanya rekreasi yang jaraknya jauh, ibu-ibu
PKK juga pernah rekreasi ke Magetan yaitu Wisata Telaga Sarangan dengan mengendarai
kereta anak-anak.
2. Istighosah dan Yasinan
Kegiatan istighosah dan yasinan yang ada di desa Kincang Wetan dilakukan di masjid
dan di musholla yang ada di desa dan dilaksanakan setiap Jumat Kliwon. Kegiatan istighosah
dan yasinan ini biasanya dihadiri oleh warga desa Kincang Wetan, kegiatan ini dimulai pada
pukul 18.30 WIB hingga 19.00 WIB.
Dalam kegiatan tersebut para warga berkumpul untuk melaksankan kegiatan
keagamaan dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan cara membaca
surah Yasiin, Tahlil atau Istighosah secara bersamaan yang dipimpin oleh Tokoh Masyarakat
desa.
3. Muslimat NU
Muslimat NU merupakan perkumpulan ibu-ibu yang dinaungi oleh Nahdlatul Ulama.
Muslimat NU juga terdapat di desa Kincang Wetan yang di ketuai oleh Ibu Ammah. Kegiatan
muslimat NU dilakukan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain. Anggota
muslimat NU terdiri dari 80 (delapan puluh) anggota, rutinitas yang dilakukan oleh anggota
Muslimat NU yaitu membaca yasin, tahlil dan istighosah. Pembacaan yasin, tahlil dan
istighosa dilakukan setiap 2 (dua) kali dalam sebulan.
4. Posyandu
Posyandu yang berada di desa Kincang Wetan terbagi menjadi 4 (empat) yaitu pada
dusun 1 (satu), dusun 2 (dua), dusun 3 (tiga) dan 4 (empat). Kegiatan posyandu pada dusun 1
(satu) dilakukan setiap bulan yaitu pada minggu pertama yang bertempat di rumah Ibu Sri
(Kepala Dusun 1), kegiatan posyandu pada dusun 2 (dua) dilakukan setiap bulan pada
minggu ke 3 (tiga) yang bertempat di rumah bapak Adnan (Kepala Dusun 2), kegiatan
posyandu pada dusun 3 (tiga) dilakukan setiap bulan pada minggu ke 2 (dua) yang bertempat
di Puskesmas, dan kegiatan posyandu pada dusun 4 (empat) dilakukan setiap bulan pada
minggu ke 4 (empat) yang bertempat di rumah ibu Warni.
Kegiatan posyandu adalah mendata bayi ataupun lansia yang ada di desa, kemudian
melakukan imunisasi kepada bayi dan pelatihan terhadap lansia, baik itu olahraga, senam, dll.
5. Karang Taruna
Karang taruna merupakan komunitas perkumpulan remaja yang ada di desa Kincang
Wetan. Setiap RT yang ada di desa Kincang Wetan ini mempunyai anggota. Anggota karang
taruna yang ada d Desa Kincang Wetan ini terdiri dari mahasiswa dan SMA.
Kegiatan kelompok karang taruna terbilang cukup banyak, diantaranya adalah,
memberdayakan anak-anak usia dini dengan kegiatan kreatifitas yang bermanfaat yang
diadakan setiap dua minggu sekali. Kegiatan lainnya yaitu membantu pemerintahan desa
dalam melaksanakan tugas-tugas desa yang sifatnya formal atau non formal, dan membantu
masyarakat dalam kegiatan apapun yang memerlukan bantuan dari kelompok karang taruna.
6. Gabungan Kelompok Tani (GAPOTAN)
Gabungan Kelompok Tani (GAPOTAN) merupakan perkumpulan dari petani yang
melakukan usaha agribisnis diatas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai
peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya.
