Oleh Kelompok 3
Mega Yusiana Putri (181810101020)
Rizki Gangsar Septiono (181810101026)
Siti Nur Holisah (181810101030)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
7.1 Pengenalan Digraf
Digraf atau graf terarah (graf D) himpunan terbatas tak kosong dari obyek yang disebut
titik dengan himpunan yang (kemungkinan kosong) dari titik D yang berbeda disebut garis atau
tepi terarah. Himpunan titiknya dinotasikan dengan V dan himpunan sisinya dinotsikan dengan
E. Contoh pada gambar 7.1
Bukti. Derajat luar titik dijumlahkan, setiap garis dihitung sekali. Demikian pula, derajat dalam
titik dijumlahkan, setiap garis hanya dihitung satu kali.
-----
Digraf D1 adalah isomorfik ke digraf D2, ditulis D1 ≅ D2, jika ada fungsi bijektif
φ :V ( D1 ) →V ( D 2 ) maka (u , v )∈ E(D1 ) jika dan hanya jika (φ ( u ) , φ( v ))∈ E(D 2). Fungsi φ
subdigraf merentang dari D jika V ( D1 )=V ( D). Titik hilang, garis hilang, diinduksi dan garis
induksi subdigraf didefinisikan dalam cara yang diinginkan. Dua konsep yang terakhir adalah
ilustrasi untuk digraf D pada Gambar 7.4, dimana
V ( D )={ v 1 , v2 , v 3 , v 4 } , U ={ v 1 , v 2 , v 3 } dan X=¿ .
Gamar 7.4: Induksi dan subgraf induksi-garis
Tipe digraf adalah sebagai berikut:
Symmetric Digraph (Digraf Simetrik)
Sebuah digraf adalah simetrik jika (u,v) adalah garis dari D, maka (u,v) adalah garis dari D.
¿
Dalam digraf dan graf terdapat korespondensi satu-satu. Digraf simetrik lengkap K n dari
order n memiliki dua garis (u,v) dan (v,u) untuk setiap titik yang berbeda u dan v
Oriented Graph (Graf Terorientasi)
Digraf disebut Oriented Graph jika setiap kali (u,v) adalah garis dari D1 maka (u,v) bukan
garis dari D. Dengan demikian, graf berorientasi D dapat diperoleh dari graf G dengan
menetapkan arah ke (atau dengan “mengarahkan”) setiap garis dari G, dengan demikian
mengubah setiap garis dari graf G menjadi garis dan mengubah G menjadi graf yang
berorintasi. Graf D juga disebut orientasi dari G. Gambar 7.5 menunjukkan tiga digraf
D1 , D2 dan D3. Sedangkan D1 adalah graf simetris dan D2 adalah graf berorientasi, digraf D3
tidak termasuk.
Underlying Graph (Graf Dasar)
Underlying Graph adalah graf (pada kasus ini graf D) yang diperoleh dengan mengganti
setiap (u,v) atau pasangan simetris (u,v),(v,u) dari garis uv. Graf yang mendasari graf pada
Gambar 7.5 adalah graf G.
V ( D' )=V ( D ) ∪ V ( P '1)∪V (Q'1) dan E ( D' )=E ( D)∪ E(P'1 )∪ E (Q '1)
Karena D kuat, demikian juga D ', bertentangan dengan pilihan H.
-----
n n
( n−1 )−( a+l ) ≤ ( n−1 ) − = −1, mengasilkan kontradiksi.
2 2
-----
7.4 Turnamen
Turnamen dapat didefinisikan sebagai digraf sedemikian rupa untuk setiap pasangan u,v
dari titik yang berbeda, tepat satu dari (u,v) dan (v,u) adalah garis. Gambar 7.11 menunjukkan
turnamen dengan order 3. Faktanya, hanya ada dua turnamen order 3. Jumlah turnamen non-
isomorfik meningkat tajam dengan ordernya. Misalnya, hanya ada satu turnamen order 1 dan
satu order 2. Seperti yang diamati, turnamen T 1 dan T 2 pada gambar 7.11 hanya ada dua
turnamen order 3. Empat turnamen order 4, 12 order 5, 56 order 6 dan 154 miliar order 12.
Karena ukuran turnamen order n adalah (n2 ), menuru Teorema 7.1 bahwa
id v= n
∑
v ∈V (T)
od v= ∑
v ∈V (T )
()2
Turnamen Trnsitif
Turnamen T adalah transitif jika setiap (u,v) dan (v,w)adalah garis dari T, maka (u,w)
juga garis dari T. Turnamen T 2 dari Gambar 7.11 adalah transitif sedangkan T 1 tidak. Digraf
asiklik adala digraf yang tidak mempunyai siklus.
