Anda di halaman 1dari 22

DIGRAF

TUGAS PENGANTAR TEORI GRAF

Oleh Kelompok 3
Mega Yusiana Putri (181810101020)
Rizki Gangsar Septiono (181810101026)
Siti Nur Holisah (181810101030)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
7.1 Pengenalan Digraf
Digraf atau graf terarah (graf D) himpunan terbatas tak kosong dari obyek yang disebut
titik dengan himpunan yang (kemungkinan kosong) dari titik D yang berbeda disebut garis atau
tepi terarah. Himpunan titiknya dinotasikan dengan V dan himpunan sisinya dinotsikan dengan
E. Contoh pada gambar 7.1

Gambar 7.1 : Digraf


Pada digraf D, V ( D )={u , v , w , x } dan E ( D )= { (u , v ) , ( v , u ) , (u , w ) , ( w , v ) , ( w , x ) } . Banyak istilah
yang digunakan digraf sangat mirip dengan yang digunakan graf dintaranya seperti berikut.
 Order : Kardinalitas himpunan titik dari graf D, biasanya dinotasikan dengan n
 Size : kardinalitas dari himpunan garis (banyak sisi atau garis), biasanya dinotasikan dengan
m
 Jika α =(u , v) adalah garis dari graf D, maka u dikatakan bertetangga dengan v dan v adalah
tetangga dari u.
 Derajat luar : Banyaknya titik yang bertetangga dari titik tersebut. biasanya dinotasikan
dengan od.
 Derajat dalam : Banyaknya titik yang bertetangga ke titik tersebut. biasanya dinotasikan
dengan id.
 Ketetanggan luar : himpunan titik yang bertetangga dari titik tersebut. biasanya dinotasikan
dengan N +¿¿ .
 Ketetanggan dalam : himpunan titik yang bertetangga ke titik tersebut. biasanya dinotasikan
dengan N −¿ ¿.
Derajat sebuah titik pad digraph dapat didapat dengan menjumlahkan derajat dalam dan derajat
luarnya. Untuk lebih jelasnya bisa lihat gambar 7.2
Gambar 7.2 : Derajat luar, derajat dalam dan derajat pada titik
Untuk titik v pada digraf dari Gambar 7.2, od v =3 ,id v=2 dan deg v=5
-----
Teorema 7.1 (Teorema Pertama dari Teori Digraf) Jika D adalah digraf dengan banyak garis
m, maka
∑ od v = ∑ id v =m.
v ∈V (G) v ∈ V (G )

Bukti. Derajat luar titik dijumlahkan, setiap garis dihitung sekali. Demikian pula, derajat dalam
titik dijumlahkan, setiap garis hanya dihitung satu kali.
-----
Digraf D1 adalah isomorfik ke digraf D2, ditulis D1 ≅ D2, jika ada fungsi bijektif
φ :V ( D1 ) →V ( D 2 ) maka (u , v )∈ E(D1 ) jika dan hanya jika (φ ( u ) , φ( v ))∈ E(D 2). Fungsi φ

disebut isomorfisme dari D1 ke D2.


Hanya terdapat satu digraf order 1, yaitu digraf trivial. Juga, hanya ada satu digraf order
2 dan ukuran m untuk setiap m dengan 0 ≤ m≤ 2. Terdapat empat digraf order 3 dan ukuran 3,
semuanya ditunjukkan pada Gambar 7.3.

Gambar 7.3: Digraf Order 3 dan Banyak Sisi 3


Digraf D1 adalah subdigraf dari digraf D jika V ( D1 ) ⊆V (D) dan E ( D1 ) ⊆ E ( D ) .Kita
gunakan D 1 ⊆ D untuk menunjukkan bahwa D1 adalah subdigraf dari D. Subdigraf D1 adalah

subdigraf merentang dari D jika V ( D1 )=V ( D). Titik hilang, garis hilang, diinduksi dan garis
induksi subdigraf didefinisikan dalam cara yang diinginkan. Dua konsep yang terakhir adalah
ilustrasi untuk digraf D pada Gambar 7.4, dimana
V ( D )={ v 1 , v2 , v 3 , v 4 } , U ={ v 1 , v 2 , v 3 } dan X=¿ .
Gamar 7.4: Induksi dan subgraf induksi-garis
Tipe digraf adalah sebagai berikut:
 Symmetric Digraph (Digraf Simetrik)
Sebuah digraf adalah simetrik jika (u,v) adalah garis dari D, maka (u,v) adalah garis dari D.
¿
Dalam digraf dan graf terdapat korespondensi satu-satu. Digraf simetrik lengkap K n dari
order n memiliki dua garis (u,v) dan (v,u) untuk setiap titik yang berbeda u dan v
 Oriented Graph (Graf Terorientasi)
Digraf disebut Oriented Graph jika setiap kali (u,v) adalah garis dari D1 maka (u,v) bukan
garis dari D. Dengan demikian, graf berorientasi D dapat diperoleh dari graf G dengan
menetapkan arah ke (atau dengan “mengarahkan”) setiap garis dari G, dengan demikian
mengubah setiap garis dari graf G menjadi garis dan mengubah G menjadi graf yang
berorintasi. Graf D juga disebut orientasi dari G. Gambar 7.5 menunjukkan tiga digraf
D1 , D2 dan D3. Sedangkan D1 adalah graf simetris dan D2 adalah graf berorientasi, digraf D3
tidak termasuk.
 Underlying Graph (Graf Dasar)
Underlying Graph adalah graf (pada kasus ini graf D) yang diperoleh dengan mengganti
setiap (u,v) atau pasangan simetris (u,v),(v,u) dari garis uv. Graf yang mendasari graf pada
Gambar 7.5 adalah graf G.