GAPOTAN yang berada di desa Kincang Wetan masih aktif hingga sekarang, kegiatan yang
dilakukan oleh GAPOTAN desa Kincang Wetan yaitu bertani dengan baik sehingga
mendapatkan kualitas bertani (beras) yang tinggi. Dengan hasil tersebut maka harga jual
petani juga akan meningkat
7. Komunitas Pengajian
Komunitas pengajian yang ada di desa Kincang Wetan ini terdiri dari pengajian
TARSANA, pengajian Khairunnisa dan Hadrah. Mengaji TARSANA ini merupakan metode
belajar membaca al-Qur’an yang ada di desa Kincang Wetan. Mengaji dengan metode
TARSANA ini terdapat di 4 (empat) lokasi, yaitu masjid Jami’ ‘Ibadurrohmaan, musholla Al-
Ikhlas, musholla Desa Kincang Wetan. Pengajar mengaji dengan metode TARSANA ini
berasal dari Kota Magetan. Mengaji dengan metode TARSANA ini biasanya diikuti oleh ibu-
ibu dan bapak-bapak yang ingin belajar membaca al-Qur’an dari dasar dan dilakukan rutin
pada hari Senin dan Rabu setelah shalat isya’. Mengaji dengan metode TARSANA ini juga
melaksanakan kegiatan wisuda dengan catatan apabila telah memenuhi kriteria atau
dinyatakan lulus dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan di Kota Magetan.
Pengajian Khairunnisa yaitu kelompok pengajian yang semula memiliki anggota
berjumlah 400 anggota, semula kelompok pengajian ini hanya ada 1 (satu), namun dengan
berjalannya waktu kelompok pengajian Khairunnisa dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok.
Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pengajian Khairunnisa yaitu membaca surah Yasiin
setiap 2 (dua) minggu sekali yang dilakukan secara bergantian dari satu rumah ke rumah yang
lain. Apabila musim penghujan kegiatan pengajian surah Yasiin kelompok pengajian
Khairunnisa dilakukan pada sore hari, sedangkan pada musim kemarau kegiatan pengajian
dilakukan setelah maghrib. Setiap 1 (satu) bulan sekali seluruh kelompok pengajian
Khairunnisa kumpul menjadi 1 (satu) dan biasanya mengundang mubaligh sebagai pengisi
acara.
Selain pengajian TARSANA dan pengajian Khairunnisa, komunitas pengajian yang ada
di desa Kincang Wetan adalah Hadrah. Kegiatan hadrah ini rutin dilakukan setiap 2 (dua)
minggu sekali dan dilaksanakan di tiap-tiap musholla yang terdapat di desa Kincang Wetan.
Anggota hadrah ini di ikuti oleh remaja-remaja desa Kincang Wetan dan kelompok pengajian
Khairunnisa.
8. Senam
Senam yang ada di desa Kincamg Wetan terdiri dari Senam Aerobik dan Senam Lansia.
Senam Aerobik yang ada di desa Kincang Wetan sebanyak 4 kelompok senam, kelompok
pertama yaitu Sanggar Senam Upik bertempat di rumah ibu Taufik yang dilakukan pada hari
Senin, Kamis, dan Sabtu. Kelompok ke 2 (dua) yaitu Sanggar Senam Lisa bertempat di
rumah Ibu Naryo yang dilakukan pada hari Selasa dan Jumat. Kelompok ke 3 (tiga) yaitu
Sanggar Senam Bersatu bertempat di jalan Arumdalu yang dilakukan pada hari Selasa dan
Jumat. Kelompok ke 4 (empat) yaitu Sanggar Senam Anjasmoro bertempat di jalan
Anjasmoro yang dilakukan pada hari Minggu dan Rabu. Selain senam aerobik, di desa
Kincang Wetan ini juga terdapat senam lansia. Senam lansia ini ada di tiap-tiap dusun dan
tempatnya pun di masing-masing dusun.
9. Pencak Silat
Terdapat 2 grub pencak silat yang ada di desa Kincang Wetan yang pertama adalah
Persatuan Setia Hati Teratai (PSHT) dan Silat Ki Ageng Pandan Alas (Pandan Alas) kedua
pencak silat ini bisa di kategorikan sebagai pencak silat yang tidak pernah memiliki konflik
satu sama lain. Kedua perguruan pencak silat memiliki tempat untuk latihan masing masing
yang terdapat di 4 lokasi yang tersebar di seluruh desa Kincang Wetan. Masing masing dari
perguruan sudah mempunyai izin yang sah baik dari lembaga pemerintah ataupun lembaga
sosial perguruan pencak silat Indonesia dan juga aktif melakukan bakti sosial yang diadakan
sebulan sekali di desa.
