Disusun Oleh :
Kelompok 2 - Baku Mutu A
Dannis Samuel
Hana Rotua Selvi
Hidayatul Lutfika
M. Kesumaningrat
Maria Romauli
Natasya Laurentia
Olyve Cessari Seruni
Putu Pradnya Paramita
Putri Zahra Ardiyanita
Rensa Alsya
Stefyana Hernawati
Sulastri Dachi
Syifa Aqliyah
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
Panduan Cara Penyimpanan Obat yang Baik (GSP)
1. Pendahuluan
Panduan GDP-GSP ini berkaitan dengan penyimpanan, transportasi dan distribusi sediaan
farmasetik. Hal ini terkait dengan panduan lainnya yang telah direkomendasikan oleh
Komite Ahli WHO bagian Spesifikasi Sediaan Farmasi, seperti :
• Praktik Perdagangan dan Distribusi yang Baik (PDB)/Good Trade and
Distribution Practice (GTDP) dari bahan baku farmasi
• Pengujian stabilitas produk farmasi yang mengandung bahan obat yang stabil
dalam bentuk sediaan konvensional (informasi yang diberikan berhubungan
dengan peraturan dalam hal izin pemasaran)
• GMP
• Cold chain (terutama untuk sediaan vaksin dan sediaan biologis)
• The International Pharmacopeia
Tujuan dari pedoman ini adalah melengkapi penjelasan tersebut diatas dengan
menjelaskan langkah-langkah khusus yang tepat dalam hal penyimpanan dan
pendistribusian sediaan farmasi. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan, asalkan
standar kualitas tetap tercapai.
Pedoman ini berlaku bukan hanya untuk produsen obat tapi juga untuk importir sediaan
farmasi, kontraktor dan pedagang besar sediaan farmasi, serta apoteker masyarakat dan
yang bekerja di Rumah Sakit. Harus dilakukan penyesuaian dengan jenis kegiatan dimana
penyimpanan sediaan farmasi berlangsung. Peraturan nasional dan regional harus
dipatuhi dalam semua kegiatan.
2. Glosarium
Definisi yang diberikan di bawah ini adalah beberapa istilah yang digunakan:
Bahan Aktif Farmasi (API)
Setiap zat atau campuran zat yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pembuatan
sediaan farmasi dan, bila digunakan dalam produksi obat, menjadi bahan aktif obat
tersebut. Zat tersebut dimaksudkan untuk memberikan aktivitas farmakologis atau efek
langsung lainnya dalam diagnosis, penyembuhan, mitigasi, perawatan atau pencegahan
penyakit, atau untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
Kontaminasi
Pengenalan ketidakmurnian bahan kimia atau mikrobiologi yang tidak diinginkan, atau
benda asing, ke dalam bahan baku, atau produk setengah jadi atau produk akhir selama
produksi, pengambilan sampel, pengepakan atau pengemasan ulang, penyimpanan atau
pengangkutan.
Kontaminasi Silang
Kontaminasi bahan baku, produk setengah jadi atau produk akhir dengan bahan baku atau
produk lainnya selama produksi.
Eksipien
Bahan, selain bahan aktif, yang telah dievaluasi untuk keamanan dan termasuk dalam
sistem pengiriman obat ke:
- Bantuan dalam pengolahan sistem pengiriman obat selama pembuatannya;
- Melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas, ketersediaan hayati, atau
penerimaan pasien;
- Membantu identifikasi produk; atau
- Meningkatkan atribut lain dari keseluruhan keamanan dan efektivitas obat selama
penyimpanan atau penggunaan.
Tanggal Kadaluarsa
Tanggal yang berada pada wadah (biasanya pada label) produk obat dan termasuk produk
yang diperkirakan tetap berada dalam spesifikasi, jika disimpan dengan benar. Ini dibuat
untuk setiap batch dengan menambahkan umur simpan ke tanggal pembuatannya.
Pelabelan
Tindakan yang melibatkan pemilihan label yang benar, dengan informasi yang
dibutuhkan, diikuti dengan clearance line dan penerapan label.