-----
Teorema 7.2 Turnamen adalah transitif jika dan hanya jika itu adalah asiklik
Bukti. Misal T menjadi turnamen asiklik dan misalkan (u,v) dan (v,w) adalah garis dari T.
Karena T adalah asiklik, ( w ,u) ∉ E(T ). Maka, ( w ,u)∈ E(T ) dan T adalah transitif.
Sebaliknya,misal T adalah turnamen transitif dan asumsikan bahwa T adalah siklus, katakan
C=( v 1 , v 2 , … , v k , v 1 ), dimana k ≥ 3. Karena ( v 1 , v 2 ) dan ( v 2 , v 3 ) adalah garis dari turnamen T,
maka ( v 1 , v 3 ) juga garis dari T. Karena ( v 1 , v 3 ) dan ( v 3 , v 4) adalah garis, jika k ≥ 4 maka ( v 1 , v 4)
adalah garis. Demikian pula, ( v 1 , v 5 ), ( v 1 , v 6 ),...,( v 1 , v k ) adalah garis dari T.namun ini
bertentangan dengan fakta bahwa ( v k , v 1) adalah garis dari T. Jadi, T adalah asiklik.
-----
Barisan s1 , s 2 , … , s n bilangan bulat tidak negatif disebut barisan skor turnamen jika
terdapat turnamen T order n yang titiknya berlabel v1 , v 2 , … , v n sedemikian hingga od v i=s i
untuk i=1,2 , .., n. Gambar 7.12 menunjukkan turnamen transitif order n untuk n=3,4,5. Barisan
skor dari setiap turnamen transitif mempunyai properti yang menarik. Hasil berikut
menggambarkan secara tepat urutan dari turnamen transitif.
----
Teorema 7.13 Barisan tidak menurun π dari bilangan bulat tak negatif n adalah barisan skor dari
turnamen transitif order n jika dan hanya jika π adalah barisan 0,1 , … , n−1.
Bukti. Pertama tunjukkan bahwa π : 0,1, … , n−1 adalah barisan skor dari turnamen transitif
order n. Misalkan T adalah turnamen dengan himpunan titik V ( T ) ={v1 , v 2 , … , v n } dan himpunan
garis E ( T )=¿. Klaim bahwa T adalah transitif. Misal ( v i , v j) dan ( v j , v k ) garis di T. Maka
1 ≤ j≤ k. Karena i<k ,(v ¿ ¿ i, v k ) ¿ adalah garis di T maka T adalah transitif. Untuk 1 ≤i ≤n,
od v i=n−i . Oleh karena itu, barisan skor dari T adalah π : 0,1, … , n−1.
Selanjutnya kita tunjukkan bahwa jika T adalah turnamen transitif order n, maka 0,1 , … , n−1
adalah barisan skor dari T. Hal ini ekuivalen dengan menunjukkan bahwa setiap titik dari T
memiliki skor yang berbeda. Misal u dan w menjadi dua titik di T. Asumsikan tanpa
menghilangkan umumnya, bahwa (u,w) adalah garis di T. Misal w menjadi himpunan titik di T
dimana w bertetangga. Oleh karena itu, od w=¿ W ∨¿. Untuk setiap w ∈ W ,(w , x ) adalah garis di
T. Karena T adalah transiif, (u , x) juga garis di T. Maka, od u ≥|W |+1 dan u ≠ od w .
-----
-----
Akibat 7.14 Untuk setiap bilangan bulat positif n, ada teapat satu turnamen transitif order n.
-----
-----
Akibat 7.15 Untuk setiap bilangan bulat positif n, ada teapat satu turnamen asiklik order n.
-----
-----
~
Teorema 7.16 Jika T adalah turnamen dengan tepat k komponen kuat, maka T adalah turnamen
transitif order k.
-----
Kita telah mencatat bahwa ada empat turnamen order 4. Salah satunya adalah transitif yang
terdiri dari empat komponen kuat trivial S1 , S 2 , S 3 , S 4, di mana titik Si bertetangga dengan titik S j
jika dan hanya jika i < j. Ada dua turnamen dengan banyak titik 4 yang berisi dua komponen kuat
S1 dan S2, tergantung pada apakah S1 atau S2 adalah komponen yang kuat dari titik sebanyak 3.
(Tidak ada komponen kuat yang memiliki titik sebanyak 2.) Karena ada empat turnamen pada
order 4, tepatnya ada satu turnamen kuat pada order 4. turnamen ini digambarkan pada Gambar
7.14. Busur tidak ditarik di turnamen T 1, T 2 dan T 3 yang tidak kuat semuanya diarahkan ke
bawah, seperti yang ditunjukkan oleh panah ganda.