D. Pemetaan Wilayah (Transek)
Adapun transek meliputi pengelompokan penggunaan lahan, penggunaan tanaman,
jenis hewan, jenis tanah, kepemilikan lahan serta peluang.
Tabel 2.6 Pemetaan Wilayah (Transek)
No. Zona Pengelompokan
A. Program Kerja
1. Perencanaan Program Silaturahim
Perencanaan program silaturahmi dilakukan dengan tujuan untuk berbaur dengan
masyarakat, serta memperoleh informasi terkait dengan aset desa yang akan dikembangkan
oleh Mahasiswa KKN sebagai fasilitator dalam programnya dengan metode ABCD. Program
silaturahmi ini dilakukan untuk menggali aset-aset desa yang tidak disadari oleh masyarakat
desa Kincang Wetan, dimana aset tersebut nantinya dapat dikembangkan oleh masyarakat.
Desa Kincang Wetan memiliki beberapa aset yang dapat dikembangkan, hanya saja,
masyarakat desa Kincang Wetan belum menyadari sehingga banyak aset yang ada di desa
Kincang Wetan belum berkembang dengan baik, baik itu aset kecil maupun aset besar.
Dalam silaturahmi yang dilakukan, mahasiswa KKN menemukan beberapa aset desa
Kincang Wetan, antara lain, produksi tempe, produksi batu bata merah, pengerajin reog,
pengerajin batik, pengembangan benih hortikultura, dan berbagai usaha lainnya. Berdasarkan
hasil dari skoring oleh mahasiswa KKN kelompok 4, kami menyimpulkan bahwa batik yang
menjadi fokus pengembangan program kami.
Gambar 3.3 Silaturrahim ke rumah produksi tempe, istri dari mbah Moh
Gambar 3.4 Silaturrahim ke rumah Seniman Reog Bapak Marsono
a. Kuas
b. Cotton Bud
c. Meja Cap
d. Cetakan Batik
e. Perata
f. Tatakan kain
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan batik sebagai berikut :
1. Persiapkan kain yang akan dibuat batik
2. Letakan koran di atas meja cap kemudian letakkan kain di atasnya dan ratakan
3. Setelelah rata pas kan kain dengan cetakan yang akan digunakan
4. Siapkan malam cair yang akan digunakan dan tuangakan secukupnya dan ratakan
5. Setelah rata angkat cetakan dan jemur kain setengah hari
6. Setelah kering warnai kain yang akan digunakan sesuai dengan selera
7. Setelah itu keringkan selama sekitar 2 hari
8. Setelah kering rebus kain dengan air panas dan lunturkan malam yang ada
9. Bersihkan sisa malam yang ada
10. Setelah itu keringkan kembali kain
11. Dan kain siap digunakan
Acara dimulai pada jam 09.00 WIB yang di awali dengan penampilan sholawatan dari
TPA Al-Aziz. Selanjutnya penampilan dari SDN 03 dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an.
Setelah itu, kata-kata sambutan dari koordinator KKN 04, Kepala Desa, Kepala Kecamatan
dan penutup oleh Kepala TPA Al-Aziz. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian
cinderamata kepada Kepala Desa, TPA Al-Aziz dan bapak Suratmo. Kemudian acaranya
diteruskan dengan penampilan khas dari anak KB Merah Putih dengan bacaan surah-surah
pendek lalu tampilan dari anak-anak TK Menur dengan tarian “Baby Shark dan Chicken
dance”. Kemudian penampilan seni budaya tari Reog dari SDN 02 dan 03. Turut berpartipasi
dalam pentas seni dari anak-anak TK desa Kincang Wetan dengan menyanyikan beberapa
lagu dan puisi. Tampilan terakhir adalah tarian saman dari anak-anak rumah karya. Pada saat
itu, pentas seni ini juga menampilkan beberapa kain batik lemboto karya bapak Suratmo serta
memperkenalkan kepada warga batik lemboto ciri khas dari desa Kincang Wetan. Tidak lupa
acara sosialisasi dana untuk disumbangkan kepada Pondok Pesantren Diniyyah dan Tahfidzul
Qur’an Desa Kincang Wetan Dusun 1 bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Fattah
Temboro yang baru akan dibangun di desa Kincang Wetan. Kemudian acara terakhir yaitu
do’a dan diakhiri dengan penampilan sholawatan dari TPA Al-Aziz.