Gambar 7.5: Digraf dengan Underlying Graph


Pada digraf, terdapat istilah jalur terarah, siklus terarah, dan sirkuit terarah, identik
dengan istilah jalur, siklus dan sirkuit pada graf biasa. Untuk titik u dan v pada digraf D, jalur
dari u−v pada D adalah himpunan terbatas. W merupakan panjang digraf.
W =(u=u0 , u1 , u2 , … ,u k =v)
-----
Teorema 7.2 Jika D adalah digraf sedemikian hingga od v ≥ k ≥1 untuk setiap titik v di D, maka
D mengandung panjang siklus setidaknya k+1.
Bukti. untuk latihan.
-----
Digraf Terhubung
Digraf D adalah terhubung (atau terhubung lemah) jika graf dasar D terhubung. Digraf
D adalah kuat (atau terhubung kuat) jika setiap pasangan titik u,v, D berisi dua jalur u-v dan
jalur v-u. Semia digraf pada Gambar 7.7 terhubung, hanya D1 yang kuat.

Gambar 7.7: Sifat keterhubungan digraf


Jarak juga dapat didefinisikan dalam digraf. Untuk titik u dan v dalam digraf D yang berisi jalur
u-v, jarak terarah d⃗ (u , v) dari u ke v adalah panjang dari jalur terpendek u-v dalam D.
Beberapa istilah yang digunakan :
 Eksentrisitas : Eksentrisitas e (u) dari titik u pada D adalah jarak dari u ke titik paling jauh
dari titik u.
 Radius : Eksentrisitas minimum titik dari D.
 Diameter : Eksentrisitas maksimum titik dari D.
Setiap titik dari digraf kuat D pada Gambar 7.8 adalah label dengan eksentrisitas. Perhatikan
bahwa rad ( D )=2 dan diam ( D )=5, jadi tidak benar secara umum, bahwa diam ( D ) ≤2 rad ( D),
seperti halnya dengan graf.
Gambar 7.8: Eksentrisitas pada digraf kuat

7.2 Digraf Kuat


-----
Teorema 7.3 misal u dan v menjadi dua titik pada digraf D. untuk setiap jalan u-v pada D,
terdapat jalur u-v sehingga setiap garis di P termasuk W.
-----
-----
Teorema 7.4 A digraf D adalah kuat jika dan hanya jika D mengandung jalan tertutup yang
merentang.
Bukti. Asumsikan bahwa W =(u1 , u2 , … ,u k , u1 ) adalah jalan tertutup merentang pada D. Misal
u , u ∈V ( D). Maka u=ui dan v=u j untuk beberapa i , j dengan 1 ≤i , j≤ k dan i≠ j. Tanpa
kehilangan sifat umum, asumsikan bahwa i < j. Maka W 1=(ui , ui+1 , … ,u j ) adalah jalan ui−u j
pada D dan W 2 =(u j ,u j+1 , … ,u k ,u1 , … , ui) adalah jalan u j−ui pada D. Pada Teorema 7.3, D
mengandung dua jalur u j−ui , jalur pada D dan D kuat.
Sebaliknya, asumsikan D adalah graf kuat dengan V ( D )={v 1 , v 2 , … , v n } dan urutan siklik
v1 , v 2 , … , v n , v n+1=v 1. Selama D kuat, D mengandung jalur vi −v i +1 , Pi untuk i=1,2 , … , n. Maka

urutan jalur P1 , P2 , … , P n menghasilkan jalan tertutup yang merentang pada D.


D dari digraf D diperoleh dari D dengan membalik arah setiap garis D. Dengan
Konvers ⃗
D kuat.
demikian, D adalah kuat jika dan hanya jika konvers ⃗
-----
Teorema Robin
-----
Teorema 7.5 (Teorema Robbins) graf nontrivial G memiliki orientasi kuat jika dan hanya jika
G terhubung dan tanpa garis.
Bukti. Kita sudah mengamati bahwa jika graf G memiliki orientasi kuat, maka G terhubung dan
tanpa garis. Misalkan kebalikannya adalah salah. Maka terdapat graf G yang terhubung dan
tanpa garis tidak memiliki orientasi kuat. Diantara subgraf G, misal H menjadi salah satu urutan
maksimum yang memiliki orientasi kuat. Subgraf tersebut ada karena setiap v ∈V ( G ) .Subgraf
G[{v }] trivial memiliki orientasi kuat. Jadi |V ( H )|<|V ( G)| dengan asumsi G tidak memiliki
orientasi kuat.
Tetapkan arah ke garis dari H sehingga menghasilkan digraf D kuat, tapi tidak menetapkan arah
garis G−E ( H), misal u ∈V (G) dan misal v ∈V ( G )−V (H). Graf G terhubung dan tanpa garis,
dalam Teorema 4.18 bahwa G mengandung dua garis disjoint u-v. Misalkan P menjadi salah satu
jalur u-v dan misal Q menjadi jalur v-u yang menghasilkan jalur u-v lain. Selanjutnya, misal u1
menjadi titik terakhir dari P yang dimiliki H, dan misal v1 adalah titik pertama dari Q yang
dimiliki H. Selanjutnya, misal P1 menjadi subjalur u1−v dari P dan misal Q1 menjadi subjalur
u−v 1dari Q. Arah garis P1dari u1 ke v, menghasilkan arah jalur P'1 dan arah garis Q 1 dari v ke v1 ,

menghasilkan arah jalur Q '1. Digraf D ' didefinisikan oleh

V ( D' )=V ( D ) ∪ V ( P '1)∪V (Q'1) dan E ( D' )=E ( D)∪ E(P'1 )∪ E (Q '1)
Karena D kuat, demikian juga D ', bertentangan dengan pilihan H.
-----

