Nama Sekolah : SMK Panca Bhakti Rakit Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan (PMKR) Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kelas/Semester/TP : XI-3/4-2019/2020 Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Alokasi Waktu
No Pasangan Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan Ket
SMT 3 SMT 4
BAB I
Perawatan Sistem Utama Engine Dan Mekanisme Katup
1. Cylinder block dan Cylinder Liner
Cylinder block terbuat dari besi tuang dan berfungsi untuk dudukan komponen-komponen mesin dan terdapat water
jacket untuk tempat aliran air pendingin. Cylinder Liner adalah silinder yang dapat dilepas. Cylinder Liner dibagi
menjadi dua tipe, yaitu dry type dan wet type.
3. Katup
Katup terbuat dari baja khusus (special steel), karena katup berhubungan dengan tekanan dan temperatur tinggi.
Gambar 8. Katup
Gambar 8. Katup
Pada umumnya, katup masuk lebih besar dari katup buang. Agar katup menutup rapat pada dudukannya, permukaan
sudut katup (valve face angle) dibuat pada 44,5° atau 45,5°
4. Pegas Katup
Pegas katup (valve spring) digunakan untuk menutup katup. Pada umumnya, mesin menggunakan satu pegas untuk
tiap katupnya, tetapi ada juga yang menggunakan dua pegas. Penggunaan pegas yang jarak pitch-nya berbeda
(uneven pitch spring) atau pegas ganda (double spring) berfungsi untuk mencegah katup melayang.
Katup melayang adalah gerakan katup yang tidak seirama dengan gerakan cam saat putaran tinggi. Pegas dengan
jarak pitch berbeda tipe asymetrical dipasang dengan bagian yang lebih renggang pada posisi atas.
Saat piston menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya bertambah. Pada saat ini,
antara silinder dan piston dibuat celah yang disebut piston clearance.
Pada umumnya, celah piston antara 0,02–0,12 mm. Bentuk piston saat dingin, diameter atas lebih kecil dari diameter
bawah.
Batang piston (connecting rod) berfungsi untuk meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh piston ke crank shaft. Bagian
ujung connecting rod yang berhubungan dengan piston pin disebut small end, dan yang berhubungan dengan poros
engkol disebut big end.
Pada connecting rod terdapat oil hole yang berfungsi untuk memercikkan oli untuk melumasi piston.
Oil pan terbuat dari baja dan dilengkapi separator untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata ketika kendaraan
dalam posisi miring.
Penyumbat oli (drain plug) letaknya di bagian bawah oil pan yang berfungsi untuk mengeluarkan oli mesin bekas.
Pengangkat katup (valve lifter) berfungsi untuk meneruskan gerakan camshaft ke push rod.
katupnya harus disetel. Namun, mesin yang menggunakan hydraulic lifter tidak perlu melakukan penyetelan celah
katup karena celahnya selalu 0 mm.
Batang penekan (push rod) berfungsi untuk meneruskan gerakan lifter ke rocker arm.
Rocker arm berfungsi untuk menekan katup saat tertekan ke atas oleh push rod.
Rocker arm dilengkapi skrup dan mur pengunci untuk penyetelan celah katup.
Pada mesin yang menggunakan lifter hidraulis, tidak dilengkapi skrup dan mur pengunci
3. Model Pelumasan
Bagian-bagian yang bergerak dalam mesin dilumasi dengan empat macam cara yaitu dengan cara percikan
(splash), tekanan (force feed), gabungan dari percikan serta tekanan, yang terakhir adalah pelumasan campur
bahan bakar dengan pelumas (patrol lubrication)
a. Sistem percikan
Minyak lumas akan terbawa oleh batang spoon atau dipper pada waktu piston bergerak ke bawah kemudian
pelumas dipercikkan oleh ujung bagian bawah connecting rod kepada dinding silinder dan bearing. Konstruksi
sistem percikan cukup sederhana, tetapi kendalanya ialah bahwa minyak lumas sangat sulit melalui celah
celah yang sempit. Oleh karenanya sistem ini sekarang jarang sekali digunakan
4. Minyak pelumas
Oli pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan motor. Oleh karena itu ditambah zat-zat
yang memperbaiki prestasinya antara lain:
Anti karat
Untuk melindungi motor dari karatan
Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran
Anti oksidasi (pelindung hangus)
Untuk memperpanjang umur oli
Penahan tekanan tinggi
Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi
Susunan oli motor
Oli motor terdiri dari :
a) Oli pelumas dasar/base oil yang diproseskan dari minyak mentah atau daur ulang oli bekas
b) Bahan tambah additive untuk meningkatkan kemampuan minyak pelumas
Bahan – bahan tambahan
Oli pelumas dasar/base oil tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan motor. Oleh karena itu perlu ditambah zat-zat yang
memperbaiki prestasinya/kualitasnya.
