Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pada hakekatnya latar belakang penelitian adalah; pernyataan tentang perlunya masalah untuk
diteliti, dan alasan atau pembenaran terhadap pemilihan masalah penelitian. Apabila penelitian
yang dilakukan memiliki dua variable atau lebih, maka latar belakang lebih menekankan atau
memberikan bahasan yang lebih luas pada variable terikat. Pada latar belakang penelitian
minimal berisikan lima point Berikut; Seriousness of the problems, political concern, community
concern, magnitude, manageability.
1. Seriousness of the problem menjelaskan tentang keseriusan masalah yang diteliti. Pada point
ini angka kejadian masalah yang tinggi, kecenderungan angka kejadian yang terus
meningkat, kesakitan dan paling tinggi berupa data atau ang kakematian.
2. political concern menyampaikan beberapa data tentang regulasi pemerintah dan atau
peraturan perundangan. Bisa juga berupa program kerja, kebijkan yang dibuat oleh institusi
atau departemen tertentu dilingkungan pemerintahan pusat maupun daerah.
3. Community concern adalah perhatian masyarakat, kecenderungan yang ada dimasyarakat
LEMBAR KERJA MAHASISWA

Buat latar belakang penelitian dari rencana penelitian yang akan saudara usulkan.

Judul Penelitian
Hubungan Loneliness Dengan Kualitas Hidup Lansia

Seriousness of the problems


Dampak yang terjadi ketika seseorang mengalami stress yaitu pada kondisi psikologisnya

dimana masalah psikolgisnya yang sering dialami lansia adalah kesepian. Secara lebih spesifik,
beberapa penelitian membuktikan bahwa kesepian dikaitkan dengan perilaku bunuh diri pada
populasi dewasa umum. Penelitian Victor & Yang (2012) terhadap subjek berusia 15 tahun ke
atas di United Kingdom, menemukan bahwa depresi berkaitan dengan kesepian untuk semua
kelompok umur. Kesehatan fisik yang buruk berkaitan dengan kesepian pada dewasa muda dan
usia paruh baya tetapi tidak bagi usia selanjutnya.

Political concern
Masalah kesehatan yang dialami oleh seseorang ketika memasuki usia lanjut baik fisiologis
maupun psikologis merupakan reaksi yang ditimbulkan oleh stres. Upaya pemeritah dalam hal
tersebut yaitu dengan peraturan Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia dan Undang-Undang No. 43 tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia. Upaya yang dimaksud adalah dalam rangka memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan penduduk lansia agar kondisi fisik, sosial, dan
mentalnya dapat berfungsi secara wajar (Narulita, 2013).

Community concern
Lanjut usia sering kali dipandang negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat
sekitarnya. Kurangnya perhatian terhadap kelompok lansia, dapat menimbulkan permasalahan
yang kompleks terhadap lansia tersebut, mengingat bahwa kesehatan merupakan aspek sangat
penting yang perlu diperhatikan pada kehidupan lanjut usia (Widuri, 2010). Dukungan social
serta kepedulian pada lansia diperoleh dari keluarga, kerabat dan masyarakat sangat diperlukan
dan berguna bagi lansia sehingga dapat mempertahankan kemandirian dan seminimal mungkin
memiliki ketergantungan pada orang lain, dengan memberikan dukungan dan merubah perilaku
ketergantungan lansia (Arini. D., Hamiyati., Tarma, 2016).

Magnitude
Di Indonesia persentase lansia yang mengalami kesepian ringan sebanyak 69%, kesepian
sedang 11%, kesepian berat 2%, dan sisanya sebanyak 16% tidak mengalami kesepian.
Berdasarkan sensus dan data dari badan pusat statistic (BPS) pada tahun 2015, penduduk lansia
di Indonesia berjumlah 25,48 juta jiwa (8,03%). Kemudian pada tahun 2020 diperkirakan akan
meningkat hingga 28,8 juta jiwa (11,34%). Pada tahun 2017 berdasarkan Dinas Kependudukan
Provinsi DIY memiliki jumlah penduduk sebanyak 3,6 juta jiwa dimana 13,05% adalah
penduduk lanjut usia yang berjumlah 469,8 ribu jiwa, dan menjadikannya sebagai daerah dengan
jumlah lanjut usia tertinggi. Menurut Badan Pusat Statistik (2012) prevalensi kejadian stress
di Indonesia mencapai 8,34%. Di Yogyakarta persentase stres pada lansia mencapai 12,5%
dengan prevalensi perempuan lebih tinggi yaitu 8, 9% dan laki laki 3,6% (Pratiwi, 2016).

Manageability
Pemerintahan di Indonesia mempunyai kewajiban untuk memperhatikan kesejahteraan lansia.
Penanganan permasalahan lanjut usia yang berkembang selama ini dikenal dengan melalui dua
cara, yaitu pelayanan dalam panti dan luar panti. (UEP) (Depsos RI, 2003). Perhatian dari orang-
orang terdekat lansia dan bantuan dari pemerintah sangat penting untuk dilakukan, karena
banyaknya permasalahan yang dapat dialami lansia, diantaranya adalah berbagai penyakit
dikarenakan ketuaannya. Sedangkan salah satu penyakit yang sering datang pada saat seseorang
memasuki usia lansia adalah gangguan tidur. Diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa
melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius.
Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67 % dengan gangguan tidur
yang paling sering ditemui yakni insomnia (Amir, 2007). Dukungan social serta kepedulian pada
lansia diperoleh dari keluarga, kerabat dan masyarakat sangat diperlukan dan berguna bagi lansia
sehingga dapat mempertahankan kemandirian dan seminimal mungkin memiliki ketergantungan
pada orang lain, dengan memberikan dukungan dan merubah perilaku ketergantungan lansia
(Arini. D., Hamiyati., Tarma, 2016).

Anda mungkin juga menyukai