Kita juga menyatakan bahwa ada 12 turnamen pada order 5. Ada enam turnamen pada order 5
yang tidak kuat, ditunjukkan pada Gambar 7.15. Lagi, semua busur yang tidak ditarik diarahkan
ke bawah. Jadi, ada enam turnamen yang kuat pada order 5.
memiliki skor s1 , s 2 , … , s s . Kemudian, seharusnya ada titik v j dan v k dengan j < k dan s j< s k
n
sehingga v n bertetanga dengan v k dan v n bertetangga dari v j. Karena skor v k melebihi skor v j, ada
v t titik sehingga v k bertetangga dengan v t, dan v t bertetangga dengan v j (Gambar 7.16 (a)). Jadi, 4
siklus C=( v n , v k , v t , v j , v n) dibuat. Jika kita membalikkan arah busur C, diperoleh juga turnamen
T ' yang memiliki π sebagai barisan skor (Gambar 7.16 (b)). Namun, dalam T ', titik v n
bertetangga dengan v j tapi tidak dengan v k. Oleh karena itu, jumlah dari skor titik yang
bertetangga dari v n lebih kecil di T ' daripada di T , dimana itu tidak mungkin. Dengan demikian,
seperti yang diklaim, v n berdekatan dengan titik yang memiliki skor s1 , s 2 , … , s s . Kemudian
n
∑ s i ≥ ( k2)
i=1
yang diinduksi oleh S adalah turnamen pada order k dan banyak sisi (2k). Karena o d v ≥ o d
T i v
Ti i
untuk 1 ≤i ≤k , maka
k k k
∑ s i=¿ ∑ o d T v i ≥ ∑ o d T vi =¿ ( k2) ¿ ¿
i
i=1 i=1 i=1
∑ s i ≥ ( k2)
i=1
Karena k < n, maka π : s 1 , s 2 , … , sn adalah barisan skor turnamen T 1 dengan order k. Misalkan
τ :t 1 , t 2 , … , t n−k menjadi barisan, di mana t i=sk +i−k untuk i=1,2 , … , n−k. Sehingga
k +1
∑ s i ≥ ( k +1
2 )
i=1
Karena
r +k
∑ s i ≥ ( k +1
2 )
i=1
dan
k
∑ s i=( k2)
i=1
Menghasilkan
r
∑ t i ≥ (k +1
2 )−( k )−rk =( k )
2 2
i=1
dengan holding equality untukr =n−k. Dengan demikian, τ memenuhi (7.1). Karena n−k ≤ n,
ada turnamen T 2 dengan order n−k yang memiliki barisan skor τ.
Misalkan T menjadi turnamen dengan V ( T ) =V (T 1 )∪ V ( T 2 ) dan
E ( T )=E ( T 1 ) ∪ E ( T 2 ) ∪ { ( u , v ) :u ∈V ( T 2 ) , v ∈ V ( T 1 ) }
Maka π adalah barisan skor untuk T , bertentangan dengan asumsi Kita. Karena itu
k
∑ s i>(k2 )
i=1
∑ s i>(k2 )
i=1
∑ s i=( k2)
i=1
Selanjutnya, setiap turnamen yang barisan skornya memenuhi persyaratan ini adalah kuat.
-----
n!
mengandung setidaknya jalur Hamiltonian.
2n−1
-----
Sementara setiap turnamen berisi jalur Hamiltonianian, tentu tidak semua turnamen berisi
siklus Hamiltonian. Memang, menurut Teorema 7.12, setiap turnamen transitif adalah asiklik.
Jika turnamen T mengandung siklus Hamiltonianian, maka T adalah kuat menurut Teorema 7.4.
Paul Camion [41] menunjukkan bahwa kebalikannya juga benar.
-----
Teorema 7.26 Turnamen nontrivial T adalah Hamiltonianian jika dan hanya jika T kuat.
Bukti. Kita telah melihat bahwa setiap turnamen Hamiltonianian adalah kuat. Untuk sebaliknya,
anggaplah bahwa T adalah turnamen kuat nontrivial. Jadi, T mengandung siklus. Misalkan C
menjadi siklus dengan panjang maksimum dalam T . Jika C berisi semua titik pada T , maka C
adalah siklus Hamiltonian. Jadi, asumsikan C bukan Hamiltonianian, katakanlah
C=( v 1 , v 2 , … , v k , v 1 )
dimana 3 ≤ k <n. Jika T berisi titik v yang bertetangga dengan beberapa titik di C dan bertetangga
dari beberapa titik di C, maka harus ada titik vi dari C itu bertetangga dengan v sehingga vi +1
bertetangga dengan v. Dalam hal ini,
C ' =(v 1 , v 2 , … , v i , v , v i+1 , … , v k , v 1)
adalah siklus yang panjangnya lebih besar dari C, menghasilkan kontradiksi. Oleh karena itu,
setiap titik di T yang tidak pada C baik bertetangga dengan setiap titik di C atau bertetangga dari
setiap titik di C. Karena T kuat, harus ada titik dari masing-masing jenis.