Bahan tersebut antara lain :
Anti karat
Untuk melindungi motor dari kartan
Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran
Anti oksidasi (pelindung hangus)
Untuk memperpanjang umur oli
Penahan tekanan tinggi
Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu tinggi
Karekter engine oil yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Mempunyai viscosity pada working condition yang tepat
Mempunyai performa pelumasan yang baik
Mempunyai daya tahan tinggi terhadap panas dan corrosion
Tidak bergelembung
Informasi :
Karena oli motor sudah terkandung bahan tambahan atau Additive, maka dalam pemakaian sehari-hari oli motor tidak perlu
diberi bahan tambahan atau Additive lagi.
Bahan tambah atau Additive dapat digunakan jika umur kendaraan sudah lama beroperasi dan di overhoul dan getaran
motor juga sudah mulai terasa besar.
Anjuran :
Dalam penggunaan Additive sebaiknya dituang diluar bersama oli, kemudian diaduk hingga merata kemudian dimasukkan
dalam motor.
Klasifikasi Oli
Pada oli motor selalu tercantum dua klasifikasi yang diukur menurut standar tertentu, yaitu :
: Viskositas (kekentalan) Klasifikasi SAE
: SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 20W/50 Contoh
Semakin tinggi indeks SAE, semakin kental oli tersebut.
Oli dengan dua batas indeks disebut “Oli Multigrade” (contoh SAE 20W/50)
: Mutu (petunjuk penggunaan) Klasifikasi API
CA, CB, CC, CD : SA, SB, SC, SD Contoh
OLI MULTIGRADE
Dalam operasional kekentalan oli/viskositas oli tidak tetap, semakin tinggi temperatur semakin encer oli motor.
Pada oli multigrade diberi zat tambahan yang mengatasi efek ini.
Keterangan :
Pada oli multigrade viskositas oli sedikit berbeda dengan oli biasa, pada temperatur rendah oli menjadi encer pada saat
temperatur panas oli semakin kental. Sehingga dalam operasional seperti iklim di Indonesia yang konstan, pemakaian oli
multigrade tersebut tidak banyak manfaatnya. Oli mulktigrade tersebut adalah untuk operasi didaerah yang mempunyai 4
musim, dimana pada saat musim dingin temperatur dapat mencapai minus 100 dibawah nol, tetapi oli tidak membeku,
melainkan malah menjadi encer sehingga motor dapat dihidupkan dengan normal.
Klasifikasi mutu (API)
(API singkatan dari : American Petrolium Institute)
Indeks mutu API merupakan petunjuk penggunaan/mutu oli motor
Klasifikasi
Motor Bensin
Indeks Keterangan
SA, SB, SC, SD Tugas ringan, untuk motor daya rendah, dilapangan sulit didapatkan
SE, SF Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
Banyak beredar dilapangan
SG, SH, SI, SJ Tugas sangat berat, untuk motor daya tinggi
Banyak beredar dilapangan
Keterangan :
Klasifikasi tersebut diatas bisa juga tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan dengan tahun
pembuatannya.
Motor Diesel
Indeks Keterangan
CA – CB Tugas ringan, untuk daya motor rendah sulit didapat dilapangan
CC – CD Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
CE – CF – CG Tugas berat, untuk motor berdaya tinggi atau yang menggunakan Turbo
Keterangan :
Klasifikasi tersebut diatas bisa juga tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan dengan tahun pembuatannya.
