Anda di halaman 1dari 22

Makalah Skills Lab BLOK 5 (Dental Material)

LAPORAN PRAKTIKUM
MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
(WAX)

KELOMPOK 1.1

DISUSUN OLEH :
ADHA MULYANA : 1913101010039
DARA YUNITA ARSIKA : 1913101010040
ULA TSAMARAH : 1913101010041
IFA RATU FIDELLA : 1913101010042
PUTRI BALQIS : 1913101010043
MOHD. FAKHRIZA NAUFAL : 1913101010044
MASIYA ZATIL HULWANI : 1913101010048

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta rasa terima kasih
kepada dokter dan teman-teman yang telah membantu kami untuk menyelesaikan
laporan praktikum ini yang berjudul WAX, Laporan praktikum tersebut dibuat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Laporan Skills Lab yang dibebankan
kepada setiap kelompok.
Laporan praktikum ini membahas tentang Wax. Kami sangat menyadari
bahwa dalam pembuatan dan penyusunan laporan praktikum Wax ini masih banyak
sekali kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik yang terlihat maupun yang tidak
terlihat. Kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini,
agar lebih baik serta berguna bagi penunjang ilmu pendidikan. Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan studi kepustakaan dan media
pembelajaran sejenis di kemudian harinya.

Banda Aceh, 15 April 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Perbandingan Hasil Eksperimen antara Base Plate Wax dan Inlay Wax. . .4
2.2 Macam-macam Wax..........................................................................................6
2.3 Kegunaan Wax.................................................................................................12
2.4 Sifat – Sifat Wax...............................................................................................17
BAB III PENUTUPAN..............................................................................................20
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wax atau malam adalah suatu campuran dari beberapa macam bahan organik
dengan berat molekul dan kekuatan rendah serta mempunyai sifat thermoplastik.
Pertama kali digunakan di bidang KG sekitar abad 18 untuk  pencatatan cetakan
rahang tak bergigi. Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi
berasal dari tiga sumber utama, yaitu:
  1. Mineral, seperti malam paraffin
  2. Serangga, seperti malam beeswax
  3. Tumbuhan, seperti malam ceresin

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan hasil eksperimen antara base plate wax dan inlay
wax?
2. Apa saja macam-macam dari wax?
3. Apa saja kegunaan wax?
4. Bagaimana sifat dari masing-masing wax?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui perbandingan hasil eksperimen antara base plate wax dan
inlay wax?
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari wax?
3. Untuk mengetahui apa saja kegunaan wax?
4. Untuk mengetahui bagaimana sifat dari masing-masing wax?

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbandingan Hasil Eksperimen antara Base Plate Wax dan Inlay Wax

Baseplate
 Komposisi:
70-80% lilin berbasis parafin atau ceresin komersial dengan sedikit jumlah lilin
lain. Komposisi khas dapat mengandung 80% ceresin, 12% lilin lebah, 2,5%
carnauba, 3% lilin alami atau sintetis, dan 2,5% microcrystaline atau lilin sintetis.
 Bentuk:
Lembaran dengan warna pink atau merah dengan ukuran 7.6x15x0,13 cm
 Tipe:
 Tipe 1 (lilin lunak): untuk membentuk permukaan dan lapisan tipis
 Tipe 2 (keras): pola pembentukan di dalam mulut, suhu Lingkungan
 Tipe 3 (ekstra keras): pola pembentukan di mulut, suhu tinggi
 Ketentuan:
Mudah membentuk dalam keadaan lunak, Mudah diukir, Larut dalam air panas,
Warna lilin tidak mengotori model, dan Tidak ada iritasi pada jaringan mulut
 Fungsi:
Sebagai Pola pada pembuatan protesa dan plat orthodontik, Labial dan buka
dukungan pada pembuatan ge, sebagai Bite rim (tanggul gigitan) untuk menentukan
dimensi vertikal, dan untuk Melekatkan artificial teeth

Inlay Wax
 Komposisi:
- Lilin utama yang digunakan untuk membentuk lilin inlay adalah parafin, gum
dammar, carnauba, bahan pewarna.
 Bentuk:
- Biasa dibuat dalam bentuk batang dengan bewarna biru tua, hijau, dan ungu.
-Panjang: 3 inci.