Gambar 6.2 Penampilan Reog dalam Pentas Seni dan Pengenalan Batik Lemboto kepada
Kepala Kecamatan
2. Bimbingan Belajar
Dalam program kerja KKN kami memutuskan untuk mengadakan bimbingan belajar
bagi anak-anak yang ada di desa Kincang Wetan. Bimbingan belajar berlangsung pada
tanggal 21 Januari 2019 tepatnya pada hari Senin. Jadwal bimbingan belajar dilaksanaka pada
hari Minggu sampai Senin setelah waktu ashar dan maghrib. Adik-adik yang datang tidak
hanya belajar pelajaran sekolah, melainkan juga belajar mengaji al-Qur’an.
Antusias adik-adik pun sangat bagus, setiap hari adik-adik yang belajar di basecamp
kami semakin bertambah. Mereka yang sudah mempunyai guru les sendiri juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan belajar dengan tujuan untuk saling mengenal satu
sama lain dengan membawa semangat yang besar dalam kegiatan bimbingan belajar bersama
di basecamp kami.
Kami juga melakukan kegiatan belajar mengajar di TPQ terdekat yang ada di desa
Kincang Wetan, yaitu TPQ Al-Hikmah dan TPQ Al-Aziz. Jadwal kegiatan kami mengajar di
TPQ Al-Hikmah pukul 16.00 WIB dan TPQ Al-Aziz pukul 18.00 WIB. Seluruh kegiatan
tersebut kami laksanakan dengan membagi kelompok dengan mengolah metode
pembelajaran.
Gambar 7.2 Kegiatan Bimbingan Belajar bertempat di basecamp KKN
Kegiatan di SDN Kincang 02 dimulai pada saat masuk kelas diawali dengan kegiatan
baris-berbaris kemudian masuk ke dalam kelas untuk membaca doa, membaca asmaul husna,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, salam PTK, dan dilanjutkan kegiatan belajar. Kemudian
istirahat pukul 09.00 WIB dan masuk pukul 09.15 WIB. Kemudian kembali melakukan
kegiatan belajar lagi, lalu pukul 10.30 WIB istirahat yang kedua dan masuk pukul 10.45
WIB. Kemudian pukul 12.00 WIB dilanjutkan sholat dhuhur, lalu jam 13.00 WIB dilanjutkan
mengaji sampai pukul 13.30 WIB, lalu proses kegiatan belajar mengajar diakhiri.
b. SDN Kincang 03
Kepala Sekolah SDN Kincang 03 memberi pilihan mengenai jam masuk kami
mengajar, dengan hormat kami memutuskan untuk mengajar di hari Senin dan Selasa pada
pukul 12.30 WIB, dan hari Rabu Kamis pada pukul 09.00 WIB. Pembiasaan di SDN Kincang
03 diawali dengan baris-berbaris, kemudian masuk ke dalam kelas untuk membaca doa,
membaca asmaul husna, menyanyikan lagu Indonesia Raya, salam PTK dan dilanjutkan
sholat dhuhah berjamaah, setelah itu masuk ke dalam kelas untuk kegiatan belajar. Istirahat di
SDN Kincang 03 sama seperti di SDN Kincang 01, yaitu pukul 09.00 WIB – 09.15 WIB dan
10.30 – 10.45 WIB, lalu dilanjutkan kegiatan mengaji dan pukul 13.30 WIB kegiatan belajar
mngajar diakhiri.