7.3 Digraf Eulerian dan Hamiltonian


Digraf Eulerian
Sirkuit Eulerian dalam digraf D yan terhubung adalah sikuit yang berisi setiap garis dari
D (harus tepat satu kali); sedangkan jejak Eulerian pada D adalah jejak terbuka yang berisi
setiap garis di D. Digraf terhubung yang berisi sirkuit Eulerian adalah digraf Eulerian.
-----
Teorema 7.6 Misal D digraf terhubung nontrivial. Maka D adalah Eulerian jika dan hanya jika
od v =id v untuk setiap titik v pada D.
-----
-----
Teorema 7.7 Misal D digraf terhubung nontrivial. Maka D mengandung Jejak Eulerian jika dan
hanya jika D berisi dua titik u dan v yang sedemikian rupa.
od u=id u+1 dan id v =od v +1
Dimana od w=id wuntuk semua titik w pada D. Selanjutnya,setiap Jejak Eulerian dari D
dimulai di u dan diakhiri di v.
-----

Gambar 7.9: Sirkuit Eulerian dan jejak digraf


Jadi, digraf D1 pada Gambar 7.9 berisi Sirkuit Eulerian, D 2 berisi jejak Eulerian u-v dan D3 tidak
berisi Sirkuit Eulerian maupun jejak Eulerian.
Digraf Hamiltonian
Digraf D adalah Hamiltonian jika D berisi siklus yang merentang. Siklus tersebut
disebut Siklus Hamiltonian dari D. Graf Hamiltonian tidak memiliki karakteristik.
-----
Teorema 7.8 (Teorema Meyniels) Jika D adalah digraf kuat nontrivial ber-order n maka,
deg u+ deg v ≥ 2n−1
Untuk setiap pasangan titik u,v yang tidak bertetangga, maka D adalah Hamiltonian.
Diantara akibat dari Teorema 7.8 adalah hasil yang diperoleh dengan Douglas Woodall[259].
-----
-----
Akibat 7.9 Jika D adalah digraf nontrivial order n maka
od u+id v ≥ n
Setiap u dan v adalah titik yang berbeda dengan (u , v )∉ E(D), maka D adalah Hamiltonian.
Bukti dari teorema berikut (karena Alain Ghouila-Houri [104]) adalah akibat Teorema 7.8.
-----
-----
Akibat 7.10 Jika D adalah digraf kuat order n maka deg v ≥ n untuk setiap titik v pada D, maka
D Hamiltonian.
-----
-----
Akibat 7.11 Jika D adalah digraf order n maka
od v ≥ n/2 dan id v ≥ n/2
Untuk setiap titik v pada D, maka D adalah Hamiltonian.
Bukti. Misalnya teorema tersebut salah. Karena teorema tersebut jelas benar untuk n=2 dan
n=3, ada beberapa bilangan bulat n ≥ 4 dan digraf D order n memenuhi hipotesis tetapi bukan
Hamiltonian. Misal C adalah siklus di D dengan panjang maksimum k. Dari Teorema 7.2 asumsi
bahwa D bukan Hamiltonian 1+n /2 ≤ k <n. Misal juga P adalah jalur panjang maksimum
sedemikian hingga tidak ada titik di P yang terletak di C. Misalkan P adalah jalur u-v dengan
panjang l ≥0. Oleh karena itu, k +l+1 ≤ n. (lihat Gambar 7.10).

Gambar 7.10: Langkah pada bukti dari Akibat 7.11


Karena

l ≤n−k −1≤ n− 1+( n2 )−1= n2 −2


n
Berarti l ≤ −2 ada setidaknya dua titik bertetangga untuk u yang tidak terletak pada P. Karena
2
P adalah jalur terpanjang semua titik tidak terletak pada C, berarti ada setidaknya dua titik yang
terletak pada C yang bertetangga dengan u dan setidaknya ada dua titik bertetangga dari v yang
terletak pada C.
Misal a menunjukkan jumlah titik pada C yang bertetangga dengan u. Jadi a ≥ 2. Untuk
setiap titik x pada C yang bertetangga dengan u, l+1 pada titik x di C tidak bertetangga dengan v,
karena jika tidak, D memiliki siklus panjang melebihi k. Karena C mengandung titik betetangga
dengan v, harus ada titik y pada C yang bertetangga dengan u sehingga l+1 pada titik y di C
bertetangga dengan u atau bertetangga dengan v.
Untuk setiap titik a−1 pada C yang berbeda dari y dan bertetangga dengan u, titik tersebut
tidak bertetangga dengan v. Oleh karena itu, titik ( a−1 ) + ( l+ 1 )=a+l pada C tidak bertetangga
dengan v, jika tidak, D memiliki siklus panjang melebihi k. Karena P adalah jalur terpanjang di
D yang tidak mengandung titik di C, setiap titik yang bertetangga dengan u berada pada C atau
pada P.
Karena id u ≥ n/2 dan hanya titik pada D yang bisa bertetangga dengan u yang dimiliki C atau P,
maka a+l ≥ n/2. Oleh karena itu, v paling banyak bertetangga dengan titik