Misalkan U adalah himpunan semua titik T yang tidak pada C dan sedemikian hingga
masing-masing titik U bertetangga dari setiap titik di C, dan misalkan W adalah himpunan titik
di T yang tidak pada C sehingga setiap titik W bertetangga dengan masing-masing titik di C
(lihat Gambar 7.20). Kemudian U ≠ ∅ dan W ≠ ∅.
Gambar 7.20: Langkah dari bukti Teorema 7.26
Karena T kuat, ada jalur dari setiap titik di C ke setiap titik di W . Karena tidak ada titik di
C yang bertetangga dengan titik di W , harus ada titik u ∈U yang bertetangga dengan titik w ∈ W .
Kemudian,
C ' ' =(v 1 , v 2 , … , v k ,u , w , v1 )
adalah siklus yang panjangnya lebih besar dari panjang C, adalah kontradiksi.
Jika T adalah turnamen Hamiltonian, maka, tentu saja, setiap titik di T terletak di setiap
siklus Hamiltonianian dari T . Sebenarnya, setiap titik di T terletak pada segitiga pada T juga.
-----
-----
Teorema 7.27 Setiap titik dalam turnamen kuat nontrivial memiliki sebah segitiga.
Bukti. Misalkan v adalah titik dalam turnamen kuat nontrivial T . Menurut teorema 7.26, T
adalah Hamiltonianian. Dengan demikian, T berisi siklus Hamiltonianian ( v=v 1 , v 2 , … , v n , v 1).
Karena v bertetangga dengan v 2 dan bertetangga dari v n, ada sebuah titik vi dengan 2 ≤i<n
sedemikian hingga ( v , vi ) dan ( v i+1 , v) adalah busur dari T. Jadi, ( v , vi , v i +1 , v ) adalah segitiga di
T yang mengandung v.
Mungkin mengejutkan bahwa jika turnamen adalah Hamiltonianian, maka itu harus
memiliki sifat yang jauh lebih kuat. Sebuah digraf D dengan banyak titik n ≥ 3 adalah pansiklik
jika mengandung siklus dari setiap panjang yang mungkin, yaitu, D mengandung siklus panjang
l untuk setiap l=3,4 , … ,n dan titik-pansiklik jika masing-masing titik v pada D terletak pada
siklus dari setiap panjang yang memungkinkan. Frank Harary dan Leo Moser [121]
menunjukkan bahwa setiap turnamen kuat nontrivial adalah pansiklik, sementara John W. Moon
[173] melangkah lebih jauh dengan mendapatkan hasil berikut. Pembuktian yang diberikan di
sini mengacu pada Carsten Thomassen.
-----
-----
Teorema 7.28 Setiap turnamen kuat nontrivial adalah titik-pansiklik.
Bukti. Misalkan T menjadi turnamen dengan banyak titik yang kuat n ≥ 3, dan Misalkan v1
adalah titik di T . Kita tunjukkan bahwa v1 terletak pada siklus luntuk setiap l=3,4 , … ,n. Kita
lanjutkan dengan induksi pada l.
Karena T kuat, maka menurut Teorema 7.27 bahwa v1 terletak pada siklus 3. Asumsikan
v1 terletak pada l-siklus C=( v 1 , v 2 , … , v l , v 1 ), di mana 3 ≤l< n−1. Kita tunjukkan bahwa v1
terletak pada siklus (l +1).
Kasus 1. Ada titik v tidak pada C yang bertetangga dengan setidaknya satu titik di C dan
bertetangga dari setidaknya satu titik di C. Ini menyiratkan bahwa untuk beberapa i(1≤ i<l),
( v i , v ) dan ( v , vi +1) adalah busur di T (di mana semua subskrip berada menyatakan modulo l).
Dengan demikian, v1 terletak pada siklus (l +1)
( v 1 , v 2 , … , v i , v , v i+1 ,… , v l , v1 )
Kasus 2. Tidak ada titik v seperti dalam Kasus 1. Misalkan U menunjukkan himpunan
semua titik di V ( T ) −V (C) yang bertetangga dari setiap titik di C, dan misalkan W menjadi
himpunan semua titik dalam V ( T ) −V (C) yang bertetangga dengan setiap titik C. Kemudian
U ⋃ W =V ( T ) −V (C). Karena T kuat, baik U maupun W adalah kosong dan tidak titik u di U
dan titik w di W sehingga (u , w) ∈ E(T ). Jadi, v1 terletak pada siklus (l +1)
(u , w , v1 , v 2 , … , v l−1 , u)
melengkapi buktinya.
-----
-----
Akibat 7.29 Setiap turnamen kuat nontrivial adalah pansiklik.
-----