Pembuatan
Semua kegiatan pembelian bahan dan produk, produksi, pengendalian mutu, pelepasan,
penyimpanan dan pendistribusian produk jadi, dan pengendalian terkait.
Bahan
Istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan bahan baku (zat aktif farmasi dan
eksipien), reagen, pelarut, alat bantu dalam proses, zat perantara, bahan kemasan, dan
bahan pelabelan.
Bahan kemasan
Semua bahan termasuk bahan yang dicetak, digunakan sebagai kemasan sebuah produk
farmasi, namun tidak termasuk kemasan luar yang digunakan untuk transportasi atau
pengiriman. Bahan kemasan digolongkan sebagai primer atau sekunder sesuai dengan
kegunaan pengemasannya, menempel secara langsung pada produk atau tidak.
Produk farmasi
Semua obat yang ditujukan untuk penggunaan manusia atau produk dari dokter hewan
yang diberikan kepada hewan penghasil makanan, disajikan dalam bentuk sediaan yang
telah siap atau sebagai bahan baku untuk digunakan dalam bentuk dosis seperti itu, yang
dapat dikendalikan oleh undang-undang farmasi, baik di negara pengekspor maupun
negara pengimpor
Produksi
Semua operasi yang terlibat dalam penyiapan produk farmasi, mulai dari penerimaan
bahan, melalui proses pengolahan, pengemasan dan pengemasan ulang, pelabelan dan
pelabelan ulang, hingga penyelesaian produk jadi.
Tanggal pengujian ulang
Tanggal ketika bahan harus diperiksa ulang untuk memastikan apakah bahan tersebut
masih sesuai untuk digunakan.
Penyimpanan
Penyimpanan produk dan bahan farmasi sampai saat bahan tersebut digunakan.
Pemasok
Seseorang yang menyediakan produk dan bahan farmasi sesuai permintaan. Pemasok bisa
jadi seorang agen, pialang, distributor, pekerja pabrik atau pedagang. Bila
memungkinkan, pemasok harus diberi wewenang oleh seseorang yang memiliki otoritas
dan kompeten.
3. Personil
a. Pada tiap tempat penyimpanan (misalnya dari produsen, distributor, pedagang
grosir, apotek atau rumah sakit) harus ada beberapa teknisi ahli yang memenuhi
kualifikasi untuk mencapai tujuan penjaminan mutu farmasi. Peraturan nasional
tentang kualifikasi harus diikuti.
b. Semua personil harus menerima pelatihan yang tepat sehubungan dengan praktik
penyimpanan, peraturan, prosedur, dan keamanan yang baik.
c. Semua anggota staf harus dilatih, dan diamati secara saksama terkait kebersihan
pribadi dan sanitasi.
d. Personil yang dipekerjakan di area penyimpanan harus mengenakan alat
pelindung diri atau pakaian kerja yang sesuai sesuai dengan aktivitas yang mereka
lakukan.
4. Tempat dan fasilitas
Tempat penyimpanan
a. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah orang yang tidak
berkepentingan memasuki area penyimpanan.
b. Area penyimpanan harus memiliki kapasitas yang memadai yang memungkinkan
penyimpanan secara terorganisir dari berbagai kategori bahan dan produk, yaitu
bahan baku dan kemasan, zat perantara, produk dalam karantina, dan produk yang
dirilis ke pasaran, ditolak, dikembalikan atau ditarik.
c. Area penyimpanan harus dirancang atau disesuaikan untuk memastikan kondisi
penyimpanan tetap baik. Secara umum, area tersebut harus bersih dan kering dan
dipelihara dalam batas suhu yang dapat diterima. Bila kondisi penyimpanan
khusus dipersyaratkan pada label (misalnya suhu, kelembaban relatif), maka harus
disediakan, diperiksa, dipantau, dan dicatat. Bahan dan produk farmasi harus
disimpan jauh dari lantai dan disesuaikan agar masih memungkinkan untuk
pembersihan dan inspeksi. Palet harus disimpan dalam kondisi kebersihan yang
baik.
d. Area penyimpanan harus bersih, dan terbebas dari akumulasi limbah dan hama.