n n
( n−1 )−( a+l ) ≤ ( n−1 ) − = −1, mengasilkan kontradiksi.
2 2
-----

7.4 Turnamen
Turnamen dapat didefinisikan sebagai digraf sedemikian rupa untuk setiap pasangan u,v
dari titik yang berbeda, tepat satu dari (u,v) dan (v,u) adalah garis. Gambar 7.11 menunjukkan
turnamen dengan order 3. Faktanya, hanya ada dua turnamen order 3. Jumlah turnamen non-
isomorfik meningkat tajam dengan ordernya. Misalnya, hanya ada satu turnamen order 1 dan
satu order 2. Seperti yang diamati, turnamen T 1 dan T 2 pada gambar 7.11 hanya ada dua
turnamen order 3. Empat turnamen order 4, 12 order 5, 56 order 6 dan 154 miliar order 12.

Gambar 7.11: Turnamen order 3

Karena ukuran turnamen order n adalah (n2 ), menuru Teorema 7.1 bahwa
id v= n

v ∈V (T)
od v= ∑
v ∈V (T )
()2
Turnamen Trnsitif
Turnamen T adalah transitif jika setiap (u,v) dan (v,w)adalah garis dari T, maka (u,w)
juga garis dari T. Turnamen T 2 dari Gambar 7.11 adalah transitif sedangkan T 1 tidak. Digraf
asiklik adala digraf yang tidak mempunyai siklus.
-----
Teorema 7.2 Turnamen adalah transitif jika dan hanya jika itu adalah asiklik
Bukti. Misal T menjadi turnamen asiklik dan misalkan (u,v) dan (v,w) adalah garis dari T.
Karena T adalah asiklik, ( w ,u) ∉ E(T ). Maka, ( w ,u)∈ E(T ) dan T adalah transitif.

Sebaliknya,misal T adalah turnamen transitif dan asumsikan bahwa T adalah siklus, katakan
C=( v 1 , v 2 , … , v k , v 1 ), dimana k ≥ 3. Karena ( v 1 , v 2 ) dan ( v 2 , v 3 ) adalah garis dari turnamen T,
maka ( v 1 , v 3 ) juga garis dari T. Karena ( v 1 , v 3 ) dan ( v 3 , v 4) adalah garis, jika k ≥ 4 maka ( v 1 , v 4)
adalah garis. Demikian pula, ( v 1 , v 5 ), ( v 1 , v 6 ),...,( v 1 , v k ) adalah garis dari T.namun ini
bertentangan dengan fakta bahwa ( v k , v 1) adalah garis dari T. Jadi, T adalah asiklik.
-----
Barisan s1 , s 2 , … , s n bilangan bulat tidak negatif disebut barisan skor turnamen jika
terdapat turnamen T order n yang titiknya berlabel v1 , v 2 , … , v n sedemikian hingga od v i=s i
untuk i=1,2 , .., n. Gambar 7.12 menunjukkan turnamen transitif order n untuk n=3,4,5. Barisan
skor dari setiap turnamen transitif mempunyai properti yang menarik. Hasil berikut
menggambarkan secara tepat urutan dari turnamen transitif.

Gambar 7.12: Turnamen trasnsitif order 3,4,5

----
Teorema 7.13 Barisan tidak menurun π dari bilangan bulat tak negatif n adalah barisan skor dari
turnamen transitif order n jika dan hanya jika π adalah barisan 0,1 , … , n−1.
Bukti. Pertama tunjukkan bahwa π : 0,1, … , n−1 adalah barisan skor dari turnamen transitif
order n. Misalkan T adalah turnamen dengan himpunan titik V ( T ) ={v1 , v 2 , … , v n } dan himpunan
garis E ( T )=¿. Klaim bahwa T adalah transitif. Misal ( v i , v j) dan ( v j , v k ) garis di T. Maka
1 ≤ j≤ k. Karena i<k ,(v ¿ ¿ i, v k ) ¿ adalah garis di T maka T adalah transitif. Untuk 1 ≤i ≤n,
od v i=n−i . Oleh karena itu, barisan skor dari T adalah π : 0,1, … , n−1.
Selanjutnya kita tunjukkan bahwa jika T adalah turnamen transitif order n, maka 0,1 , … , n−1
adalah barisan skor dari T. Hal ini ekuivalen dengan menunjukkan bahwa setiap titik dari T
memiliki skor yang berbeda. Misal u dan w menjadi dua titik di T. Asumsikan tanpa
menghilangkan umumnya, bahwa (u,w) adalah garis di T. Misal w menjadi himpunan titik di T
dimana w bertetangga. Oleh karena itu, od w=¿ W ∨¿. Untuk setiap w ∈ W ,(w , x ) adalah garis di
T. Karena T adalah transiif, (u , x) juga garis di T. Maka, od u ≥|W |+1 dan u ≠ od w .
-----
-----
Akibat 7.14 Untuk setiap bilangan bulat positif n, ada teapat satu turnamen transitif order n.
-----
-----
Akibat 7.15 Untuk setiap bilangan bulat positif n, ada teapat satu turnamen asiklik order n.
-----
-----
~
Teorema 7.16 Jika T adalah turnamen dengan tepat k komponen kuat, maka T adalah turnamen
transitif order k.
-----
Kita telah mencatat bahwa ada empat turnamen order 4. Salah satunya adalah transitif yang
terdiri dari empat komponen kuat trivial S1 , S 2 , S 3 , S 4, di mana titik Si bertetangga dengan titik S j
jika dan hanya jika i < j. Ada dua turnamen dengan banyak titik 4 yang berisi dua komponen kuat
S1 dan S2, tergantung pada apakah S1 atau S2 adalah komponen yang kuat dari titik sebanyak 3.
(Tidak ada komponen kuat yang memiliki titik sebanyak 2.) Karena ada empat turnamen pada
order 4, tepatnya ada satu turnamen kuat pada order 4. turnamen ini digambarkan pada Gambar
7.14. Busur tidak ditarik di turnamen T 1, T 2 dan T 3 yang tidak kuat semuanya diarahkan ke
bawah, seperti yang ditunjukkan oleh panah ganda.