4
-Diameter: 0,25 inci.
 Fungsi:
-Membuat pola lilin inlay, mahkota, dan jembatan.
 Tipe:
-Tipe 1: (lunak) digunakan sebagai lilin teknik tidak langsung, aliran lebih besar
dari tipe 2
-Tipe 2: (keras) digunakan sebagai pola penyusunan langsung di mulut, di mana
aliran lebih rendah digunakan untuk meminimalisasi pola gambar pola saat
pelepasan dari rongga mulut
 Syarat:
Aliran sekecil mungkin 1% pada suhu 30 derajat celcius. Maksimal residu 0,10%
pada pemanasan 700 ° -800 ° C, dan Dapat diukir tanpa melekat dengan alat.
 Sifat:
Lilin pola inlay memiliki CTE yang tinggi dan beresolusi dalam dan cendrung
berdistorsi dalam keadaan bebas.
- Distorsi akan meningkat sesui peningkatan suhu dan waktu penyimpanan
- Umumnya, semakin suhu lilin pada saat pola diadaptasi dan dibentuk, semakin
rendah distorsi pada pola yang sudah jadi
-Residual Stres dapat diminimalisasi dengan menggunakan alat carving yang
dipanasi.
-Distorsi dapat dikurangi dengan menjaga suhu penyimpanan minimum, jika
lilin didiamkan lebih dari 30 menit, lilin harus disimpan di kulkas
-Sifat kelentingan pola lilin dapat diminimalisasi dengan cara memendam pola
secepatnya setelah selesai dibentuk.
 Manipulasi:
Dilunakkan dengan sumber panas kering dan stabil. Saat ditempatkan pada
kavitas tekan dan tahan sampai mengeras. Tidak dianjurkan ke dalam air panas
( masuk kedalam massa lilin )

5
2.2 Macam-macam Wax

Lilin pola ( pattern wax )


1) Baseplate wax
Berpola landasan. Komposisinya yaitu lilin lebah untuk memberi elastisitas,
parafin, carnauba untuk memberi kekerasan dan mengatur titik cair, zat warna
estetis. Bentuk sediaannya adalah sheet/lembaran.
Syarat-syarat baseplate wax terdiri dari:
a. Mudah dibentuk dalam keadaan lunak tanpa sobek atau patah.
b. Mudah diukir
c. Larut dalam air panas tanpa residu
d. Tidak mencemari model

2) Casting wax
Merupakan malam tuang/cor untuk membuat pola lilin gigi tiruan rangka logam.
Aplikasi pada model refractory. Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran
dengan ketebalan tertentu. Bahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar
habis dari bumbung tuang tanpa meninggalkan residu.

6
3) Inlay wax
Merupakan lilin tuang/cor. Untuk membuat pola lilin inlay, mahkota dan
jembatan yang akan di cor dengan logam, yang dapat dipergunakan langsung di
dalam mulut atau dengan model. Komposisinya berupa campuran paraffin, lilin lebah,
candelia dan getah damar, serta zat warna.

Lilin proses (processing wax)


1) Boxing wax
Digunakan untuk memagar/membatasi cetakan sebelum diisi/di cor
dengan gips. Dapat dibentuk tanpa pemanasan. Disediakan dalam bentuk
lembaran/batangan.

7
2) Utility wax
Dapat digunakan untuk berbagai keperluan (mendukung bahan cetak,
batas purifier). Diperdagangkan dalam bentuk lembaran dan batangan (merah
tua dan oranye), komposisinya terdiri dari lilin lebah, petroleum dan wax
softener.

Utility wax memiliki beberapa komposisi, yaitu Beeswax, Petrolatum, dan


softener. Fungsi dari utility wax yaitu menghasilkan permukaan yang lebih
baik, dan mencegah perubahan bentuk dan lengkungan dari cetakan. Bentuk
dari wax ini sendiri seperti lembaran berwarna merah tua atau oranye. Sifat
dari wax ini lunak pada suhu kamar, dapat dibentuk dan bersifat lekat.

8
Ketentuan utility wax ini adalah harus bersifat lunak pada suhu 21-24◦C,
Flow tidak boleh kurang dari 65% atau lebih dari 80% pada suhu 37,5◦C, dan
Adhesi memadai pada suhu 21-24◦C.

Gambar Utility wax

3) Sticky wax
Sticky wax memiliki komposisi Beeswax, resin alami seperti getah dammar,
dan zat warna. Bentuk dari wax ini seperti batangan dengan warna gelap atau
mencolok. Fungsi sticky wax adalah memasang potongan resin atau logam pada
posisi sementara, khususnya pada dental stone dan plaster. Sifat dari wax ini
bersifat lengket saat meleleh dan melekat pada permukaan saat diaplikasikan, dan
suhu ruang bersifat keras, bebas lengket, dan rapuh.