Contoh penggunaan :
Toyota Corolla : SE, SF, SG Colt Diesel : CC, CD, CE
(GL. DX, KIJANG) Dyna Diesel
Angkutan kota : SF, SG, SH Angkutan luar kota : CE, CF, CG
Informasi :
Pada kondisi lapangan klasifikasi mutu/API, terdapat satu klasifikasi atau dua klasifikasi.
Contoh : SF, CC – SE, SF – CD, SG – CE, dsb.
Untuk dua klasifikasi maka oli tersebut dapat digunakan untuk motor Bensin dan Diesel
Kualitas oli :
Oli mobil harus terlihat bersih dan halus. Jika Oli terlihat Berkurang,Kotor,Kasar,Hitam,dan Encer dan mengandung
serpihan logam (GRAM),maka Oli Tersebut perlu diganti.
Suara kegaduhan pada pengangkat katup dan bantalan juga merupakan tanda-tanda tekanan oli yang rendah. Penyebab
terjadinya tekanan oli yang rendah antara lain:
a. Pegas penekan katup pada filter lemah atau patah.
b. Pompa oli rusak.
c. Saluran oli pecah atau retak.
d. Saluran oli sebelum unit saklar tekanan terhalang atau tersumbat.
e. Oli yang tidak tepat atau terlalu encer
f. Bantalan mesin aus.
g. Kebocoran pada filter oli
Cara mengatasi gangguan tekanan oli yang rendah tersebut antara lain:
a. Ganti pegas katup filter.
b. Ganti pompa oli.
c. Perbaiki atau tambal saluran olinya.
d. Hilangkan sumbatan pada saluran oli.
e. Ganti oli sesuai dengan spesifikasi
f. Ganti bantalan mesin.
g. Ganti filter dan gasketnya.
Berdasarkan neraca panas di atas maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting, karena
panas yang akan terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 32 persen.
Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang lebih (overheating) dan akan mengakibatkan
gangguan- gangguan sebagai berikut:
a. Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak yang terbuat dari logam paduan aluminium akan
kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah
bentuk atau bahkan mencair.
b. Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian
karena panas berlebihan. Misalnya torak akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium)
daripada blok silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet.
c. Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu. Misalnya cincin torak yang
patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut.
d. Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika suhu naik sampai 250 ºC pada alur
cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik,
atau cincin macet (ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun,
torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
e. Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan (knocking).
a. Pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara bahan bakar menjadi gemuk. Hal
ini menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.
b. Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap putih dan menimbulkan
ketukan dan motor tidak mudah dihidupkan.
c. Kalau pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan
d. Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira-kira 50 ºC
Sistem pendingin air dilengkapi radiator, kipas, thermostate, water jacket, pompa air dan slang karet
Agar air yang panas dapat dingin, maka sebagai pembuang panas dipasangkan radiator.
Air yang berada dalam mantel air dipanaskan oleh hasil pembakaran sehingga suhunya naik, sehingga massa jenisnya
akan turun dan air ini didesak ke atas oleh air yang masih dingin dari radiator. Agar pembuanganpanas dari radiator terjadi
sebesar mungkin maka pada sistem pendingin dilengkapi juga dengan kipas.
Tutup Radiator merupakan salah satu komponen yang berada pada upper tank radiator yang bertekanan dan menutup
rapat. Ini memungkinkan naiknya temperatur pendingin 100o C tanpa terjadi mendidih. Penggunaan tutup radiator yang
bertekanan (pressure cap) diutamakan sebab efek pendinginan radiator bertambah dan membuat perbedaan suhu antara
udara luar dan cairan pendingin. Pada tutup radiator dilengkapi relief valve dan vacuum valve. Bila volume pendingin
bertambah saat temperatur mulai naik, maka tekanan juga akan bertambah. Bila tekanan naik hingga mencapai 0.3-1,0
kg/cm2 pada 110-120oC reliev valve akan membuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui overflow pipe.
Temperatur cairan pendingin berkurang setelah mesin berhenti dan membentuk ruangan vakum di dalam radiator. Vacuum
valve akan membuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti kevakuman dalam radiator. Kemudian
cairan pendingin dalam radiator pada tekanan atmosfir bila mesin sudah benar-benar menjadi dingin.
c. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk menyirkulasikan air pendingin dengan jalan membuat perbedaan tekanan antara
saluran isap dengan saluran tekan pada pompa. Pompa air yang biasa digunakan adalah pompa sentrifugal.