Gambar 7.14: Empat turnamen dengan order 4

Kita juga menyatakan bahwa ada 12 turnamen pada order 5. Ada enam turnamen pada order 5
yang tidak kuat, ditunjukkan pada Gambar 7.15. Lagi, semua busur yang tidak ditarik diarahkan
ke bawah. Jadi, ada enam turnamen yang kuat pada order 5.

Gambar 7.15: Enam turnamen dengan order 5 yang tidak kuat


Barisan skor pada turnamen
-----
Teorema 7.17 Sebuah barisan tidak turun π : s 1 , s 2 , … , sn (n≥ 2) dari bilangan bulat non negatif
adalah barisan skor turnamen jika dan hanya jika barisan π 1 : s1 , s 2 ,… , ss , s s +1−1 , … , sn −1 −1
n n

adalah barisan skor turnamen.


Bukti. Asumsikan bahwa π 1 adalah barisan skor turnamen. Lalu ada turnamen T 1 pada order
n−1 memiliki π 1 sebagai barisan skor. Karena itu titik T 1 dapat diberi label sebagai
v1 , v 2 , … , v n−1 sedemikian hingga
s i untuk 1←i ≤ s n
od v i=
{
si−1 untuk i>s n
Kita membangun turnamen T dengan menambahkan titik v n ke T 1 di mana v n bertetangga ke vi
jika 1 ≤i ≤ sn dan v n bertetangga dari vi atau sebaliknya. Kemudian Turnamen T memiliki π
sebagai barisan skor.
Untuk yang sebaliknya, Kita menganggap bahwa π adalah barisan skor. Sehingga ada turnamen
di order n yang barisan skornya π. Di antara semua turnamen, misalkan T sedemikian rupa
sehingga V ( T ) ={v1 , v 2 , … , v n }, od v i=s i untuk i=1,2 , … , n dan jumlah skor pada titik yang
bertentangga dari v n adalah minimum. Kita klaim bahwa v n bertetangga dengan titik yang
memiliki skor s1 , s 2 , … , s s . Asumsikan sebaliknya, bahwa v n tidak berdekatan dengan titik yang
n

memiliki skor s1 , s 2 , … , s s . Kemudian, seharusnya ada titik v j dan v k dengan j < k dan s j< s k
n

sehingga v n bertetanga dengan v k dan v n bertetangga dari v j. Karena skor v k melebihi skor v j, ada
v t titik sehingga v k bertetangga dengan v t, dan v t bertetangga dengan v j (Gambar 7.16 (a)). Jadi, 4

siklus C=( v n , v k , v t , v j , v n) dibuat. Jika kita membalikkan arah busur C, diperoleh juga turnamen
T ' yang memiliki π sebagai barisan skor (Gambar 7.16 (b)). Namun, dalam T ', titik v n
bertetangga dengan v j tapi tidak dengan v k. Oleh karena itu, jumlah dari skor titik yang
bertetangga dari v n lebih kecil di T ' daripada di T , dimana itu tidak mungkin. Dengan demikian,
seperti yang diklaim, v n berdekatan dengan titik yang memiliki skor s1 , s 2 , … , s s . Kemudian
n

T −v n adalah turnamen yang memiliki barisan skor π 1.


-----

Gambar 7.16: Langkah pembuktian teorema 7.17


-----
Teorema 7.18 Barisan tidak naik π : s 1 , s 2 , … , sn pada bilangan bulat non negatif adalah barisan
skor turnamen jika dan hanya jika untuk setiap bilangan bulat k dengan 1 ≤ k ≤ n,
k

∑ s i ≥ ( k2)
i=1

dengan equality holding dimana k = n.