9
Gambar Sticky wax

4) Impression wax
Impression wax tersusun atas rantai atom hidrokarbon CH3(CH2)nCH3,
dimana nilai n berada di antara 15 hingga 42. ciri-cirinya tidak memiliki rasa,
tidak berwarna, tidak berbau, dan berminyak pada sentuhan. Malam cetak
biasanya digunakan untuk memastikan keberadaan undercut pada permukaan
preparasi yang dimana hal tersebut akan menimbulkan masalah serius dalam
pencetakan alloy emas.
Namun impression wax cenderung akan terdistorsi apabila diambil pada
daerah yang terdapat undercut. dengan demikian, impression wax memiliki
keterbatasan yaitu hanya dapat digunakan pada edentulous ridge atau permukaan
oklusal. Untuk menggunakan bahan cetak ini diperlukan teknik pemanasan baik
dengan api maupun dengan air panas hingga bahan tersebut benar- benar melunak
dan kemudian siap untuk digunakan untuk mencetak. Proses pendinginan malam
cetak dapat menggunakan semprotan air dengan suhu 16◦C hingga 18◦C.

10
Gambar Impession wax

5) Corrective wax
Corrective wax memiliki komposisi lilin hidrokarbon seperti paraffin, ceresin,
dan beeswax. Fungsi wax ini adalah membentuk lapisan tipis di atas cetakan asli
untuk berkontak dan mencetak detail jaringan mulut. Sifat dari corrective wax
yaitu Flow 100% pada suhu 37◦C, lilin ini tunduk pada distorsi saat pelepasan
dari rongga mulut.

Gambar Corrective wax

11
6) Bite Registration wax
Bite Registration wax sering dibuat dari 28-gauge casting wax sheet atau
hard baseplate wax. Jika diidentifikasi sebagai bite wax,dibuat dari beeswax atau
lilin hidrokarbon seperti paraffin atau ceresin. Bite wax tertentu mengandung
partikel aluminium atau tembaga. Fungsi dari wax ini adalah mengartikulasikan
model tertentu kuadran yang berlawanan secara akurat. Sifatnya yaitu flow yang
diukur saat suhu 37◦C memiliki rentang dari 2,5-22%, indikasi bahwa lilin ini
rentan terhadap distorsi saat pelepasan dari rongga mulut.

Gambar Bite registration wax

2.3 Kegunaan Wax

Kegunaan Masing-Masing Wax


A. Pattern Waxes
Pattern waxes digunakan untuk pola cetakan berbagai restorasi dan
protesa gigi. Mereka semua dibakar tanpa meninggalkan residu, membuat
permukaan halus dan mudah diukir.
1) Base Plate Wax
Kegunaannya untuk bite registration, menahan posisi gigi
dalam gigi tiruan sebelum diproses, Pola untuk peralatan ortodontik,
occlusal rim dan gigi palsu lengkap / penuh.

12
Gambar Base Plate Wax

2) Casting Wax
Kegunaannya Digunakan untuk pola kerangka untuk gigi palsu
parsial.

Gambar Casting Wax

3) Inlay Wax
Kegunaannya untuk membuat pola inlay, mahkota, dan
pontics.

13
Gambar Inlay Wax

B. Processing Waxes
Processing waxes memiliki fungsi tambahan dalam pembuatan cetakan
dan gips.
1) Boxing Wax
Boxing wax digunakan di pinggiran cetakan untuk membuat
'kotak' guna mempertahankan gypsum, digunakan pada pinggiran tray
cetakan untuk mengurangi iritasi pada jaringan lunak,

Gambar Boxing Wax

2) Sticky Wax
Kegunaannya untuk menyatukan material untuk sementara,
menempel ke logam, gipsum dan porselen,

Gambar Sticky Wax

14
3) Blockout wax
Kegunaaannya untuk mengIsi kekosongan/rongga dan
undercut.

Gambar Blackout Wax

4) Carding Wax
Casting wax digunakan untuk soldering techniques dan
melekatkan bagian.

Gambar Carding Wax

5) Utility Wax
Utility Wax memiliki berbagai kegunaan di laboratorium,
sering digunakan bersama dengan boxing wax untuk tujuan yang

15
sama, digunakan untuk pasien ortodontik untuk mengurangi rasa tidak
nyaman dari brackets dan wires.

Gambar Utility Wax

C. Impression Wax
1) Bite Registration Wax
Wax jenis ini dipakai untuk registrasi gigitan dari lengkungan
yang berlawanan (replikasi).

Gambar Bite Registration Wax


2) Corrective wax
Corrective wax digunakan untuk kesan asli untuk merekam
detail jaringan lunak pada pasien edentulous.