Pompa air ini digerakkan oleh mesin dengan bantuan tali kipas (“V” belt) dan puli dengan perbandingan
putaran antara pompa air dengan mesin sekitar 0,9 sampai 1,3. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengalirkan
air pendingin sesuai dengan operasi mesin.
Gambar 1.13 Konstruksi pompa air
d. Kipas Pendingin
Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas yang terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan
ke udara dengan mudah. Kipas pendingin dapat berupa kipas pendingin biasa (yang diputarkan oleh mesin) atau kipas
pendingin listrik. Kipas pendingin biasa digerakkan oleh putaran puli poros engkol. Poros kipas biasa sama dengan poros
pompa air sehingga putaran kipas sama dengan putaran pompa.
e. Katup Termostat
Katup termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi pada saat suhu mesin yang rendah dan membuka
saluran adri mesin ke radiator pada saat suhu mesin mencapai suhu idealnya. Katup termostat biasanya dipasang pada
saluran air keluar dari mesin ke radiator yang dimaksudkan agar lebih mudah untuk menutup saluran bila mesin dalan
keadaan dingin dan membuka saluran bila mesin sudah panas.
Sistem bahan bakar adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar selanjutnya
mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran bahan bakar dan udara tersebut terdapat dua macam. Cara pertama,
masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara dihisap atau disebut juga dengan sistem bahan bakar
konvensional. Cara kedua, masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara diinjeksikan.
1. Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Komponen sistem bahan bakar konvensional terdiri dari :
a. Tangki bahan bakar.
b. Saluran bahan bakar.
c. Saringan bahan bakar.
d. Pompa bahan bakar.
e. Karburator.
2. Fungsi Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
a. Tangki bahan bakar.
Bagian ini berfungsi untuk menampung bahan bakar bensin. Umumnya tangki bahan bakar terbuat dari
lembaran baja yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian belakang kendaraan
untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan.
b. Saluran bahan bakar
Pada saluran bahan bakar terdapat tiga buah saluran bahan bakar yaitu :
1) Saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan bakar.
2) Saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari karburator ke tangki.
3) Saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan bakar.
c. Saringan bahan bakar
Berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat di dalam bensin. Dalam saringan
terdapat elemen yang berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran bahan bakar, mencegah masuknya air dan
kotoran masuk ke karburator. Partikel kotoran yang besar mengendap di dasar saringan, sedang partikel yang
kecil disaring oleh elemen.
d. Pompa bahan bakar
Pompa bahan bakar ini berfungsi untuk memompa bensin dari tangki bensin kedalam
karburator. Terdapat dua tipe pompa bahan bakar bensin yaitu : pompa bahan bakar bensin tipe mekanik dan
pompa bahan bakar tipe elektrik.
Turunnya temperatur sekeliling juga menghasilkan rendahnya tekanan di dalam tangki bensin,
menyebabkan uap bensin di dalam canister terhisap kembali ke dalam tangki untuk mencegah uap bensin
terbuang keluar. Untuk menjamin agar kapasitas canister dapat bekerja dengan sempurna, beberapa model
dilengkapi dengan dua charcoal canister.
f. Karburator
Karburator adalah komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk mencampur bensin dengan
udara dengan menggunakan perbandingan tertentu.
Adapun macam-macam karburator adalah sebagai berikut :
1) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi 3 yaitu meliputi :
a) Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi). Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi) dewasa ini
masih banyak digunakan karena konstruksinya sederhana.
b) Karburator variable venturi. Karburator variable venturi menggunakan sistem dimana permukaan venturi
dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang dihisap.
c) Karburator air valve venturi Pada karburator air valve venturi, membukanya air valve dikontrol dengan
besarnya udara yang dihisap. Konstruksinya berbeda dengan karburator variable venturi, tetapi cara
kerjanya sama.
