BAB I Pembahsan Tegangan Tinggi Ac PDF
BAB I Pembahsan Tegangan Tinggi Ac PDF
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
2. Untuk verifikas ihasil rancangan isolas ibaru, yaitu hasil rancangan yang telah
dikurangi volume isolasinya.
1
tinggi. Studi ini akan mempelajari carakerja dankarakteristik peralatan-peralatan
uji tegangan tinggi dan prosedur pengujian yang telah distandarisasi. Adapun
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian tegan gantinggi adalah:
2. Alat ukur tegan gantinggi yang terdir iatas alat ukur tegangan tinggi dc, alat
ukur tegangan tinggi ac, dan alat ukur tegangan tinggi impuls.
2. Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi dielektrik,
alat ukurt ahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat uku rpelua han
parsial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Vrms = ∫ (t) dt
3
tegangan input distribusi yang merupakan fixed mains Voltage terhubung dengan
variable-voltage transformer yang berfungsi sebagai pengatur tegangan pada sisi
primer trafo uji tegangan tinggi
Rangkaian listrik dasar dari pada pembangkitan tegangan tinggi (test-set) untuk
menghasilkan tegangan tinggi AC frekwensi daya hingga 200 kV diperlihatkan
pada gambar 1.
Gmbr 1
Tegangan input (main supply) sebelum disupply ke kumparan primer trafo uji,
terlebih dahulu melalui variable transformer (yaitu: variable voltage toroidal auto-
transformer, variac), rating dari Test-set commercial berupa tegangan out put
dalam kV dan daya dalam kVA. Adapun konstruksi dari test-set dibagi kedalam 2
katagori, yaitu:
(1). Portable unit, dengan tegangan out put hingga 50 kV dan rating daya
1-2 kVA
(2). Large fixed unit, dapat beroperasi hingga 200 kV, rating daya output
nya besar dan ditentukan oleh factor-faktor fisik dan berat, yang
dapat mecapai 100 kVA
4
Jika terjadi flash over, atau breakdown internal pada obyek uji, maka
sudah barang tentu transformer sebagaimana gambar 1. akan mengalami kondisi
over load dan short circuit. Konsekwensinya, isolasi dari trafo uji harus didesign
tahan terhadap tegangan tinggi surja yang menyebabkan kegagalan pada obyek
uji.
Gmbr 2
5
menggunakan slider resistance control sebagaimana yang diperlihatkan pada
gambar 3, menggunakan tapped transformer sebagaimana terlihat pada gambar 4,
menggunakan induction regulator sebagaimana terlihat pada gambar 5.
Untuk trafo uji yang kecil dengan output daya dibawah 5 kVA, control resistance
mempunyai keuntungan, selain murah, mudah, distorsi bentuk gelombang
tegangannya pun kecil. Sedangkan untuk unit dengan kVA yang besar, Large size
dan cost of resistance bersama-sama dengan rugi-rugi daya merupakan hal yang
tidak menguntungkan.
6
Gmbr 3
Gmbr 4
Gmbr 5
7
tegangan mulai dari 80 KV sampai 400 KV bahkan sudah mencapai 800 KV.
Teras (Inti) besinya diusahakan mempunyai tegangan sama dengan tegangan
bumi, karena itu selalu disambung ke bumi bersama-sama dengan salah satu
terminal dari kedua belitan (lihat gambar di bawah ini).
8
Dalam hal ini impedansi hubungan singkat untuk setiap belitan pada masing-
masing transformator aadalah Xa Xq Xt dimana:
Bila tahanan dan kerugian untuk setiap belitan diabaikan maka sebagai
pedekatannya transformator disusun secara cascade sehingga impedansi dari
susunan ini menjadi berikut:
9
Nc 1c = Nt It + Ng Ig (ampere lilit)
Dimana:
10
Rangakaian sederhana untuk transformator penguji
Berdasarkan gambar ini maka kapasitas transformator penguji dapat dihitung dari
persamaan berikut:
P = V2 w Cb 10-9 9 (KVA)
11
Dimana:
P = daya dalam KVA
w = 2 ( 3.14 ) f
V = tegangan pengujian pada transformator penguji dalam KV
Cb = kapasitas seluruh beban (p f)
12
Bilamana nilai Ro < o> Lo maka nilai dari V. menjadi:
Karena nilai 1 - o 2LC selalu lebih kecil dari L (satu) maka nilai V2, lebih besar
dari V1. Ini
berarti rangkaian transformator ini mendekati keadaan resonansi seri.
13
Dari gambar diatas dapat dibentuk persamaannya sebagai berikut:
1
Z R jL 1 R j(L )
jC C
1 2
Z R 2 ( L )
C
1
L
arc tg( C )
R
1 1
L
C LC
1 1
2f f
LC 2 LC
Keadaan ini disebut sebagai keadaan resonansi, yaitu keadaan dimana diperoleh
arus yang maximum (karena Z minimum), dan frekwensi bergantung pada nilai L
1
atau C. Bila L maka negative, dan rangkaian bersifat kapasitif.
C
1
Sebaliknya bila L maka positif, dan rangkaian bersifat induktif.
C
14
2.3.1. Rangkaian resonansi seri pada pembangkitan tegangan tinggi
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa rangkaiannya membentuk resonansi seri
pada freqwensi daya , Jika (L1+L2)=1/ C, maka arus pada obyek uji menjadi
sangat besar dan hanya dibatasi oleh resistansi rangkaian. Bentuk gelombang
tegangan pada obyek uji merupakan sinusoidal murni. Adapun besar tegangan
yang melalui capasitasi C pada obyek uji dirumuskan sbb:
15
jVX C V V
VC XC
R J (X L X C ) R CR
Prinsip yang ada pada resonansi seri dipakai untuk pengujian tegangan
yang sangat tinggi dan pada keadaan yang membutuhkan output arus yang besar
seperti pada pengujian kabel, pengukuran dielectric loss, pengukuran partial
discharge.
16
bentuknya lebihkecil.
2. Outltut gelombangnya adalah sinus murni.
3. Tegangan naik secara perlahan dan pada pengujian dengan surja hubung tidak
akan merusak.
4. Tegangan didistribusikan merata pada belitan karena belitan dibagi menjadi
beberapa unit yang disusun bertumpuk. Belitan ini dinamakan belitan TESLA di
mana rangkaian ini dalam keadaan resonansi berganda.
17
BAB III
KESIMPULAN
Vrms = ∫ (t) dt
18
DAFTAR PUSTAKA
19