Bukti. Misalkan pertama, π : s 1 , s 2 , … , sn adalah barisan skor dari sebuah turnamen dengan order
n. Kemudian ada turnamen T dengan V ( T ) ={v1 , v 2 , … , v n }, sedemikian hingga od v i=s i untuk
i=1 , 2, … , n. Untuk bilangan bulat k dengan 1 ≤ k ≤ n dan S={v 1 , v 2 , … , v n }, sub digraf T =T [S ]

yang diinduksi oleh S adalah turnamen pada order k dan banyak sisi (2k). Karena o d v ≥ o d
T i v
Ti i

untuk 1 ≤i ≤k , maka
k k k

∑ s i=¿ ∑ o d T v i ≥ ∑ o d T vi =¿ ( k2) ¿ ¿
i
i=1 i=1 i=1

Gambar 7.17: Konstruksi dari turnamen dengan diberikan barisan skor


Kita sekarang membuktikan yang sebaliknya. Misalkan kebalikannya salah. Kemudian di antara
semua contoh berlawanan dimana untuk n minimum, misalkan π : s 1 , s 2 , … , sn menjadi satu
dimana s1 minimum. Kita misalkan dahulu, ada bilangan k dengan 1 ≤ k ≤ n−1 sedemikian
hingga
k

∑ s i ≥ ( k2)
i=1

Karena k < n, maka π : s 1 , s 2 , … , sn adalah barisan skor turnamen T 1 dengan order k. Misalkan
τ :t 1 , t 2 , … , t n−k menjadi barisan, di mana t i=sk +i−k untuk i=1,2 , … , n−k. Sehingga
k +1

∑ s i ≥ ( k +1
2 )
i=1

itu mengikuti dari (7.2) bahwa


k+1 k
sk +1=∑ si−∑ s i ≥ k +1 − k
i=1 i=1 2( )()
2
Sehingga π adalah barisan tidak turun
t i=sk +i−k ≥ s k+1−k ≥0
untuk i=1 , 2, … , n dan juga τ adalah barisan bilangan bulat non negatif yang tidak turun. Kita
sekarang menunjukkan bahwa τ memenuhi (7.1).
Untuk setiap bilangan bulat r dengan 1 ≤r ≤ n−k, kita punya
r r r r+ k k

∑ t i=∑ ( s k+i −k ) =∑ s k+i −rk =∑ s i−∑ si −rk


i=1 i =1 i=1 i=1 i=1

Karena
r +k

∑ s i ≥ ( k +1
2 )
i=1

dan
k

∑ s i=( k2)
i=1

Menghasilkan
r

∑ t i ≥ (k +1
2 )−( k )−rk =( k )
2 2
i=1

dengan holding equality untukr =n−k. Dengan demikian, τ memenuhi (7.1). Karena n−k ≤ n,
ada turnamen T 2 dengan order n−k yang memiliki barisan skor τ.
Misalkan T menjadi turnamen dengan V ( T ) =V (T 1 )∪ V ( T 2 ) dan
E ( T )=E ( T 1 ) ∪ E ( T 2 ) ∪ { ( u , v ) :u ∈V ( T 2 ) , v ∈ V ( T 1 ) }
Maka π adalah barisan skor untuk T , bertentangan dengan asumsi Kita. Karena itu
k

∑ s i>(k2 )
i=1

Untuk k =1 ,2 , … , n−1. Secara khusus, s1 >0.


Kita sekarang mempertimbangkan barisan π ' : s1−1, s2 , s3 , … , s n−1 , sn +1. Lalu π ' adalah
barisan tidak turun dari bilangan bulat non negatif yang sesuai (7.1). Pada minimal s1, ada
turnamen T ' dari order n yang memiliki barisan skor π ' . Misalkan x dan y menjadi titik di T '
sedemikian hingga o dT ' x=sn +1 dano dT ' y=s 1−1. Karena o dT ' x ≥ o dT y +2, ada titik w ≠ x , y '
sedemikian hingga ( x , w)∈ E(T ' ) dan ( w , y )∈ E(T ' ). Jadi, P=( x , w , y ) adalah lintasan dalam T
′.
Misalkan T menjadi turnamen yang diperoleh dari T ' dengan membalik arah busur di P.
Lalu π adalah barisan skor untuk T , menghasilkan kontradiksi.
-----
-----
Teorema 7.19 Barisan tidak turun π : s 1 , s 2 , … , sn bilangan bulat non negatif adalah barisan
skor dari turnamen yang kuat jika dan hanya jika
k

∑ s i>(k2 )
i=1

Untuk 1 ≤ k ≤ n−1 dan


n

∑ s i=( k2)
i=1

Selanjutnya, setiap turnamen yang barisan skornya memenuhi persyaratan ini adalah kuat.
-----