Gambar 4. Venturi
Gambar 5. Venturi
h. Cara Kerja Karburator
Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu :
1) Sistem pelampung
2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
3) Sistem Kecepatan Tinggi Primer
4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
5) Sistem Tenaga (Power System)
6) Sistem Percepatan
7) Sistem Cuk
8) Mekanisme idel cepat
9) Hot Idle Compensator
10) Anti Dieseling
11) Deceleration Fuel Cut Off System
Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau gangguan yang disebabkan karburator, maka perlu
diuraikan atau dijelaskan masing-masing sistem yang ada pada karburator.
a) Sistem Pelampung
Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar pada ruang pelampung
selalu konstan. Pada ruang pelampung terdapat pelampung (float) dan jarum pelampung (needle valve).
Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan membuka lebih lebar sehingga
aliran bahan bakar dari ruang pelampung tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui idle port juga
melalui slow port.
Gambar 12. Bagian-bagian yang berkerja pada karburator tipe damper (bobot)
e) Sistem Tenaga
Prymary high system mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan bakar yang ekonomis.
Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan bahan bakar ke prymary
high speed system. Tambahan bahan bakar disuplai oleh power sistem (sistem tenaga) sehingga campuran
udara dan bahan bakar menjadi kaya (12-13 : 1).
f) Sistem Percepatan
Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, katup gas akan membuka secara tiba-tipa pula,
sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat. Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat karena berat
jenis bahan bakar lebih rendah dari pada udara sehingga campuran menjadi kurus. Padahal pada keadaan
tersebut dibutuhkan campuran yang kaya. Untuk itu pada karburator dilengkapi dengan sistem percepatan.
Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa akan bergerak turun menekan bahan
bakar yang ada di ruangan di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar akan mendorong outlet steel
ball dan discharge weight, sehingga bahan bakar keluar melalui pump jet menuju ruang bakar.
Setelah melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi semula karena adanya pegas yang
ada di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar yang ada di ruang pelampung terhisap melalui inlet
steel ball.
g) Sistem Cuk
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian campuran
udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun pada dinding intake manifold karena intake
manifold dalam keadaan dingin. Keadaan tersebut akan mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar
menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup. Sistem cuk membuat campuran udara dan bahan bakar menjadi
kaya (1:1) yang disalurkan ke dalam silinder apabila mesin masih dingin. Ada dua sistem cuk yang biasa
digunakan pada karburator yaitu sistem cuk manual dan sistem cuk otomatis.
(1). Sistem Cuk Manual
Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan linkage yang
dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi akan membuka atau menutup katup cuk cukup menarik
atau menekan tombol cuk yang ada pada instrumen panel (dashboard).
(2). Sistem Cuk Otomatis
Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis tergantung dari
temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan pada karburator ada dua macam
yaitu : sistem pemanas dari exhaust dan sistem electric.
Gambar 18. Cara kerja sistem chuk otomatis dengan sistem pemanas dari exhaust
Gambar 19. Cara kerja sistem chuk otomatis dengan sistem elektrik
Pada saat temperatur mesin naik, maka bimetal membuka thermostatic valve, sehingga udara dari air
horn mengalir ke dalam intake manifold melalui saluran udara dalam flange sehingga campuran udara dan
bahan bakar menjadi normal kembali. Katup thermostatic mulai membuka apabila temperatur di sekeliling
elemen bimetal telah mencapai 55˚ C dan akan membuka penuh pada temperatur 75˚ C.
j) Anti Dieseling
Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan. Meskipun kunci kontak telah
dimatikan, mesin masih bisa hidup karena pada ruang bakar ada panas (bara api). Terjadinya proses
pembakaran bukan karena nyala api dari busi, tetapi dari tumpukan karbon (deposit) yang membara.
Adapun cara kerja anti dieseling adalah sebagai berikut : Apabila kunci kontak di ON kan, maka arus akan
mengalir dari baterai ke solenoid sehingga selonoid akan menjadi magnit. Akibatnya katup tertarik sehingga
saluran pada economiser jet terbuka dan bahan bakar dapat mengalir ke idle port. Setelah kunci kontak
dimatikan, arus yang ke solenoid tidak ada sehingga kemagnitannya hilang. Akibatnya katup solenoid turun
ke bawah karena adanya pegas sehingga saluran pada economiser jet tertutup. Dengan demikian tidak
akan terjadi dieseling karena bahan bakar tidak dapat mengalir ke idle port.