c. TK Kincang 01
Dalam kegiatan musyawarah kami, di putuskan bahwa pada tanggal 16 Januari 2019
tepatnya pada hari Rabu kami mengabdi di TK Kincang 01. TK Kincang 01 ini meupakan TK
milik desa Kincang Wetan. TK Kincang 01 ini terbagi menjadi 2 (dua) kelas, yaitu TK A dan
TK B. TK A dan TK B jumlah muridnya 26 (dua puluh enam) anak. Lokasi TK Kincang 01
letaknya di samping Masjid Jami’ ‘Ibadurrahman. Metode belajar di TK Kincang 01 adalah
dimulai dengan praktik sholat kemudian dzikir, doa sehari-hari, membaca doa makan, doa
masuk wc, dll, lalu mengaji iqro’. Dalam pembiasaan ini antara TK A dan TK B digabung di
aula. Pembiasaan ini dilakukan untuk menguatkan jiwa keagamaannya terhadap Islam
sebagai agama yang dianut oleh anak-anak.
Setelah itu anak-anak masuk kelas untuk kegiatan belajar. Kegiatan belajar dimulai
dengan membaca doa setelah minum, lalu kegiatan belajar menulis. Kemudian makan siang
dan istirahat. Setelah istirahat dilanjutkan belajar lagi, yaitu belajar mewarnai atau membuat
kreasi. Setelah membuat kreasi, lalu anak-anak dipulangkan. Kegiatan aktif belajar di TK
Kincang 01 dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Kamis. Lalu, di hari Jumat dan
Sabtu adalah hari santai yang diisi dengan kegiatan awal yaitu pembiasaan sholat, lalu
dilanjutkan senam dan bermain di luar kelas.
d. TK Al-Hikmah
TK Al-Hikmah merupakan TK dengan anak didik terbanyak dari 3 (tiga) TK di
Kincang Wetan dengan jumlah 68 (enam puluh delapan) murid secara keseluruhan. Kami
masuk hari pertama pada hari Rabu tanggal 16 Januari 2019, hari itu sekaligus hari pertama
kami mengajar. Di TK Al-Hikmah ada 4 (empat) kelas. Pembiasaan di TK Al-Hikmah
diawali dengan senam, lalu dilanjutkan di dalam kelas yaitu membaca doa dan memulai
proses belajar. Setelah itu istirahat lalu dilanjutkan belajar kembali dan berdoa lalu kegiatan
belajar di akhiri. Pada hari Jumat dan Sabtu kegiatan belajar di TK Al-Hikmah tidak begitu
padat, yaitu pada hari Jumat senam dan hari Sabtu drum band yang diawali dengan
pembiasannya.
Gambar 8.4 Kegiatan Pengabdian di TK Al-Hikmah
e. TK Menur
Desa Kincang Wetan merupakan desa yang besar, yang terdapat 3 (tiga) TK, yaitu TK
Kincang 01, TK Al-Hikmah dan TK Menur. Dalam kegiatan pembelajaran, masing-masing
TK hampir mempunyai kesamaan. Pengabdian kami di TK Menur dimulai pada minggu ke 3
tepatnya pada tanggal 26 januari 2019.
Pembiasaan di TK Menur adalah membaca doa lalu dilanjutkan kegiatan belajar seperti
mewarnai, kemudian istirahat. Setelah istirahat, dilanjutkan belajar menulis dan membaca.
Kemudian membaca doa keluar kelas dan berdoa untuk kedua orangtua, lalu para murid
diperbolehkan untuk pulang.
g. TPQ
Taman Pendidikan Al-Quran di desa Kincang Wetan ini sangat banyak, tetapi kami
memutuskan untuk mengabdi di dua TPQ, yaitu TPQ Al-Hikmah yang lokasinya di TK Al-
Hikmah dan TPQ Al-Aziz yang lokasinya di musholla Al-Aziz desa Kincang Wetan. Kami
mengajar di TPQ Al-Hikmah di hari Senin sampai dengan Sabtu pada pukul 16.15 WIB dan
pulang pada pukul 17.20 WIB. Metode belajar di TPQ Al-Hikmah menggunakan iqro’ bagi
yang masih kecil dan al-Qur’an bagi yang sudah besar. Mayoritas yang mengaji terdiri dari
TK dan SD. Setelah mengaji iqro’ lalu dilanjutkan dengan menulis apa yang telah dibaca,
kemudian hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari.