Sebuah program sanitasi tertulis harus tersedia untuk menunjukkan frekuensi
pembersihan dan metode yang digunakan untuk membersihkan tempat dan area
penyimpanan. Juga harus ada program tertulis untuk pengendalian hama. Agen
pengontrol hama yang digunakan harus aman, dan sebaiknya tidak terdapat risiko
kontaminasi bahan dan produk farmasi. Harus ada prosedur yang tepat untuk
pembersihan tumpahan apapun untuk memastikan pemusnahan risiko kontaminasi
secara menyeluruh.
e. Proses penerimaan dan pengiriman harus tetap melindungi bahan dan produk dari
cuaca. Area penerimaan harus dirancang dan dilengkapi untuk memungkinkan
kontainer bahan yang baru datang dan produk farmasi untuk dibersihkan, jika
perlu, sebelum disimpan.
f. Bila status karantina dijamin dengan penyimpanan di area yang terpisah, area ini
harus ditandai dengan jelas dan pembatasan akses oleh petugas yang berwenang.
Setiap sistem yang menggantikan karantina fisik harus memberikan keamanan
yang setara. Misalnya, sistem komputerisasi dapat digunakan, asalkan mereka
telah divalidasi untuk menunjukkan keamanan akses.
g. Biasanya harus ada area pengambilan sampel terpisah untuk bahan baku di
lingkungan yang terkontrol. Jika sampling dilakukan di area penyimpanan,
sebaiknya dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya kontaminasi
atau kontaminasi silang. Prosedur pembersihan yang memadai harus dipraktikan
pada area pengambilan sampel.
h. Pemisahan fisik atau pemisahan setara lainnya yang divalidasi (misalnya
elektronik) harus disediakan untuk penyimpanan bahan atau produk yang ditolak,
kadaluarsa, ditarik atau dikembalikan. Bahan atau produk, dan area yang
bersangkutan seharusnya diidentifikasi dengan tepat.
i. Bahan radioaktif dan bahan lain yang sangat aktif, narkotika dan bahan berbahaya,
sensitif, dan/atau berbahaya lainnya dan produk farmasi, serta zat yang
memungkinkan risiko penyalahgunaan, kebakaran atau ledakan, (misalnya cairan
dan padatan mudah terbakar dan gas bertekanan) harus disimpan di area khusus
yang sesuai dengan tingkat keamanan dan keamanan tambahan yang sesuai.
j. Bahan dan produk farmasi harus ditangani dan didistribusikan sesuai dengan
GMP yang dijelaskan di dokumen ini.
k. Bahan dan produk farmasi harus ditangani dan disimpan sedemikian rupa untuk
mencegah kontaminasi, pencampuran dan kontaminasi silang.
l. Bahan dan produk farmasi harus disimpan dalam kondisi yang menjamin
kualitasnya dipertahankan, dan stok harus dirotasikan dengan tepat. Prinsip "first
expired / first out" (FEFO) harus diikuti.
m. Bahan dan produk farmasi yang ditolak harus diidentifikasi dan dikendalikan di
bawah sistem karantina yang dirancang untuk mencegah penggunaannya sampai
keputusan akhir diambil mengenai penanganannya.
n. Obat-obatan narkotika harus disimpan sesuai dengan konvensi internasional, dan
hukum dan peraturan nasional tentang narkotika.
o. Bahan yang rusak harus ditarik dari stok yang dapat digunakan dan dipisahkan.
p. Pada area penyimpanan harus disediakan penerangan yang memadai agar semua
operasi dapat dilakukan secara akurat dan aman.
Kondisi penyimpanan
q. Kondisi penyimpanan untuk produk dan bahan farmasi harus sesuai dengan label,
yang didasarkan pada hasil pengujian stabilitas (lihat Lampiran).