16
Gambar Corrective Wax

2.4 Sifat – Sifat Wax

Sifat fisis malam yang terpenting adalah titik cairnya. Walaupun ini mungkin
penting dalam industri tapi ini tidak penting dalam kedokteran gigi, karena biasanya
di kedokteran gigi malam tersebut dicampur dengan berbagai macam malam lainnya.
Malam juga harus mudah untuk dimanipulasi
1. Temperatur Transisi Solid - Solid
Ketika temperatur wax meningkat, transisi solid – solid terjadi ketika
bentuk lattice kristal stabil (orthombic di kebanyakan dental wax) dimulai
untuk merubah bentuk heksagonal yang berada di bawah titik cair wax.
Selama perubahan progresif dari satu tipe lattice ke tipe lattice lainnya, wax
dapat dimanipulasi tanpa putus, pecah atau tertekan. Keberadaan titik transisi
solid - solid dan temperatur yang terjadi tidak hanya membuat wax dapat
dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menjelaskan sifat fisis dan kesesuaian
untuk beberapa prosedur klinis dan laboratorium. Wax yang sesuai dengan
temperatur transisi solid - solid dalam mulut diatas 37°C.

2. Thermal Ekspansi Dan Kontraksi


Wax akan mengalami ekspansi ketika dipanaskan dan berkontraksi
jika temperatur diturunkan. Wax mempunyai koefisien thermal ekspansi lebih

17
besar dibandingkan bahan kedokteran gigi lainnya. Suhu wax dapat menurun
dari 37°-20°C dan penyusutan linear lebih kurang 0,6% dapat terjadi dengan
koefisien thermal ekspansi 350.10-6 /°C .

3. Daya Alir (Flow)


Merupakan sifat yang sangat penting terutama pada pembuatan inlay.
Flow tergantung pada:
 Temperatur yang digunakan pada wax
 Besamya kekuatan yang dikenakan pada wax
 Lamanya kekuatan yang dikenakan pada wax
Flow akan meningkat dengan temperatur yang tinggi diatas temperatur
transisi solid – solid.

4. Tekanan Internal
Wax mempunyai thermal conductivity rendah, sehingga sulit untuk
mencapai hasil yang seragam. Jika wax dibentuk atau diadaptasikan ke bentuk
tanpa pemanasan yang adekuat di atas temperatur transisi solid - solid,
kemungkinan akan terjadi stress pada pembentukan bahan ini. Bentuk dari
stress akan terjadi yang menyebabkan distorsi.

5. Sifat Mudah Pecah (Brittleness)


Pada beberapa dental wax, seperti inlay wax kekerasan sangatlah
diperlukan agar inlay wax dapat dicarving beberapa kali sesuai dengan
keinginan tanpa mengalami patah (Jamilah, 2009).
Warna
Inlay dan wax casting lainnya biasanya sangat berwarna untuk memberikan
kontras yang baik dengan bahan gigi atau die dan memungkinkan tepi dan ekstensi
pola yang tidak diinginkan lainnya mudah terdeteksi. Namun, tampaknya tidak ada
alasan nyata, mengapa pelat dasar wax harus berwarna merah muda. Bagaimanapun,
karena wax adalah penghantar panas yang buruk, ujung-ujungnya menjadi dingin

18
lebih cepat daripada daerah lain dan kemudian harus ada berbagai warna yang
berkaitan dengan gradien suhu dan warna internal, tentu saja, tidak akan terlihat.
Utilitas ini tidak jelas.

19
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Wax atau malam adalah suatu campuran dari beberapa macam bahan organik
dengan berat molekul dan kekuatan rendah serta mempunyai sifat thermoplastik.
Pertama kali digunakan di bidang KG sekitar abad 18 untuk  pencatatan cetakan
rahang tak bergigi. Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi
berasal dari tiga sumber utama, yaitu:
  1. Mineral, seperti malam paraffin
  2. Serangga, seperti malam beeswax
  3. Tumbuhan, seperti malam ceresin dan carnauba .
      Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai
bahan organis dan bahan alami sehingga membuatnya sebagai bahan dengan sifat-
sifat yang sangat berguna. Pembuatan berbagai alat gigi sering membutuhkan bahan
malam yang mempunyai sifat-sifat fisis yang lain untuk berbagai tujuan tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami
dan sintetis
       Konstitusi dasar malam yang biasa dipergunakan di kedokteran gigi berasal dari
3 sumber  utama yaitu mineral, serangga dan tumbuhan. Selain itu malam tersebut
juga mempunyai struktur dan sifat-sifat yang tidak sama satu sama lain dan tidak
semua bahan malam dapat dikontrol

20
DAFTAR PUSTAKA

McCabe, J.F. and Walls, A.W. eds., 2013. Applied dental materials. John Wiley &
Sons.
Krishna Alla, Rama. 2013. Dental materials science. New Delhi:Jaypee Brothers
Medical Publishers. Hal. 292
Combe E.C. (1992). Sari Dental Material. Jakarta : Balai Pustaka.
Scheler & Scheridan. 2010. Basic Guide to Dental Instrument. England. Page 242-
247.
Keumala Hayati. Sifat Sifat Wax Dalam Kedokteran Gigi. 2003. Respository
Universitas Sumatra Utara (hlm 7 - 8)

21

Anda mungkin juga menyukai