Gambar 8.7 Kegiatan Pengabdian di Taman Pendidikan Al-Quran
Kami mengajar di TPQ Al-Aziz setiap hari Senin dan Selasa setelah maghrib. Metode
belajar di TPQ Al-Aziz adalah dengan iqro’ bagi yang masih kecil dan al-Qur’an bagi yang
sudah besar. Bagi yang Al-Qur’an, sesudah mendapatkan al-Qur’an apabila sudah selesai
mengaji maka akan diperdalam ilmu tajwidnya.
4. Kendala dan Evaluasi Pelaksanaan Program
a. Problem Program Pengenalan dan Pengembangan Batik
Setelah melaksanakan program, tentunya ada berbagai kendala dalam menjalankan
program tersebut. Maka dari itu, kami selalu melakukan evaluasi untuk mencari solusi
terhadap kendala-kendala yang dihadapi selama menjalankan program. Program kerja kami
adalah mengembangkan Batik Lemboto. Kendala yang pertama dalam program kerja kami
adalah minimnya waktu dan persiapan. Waktu yang sangat minim menyebabkan kami harus
bekerja keras agar mencapai apa yang kami inginkan. Selain waktu, persiapan yang kurang
juga merupakan salah satu kendala kami. Untuk persiapan memang sangat kurang di
karenakan kami KKN hanya diberi waktu 1 (satu) bulan.
Kendala yang kedua adalah akses ke masyarakat, karena masyarakat desa Kincang
Wetan sendiri kurang tertarik dengan batik asli desa Kincang Wetan dan mayoritas
masyarakat sudah mempunyai mata pencaharian masing-masing. Lalu kendala yang ketiga
adalah kurangnya antusias masyarakat, dikarenakan tidak adanya perhatian dari lembaga
pemerintah desa yang membantu memberdayakan dan mengembangkan batik asli desa
Kincang Wetan. Pemerintah desa seharusnya memberikan fasilitas terhadap aset desa yang
bisa berkembang pesat. Namun, pada kenyataannya, batik menjadi aset yang kurang
berkembang di dalam desa Kencang Wetan sendiri.
Gambar 10.2 Kegiatan proses pengembangan Batik Lemboto dengan paduan motif elang
(media kaos)
c. Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi dalam pendampingan aset ekonomi juga menjadi hal penting,
mengingat desa Kincang Wetan merupakan desa yang memiliki berbagai home industri.
Home industri di desa Kincang Wetan antara lain, produksi tempe, produksi batu bata merah,
pengerajin reog, pengerajin batik, pengembangan benih hortikultura, dan berbagai usaha
lainnya.
Gambar 11.3 Kegiatan Sektor Sosial
d. Sektor Alam
Sektor alam merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Pendampingan aset dalam sektor alam adalah pertanian dan pengembangan benih
hortikultura. Pertanian meliputi penanaman tanaman seperti padi dan tebu. Sedangkan
pengembangan benih hortikultura meliputi mangga, jeruk, jambu dan lain-lain.
Gambar 11.4 Pembibitan mangga, jeruk, jambu, dan sawah
BAB IV
MATERI KHUSUS
4. Rekomendasi
Setelah kami mengamati berbagai hal yang berhubungan dengan keagamaan, dapat
kami simpulkan bahwa warga desa Kincang Wetan bisa dikatakan kurang memperhatikan
aspek keagamaan, khususnya pemuda dan pemudi desa Kincang Wetan karena organisasi
REMAS (Remaja Masjid) desa Kincang Wetan tidak berjalan. Kegiatan hingga saat ini yang
masih berjalan hanya kegiatan yang dihadiri oleh ibu-ibu, bapak-bapak dan lansia, seperti
Istighosa, Yasinan dan TARSANA. Sedangkan kelompok yang seharusnya dibentuk oleh
pemuda dan pemudi tidak berjalan seperti halnya Remaja masjid, IPNU-IPPNU dan
kelompok Maulid Diba’.