Cara kerja :
(a). Pada saat mesin mati atau bila terjadi back fire, dengan adanya pegas, valve tertekan ke bawah
menutup saluran yang menghubungkan intake manifold dan crankcase.
(b). Pada putaran idling atau pada saat pengurangan kecepatan. Pada saat ini kevacuman intake manifold
tinggi, sehingga valve akan tertarik ke atas (ke bagian intake manifold) untuk memperkecil luas saluran gas
sehingga aliran gas ke intake manifold berkurang.
(c). Pada saat mesin berkerja normal, kevacuman pada intake manifold lebih rendah daripada keadaan 2) di
atas, hal ini mengakibatkan valve akan bergerak turun sehingga luas saluran gas menjadi lebih luas.
(d). Pada saat akselerasi atau pada saat beban berat, pada saat ini kevacuman pada intake manifold lebih
rendah lagi sehingga valve akan bergerak lebih turung lagi tetapi belum menutup. Jadi luas salurangas
menjadi maksimum, yang mana blow by gas dapat mengalir ke intake manifold dalam jumlah yang besar.
Bila gas yang dihasilkan melebihi kapasitas saluran gas pada valve, gas akan dialirkan ke karburator
melalui slang (hose) yang dopasangkan antara kepala silinder dan saringan udara.
Gambar 25. Cara kerja Positif Crankcase Ventilation (PCV) System
BAB V
Perawatan Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi (Electronic Fuel Injection)
Sistem injeksi mulai ditemukan pada tahun 1922–1927 ketika Robert bosch menemukan Pompa Injeksi Diesel. Sejak
tahun 1960 Prinsip Injeksi Bensin mulai diterapkan pada kendaraan bermotor, pada tahun 1967 pabrik mobil VW sudah
menerapkan sistem D-Jetronik, baru tahun 1973 Sistem Injeksi Bensin mulai dipakai secara meluas pada kendaraan
bermotor.
Sistem injeksi digunakan untuk menyemprotkan bahan bakar kedalam engine yang akan dicampur dengan udara
untuk keperluan pembakaran.
Keterangan :
1. bahan bakar bertekanan tinggi 7. knock sensor
2. saluran bensin bersam 8. sensor putaran dan CKP
3. injektor 9. sensor temperatur mesin
4. koil pengapian 10 sensor putaran dan CKP
5. sensor CMP 11. sensor Oksigen
6. intake manifold
Keterangan :
1. Sensor Udara masuk 4. Katup Gas
2. ECU (kontrol unit) 5. Busi
3. Injektor
Gambar 3. Proses pembakaran GDI
Ditinjau dari jumlah penyemprot sistem injeksi debedakan menjadi 2, yaitu Single Point Injection (SPI) dan Multi Point
Injection (MPI).
Sistem injeksi ini masih menyerupai sistem karburator tetapi telah dilengkapi dengan bahan bakar bertekanan dan
pengaturan jumlah penyemprotannya sudah dikontrol secara elektronik.
Keterangan :
1. bensin
2. udara
3. katup gas
4. intake manifold
5. injektor
6. engine
Keterangan :
1. bensin
2. udara
3. katup gas
4. intake manifold
5. injektor
6. engine
Pada sistem SPI injektor terpasang satu buah untuk kebutuhan keseluruhan silinder, sehingga pada sistem ini
perbedaan panjang intake manifold masih mempengaruhi perbedaan pemasukan bensin kedalam engine.
Pada sistem MPI, injektor terpasang satu buah pada masing-masing silinder sehingga pada sistem ini panjang intake
manifold tidak mempengaruhi perbedaan pemasukan bensin kedalam engine. Ketersediaan udara dijamin dengan bentuk
intake manifold yang penampangnya luas pada bagian sebelum dudukan injektor.
Sistem injeksi mekanis (K-Jetronik) pengendaliannya mutlak secara mekanik. Pengukuran jumlah udara yang masuk
dengan penimbang udara mekanis.