7.5 Raja pada Turnamen


-----
Teorema 7.20 Setiap turnamen mengandung sebuah raja.
Bukti. Misalkan T menjadi turnamen dan misalkan u menjadi titik yang memiliki derajat luar
maksimal dalam T . Kita tunjukkan bahwa u adalah raja. Jika bukan ini kasusnya, maka ada
sebuah titik w dalam T untuk setiap u tidak bertetangga dengan w atau bertetangga dengan titik
mana pun yang bertetangga dengan w. Kemudian w bertetangga dengan setiap titik yang mana u
bertetangga dan bertetangga dengan u juga. Jadi, od w> od u, adalah sebuah kontradiksi.
-----
Sebuah titik u dalam turnamen dari banyak titik n disebut emperor jika od u=n−1.
Karena tidak ada titik yang bertetangga dengan u, kita memiliki pengamatan berikut.
-----
Teorema 7.21 Jika turnamen T memiliki emperor, maka u adalah raja yang unik di T .
Meskipun dimungkinkan bagi suatu turnamen untuk memiliki tepat satu raja, tidak mungkin
untuk sebuah turnamen untuk memuat tepat dua raja.
-----
-----
Teorema 7.22 Setiap turnamen yang tidak mengandung emeperor mengandung setidaknya tiga
raja.
Bukti. Misalkan T menjadi turnamen yang tidak mengandung emperor dan misalkan u menjadi
titik dari derajat luar maksimal dalam T . Dengan pembuktian Teorema 7.20, berarti u adalah raja
pada T .
Di antara semua titik yang bertetangga dengan u, misalkan v menjadi salah satu dari
batas maksimum. Kita mengklaim bahwa v adalah raja pada T . Asumsikan sebaliknya, bahwa v
bukan raja di T. Lalu ada titik x pada T sehingga v tidak bertetangga dengan x ataupun
bertetangga dengan titik yang bertetangga dengan x. Jadi, x bertetangga dengan u dan v.
Selanjutnya, x bertetangga dengan setiap titik dimana v bertetangga. Namun kemudian,
od x> od v, adalah kontradiksi. Dengan demikian, v adalah raja di T .
Selanjutnya, di antara titik yang bertetangga dengan v, misalkan w menjadi salah satu
dari derajat luar maksimum. Kita mengklaim bahwa w juga merupakan raja dari T . Asumsikan,
sebaliknya, bahwa w bukan raja. Lalu ada titik y dari T sehingga w tidak bertetangga dengan y
ataupun bertetangga dengan titik yang bertetangga dengan y. Jadi, y bertetangga dengan v dan w
. Selain itu, y bertetangga dengan setiap titik yang bertetangga dengan w. Namun kemudian,
od y >od w, adalah kontradiksi. Oleh karena itu, w adalah raja di T .
-----

7.6 Turnamen Hamiltonian


-----
Teorema 7.23 Setiap turnamen berisi jalur Hamiltonian.
Bukti. Misalkan T adalah turnamen dengan banyak titik n dan misalkan P=( v1 , v 2 , … , v k )
menjadi jalur terpanjang di T . Jika P bukan jalur Hamiltonian di T , maka a ≤ k <n dan di sana
adalah titik v dari T bukan pada P. Karena P adalah jalur terpanjang, ( v , v 1) ,( v k , v ), ∉ E (T ), dan

juga ( v , v 1) ,( v k , v ), ∈ E (T ). Ini menyiratkan bahwa ada bilangan bulat terbesar i 1 ≤i<k


sedemikian hingga ( v i , v ) ,∈ E(T ). Jadi ( v , vi +1), ∈ E(T ) (lihat Gambar 7.18). Tapi kemudian
( v 1 , v 2 , … , v 1 , v i+1 ,… , v k )
adalah jalur yang panjangnya melebihi P, menghasilkan kontradiksi.

Gambar 7.18: Langkah dari bukti Teorema 7.23


Konsekuensi yang sederhana namun bermanfaat dari Teorema 7.23 berkaitan dengan
turnamen transitif.
-----
-----
Akibat 7.24 Setiap turnamen transitif mengandung tepat satu jalur Hamiltonianian
Akibat sebelumnya adalah kasus khusus dari hasil yang ditemukan secara independen
oleh Réedei [197] dan Tibor Szele [231], yang menunjukkan bahwa setiap turnamen berisi
sejumlah jalur Hamiltonianian ganjil.
Gambar 7.19 menunjukkan turnamen dengan 5 titik yang terdiri dari tiga komponen yang
kuat S1, S2 dan S3, di mana S1 dan S3 terdiri dari satu titik dan S2 adalah 3 siklus. Turnamen ini
memiliki tiga jalur Hamiltonian, yaitu P1=(u , v , w , x , y), P2=(u , v , w , x , y) dan
P3=(u , v , w , x , y ).

Gambar 7.19: Turnamen dengan tiga jalur Hamiltonian


Pembuktian dari hasil ini, dianggap sebagai aplikasi pertama dari metode probabilistic
dalam kombinatorik, yang akan disajikan pada Bab 21 (lihat Teorema 21.3).
-----
-----
Teorema 7.25 Untuk setiap bilangan bulat n ≥ 2, ada sebuah turnamen dari banyak titik n

