Kehidupan Sakera
Sakera menjalani kehidupannya dengan bahagia. Ia bahkan
memiliki dua istri. Yang bertama bernama Ginten, sementara
yang kedua bernama Marlena. Ia juga merawat keponakannya
yang bernama Brodin.
Perlawanan Sakera
Setelah musim giling selesai, pabrik gula sangat membutuhkan
banyak lahan untuk menanam tebu. Orang Belanda dengan
liciknya berniat membeli lahan warga dengan harga sangat
murah demi memperluas area kebun mereka. Belanda pun
meminta pada carik Rembang untuk menyiapkan lahan dengan
harga murah tersebut dalam waktu singkat. Carik tersebut
diiming-imingi imbalan yang akhirnya membuat si carik sepakat.
Menjadi Buronan
Markus, sang wakil pemimpin perusahaan datang ke menantang
Sakera. Hal itu membuat ia marah dan tak segan membunuh
Markus dan juga para pengawalnya. Sejak saat itulah Sakera
menjadi buronan para polisi pemerintah Hindia Belanda. Suatu
hari, saat Sakera berkunjung ke rumah ibunya, ternyata mereka
mengancam akan membunuh ibunya jika Sakera tidak menyerah.
Sakera akhirnya pun kalah dan dipenjara di Bangil. Sakera
disiksa bertubi-tubi.