Pada sistem K Jetronik, kelistrikan hanya pada bagian pengaliran bahan bakar dan pada bagian penambah bahan
bakar saat start dingin dan penambahan udara saat dingin (Gambar 10).
Keterangan:
1. Kunci kontak 5. Pompa bensin lstrik
2. Injektor start dingin 6. Regulator panas mesin
3. Sakelar waktu start dingin 7. Katup pengatur udara tambahan
4. Relai pompa bensin (Thermo time switch)
Gambar 11. Sistem K-Jetronik
Keterangan :
1. pompa bensin 5. penimbang udara 9. Thermo time switch
2. penyimpan tekanan 6. regulator tekanan bensin 10. pengatur udara tambahan
3. saringan bensin 7. injektor 11. regulator panas mesin
4. regulator tekanan bensin 8. injektor star dingin
Pada sistem injeksi mekanis kerja sistem dapat dibedakan dalam mondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Saat temperatur engine dingin
Ketika temperatur engine dingin perlu tambahan bahan bakar dan udara. Pada K-Jetronik dilengkapi dengan injektor
star dingin yang akan menambah bensin selama engine di star dalam keadaan dingin dan penambahan udara oleh
pengatur udara.tambahan.
Saat engine dingin (kurang dari 70o C) kontak pada thermo time switch keadaan menghubung. Saat mesin di star akan
mengalir listrik dari terminal 50 kunci kontak menuju injektor dan selanjutnya ke ground melalui bimetal dan kontak
pada thermo time switch, akibatnya injektor star dingin menyemprot bensin. Gambar 12.
Keterangan
1. Terminal
2. Elemen pemanas
3. Bimetal
4. Katup penutup saluran
5. Saluran udara tambahan
6. Pegas penarik
Keterangan
1. Terminal
2. Elemen pemanas
3. Bimental
4. Katup membran
5. Saluran pengontrol tekanan bahan bakar
6. Saluran ke pluyer pengontrol
7. Pegas
8. Ventilasi
Pada waktu dingin, membran melengkung ke bawah tekanan diatas plunyer turun (Gambar 15.), piring plat sensor
lebih mudah terangkat bensin akan bertambah banyak pada aliran udara sama..
Bila motor sudah panas, pegas akan menekan membran pada posisi lurus tekanan diatas plunyer jadi lebih besar,
sehingga piring plat sensor lebih sulit terangkat sehingga bensin berkurang pada aliran udara sama..
Keterangan :
1. regulator tekanan bensin 4. sensor katup gas /Throtle Position Sensor
2. sensor temperatur engine 5. Electro Hydroulic pressure actuator
3. airflow sensor 6. ECU
Sensor katup gas (TPS) dilengkapi dengan saklar idle yang menutup saat katup gas tidak dibuka, dan akan membuka saat
katup gas diinjak. Sensor ini hanya berpengaruh setelah engine panas. Sensor TPS juga bersama-sama dengan sensor
rpm engine mendeteksi terjadinya decelerasi/ perlambatan yang akan memberi sinyal ke ECU dan ECU menghentikan
penginjeksian.
Keterangan:
1. Tangki bensin 8. Injektor start dingin 15. Sensor temperatur
2. Pompa 9. Penyetel RPM 16. Thermo time switch
3. Saringan 10. Sensor TPS 17. Sensor RPM
4. Common rail 11. TPS 16 18. Idle Speed Control
5. Regulator tekanan 12. Air flow meter 19. penyetel CO
6. ECU 13. Relay EFI 20. baterai
7. Injektor 14. Lambda sensor 21. kunci kontak
TUGAS-TUGAS
Soal - soal
1. Setelah praktik melakukan over haul engine Bensin Mesin Kijang Seri K. Sebutkan komponen-komponen utama pada engine!
2. Setelah kamu mempelajari materi tentang kepala silinder pada buku siswa. Sebutkan jenis-jenis dari ruang bakar!
3. Sebutkan jenis-jenis engine berdasarkan konstruksi mekanisme katupnya (3)!
4. Sebutkan 3 jenis penggerak mekanisme penggerak poros nok!
5. Sebutkan komponen mekanik katup dan jelaskan fungsinya !
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
..........................................