n!
mengandung setidaknya jalur Hamiltonian.
2n−1
-----
Sementara setiap turnamen berisi jalur Hamiltonianian, tentu tidak semua turnamen berisi
siklus Hamiltonian. Memang, menurut Teorema 7.12, setiap turnamen transitif adalah asiklik.
Jika turnamen T mengandung siklus Hamiltonianian, maka T adalah kuat menurut Teorema 7.4.
Paul Camion [41] menunjukkan bahwa kebalikannya juga benar.
-----
Teorema 7.26 Turnamen nontrivial T adalah Hamiltonianian jika dan hanya jika T kuat.
Bukti. Kita telah melihat bahwa setiap turnamen Hamiltonianian adalah kuat. Untuk sebaliknya,
anggaplah bahwa T adalah turnamen kuat nontrivial. Jadi, T mengandung siklus. Misalkan C
menjadi siklus dengan panjang maksimum dalam T . Jika C berisi semua titik pada T , maka C
adalah siklus Hamiltonian. Jadi, asumsikan C bukan Hamiltonianian, katakanlah
C=( v 1 , v 2 , … , v k , v 1 )
dimana 3 ≤ k <n. Jika T berisi titik v yang bertetangga dengan beberapa titik di C dan bertetangga
dari beberapa titik di C, maka harus ada titik vi dari C itu bertetangga dengan v sehingga vi +1
bertetangga dengan v. Dalam hal ini,
C ' =(v 1 , v 2 , … , v i , v , v i+1 , … , v k , v 1)
adalah siklus yang panjangnya lebih besar dari C, menghasilkan kontradiksi. Oleh karena itu,
setiap titik di T yang tidak pada C baik bertetangga dengan setiap titik di C atau bertetangga dari
setiap titik di C. Karena T kuat, harus ada titik dari masing-masing jenis.
Misalkan U adalah himpunan semua titik T yang tidak pada C dan sedemikian hingga
masing-masing titik U bertetangga dari setiap titik di C, dan misalkan W adalah himpunan titik
di T yang tidak pada C sehingga setiap titik W bertetangga dengan masing-masing titik di C
(lihat Gambar 7.20). Kemudian U ≠ ∅ dan W ≠ ∅.
Gambar 7.20: Langkah dari bukti Teorema 7.26
Karena T kuat, ada jalur dari setiap titik di C ke setiap titik di W . Karena tidak ada titik di
C yang bertetangga dengan titik di W , harus ada titik u ∈U yang bertetangga dengan titik w ∈ W .
Kemudian,
C ' ' =(v 1 , v 2 , … , v k ,u , w , v1 )
adalah siklus yang panjangnya lebih besar dari panjang C, adalah kontradiksi.
Jika T adalah turnamen Hamiltonian, maka, tentu saja, setiap titik di T terletak di setiap
siklus Hamiltonianian dari T . Sebenarnya, setiap titik di T terletak pada segitiga pada T juga.
-----
-----
Teorema 7.27 Setiap titik dalam turnamen kuat nontrivial memiliki sebah segitiga.
Bukti. Misalkan v adalah titik dalam turnamen kuat nontrivial T . Menurut teorema 7.26, T
adalah Hamiltonianian. Dengan demikian, T berisi siklus Hamiltonianian ( v=v 1 , v 2 , … , v n , v 1).
Karena v bertetangga dengan v 2 dan bertetangga dari v n, ada sebuah titik vi dengan 2 ≤i<n
sedemikian hingga ( v , vi ) dan ( v i+1 , v) adalah busur dari T. Jadi, ( v , vi , v i +1 , v ) adalah segitiga di
T yang mengandung v.
Mungkin mengejutkan bahwa jika turnamen adalah Hamiltonianian, maka itu harus
memiliki sifat yang jauh lebih kuat. Sebuah digraf D dengan banyak titik n ≥ 3 adalah pansiklik
jika mengandung siklus dari setiap panjang yang mungkin, yaitu, D mengandung siklus panjang
l untuk setiap l=3,4 , … ,n dan titik-pansiklik jika masing-masing titik v pada D terletak pada
siklus dari setiap panjang yang memungkinkan. Frank Harary dan Leo Moser [121]
menunjukkan bahwa setiap turnamen kuat nontrivial adalah pansiklik, sementara John W. Moon
[173] melangkah lebih jauh dengan mendapatkan hasil berikut. Pembuktian yang diberikan di
sini mengacu pada Carsten Thomassen.
-----
-----
Teorema 7.28 Setiap turnamen kuat nontrivial adalah titik-pansiklik.
Bukti. Misalkan T menjadi turnamen dengan banyak titik yang kuat n ≥ 3, dan Misalkan v1
adalah titik di T . Kita tunjukkan bahwa v1 terletak pada siklus luntuk setiap l=3,4 , … ,n. Kita
lanjutkan dengan induksi pada l.
Karena T kuat, maka menurut Teorema 7.27 bahwa v1 terletak pada siklus 3. Asumsikan
v1 terletak pada l-siklus C=( v 1 , v 2 , … , v l , v 1 ), di mana 3 ≤l< n−1. Kita tunjukkan bahwa v1
terletak pada siklus (l +1).
Kasus 1. Ada titik v tidak pada C yang bertetangga dengan setidaknya satu titik di C dan
bertetangga dari setidaknya satu titik di C. Ini menyiratkan bahwa untuk beberapa i(1≤ i<l),
( v i , v ) dan ( v , vi +1) adalah busur di T (di mana semua subskrip berada menyatakan modulo l).
Dengan demikian, v1 terletak pada siklus (l +1)
( v 1 , v 2 , … , v i , v , v i+1 ,… , v l , v1 )
Kasus 2. Tidak ada titik v seperti dalam Kasus 1. Misalkan U menunjukkan himpunan
semua titik di V ( T ) −V (C) yang bertetangga dari setiap titik di C, dan misalkan W menjadi
himpunan semua titik dalam V ( T ) −V (C) yang bertetangga dengan setiap titik C. Kemudian
U ⋃ W =V ( T ) −V (C). Karena T kuat, baik U maupun W adalah kosong dan tidak titik u di U
dan titik w di W sehingga (u , w) ∈ E(T ). Jadi, v1 terletak pada siklus (l +1)
(u , w , v1 , v 2 , … , v l−1 , u)
melengkapi buktinya.
-----
-----
Akibat 7.29 Setiap turnamen kuat nontrivial adalah pansiklik.
-----

Anda mungkin juga menyukai