Kami merasa bahwa pemuda-pemudi di desa Kincang Wetan kurang termotivasi
khususnya dalam hal keagamaan sehingga mereka kurang atau bahkan tidak aktif dalam
kegiatan kerohanian, seperti mengadakan Maulid Diba’ atau bahkan mengaktifkan kembali
Remaja Masjid, hal ini dikarenkan banyaknya remaja yang berada di desa Kincang Wetan
memilih untuk pergi keluar desa atau bahkan keluar madiun, baik itu untuk melanjutkan
pendidikan maupun untuk mencari pekerjaan.
Kami berharap agar remaja desa Kincang Wetan dapat menghidupkan kembali
organisasi keagamaan seperti Remaja Masjid, IPNU-IPPNNU sehingga kegiatan kerohanian
seperti Tadarrus al-Qur’an dan Maulid Diba’ dapat berjalan dan aktif kembali, karena
pemuda pemudi merupakan unsur terpenting dalam membentuk desa yang lebih berkembang
dan maju sehingga kegiatan keagamaan dapat berlanjut ke generasi selanjutnya.
B. Gender Mainstreaming
1. Dalam aktivitas domestik 80% data yang kami peroleh membuktikan jika perempuan
masih memiliki peran penting dalam melakukan aktifitas domestik, seperti membersihkan
rumah, mencuci baju, memasak dan mengantarkan anak ke sekolah. 20% dari aktifitas
domestik di pegang oleh kaum pria seperti merawat binatang ternak.
2. Dalam aktifitas sosial, bisa di katakan tidak setara antara pria dan wanita, seperti
menghadiri pengajian. Sebagian besar yang menghadiri pengajian adalah ibu-ibu, karena di
Kincang Wetan secara keseluruhan warga selalu menghadiri pengajian rutin yang di
laksanakan setiap satu minggu dua kali adalah ibu-ibu.
3. Profil kebutuhan, 90% pencari nafkah utama masih menjadi tanggung jawab laki-laki
atau suami. Serta yang mencari nafkah pendukung adalah istri serta anak yang sudah bekerja.
60% persen warga desa Kincang Wetan memiliki uang tabungan. Laki-laki lebih berperan
sebagai kepala rumah tangga, meskipun ada beberapa keluarga yang menjadikan istri sebagai
kepala keluarga.
4. Akses pendidikan, sebagian besar warga desa Kincang Wetan adalah lulusan SD,
SMP, dan SMA bahkan sampai lulusan perguruan tinggi.
5. Akses kesehatan, sebagian besar warga desa Kincang Wetan cukup memperdulikan
kesehatan anggota keluarga mereka. Jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit, mereka
di rawat bersama-sama. Namun, hampir seluruh warga tidak mempunyai asuransi kesehatan.
6. Tentang pengetahuan produk hukum, 90% warga Kincang wetan kurang mengerti
akan informasi perlindungan anak dan perempuan serta pengetahuan tentang UU Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT)
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Desa Kincang Wetan merupakan desa
yang sangat luas, terdiri dari 4 (empat) dusun, 11 (sebelas) RW, dan 73 (tujuh puluh tiga) RT.
Desa Kincang Wetan terdapat banyak industri rumah antara lain pengerajin batik lemboto,
produksi tempe, pengerajin reog, produksi batu bata merah. Dari keempat aset tersebut,
setelah dinilai menggunakan skala prioritas, maka batik yang manjadi prioritas KKN
Kelompok 4. Berbeda dengan KKN gelombang 2 (dua) lalu, metode yang digunakan adalah
Participatory Research Action (PAR). Metode PAR ini merupakan suatu metode untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Sedangkan metode yang sekarang digunakan adalah Asset
Based Community Development (ABCD), metode ini mengembangkan aset yang ada di desa.