5. Persyaratan penyimpanan
Dokumentasi: instruksi dan catatan tertulis
a. Instruksi dan catatan tertulis yang mendokumentasikan semua aktivitas di area
penyimpanan termasuk penanganan stok kadaluarsa harus tersedia. Hal tersebut
harus cukup menggambarkan prosedur penyimpanan dan menentukan rute bahan
dan produk dan informasi farmasi melalui organisasi jika diperlukan recall
produk.
b. Informasi permanen, tertulis atau elektronik, harus ada untuk setiap bahan atau
produk yang tersimpan yang menunjukkan kondisi penyimpanan yang
direkomendasikan, tindakan pencegahan yang harus dilakukan dan tanggal
pengujian ulang. Persyaratan farmakope dan peraturan nasional saat ini mengenai
label dan kontainer harus selalu ditaati setiap saat.
c. Catatan harus disimpan untuk setiap pengiriman. Catatan tersebut harus
mencakup deskripsi barang, kualitas, jumlah, pemasok, nomor batch pemasok,
tanggal penerimaan, nomor batch yang ditetapkan dan tanggal kadaluwarsa. Bila
peraturan nasional menentukan bahwa catatan harus disimpan untuk jangka waktu
tertentu, hal ini harus diperhatikan. (Jika tidak, catatan semacam itu harus
disimpan untuk jangka waktu yang sama dengan masa pakai bahan dan produk
yang masuk, jika berlaku, ditambah 1 tahun).
d. Catatan komprehensif harus dipertahankan menunjukkan semua penerimaan dan
masalah bahan dan produk farmasi sesuai dengan sistem yang ditentukan, mis.
dengan nomor batch
Pengendalian bahan dan produk farmasi yang sudah kadaluwarsa dan tak terpakai
r. Semua stok bahan dan produk farmasi yang sudah kadaluwarsa dan tak terpakai
harus diperiksa secara teratur. Semua tindakan pencegahan harus diperhatikan
untuk mencegah terjadinya permasalahan bahan dan produk farmasi yang
kadaluwarsa.
8. Produk Recall
a. Harus ada prosedur untuk merecall produk dari pasar, sesegera dan seefektif
mungkin untuk produk dan bahan farmasi yang rusak atau diduga rusak.
Referensi
1. Good trade and distribution practice (GTDP) of pharmaceutical starting materials.
Geneva, World Health Organization, 2002 (unpublished document QAS/01.014;
available on request from Essential Drugs and Medicines Policy, World Health
Organization, 1211 Geneva 27, Switzerland).
2. WHO Expert Committee on Specifications for Pharmaceutical Preparations. Thirty-
fourth report. Geneva, World Health Organization, 1996 (WHO Technical Report Series,
No. 863).
3. Good manufacturing practices for pharmaceutical products. In: Quality assurance of
pharmaceuticals. A compendium of guidelines and related materials. Volume 2. Good
manufacturing practices and inspection. Geneva, World Health Organization, 1999;
WHO Expert Committee on Specifications for Pharmaceutical Preparations. Thirty-Fifth
report. Geneva, World Health Organization, 1999 (WHO Technical Report Series, No.
885); WHO Expert Committee on Specifications for Pharmaceutical Preparations. Thirty-
Sixth report. Geneva, World Health Organization, 2002 (WHO Technical Report Series,
No. 902)
4. The international pharmacopoeia, 3rd ed. Vol. 1: General methods of analysis; Vol. 2:
Quality specifications; Vol. 3: Quality specifications; Vol. 4: Tests, methods, and general
requirements. Quality specifications for pharmaceutical substances, excipients, and
dosage forms; Volume 5: Test and general requirements for dosage forms. Quality
specifications for pharmaceutical substances and tablets (in press). Geneva, World Health
Organization, 1979 – 2002.
Bibliografi
Quality assurance of pharmaceuticals. A compendium of guidelines and related materials.
Volume 1. Geneva, World Health Organization, 1997.
Quality assurance of pharmaceuticals. A compendium of guidelines and related materials.
Volume 2. Good manufacturing practices and inspection. Geneva, World Health
Organization, 1999.
Good storage practice: Joint report of the Committee for Official Laboratories and Medicinal
Control Services and the Industrial Pharmacists Section of the International Pharmaceutical
Federation (FIP). Pharm. Ind., 1980, 42:1082–1085.
Management of drug purchasing, storage and distribution. Manual for developing countries.
Geneva, World Health Organization, 1992.
LAMPIRAN