Program unggulan kami adalah mengembangkan Batik Lemboto. Batik lemboto
merupakan batik asli desa Kincang Wetan. Dinamakan batik lemboto karena desa Kincang
Wetan terdapat pengembangan benih mangga yang dalam bahasa jawa yaitu pelem dan itulah
yang melatar belakangi nama “Lem”. Sedangkan kata “Boto” berasal dari bahasa jawa yang
berarti batu bata karena Desa Kincang Wetan sebagian besar warganya memproduksi batu
bata merah. Kemudian teciptalah nama “Lemboto” untuk batik khas desa Kincang Wetan
yang bermotifkan pelem (mangga) dan boto (batu bata).
Tujuan kami mengembangkan batik lemboto karena banyaknya warga yang tidak
mengetahui bahwa di desa Kincang Wetan terdapat pengerajin batik. Sedangkan batik ini
mempunyai peluang yang besar untuk berkembang. Harapan pengerajin dan mahasiswa KKN
kelompok 04 adalah agar batik ini berkembang di masyarakat desa dan pemerintah desa
mengakui adanya batik lemboto ini baik dalam hak kepemilikan maupun hak cipta dan dapat
menjadi usaha bersama baik itu bersama pemerintah ataupun bersama masyarakat itu sendiri.
Tidak hanya itu, harapan terbesar kami adalah agar batik lemboto ini terdaftar di UMKM.
Dengan berkembanganya batik lemboto ini tidak hanya menguntungkan pengerajin, tetapi
juga membawa nama harum desa Kincang Wetan.
B. Saran
Berdasarkan KKN yang telah kami jalankan selama 1 (satu) bulan di desa Kincang
Wetan, kami mempunyai masukan untuk semua pihak yang terkait dalam kegiatan KKN
tersebut, antara lain:
1. Untuk Pemerintah Desa
Kami berharap agar Pemerintah Desa Kincang Wetan untuk lebih memperhatikan pada
lembaga-lembaga dan masyarakatnya, khususnya untuk para lansia, pengangguran, dan pada
para pengerajin yang ada di desa. Upaya untuk meningkatkan program pemberdayaan
masyarakat yang ada di desa Kincang Wetan haruslah lebih digiatkan lagi demi mewujudkan
pengembangan SDM yang lebih sejahtera dalam rangka kemajuan desa yang baik dan
harmonis.
Dalam perbincangan kami dengan beberapa masyarakat terkait pemerintahan saat ini,
kesimpulan yang kami dapat adalah masyarakat sangat memerlukan dorongan dan dukungan
dari lembaga pemerintahan desa untuk bekerjasama dalam segala kegiatan baik itu yang
bersifat formal maupun non formal. Dukungan yang diperlukan masyarakat adalah bertujuan
untuk memajukan desa dengan cara terbuka.
2. Untuk Pengerajin
Harapan kami terhadap pengerajin adalah agar terus berkarya dalam mengembangkan batik
khas desa Kincang Wetan dan terus mengembangkan serta mempromosikan batik lemboto
ini, agar masyarakat desa Kincang Wetan mengenal dan tertarik dengan adanya batik tersebut
yang merupakan aset berharga desa dan merupakan icon desa Kincang Wetan sendiri. Dalam
perkembangan zaman saat ini, maka dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi peluang
untuk menyebarkan dan mempromosikan batik bisa lebih luas, baik dalam Negeri atau luar
Negeri.
3. Untuk Masyarakat
Kami berharap agar masyarakat desa Kincang Wetan bisa menjadi semakin harmonis dalam
menjalin hubungan antar sesama masyarakat. Saling bekerjasama dalam kegiatan
kemasyarakatan baik dalam kelompok atau individu.
Menghilangkan sikap saling bersaing dalam bermasyarakat dan mengganti dengan sikap
saling bekerjasama antar sesama.
4. Untuk LPPM UIN Sunan Ampel
Harapan kami kepada LPPM UIN Sunan Ampel Surabaya supaya memberikan format
laporan yang sama, agar memudahkan kami dalam penyusunan laporan antara satu kelompok
dengan kelompok yang lain. Kemudian dalam pembagian nama kelompok dan pembagian
lokasi KKN dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum pengelompokkan dibentuk agar mahasiswa
KKN bisa mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Keberangkatan